Ketuntasan Hasil Belajar
3. Temuan peneliti
a. Temuan Penelitian Pada Tindakan Siklus 1
Beberapa temuan yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus 1 adalah sebagai berikut :
1) Masih ada sebagian murid yang kurang memperhatikan penyampaian guru
51 737
2) Murid kurang aktif bertanya bahkan masih ragu-ragu dalam pengemukakan pendapat,meskipun sebenarnya belum mengerti.
3) Murid belum bisa mengerjakan LKM tanpa ada bimbingan dari guru
4) Guru dalam pembelajaran belum sepenuhnya melaksanakan apa yang telah dirancang sebelumnya dalam pembelajaran dengan menggunakan model think pair share (TPS).
5) Guru kurang mengoptimalkan waktu Sehingga pembelajaran berlangsung tidak sesuai dengan yang diharapkan
b. Temuan Penelitian tindakan Siklus II
Beberapa temuan yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut :
1) Perhatian murid terhadap guru yang menjelaskan materi telah meningkat sehingga pemahaman murid terhadap materi meningkat pula
2) Murid telah aktif bertanya dalam proses pembelajaran dan tidak ragu-ragu lagi dalam mengemukakan pendapatnya
3) Murid dapat menyelesaikan LKM walaupun tanpa ada bimbingan dari guru.
51 737
4) Guru dalam pembelajaran telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah di susun sebelumnya dalam pembelajaran dengan menggunakan think pair share (TPS).
5) Guru telah bisa mengefisiensikan waktu dengan baik, sehingga proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan yang diharapkan
B. Pembahasan a. Aktivitas murid
Fokus pembahasan adalah aktivitas guru dan murid dalam pembelajaran IPA pokok Sumber Daya Alam
Perbandingan aktivitas murid siklus I dan II dapat kita lihat pada tabel 4.11.berikut:
Tabel 4.11.Perbandingan aktivitas murid siklus I dan siklus II
No Aktivitas Murid Persentase
siklus I
Persentase siklus II
1 Banyaknya murid yang hadir 97% 100%
2 Murid yang memperhatikan penjelasan guru 63% 74%
3 Murid yang bekerja sama dan berpartisispasi
dalam kelompok dengan cara berpasangan 29% 80%
4 Murid yang aktif pada saat diskusi 38% 70%
5 Murid yang mengajukan pertanyaan 38% 62%
6 Sikap saling menghargai sesama anggota
kelompok 51% 62%
7 Murid yang melakukan aktivitas lain saat guru
menjelaskan 56% 25%
51 737
Rata-rata 51,4% 74,4%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa: kehadiran murid dalam proses belajar mengajar meningkat dari 97% menjadi 100%. Murid memperhatikan penjelasan guru meningkat dari 63% menjadi 74%, Murid yang bekerja sama dan berpartisispasi dalam kelompok dengan cara berpasangan meningkat 29% menjadi 80%, Murid yang aktif pada saat diskusi 38% menjadi 70%, Murid yang mengajukan pertanyaan meningkat 38% menjadi 62%, Sikap saling menghargai sesama anggota kelompok meningkat dari 51% menjadi 62%, dan Murid yang melakukan aktivitas lain saat guru menjelaskan menurun dari 56% menjadi 25%. Rata-rata aktivitas murid meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu 51,4% menjadi 74,7%.
Gambar: 4.9. Statistik perbandingan aktivitas Murid dari siklusd I ke siklus II
51 737 b. Hasil belajar
Hasil tindakan siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan, hal ini dilihat dari hasil belajar murid pada tindakan siklus 1 yang belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan peneliti.
Pada tindakan siklus II Keberhasilannya sudah mencapai target yang diinginkan, hal ini dilihat dari jawaban murid pada tes akhir sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
Tabel 4.12.Perbandingan ketuntasan hasil belajar murid I dan siklus siklus II
Persentase
Skor Kategori Siklus I Siklus II
% %
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siklus I mengalami peningkatan pada siklus II yaitu dari 30 murid pada siklus I terdapat 20 murid yang tidak tuntas
Perbandingan Hasil Belajar Murid Siklus I dan Siklus II
51 737
b. Hasil belajar
Hasil tindakan siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan, hal ini dilihat dari hasil belajar murid pada tindakan siklus 1 yang belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan peneliti.
