• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISISIS DATA

5.2 Temuan

Selama melakukan observasi, peneliti melihat kebanyakan anak jalanan yang berada di lokasi penelitian adalah pengamen dan tukang sapu bis/angkot. Selain pengamen dan tukang sapu, terdapat juga beberapa anak yang bekerja sebagai pedagang asongan. Aktifitas anak jalanan di lokasi penelitian mulai berjalansekitar pukul 14:00 WIB. Ketika menjalankan aktifitas, anak-anak jalanan tersebut tidak menetap di satu tempat.Mereka berpindah-pindah dengan memilih lokasi yang volume kendaraannya tinggi dengan jumlah penumpang yang banyak. Selama observasi, sesekali peneliti melihat anak-anak jalanan di lokasi penelitian berkumpul untuk beristirahat dan bermain. Hubungan antar anak jalanan kebanyakan tidak sampai mengganggu kegiatan mencari uang, hanya saja ada

beberapa anak yang suka menjahili anak lainnya dengan pembicaraan- pembicaraan kotor dan pukulan-pukulan yang tidak berakibat fatal.

Masyarakat berusia dewasa yang melakukan aktifitas ekonomi di lokasi penelitian cukup banyak seperti agen bis, pedagang asongan, pemilik warung makan, pemilik toko dan sebagainya. Beberapa dari masyarakat berusia dewasa yang melakukan aktifitas ekonomi tersebut akrab dengan anak-anak jalanan, namun ada beberapa hal yang disayangkan seperti pembicaraan-pembicaraan dengan bahasa kotor kadang dilakukan orang-orang dewasa terhadap anak-anak jalanan. Selain itu, mereka kurang mengawasi anak-anak jalanan sehingga banyak anak jalanan yang melakukan tindakan-tindakan menyimpang seperti bermain judi, merokok, saling memaki, bahkan ada beberapa diantara orang dewasa yang ikut bermain judi dengan anak-anak jalanan.

Jenis judi yang dimainkan dinamakan judi tuo, yakni dengan melemparkan dua uang logam sejenis dengan kondisi sisi berbeda dan ketika kedua uang logam tersebut tergeletak dengan kondisi sisi yang sama (dinamakan hidup) akan menjadi pemenang dan bisa melanjutkan lemparan yang akan berhenti/digantikan jika sisi uang logam berlainan/kalah (dinamakan mati). Lemparan uang logam dilakukan secara bergilir dan yang tidak melakukan lemparan bisa terlibat dalam permainan dengan memilih hasil lemparan hidup atau mati. Ketika anak-anak jalanan melakukan aktifitas perjudian, cukup banyak waktu yang tersita sehingga anak yang kalah bermain judi akan melakukan aktifitas ekonominya dengan tambahan waktu dan usaha yang lebih keras sementara anak yang menang akan lebih santai dan mengarah pada kegiatan bermain dan menikmati hasil

Anak-anak jalanan yang melakukan aktifitas di lokasi penelitian banyak yang kondisinya kurang sehat secara jasmani dan rohani. Kondisi jasmani anak-anak jalanan yang tidak sehat dapat dibuktikan dari masing-masing anak yang berpakaian kotor, kulit kotor, sebagian memiliki kuku panjang dan kotor, serta dalam melakukan aktifitas banyak menghirup polusi kendaraan karena tidak menggunakan masker. Anak yang mau menggunanakan masker adalah wanita yang bekerja sebagai pedagang asongan namun masker tersebut tidak selalu digunakan.

Kondisi rohani anak jalanan yang tidak sehat dapat dibuktikan dari karakter masing-masing anak yang terbiasa dengan percakapan-percakapan kotor, banyak diantara mereka yang suka bermain judi, merokok, berbohong, sehingga peneliti membutuhkan usaha yang keras untuk melakukan pendekatan. Peneliti mendapatkan solusi permasalahan perolehan data karena masyarakat yang berusia dewasadan anak-anak yang melakukan aktifitas ekonomi di lokasi penelitian kebanyakan berasal dari suku yang sama dengan peneliti. Keadaan tersebut memudahkan proses penelitian dengan dukungan pendekatan melalui kebudayaan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti tentang kondisi anak-anak jalanan dalam melakukan aktifitasnya, timbul keinginan untuk mencari tahu bagaimana perasaan masing-masing anak dengan aktifitas yang dilakoninya. Terpikir oleh peneliti bahwa perasaan yang senang akan mengarah pada kondisi permasalahan dimana yang menjadi faktor dominan anak bertahan dengan status anak jalanan ada pada pribadi anak itu sendiri, sedangkan perasaan tidak senang akan mengarah pada indikasi anak menjadi anak jalanan ada unsur keterlibatan

masyarakat di lokasi aktifitas anak jalanan serta pertanyaan tentang penanganan yang dilakukan oleh pemerintah. Pemikiran tersebut menjadi bahan pertanyaan untuk wawancara dengan informan.

