• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian

Nagari lima Kaum disebut sebagai Nagari yang berdiri lebih awal karena jauh hari sebelumnya bertempat di Dusun Tuo yang sekarang menjadi salah satu jorong merupakan tempat berkedudukannya pusat kekuasaan Datuak Parpatih Nan Sabatang pimpinan kelarasan Bodi Caniago. Ditempat ini masih bisa kita lihat saksi bisu sebuah batu berlubang disebut “Batu Batikam” yang diyakini merupakan wujud ikrar kesepakatan pembagian wilayah antara Datuak Parpatih Nan Sabatang demgan Datuak Katumanggungan pimpinan Kelarasan Koto Piliang.

Dari dusun Tuo ini penduduk berkembang yang pada akhirnya terbentuk kelompok-kelompok yang disebut kaum sampai sebanyak lima rumpun kaum yaitu:

1. Kaum Tigo Tapian 2. Kaum Balai Labuah 3. Kaum Kubu Rajo 4. Kaum Piliang, dan 5. Kaum Koto Gadih

Dari kesepakatan bersama kelima pimpinan kaum yang telah ada ini maka dibentuklah sebuah nagari yang diberi nama Nagari Limo Kaum dan saat itu kepemimpinan Nagari telah mulai ada, selanjutnya pada masa penjajahan Belanda awal abad kedelapan belas Masehi dibentuklah Pemerintahan, hal ini dapat dilihat dari sejarah berdirinya Masjid Raya Limo Kaum karena pada waktu itu telah ada “Angku Palo” sebutan untuk Wali Nagari saat itu yang ikut bersama-sama dengan masyarakat dalam melaksanakan pembangunannya.

Berdasarkan data yang ada samapai sekarang tercatat telah 18 orang Wali Nagari yang memimpin Nagari Limo Kaum yaitu:

No. Nama/Gelar Masa Jabatan Dari Tahun Sampai Tahun 1 Gadang Jari 1840 1845 2 Gadang Kalam 1848 1860

3 I.DT. Rajo Nan Khatib 1860 1875

4 P. DT. Majo Basa 1875 1905 5 DT. Patiah 1905 1918 6 DT. Majo Basa 1918 1939 7 S.DT. Makhudum 1939 1945 8 DT. Panghulu Rajo 1945 1950 9 S.DT. Makhudum 1950 1957 10 DT. Paduko Labiah 1957 1959 11 M. Zen 1959 1963

12 SY.DT. Tan Basa 1963 1966

13 DT. Majo Dirajo 1966 1968

14 S.DT. Makhudum 1968 1973

15 Zainahar Naid 1973 1978

16 A.Munaf Ali 1978 Transisi UU No

5 Tahun 1979 17 E.DT. Penghulu Nan Panjang 2001 2009

18 Meriyaldi 2009 2015

Tabel. 4.1 Data Wali Nagari

Opini merupakan kata yang berarti tanggapan atau jawaban terhadap sesuatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan kata-kata, bisa juga berupa perilaku, sikap, tindakan, pandangan, dan tanggapan. Sedangkan pendapat lain mengatakan opini adalah ekspresi sikap dengan melalui jawaban positif untuk informan yang mendukung, jawaban netral

dan negatif untuk jawaban yang tidak mendukung, artinya apabila sesorang beropini positif tandanya orang tersebut mendukung, dan apabila seseorang beropini negatif artinya orang tersebut menolak. Dari hasil temuan penelitian yang sudah peneliti lakukan ditemukan bahwa akhlak mahasiswa IAIN Batusangkar masih kurang baik dari segi cara berpakaian, cara berbicara dengan masyarakat dan juga cara bergaul dengan masyarakat setempat.

1. Opini Masyarakat Jorong Kubu Rajo tentang Akhlak Mahasiswa dalam Pergaulan.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan diperoleh data bahwa opini masyarakat jorong Kubu Rajo terhadap mahasiswa IAIN Batusangkar mengenai etika pergaulan mahasiswa dengan masyarakat.

“Menurut ambo ado sabagian mahasiswa tu nan sombong dak pandai manyapo, ado nan mambusuangan dado katiko basalisiah dijalan, dak paduli samo masyarakat, suko mamiliah-miliah kawan kalau nan urang barado tu banyak nan lai nio bakawan, indak paduli samo kawan nan sadang susah, banyak mahasiswa nan tingga di Jorong Kubu Rajo ko nan sombong kadang kami maraso geram lo mancaliak mahasiswa nan mode tu ndak sadar kalau inyo disiko hanyo manumpang”(Informan I, 17/09/2019: 10.15 Wib).