Pada tindakan siklus II Keberhasilannya sudah mencapai target yang diinginkan, hal ini dilihat dari jawaban murid pada tes akhir sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
Tabel 4.12.Perbandingan ketuntasan hasil belajar murid I dan siklus siklus II
Persentase
Skor Kategori Siklus I Siklus II
% %
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siklus I mengalami peningkatan pada siklus II yaitu dari 30 murid pada siklus I terdapat 20 murid yang tidak tuntas
Aktivitas Murid
Perbandingan Hasil Belajar Murid Siklus I dan Siklus II
51 737
b. Hasil belajar
Hasil tindakan siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan, hal ini dilihat dari hasil belajar murid pada tindakan siklus 1 yang belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan peneliti.
Pada tindakan siklus II Keberhasilannya sudah mencapai target yang diinginkan, hal ini dilihat dari jawaban murid pada tes akhir sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
Tabel 4.12.Perbandingan ketuntasan hasil belajar murid I dan siklus siklus II
Persentase
Skor Kategori Siklus I Siklus II
% %
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siklus I mengalami peningkatan pada siklus II yaitu dari 30 murid pada siklus I terdapat 20 murid yang tidak tuntas
Perbandingan Hasil Belajar Murid Siklus I dan Siklus II
siklus I siklus II
51 737
(67%) sedangkan pada siklus II terdapat 4 Murid yang tidak tuntas (13%),sedangkan yang tuntas dan mengalami peningkatan pada siklus II dari 10 murid tuntas (33%) menjadi 26 murid (87%).
Berikut ini statistik perbandingan ketuntasan siklus I ke siklus II
73 A. Simpulan
Berdasar data dan analisis , pembahasan dan penelitian ini yang telah diuraikan sebelumnya maka peneliti mengambil simpulan sebagai berikut :
a. Terjadi peningkatan keterampilan membaca cepat kelas X SMA Muhammadiyah Enrekang stelah mengikuti pembelajran membaca cepat dengan mengunakan kooperatif strategi practice rehearsal pairs dengan skor rata-rata dalam pemahaman membaca cepat dengan mengunakan kooperati strategi practice rehearsal pairs pada siklus I 52,03%, siklus II 71,07% sedangkan dalam kecepatan membaca cepat pada siklus I 56,03% dan siklus II 70,93%.
b. Telah terjadi perubahan perilaku siswa X SMA Muhammadiyah Enrekang, setelah mengikuti pembelajaran membaca cepat dengan kooperatif strategi practice rehearsal pairs. Perubahan perilaku siswa ini dapat di buktikan dari hasil data non tes yang berupa observasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:
c. Pertahankan atau lbih di tingkatkan lagi keterampilan membaca cepat dengan mengunakan atau memamfaatkan kooperatif strategi practice rehearsal pairs dalam menyusun rencana pelaksanaan teknik tersebut.
Penerapan kooperatif strategi practice rehearsal pairs ini diharapkan
51 737
mampu membuat proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada aspek keterampilan lebih bervariatif.
d. Para peneli dalam badang Bahasa yang serupa dengan mengunakan teknik pembelajaran yang berbeda sehinga mendapat alternatif teknik pembelajran membaca cepat.
Anak pertama dari tiga bersaudara dan lahir dari pasangan suami istri Laning (Almarhum) dan Sumarni.
Penulis memulai pendidikan dasar di SD negeri 70 Lembong tahun 2003.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan sekolah di SMP 6 Enrekang dan tamat tahun 2006. Penulis melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi di SMA Muhammadiyah Enrekang dan tamat tahun 2009. Tahun 2009 di nyatakan sebagai Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia pada studi pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berkat karunia Allah Subhana Wataala, penulis dapat menyelesaikan Studi di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersusunya Skripsi yang berjudul
‘’ Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat dalam Mempelajari Teks Narasi melalui Pembelajaran kooperatif Strategi practice Pairs Siswa kelas X SMA Muhammadiyah Enrekang.