Informan Kunci 1

Nama : Petrus

Usia : 16 Tahun

Tingkat Pendidikan : 1 SMA

Pekerjaan : Tukang Sapu Angkot/Bis

Urutan Kelahiran : Anak Ke-2 dari 4 Bersaudara

Pekerjaan Ayah : Tukang Bangunan

Pekerjaan Ibu :- (Ibu Rumah Tangga)

Cita-cita : -

Pertemuan pertama peneliti dengan Petrus terjadi di pangkalan becak bermotor, saat itu Petrus terlihat kelelahan dan duduk untuk istirahat sambil menghisap sebatang rokok. Di tempat tersebut Petrus melihat peneliti melakukan pembicaraan yang akrab dengan tukang becak. Beberapa lama kemudian peneliti duduk bersebelahan dan memulai pembicaraan dengan Petrus. Pembicaraan awal peneliti lansung mengarah pada data pribadi, seperti nama, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, urutan kelahiran, pekerjaan orang tua, serta cita-cita. Terjadi sedikit permasalahan ketika saya menanyakan pekerjaan ayahnya, ketika

peneliti berulang-ulang untuk menjawab dengan serius dia selalu menjawab bahwa pekerjaan ayahnya adalah mabuk.

Setelah beberapa saat terdiam, peneliti memberi sedikit nasehat dengan cara bicara yang lembut dan ternyata mampu mengubah situasi. Petrus mulai menanggapi dengan baik. Peneliti kadang-kadang mencairkan suasana dengan melakukan pembicaraan lain seperti pembicaraan tentang masa depan. Beberapa saat setelah peneliti melakukan pembicaraan atas kehendak sendiri, Petrus membuka pembicaraaan tentang aktifitasnya di jalanan. Petrus mengungkapkan tentang teman-teman sekolahnya yang sering menjadikan aktifitasnya sebagai bahan ejekan. Petrus menyatakan bahwa dia sudah terbiasa dengan ejekan dan tidak merasa malu dengan aktifitas yang menjadi rutinitasnya, bahkan dia menyatakan bahwa aktifitasnya bukan aktifitas yang buruk karena bukan pekerjaan yang haram. Setelah pembicaraan tersebut, Petrus kembali bekerja dengan menawarkan jasanya kepada angkutan kota yang lewat.

Selanjutnya pada hari yang berbeda peneliti bertemu kembali dengan informan di tempat yang sama. Saat itu Petrus sedang bersama dengan anak jalanan lainnya, mereka istirahat sambil merokok. Salah satu anak jalanan di tempat tersebut yang bernama Sabar ( Dijadikan sebagai informan kunci ke-5) sedang menghitung uang hasil kerjanya. Sabar meminta api untuk menyalakan rokoknya kepada Petrus, Petrus memberikan rokoknya yang sedang menyala kepada Sabar sambil memberikan nasehat agar merokoknya berhati-hati, jangan sangan sampai dilihat Polisi. Kemudian peneliti bertanya kepada Petrus,

Selanjutnya Peneliti bertanya “Polisi marah juga kalau kalian kerja disini?” Petrus menjawab “Kalau kerja gak dimarahi bang”.

Karena masih kelelahan dan kondisi untuk bekerja kurang mendukung, Petrus cukup lama berbincang-bincang dengan peneliti. Di tempat tersebut peneliti menyempatkan diri bernyanyi sambil memainkan ukulele salah satu anak jalanan yang bernama Gesprin (Namanya diberitahukan oleh Petrus karena Gesprin tidak mau memberitahukan namanya). Setelah menyanyikan beberapa lagu, peneliti mengajari Petrus memainkan ukulele. Ketika peneliti membaur dengan beberapa anak jalanan, perbincangan peneliti tidak bisa terfokus hanya pada satu orang karena anak-anak jalanan yang lain terkadang membuka pembicaraan dengan peneliti juga dengan informan yang sedang peneliti fokuskan untuk diwawancarai. Karena kondisi tersebut, peneliti membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk merampungkan data.

Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan Petrus, Peneliti bertanya tentang jadwal Petrus menjalankan aktifitasnya. Peneliti menanyakan kapan dia memulai dan mengakhiri aktifitasnya. Petrus mengatakan bahwa biasanya dia memulai aktifitasnya setelah pulang sekolah, tepatnya setelah melakukan persiapan dari rumah. Aktifitas tersebut dimulai kira-kira pukul 14:00-15:00 WIB, kemudian Pulangnya dibawah pukul 22:00 WIB karena angkot sudah sepi.

Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan tentang jumlah penghasilannya sehari-hari. Petrus mengatakan bahwa biasanya dia mendapatkan penghasilan hampir mencapai 50 ribu atau lebih sedikit. Kadang-kadang dia juga bisa

mendapatkan hasil sampai 100 ribu, tapi sulit untuk menentukan target karena penghasilan tetap tergantung pada peruntungan.

Setelah mengetahui gambaran tentang jumlah penghasilannya, selanjutnya peneliti menanyakan tentang penggunaan penghasilannya. Petrus mengatakan bahwa penghasilannya diberikan kepada ibunya, sebagian untuk uang jajannya sehari-hari. Selain itu Petrus dengan sedikit tertawa mengatakan kalau kadang- kadang uang yang dijajankannya lebih banyak dibandingkan dengan yang diberikan kepada ibunya.

Pertanyaan selanjutnya adalah tentang tempat bermain. Petrus mengatakan kalau tempat bermainnya kebanyakan di lokasi aktifitasnya. Selain itu, Petrus kadang-kadang bermain di warung internet (Warnet).

Berangkat dari pernyataan tentang bagaimana Petrus menghabiskan waktunya sehari-hari, peneliti menanyakan tentang perasaannya menjadi tukang sapu angkot/bis di tempat tersebut. Petrus mengatakan bahwa dia senang karena bisa menjadi sosok yang produktif walau penghasilannya tidak menentu. Kemudian peneliti menanyakan apakah ada alasan lain yang membuat dia senang. Petrus mengatakan kalau hal lain yang membuat dia senang adalah kebebasan. Di tempat tersebut dia bisa bekerja sambil bermain, selain itu dia bisa melakukan hal yang tidak bisa dilakukan di rumah seperti halnya merokok.

Selanjutnya peneliti menanyakan kronologi Petrus menjadi tukang sapu angkot/bis. Petrus mengatakan kalau dia awalnya coba-coba karena tertarik dengan penghasilan tukang sapu angkot/bis di tempat tersebut. Ternyata setelah dia mencoba malah menjadi rutinitasnya sehari-hari. Dia berani mencoba karena

dia telah terbiasa bermain di lokasi penelitian sehingga tidak terlalu sulit untuk melakukan pekerjaannya sejak awal.

Selanjutnya peneliti bertanya tentang kualitas informan, peneliti menanyakan tentang prestasinya di sekolah atau prestasi yang dapat dibanggakannya. Petrus mengatakan kalau dia tidak pernah mendapat prestasi di sekolah atau prestasi lain yang pantas dia banggakan.

Berangkat dari pernyataan Petrus bahwa sebagian dari penghasilannya diberikan kepada ibunya, peneliti menanyakan bagaimana reaksi orang tuanya ketika dia tidak bekerja. Petrus mengatakan kalau dia tidak bekerja, tidak jadi masalah bagi orang tuanya, hanya ditanyakan alasan kenapa tidak bekerja.

Berdasarkan data pribadi Petrus, khususnya data tentang pekerjaan orang tua, peneliti menanyakan tentang bagaimanan hubungan antar anggota keluarganya dirumah. Petrus mengatakan kalau hubungan antar anggota keluarganya biasa saja walau kadang ada sedikit permasalahan orang tuanya yang membuat kesal.

Setelah mengetahui kondisi keluarga intinya, peneliti menanyakan tentang reaksi keluarga/kerabatnya terhadap pekerjaan yang dilakoninya (Peneliti bertanya apakah ada pihak keluarga/kerabatnya yang melarang dia bekerja). Petrus mengatakan bahwa tidak pernah ada yang mempermasalahkan kalau dia bekerja.

Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada tetangganya yang melarang dia bekerja. Petrus mengatakan tidak ada karena tidak ada yang salah dengan pekerjaannya. Pekerjaannya dikatakan sebagai hal yang biasa dan wajar untuk dikerjakan.

Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada orang di lokasi penelitian yang melarang dia bekerja. Petrus mengatakan jawabannya tidak berbeda dengan pertanyaan sebelumnya, Petrus juga mengatakan bahwa banyak diantara masyarakat di lokasi penelitian yang akrab dengan mereka.

Selanjutnya Peneliti menanyakan apakah ada yang dia takutkan ketika beraktifitas di jalanan (Menjelaskan tentang razia anak jalanan dan gangguan dari orang-orang di tempat tersebut). Petrus mengatakan bahwa tidak ada yang dia takutkan karena pekerjaannya bukanlah hal yang salah, selain itu dia tidak membuat kesalahan di tempat tersebut sehingga tidak ada yang perlu ditakutkan.

Terakhir untuk data penelitian, peneliti menanyakan apakah ada orang yang memarahi dia ketika berbuat kesalahan (Menjelaskan berbagai kesalahan yang sering dilakukan anak-anak jalanan, secara khusus kesalahan yang telah peneliti tahu secara langsung). Petrus mengatakan bahwa tidak ada yang dia takutkan karena pekerjaannya bukanlah hal yang salah, selain itu dia tidak membuat kesalahan di tempat tersebut sehingga tidak ada yang perlu ditakutkan.

Informan Kunci 2

Nama : Nando

Usia : 15 Tahun

Tingkat Pendidikan : 3 SMP

Pekerjaan : Tukang Sapu Angkot/Bis

Pekerjaan Ayah : - (Meninggal)

Pekerjaan Ibu : Pedagang Nasi (Warung Makan)

Cita-cita : -

Nando adalah anak yang sering dijahili informan I. Ketika pertemuan pertama peneliti sedang bersama dengan berberapa anak jalanan termasuk informan I. Di tempat tersebut terlihat beberapa kali informan I memaki Nando bahkan sampaio menendang kaki dan pantatnya. Perlakuan informan I tersebut tidak membuat nando pergi, dia tetap bersama dengan peneliti dan memulai percakapan dengan menanyakan beberapa pertanyaan terhadap peneliti terkait kebudayaan dan garis keturunannya.

Setelah Nando memberikan pertanyaan, peneliti berusaha menjawab semampunya dan ternyata jawaban-jawaban peneliti membuat dia senang dan akrab dengan peneliti. Keakraban tersebut peneliti manfaatkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan lebih awal mencari tahu informasi yang mengarah pada data pribadi, seperti nama, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, urutan kelahiran, pekerjaan orang tua, serta cita-cita. Nando juga antusias menceritakan tentang keluarganya, termasuk tentang kakek dan neneknya yang tempat tinggalnya diketahui peneliti.

Pertemuan selanjutnya terjadi di lokasi yang sama, saat itu Nando beristirahat dengan menghabiskan waktu dengan anak-anak jalanan lainnya sambil menunggu angkot/bis yang membutuhkan jasanya kembali ramai. Peneliti datang menghampiri dan memulai perbincangan dengan sedikit basa-basi.

Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan Nando, Peneliti bertanya tentang jadwal menjalankan aktifitasnya. Peneliti menanyakan kapan dia memulai dan mengakhiri aktifitasnya. Seperti halnya jawaban informan I, Nando mengatakan bahwa biasanya dia memulai aktifitasnya setelah pulang sekolah, tepatnya setelah melakukan persiapan dari rumah. Aktifitas tersebut dimulai kira- kira pukul 14:00-15:00 WIB, kemudian Pulangnya dibawah pukul 22:00 WIB karena angkot sudah sepi.

Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan tentang jumlah penghasilannya sehari-hari. Nando mengatakan bahwa dia lebih sering mendapatkan penghasilan hampir mencapai 50 ribu. Kadang-kadang dia juga bisa mendapatkan hasil lebih dari 50 ribu walau sulit.

Setelah mengetahui gambaran tentang jumlah penghasilannya, selanjutnya peneliti menanyakan tentang penggunaan penghasilannya. Nando mengatakan bahwa kebanyakan dari penghasilannya diberikan kepada ibunya, sebagian untuk uang jajan.

Pertanyaan selanjutnya adalah tentang tempat bermain. Nando mengatakan kalau dia lebih sering bermain lokasi aktifitasnya walau kadang-kadang bermain di warung internet (Warnet).