Menurut informan I ada sebagian dari mahasiswa IAIN Batusangkar yang sombong tidak ramah, tidak pandai tegur sapa, ada sebagian yang membusungkan dada saat berpapasan dengan masyarakat dan tidak peduli kepada masyarakat, suka memili-milih teman kalau orang berada banyak yang mau berteman, tidak peduli dengan teman yang lagi kesusahan, kebanyakan dari mahasiswa yang tinggal di Jorong Kubu Rajo sombong, terkadang masyarakat juga merasa geram melihat tinggkah laku mahasiswa yang seperti itu yang tidak sadar kalau mereka disini hanya numpang.

Berdasarkan penjelasan dari data diatas dapat dipahami bahwa masih banyak dari mahasiswa IAIN Batusangkar yang tidak peduli

terhadap sesama manusia seperti halnya tidak pandai bertegur sapa kepada masyarakat maupun kepada sesama mahasiswa pada saat berpapasan dijalan, mereka tidak sadar kalau mereka hanya menumpang tinggal di Jorong Kubu Rajo.

Berdasarkan dari deskripsi data diatas dapat dijelaskan bahwa masih ada dari mahasiswa IAIN Batusangkar yang sombong tidak pandai tegur sapa kepada masyarakat yang ada di Jorong Kubu Rajo baik yang tua, yang muda maupun kepada anak-anak, baik ketika berpapasan dijalan atau pada saat bertemu di warung maupun di tempat-tempat lainnya. Seharusnya sebagai seorang mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi Islam seorang mahasiswa maupun mahasiswi harus lebih ramah dan sopan kepada masyarakat yang tinggal disekitarnya.

“Etika pergaulan mahasiswa maupun mahasiswi IAIN Batusangkar sangat kurang karena dari sekian banyak mahasiwa yang tinggal di jorong Kubu Rajo hanya beberapa dari mahasiswa yang bergaul dengan pemuda atau pemudi yang ada di jorong Kubu Rajo kebanyakan dari mereka hanya bergaul sesama mereka, ketika bertemu dengan pemuda sering memakai wajah yang masam”(Informan II, 17/09/2019: 13.30 Wib). Informan II juga menjelaskan bahwa etika pergaulan mahasiswa maupun mahasiswi IAIN Batusangkar sangat kurang karena dari sekian banyak mahasiwa yang tinggal di jorong Kubu Rajo hanya beberapa dari mahasiswa yang bergaul dengan pemuda atau pemudi yang ada di jorong Kubu Rajo kebanyakan dari mereka hanya bergaul sesama mereka, ketika bertemu dengan pemuda sering memakai wajah masam.

Berdasarkan penjelasan dari data diatas dapat dipahami bahwa masih kurangnya etika pergaulan mahasiswa IAIN Batusangkar yang tinggal di Jorong Kubu Rajo kebanyakan mahasiswa hanya bergaul sesama mahasiswa saja, hanya beberapa dari mahasiswa yang bergaul dengan masyarakat setempat.

Berdasarkan dari deskripsi data diatas dapat dapat dijelaskan bahwa etika pergaulan mahasiswa IAIN Batusangkar masih sangat jauh dari apa yang diharapkan oleh masyarakat karena hal ini dapat dilihat dari kurangnya mahasiswa maupun mahasiswi dalam bergaul dengan masyarakat yang ada di Jorong Kubu Rajo.

“mahasisswa yang tinggal di Jorong Kubu Rajo banyak yang ramah tapi ado juga sabagian yang sombong. Etika pergaulan mahasiswa nan tingga di Jorong Kubu Rajo ko dalam kehidupan inyo sehari-hari alum mancaliakan pergaulan nan diajakan dalam syariat Islam karano banyak mahasiswa nan pai baduo-duoan jo lawan jenis nyo, nan alum mahram nyo katampek-tampek nan langang nan maarah untuak mangarajoan perbuatan nan buruak, ado mahasiswi nan pai jo kawan nyo malam-malam tu baliak se pagi hari”(Informan III, IV, V, 18/09/2019: 09.40 Wib).