Berangkat dari pernyataan tentang bagaimana Nando menghabiskan waktunya sehari-hari, peneliti menanyakan tentang perasaannya menjadi tukang sapu angkot/bis di tempat tersebut. Nando mengatakan bahwadia senang karena dengan pekerjaannya dia bisa menghasilkan uang yang cukup banyak, selain itu dia juga bisa bermain dengan anak-anak jalanan lainnya. Kemudian peneliti

menanyakan apakah ada alasan lain yang membuat dia senang, Nando mengatakankalau hal lain yang membuat dia senang adalah pekerjaannya yang bebas dari aturan. Dia mengatakan kalau dia bekerja tergantung keinginan dia sendiri, tidak ada yang mengatur.

Selanjutnya peneliti menanyakan kronologi Nando menjadi tukang sapu angkot/bis. Nando mengatakan kalau dia awalnya mencoba karena tertarik dengan jumlang uang yang bisa dihasilkan. Selain itu, dia sudah sering bermain di lokasi tersebut.

Selanjutnya peneliti bertanya tentang kualitas informan, peneliti menanyakan tentang prestasinya di sekolah atau prestasi yang dapat dibanggakannya. Nando mengatakan kalau dia tidak pernah mendapat prestasi di sekolah atau prestasi lain yang pantas dia banggakan.

Berangkat dari pernyataan Nando bahwa sebagian dari penghasilannya diberikan kepada ibunya, peneliti menanyakan bagaimana reaksi orang tuanya ketika dia tidak bekerja. Nando mengatakan bahwa kalau dia tidak bekerja hanya ditanyai kenapa tidak bekerja dan menyarankan agar dia bekerja karena penghasilannya lumayan membantu.

Berdasarkan data pribadi Nando, khususnya data tentang pekerjaan orang tua, peneliti menanyakan tentang bagaimanan hubungan antar anggota keluarganya dirumah. Nando mengatakaan kalau hubungan keluarganya dirumah baik-baik saja.

apakah ada pihak keluarga/kerabatnya yang melarang dia bekerja). Nando mengatakan kalau tidak ada keluarga/kerabatnya yang melarang dia bekerja, termasuk ompungnya (sebutan untuk kakek/nenek) yang ada di kampung.

Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada tetangganya yang melarang dia bekerja. Nando mengatakan tidak ada tetangganya yang melarang dia bekerja karena tidak ada yang salah dengan pekerjaannya.

Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada orang di lokasi penelitian yang melarang dia bekerja. Nando mengatakan kalau banyak orang di lokasi penelitian yang kenal dengannya dan orang-orang di tempat tersebut tidak melarang anak- anak jalanan di tempat tersebut bekerja. Mereka hanya marah atau kesal ketika anak-anak jalanan di tempat tersebut berbuat kesalahan.

Selanjutnya Peneliti menanyakan apakah ada yang dia takutkan ketika beraktifitas di jalanan (Menjelaskan tentang razia anak jalanan dan gangguan dari orang-orang di tempat tersebut). Nando mengatakan tidak ada yang dia takutkan ketika dia bekerja karena selama ini dia aman bekerja di tempat tersebut. Hanya saja dia kadang-kadang kesal dengan orang-orang yang menjahilinya.

Terakhir untuk data penelitian, peneliti menanyakan apakah ada orang yang memarahi dia ketika berbuat kesalahan (Menjelaskan berbagai kesalahan yang sering dilakukan anak-anak jalanan, secara khusus kesalahan yang telah peneliti tahu secara langsung). Nando mengatakan biasanya kalau dia dimarahi ketika berbuat salah, terutama orang yang mengenalnya.

Informan Kunci 3

Nama : Syahrul

Usia : 13 Tahun

Tingkat Pendidikan : 1 SMP

Pekerjaan : Pengamen

Urutan Kelahiran : Anak Ke-5 dari 6 Bersaudara

Pekerjaan Ayah : Tukang Parkir

Pekerjaan Ibu : Pedagang Asongan

Cita-cita : Tentara

Awal pertemuan dengan Syahrul peneliti penasaran dengan perbedaan ciri- ciri fisiknya dengan anak lain. Syahrul memiliki fisik yang kelihatan sehat, kulit putih dan terawat, pakaian bersih dan sifat yang ramah. Rasa penasaran tersebut menjadi salah satu dorongan bagi peneliti untuk mencari tahu penyebab perbedaan ciri-ciri fisik tersebut. Setelah beberapa kali melakukan observasi, peneliti melihat Syahrul makan di tempat para pedagang asongan dan dekat dengan seorang ibu yang juga pedagang asongan. ibu tersebut terlihat memberikan perhatian kepadanya dan beberapa kali Syahrul terlihat tertawa dan tersenyum ketika mereka berinteraksi. Tidak lama kemudian datang seorang gadis pedagang asongan dan bergabung dengan Syahrul dan ibunya