Kemudian Informan III, IV, V dan VI menyebutkan bahwa etika pergaulan mahasiswa IAIN Batusangkar dalam kehidupan sehari-hari tidak mencerminkan pergaulan yang diajarkan dalam syariat islam seperti halnya mahasiswa IAIN Batusangkar masih banyak yang pergi berduan dengan lawan jenis yang bukan mahram nya ketempat-tempat sepi yang menjerumus kepada perbuatan yang tercela, selanjutnya ada sebagian dari mahasiswi yang pergi malam bersama temannya dan pulang pagi hari.

Dari penjelasan diatas dapat dipahamai bahwa pergaulan mahasiswa IAIN Batusangkar belum mencerminkan etika pergaulan yang diajarkan dalam syariat Islam karena masih banyak mahasiwa yang pergi keluar dengan laki-laki maupun perempuan yang bukan mahramnya dan ada juga yang pergi malam dan pulang pagi hari.

Berdasarkan dari deskripsi data diatas dapat dijelaskan pergaulan mahasiswa IAIN batusangkar masih belum mencerminkan pergaulan yang baik karena masih banyak mahasiswa yang melanggar norma agama dan norma adat setempat, seperti pergi berduan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya, pergi ketempat-tempat sepi berduan

yang berujung kepada perbuatan maksiat bahkan ada yang pergi malam hari dengan teman laki-laki dan pulang pada pagi hari.

“Banyak mahasiswa yang bertamu ke kosan teman nya tidak pandai tegur sapa kepada pemilik kos, dan beranggapan bahwa kos-kosan tersebut punya temannya yang sudah membayar untuk tinggal dikosan tampa menghargai pemilik kos, tidak pandai membaca salam ketika bertamu kekosan temannya dan ada juga sebagian dari mahasiswa yang tidak mempedulikan jam bertamu ke kosan teman nya baik kosan laki-laki maupun kosan perempuan yang telah diatur oleh wali nagari Limo Kaum”(VII, VIII, 17/09/2019: 15.00 Wib).

Informan VII dan VIII juga menjelaskan bahwa masih banyak mahasiswa yang bertamu ke kosan teman nya tidak pandai tegur sapa kepada pemilik kos, dan beranggapan bahwa kos-kosan tersebut punya temannya yang sudah membayar untuk tinggal dikosan tampa menghargai pemilik kos, tidak pandai membaca salam ketika bertamu kekosan temannya dan ada juga sebagian dari mahasiswa yang tidak mempedulikan jam bertamu ke kosan teman nya baik kosan laki-laki maupun kosan perempuan yang telah diatur oleh wali nagari Limo Kaum.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa masih banyak mahasiswa yang melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat kususnya dalam jam bertamu tidak diperbolehkan mahasiswa bertamu kekosan mahasiswi lewat dari jam yang telah ditetapakan, begitu juga sebaliknya tidak boleh mahasiswi keluar dari kosan lewat dari jam 21.00 wib.

Berdasarkan dari deskripsi data diatas dapat dijelaskan bahwa mahasiswa IAIN Batusangkar masih banyak yang tidak sopan serta tidak pandai tegur sapa kepada masyarakat yang ada di Jorong Kubu Rajo mapun kepada tetengga disekitarnya, bahkan ada mahasiwa yang datang bertamu kekosan temannya tidak pandai tegur sapa kepada pemilik kos, melanggar aturan dalam bertamu yang telah ditetapkan bahwa tidak diperbolehkan laki-laki bertamu kekosan perempuan serta

juga tidak diperbolehkan perempuan keluar dari kosan lewat dari jam 21.00 Wib.

Senada dengan informan VII dan VIII informan IX dan X juga menjelaskan bahwa masih banyak mahasiswa yang tidak padai tegur sapa kepada tetangga nya maupun kepada masyarakat yang tidak dikenalnya, hal ini dapat dilihat ketika mahasiswa yang datang bertamu ke kosan teman nya tidak pandai tegur sapa kepada pemilik kosan, begitu juga dengan sesama mahasiswa yang tidak dikenalnya tidak ada tegur sapa sesama mereka, bahkan ada ada sebagian dari mahasiswa yang datang bertamu berbicara dengan nada yang keras sampai larut malam yang membuat pemilik rumah bahkan tetangga terganggu, tapi tidak semuanya mahasiswa yang seperti itu ada juga mahasiswa yang ramah, baik dan suka menyapa.

Berdasarkan data yang peneliti peroleh berkaitan dengan etika pergaulan Mahasiswa dengan sesama teman kebanyakan berfikir negatif, tidak sopan dan juga tidak pandai bertegur sapa dengan masyarakat sekitar, melanggar aturan bertamu kekosan teman.

Berdasarkan dari deskripsi data diatas dapat dijelaskan bahwa opini masyarakat jorong Kubu Rajo terhadap mahasiswa IAIN Batusangkar adalah sebagian opini masyarakat tentang etika pergaulan mahasiswa ada yang berpendapat positif dan ada juga yang berpendapat negatif, tetapi kebanyakan masyarakat Jorong Kubu Rajo berfikir negatif, hal ini masih dapat dilihat dari hasil wawancara dengan beberapa informan, kebanyakan dari mahasiswa yang tinggal di jorong Kubu Rajo tidak pandai tegur sapa terhadap masyarakat maupun kepada pemilik kos, banyak dari mahasiswa yang melanggar jam bertamu yang telah ditetapkan, pergi berdua dengan teman laki-laki yang bukan mahram nya bahkan ada juga yang melakukan hubungan yang tidak seharusnya dilakukan seperti hubungan suami istri. Sebagai seorang mahasiswa yang menuntut ilmu diperguruan tinggi Islam seharusnya dapat dijadikan contoh yang baik bagi masyarakat bukan

sebaliknya malahat memperlihatkan perlakuan-perlakuan yang kurang baik yang dapat membuat mahasiswa buruk dimata masyarakat.

2. Opini Masyarakat Jorong Kubu Rajo tentang Akhlak Mahasiswa dalam Berkomunikasi.

Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana etika komunikasi mahasiswa IAIN Batusangkar dalam berkomunikasi dengan masyarakat maupun dengan sesama mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti mendapatkan data sebagai berikut:

“Mahasiswa IAIN Batusangkar nan tingga di Jorong Kubu Rajo ko masih alum baik dalam berkomunikasi kapado masyarakat sekitar atau kapado samo-samo mahasiwa, dapek caliak dari inyo nan acok mangaluan kato-kato kotor, bacaruik, maupek apo nan diagiahan ka kawan nyo mamanggia kawannyo jo namo-namo binatang”(I, VIII, 17/09/2019: 10.15 Wib).

Informan I dan VIII menjelaskan bahwa mahasiswa IAIN Batusangkar yang tinggal di jorong kubu rajo masih belum baik dalam berkomunikasi baik dengan masyarakat sekitar maupun dengan sesama mahasiswa, hal ini dapat dilihat dari beberapa mahasiswa yang menggunakan kata-kata yang yang kotor, mengupat atas apa yang sudah dikasihkan kepada temannya, menyebutkan nama-nama binatang kepada temannya dan menggunakan kata-kata kotor yang tidak layak untuk disebut.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa mahasiwa IAIN batusangkar masih kurang baik dalam berkomunikasi kepada masyarakat maupun kepada sesama mahasiswa karna masih banyak dari mahasiswa yang masih mengucapkan kata-kata yang kotor.

Berdasarkan dari deskripsi data diatas dapat dijelaskan bahwa mahasiwa yang tinggal di Jorong Kubu Rajo masih banyak yang menggucapkan kata-kata yang kotor kepada teman nya seperti memanggil teman dengan nama binatang serta mengucapkan kata-kata yang dilarang dalam adat setempat.

“Bahwa mahasiswa IAIN sopan dalam berbicara kepada orang yang lebih besar dan kepada teman sama besar, mereka sangat ramah bahkan sering membantu pekerjaan masyarakat yang tinggal disekitar kosannya, tetapi ada juga sebagian dari mahasiswa yang sering mengucapkan kata-kata yang kotor kepada sesama mahasiswa, sering meributkan hal-hal yang tidak penting yang berujung dengan perselisihan”(Informan II, VII, 17/09/2019: 16.40 Wib)

Informan II dan VII menjelaskan bahwa mahasiswa IAIN sopan dalam berbicara kepada orang yang lebih besar dan kepada teman sama besar, mereka sangat ramah bahkan mereka sering membantu pekerjaan masyarakat yang tinggal disekitar kosannya, tetapi ada juga sebagian dari mahasiswa yang sering mengucapkan kata-kata yang kotor kepada sesama mahasiswa, sering meributkan hal-hal yang tidak penting yang berujung dengan perselisihan.