hendak pergi mengamen, peneliti mendekati Syahrul dan menanyakan apakah ibu tersebut adalah ibunya dan gadis tersebut adalah saudarinya. Ternyata dugaan peneliti benar, Syahrul mengatakan bahwa Ibu tersebut adalah Ibunya dan gadis tersebut adalah saudarinya. Mengetahui bahwa Ketika Syahrul menjalankan aktifitas mengamen dia selalu mendapatkan perhatian dari ibu dan saudarinya, menjadi jawaban bahwa ternyata perbedaan ciri-ciri fisik Syahrul dengan anak lainnya karena Ibu dan saudarinya selalu memberikan perhatian ketika dia menjalankan aktifitas di jalanan.

Setelah peneliti megetahui bahwa ibu Syahrul bekerja di lokasi yang sama dengannya, peneliti tertarik untuk menjadikan ibu Syahrul sebagai informan tambahan. Selain untuk mendapatkan informasi tentang Syahrul, peneliti juga ingin mendapatkan informasi tentang anak jalanan lainnya dari ibu Syahrul karena bekerja di lokasi yang sama. Pada waktu tersebut peneliti langsung melakukan pendekatan dengan ibu Syahrul dan ternyata peneliti ditanggapi.

Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan Syahrul, Peneliti bertanya tentang jadwal menjalankan aktifitasnya. Peneliti menanyakan kapan dia memulai dan mengakhiri aktifitasnya. Syahrul mengatakan bahwa biasanya dia memulai aktifitasnya setelah pulang sekolah, kadang setelah melakukan persiapan dari rumah kadang langsung ke lokasi karena ibunya bekerja di tempat yang sama. Aktifitas tersebut dimulai kira-kira pukul 13:30-14:00 WIB, kemudian Pulangnya dibawah pukul 20:00 WIB bersama dengan orang tua dan saudarinya. Kadang dia pulang lebih cepat karena pekerjaaannya diambil alih oleh abang/saudaranya.

Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan tentang jumlah penghasilannya sehari-hari. Syahrul mengatakan bahwa dia lebih sering mendapatkan penghasilan hampir mencapai 50 ribu, kadang-kadang lebih banyak.

Setelah mengetahui gambaran tentang jumlah penghasilannya, selanjutnya peneliti menanyakan tentang penggunaan penghasilannya. Syahrul mengatakan hampir semua dari penghasilannya diberikan kepada ibunya, sebagian untuk uang jajan sewaktu bekerja.

Pertanyaan selanjutnya adalah tentang tempat bermain. Syahrul mengatakan kalau dia sering bermain lokasi aktifitasnya, selain itu dia biasanya bermain di sekitar rumahnya.

Berangkat dari pernyataan tentang bagaimana Syahrul menghabiskan waktunya sehari-hari, peneliti menanyakan tentang perasaannya menjadi pengamen di tempat tersebut. Syahrul mengatakan bahwadia senang karena dia bisa menghasilkan uang, selain itu dia juga senang karena di tempat tersebut dia bersama dengan ibunya dan bisa bermain dengan anak-anak jalanan lainnya. Kemudian peneliti menanyakan apakah ada alasan lain yang membuat dia senang,

Syahrul hanya terpaku pada alasan sebelumnya.

Selanjutnya peneliti menanyakan kronologi Syahrul menjadi pengamen.

Syahrul mengatakan kalau dia sering bermain di lokasi penelitian tempat ibunya bekerja, kemudian karena biasa melihat anak-anak jalanan di lokasi tersebut dia mengetahui jumlah uang yang bisa dihasilkan dengan mengamen. Selanjutnya dia meminta izin kepada ibunya untuk mengamen dan ternyata diizinkan.

Selanjutnya peneliti bertanya tentang kualitas informan, peneliti menanyakan tentang prestasinya di sekolah atau prestasi yang dapat dibanggakannya. Syahrul hanya diam sehingga peneliti memberikan sedikit canda dengan menyebut dia bodoh di sekolah. Sambil tertawa Syahrul spontan menjawab kalau dia adalah murid kesayangan guru di sekolah.

Berangkat dari pernyataan Syahrul bahwa sebagian dari penghasilannya

Dokumen terkait