Berdasarkan deskripsi diatas dapat dijelaskan bahwa mahasiwa IAIN Batusangkar sangat sopan berbicara kepada masyarakat maupun kepada sesama mahasiswa bahkan mereka sangat ramah dan sering membatu pekerjaan masyarakat yang tinggal disekitarnya.

“Banyak dari mahasiswa nan kos disiko indak sopan dalam mangecek antaro inyo samo gadang, acok mampagunjiangan kawan nyo, kok bagarah talampau bana indak mamikian perasaan kawannyo nan dapek mambuek kawannyo sakik hati nan ujuang-ujuang nyo bacakak”(Informan III, IV, V, VI 18/09/2019: 09.40 Wib).

Informan III, IV, V dan VI menjelaskan bahwa banyak dari mahasiswa mahasiswa IAIN Batusangkar yang tinggal dikosan ini yang tidak sopan dalam berucap antara mereka sama besar, bercanda kelewatan tanpa memikirkan perasaan dari teman nya yang dapat membuat temannya sakit hati yang dapat menimbulkan perselisihan diantara mereka.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa mahasiswa IAIN Batusangkar yang tinggal di Jorong Kubu Rajo tidak sopan dalam

berkomunikasi sesama mahasiswa, bercanda kelewatan yang dapat membuat sakit hati orang yang mendengarkan.

Berdasarkan dari deskripsi data diatas dapat dijelaskan bahwa mahasiswa yang tinggal di Jorong Kubu Rajo banyak yang tidak sopan dalam berbicara atara mereka sesama mahasiswa, sering bercanda kelewatan tanpa memikirkan perasaan temannya yang bisa membuat sakit hati sehingga dapat menimbulkan perselisihan antara mereka.

Senada dengan informan VII, VIII informan IX dan X juga menjelaskan bahwa banyak dari mahasiswa mahasiswa IAIN Batusangkar yang tinggal dikosan ini yang tidak sopan dalam berucap antara mereka sama besar, bercanda kelewatan tanpa memikirkan perasaan dari temannya dan ada juga sebagian dari mereka yang sering mengucapkan kata-kata yang kotor yang tidak layak untuk di ucapkan, dan ada juga yang memanggil temannya dengan sebutan nama hewan.

Dari penjelasn diatas dapat dipahami bahwa berkaitan dengan cara berkomunikasi Mahasiswa dengan temannya sangat tidak sopan, dan seing mengucap kata kotor, memanggil teman dengan panggilan yang tidak layak, bercanda kelewatan dan mengucapkan kata-kata yang dilarang dalam agama maupun dalam adat setempat. Sebagai seorang yang menuntut ilmu diperguruan tinggi Islam tidak seharusnya mengucapkan kata-kata yang tidak baik dalam berbicara baik kepada teman sama besar maupun kepada yang lebih muda karna selain dilarang dalam agama juga dilarang dalam adat yang berlaku.

Berdasarkan wawancara dengan informan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa IAIN Batusangkar banyak yang berkata tidak sopan, tidak memiliki sopan santun dalam berbicara dengan teman sebaya, orang kecil dan orang yang lebih tua tidak memikirkan akibat dari perkataannya tersebut hanya mementingkan dirinya pribadi tidak memikirkan orang lain yang akan

tersinggung dengan menggunakan kata-kata binatang dalam berbicara kepada teman.

3. Opini Masyarakat Jorong Kubu Rajo tentang Akhlak Mahasiswa dalam Berpakaian.

Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana adab berpakaian mahasiswa IAIN Batusangkar dalam sehari-hari. Peneliti mendapatkan data sebagai berikut:

“Mahasiswi IAIN Batusangkar nan tingga di Jorong Kubu Rajo ko banyak pakaian nyo nan ndak sopan katiko pai kakampus baitu juo katiko inyo dikos, ado juo nan abuak nyo diagiah bigen, acok kalua kos mamakai baju sampik sarawa sampik bahkan ado juo nan kalua mamakai sarawa singkek”(Informan I, X, 17/09/2019: 10.15 Wib).

Informan I dan X menjelaskan bahwa mahasiswi IAIN Batusangkar yang tinggal di Jorong Kubu Rajo masih banyak yang berpakaian kurang sopan pada saat pergi ke kampus maupun pada saat berada dikosan, bahkan ada juga yang rambut nya dikasih cat, sering keluar kosan memakai celana dan baju yang sempit dan memakai celana pendek.

Dari data diatas dapat dipahami bahwa dalam berpakaian mahasiswi IAIN batusangkar ada sebahagian yang berpakaian sopan baik saat pergi kekampus maupun pada saat berada dikosan tetapi banyak dari mahasiswi tidak sesuai dalam berpakaian pada saat pergi kekampus memakai baju kurung yang longgar dan hijap yang dalam padahal pada saat dikosan mereka sering memakai baju dan celana yang ketat.

Berdasarkan dari deskripsi data diatas dapat dijelaskan bahwa mahasiswi IAIN Batusangkar dalam berpakaian masih ada yang kurang sopan pada saat pergi ke kampus dengan mamakai baju kebaya yang ketat sehingga memperlihat bentuk tubuh nya, memakai baju dan

celana yang ketat saat keluar dari kosan bahkan ada juga yang memakai celana pendek.

“Mahasiswi IAIN Batusangkar belum mencerminkan sebagai seorang yang kuliah di perguruan tinggi Islam, hal ini dapat dilihat dari beberapa mahasiswi ada yang rambutnya di cat bahkan ada sebahagian mahasiswi yang masih memakai baju dan celana yang ketat pada saat keluar dari kosan yang secara tidak langsung sudah memperlihatkan tubuhnya kepada orang banyak”(Informan II, IV, 17/09/2019: 19.25 Wib).

Informan II dan IV menjelaskan bahwa mahasiswi IAIN Batusangkar belum mencerminkan sebagai seorang yang kuliah di perguruan tinggi Islam, hal ini dapat dilihat dari beberapa mahasiswi ada yang rambutnya di cat bahkan ada sebahagian mahasiswi yang masih memakai baju dan celana yang ketat pada saat keluar dari kosan yang secara tidak langsung sudah memperlihatkan tubuhnya kepada orang banyak.

Dari data diatas dapat dipahami bahwa mahasiswi IAIN Batusangkar masih banyak yang memakai pakai yang ketat, mengasih cat pada rambutnya sehingga belum mencerminkan sebagai mahasiswa perguruan tinggi Islam.

Berdasarkan dari deskripsi data diatas dapat dijelaskan bahwa mahasiswa IAIN Batusangkar yang tinggal di Jorong Kubu Rajo mengenai adab berpakaiannya masih belum mencerminkan seorang muslimah karena masih banyak dari mahasiswa IAIN Batusangkar yang melanggar aturan yang telah diatur dalam syariat Islam seperti halnya banyak dari mahasiwi yang memakai pakaian ketat dengan untuk mempertontonkan bentuk tubuhnya kepada orang banyak serta mengubah warna rambutnya.

“Dalam bapakaian mahasiswi IAIN Batusangkar alum mancaliak kalau inyo tu urang nan sadang manuntuik ilmu di perguruang tinggi Islam karano inyo tu hanyo mamakai jilbab katiko pai kakampus senyo tapi katiko inyo ada dikos ndak ado nan mamakai jilbab do malahan katiko inyo kalua dari kos ado nan mamakai baju somo sarawa nan ketat kan padusi ndak buliah pakai pakaian bantuak t do, tu ado lo nak katiko kawan

laki-laki nyo datang ka kos nyo inyo kalua kadang mamakai sarawa pendek senyo”(Informan V, VI, VII, 18/09/2019: 08.00 Wib).

Informan V, VI dan VII menjelaskan bahwa dalam berpakaian ada sebahagian mahasiswi yang tidak mencerminkan sebagai seorang mahasiswi dari perguruan tinggi Islam karena mereka hanya memakai jilbab pada saat pergi ke kampus saja tetapi pada saat dikos mereka tidak memakai jilbab bahkan pada saat keluar dari kosan mereka memakai baju dan celana yang ketat karena perempuan dilarang memakai pakaian seperti itu, ketika ada teman laki-laki yang datang kekosan ada mahasiswi keluar dari kamar hanya memakai celana pendek.

Dokumen terkait