• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Temuan Penelitian

Sesuai dengan hasil observasi. Wawancara, serta dokumentasi di lokasi penelitian yaitu di Pondok Pesantren Pancasila, peneliti mendapatkan beberapa hal di antaranya:

1. Kegiatan dan pembelajaran yang mendukung pembentukan karakter Kegiatan dan pembelajaran merupakan dukungan dalam pembentukan karakter pada santri, seperti di Pondok pesantren Pancasila ada beberapa kegiatan dan pembelajaran yang mendukung pembentukan karakter. Dari hasil wawancara dengan Ustadz AF menyampaikan beberapa kegiatan dan pembelajaran yang mendukung pendidikan karakter yaitu sebagai berikut:

69

“Macam-macam kegiatan yang dapat mendukung pendidikan

karakter yaitu khitobah, setoran nadzoman, mukhafadzoh,ro’an/kerja

bakti, ekstrakurikuler. Kemudian pelajaran yang mendukung yaitu mengkaji kitab kuning seperti washoya, ta’lim muta’alim. Akhlakhul banin, dan mar’ah sholihah”(22 April 2017, AF)

Ustadz SA juga mengatakan:

“kegiatan yang mendukung pendidikan karakter di Pondok pesantren pancasila salah satunya dengan mempelajari kitab ta’lim muta’alim”(22 April 2017, SA)

Sedangkan menurut Santri NM menyampaikan beberapa kegiatan dan pembelajaran yang mendukung pendidikan karakter yaitu sebagai berikut:

“Salah satu kegiatan yang mendukung pendidikan karakter adalah shalat berjamaah khususnya shalat subuh, santri di bangunkan lebih awal untuk mengikuti shalat subuh berjamaah serta mengikuti kegiatan-kegiatan pondok sehingga santri terbiasa disiplin dan semakin lama akan terbentuklah karakter karena terbiasa”(24 April 2017, NM)

DR sebagai santri juga menyampaikan mengenai kegiatan dan pembelajaran yang mendukung pendidikan karakter yaitu sebagai berikut:

“Kegiatan yang ada di Pondok pesantren Pancasila yaitu khitobah, batsul masa’il, al-barjanji dan masih banyak lagi kegiatan

70

ekstrakulikuler yang dapat membentuk karakter santri yaitu silat, rebana,khot,dll”(24 April, DR)

Beberapa santri juga menyampaikan beberapa kegiatan yang ada di Pondok dan tak jau beda dengan yang di sampaikan oleh para pengurus antaranya yaitu khitobah, mukhafadhoh, ro’an, ekstrakurikuler dll.

Dari beberapa yang disampaikan pengurus dan santri di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang ada di Pondok sangatlah banyak di antaranya mukhafadhoh dan ekstrakurikuler. Sedangkan pelajaran yang dapat membentuk pendidikan akhlah atau kepribadian yaitu pelajaran kitab akhlak seperti ta’lim muta’alim, akhlakhul banin, mar’ah sholiha.

a) Peran ustadz dalam membentuk karakter santri

Berikut peran ustadz dalam membentuk karakter santri di Pondok pesantren Pancasila, data yang berhasil di himpun oleh peneliti dan hasil wawancara dari pengasuh dan beberapa dewan asatidz.

Berikut hasil wawancara dengan pengasuh MS mengenai peran ustadz dalam membentuk karakter santri :

“Peran Guru agama yang terdiri dari pengasuh, dewan asatidz, ustadz dan ustadzah ialah mendidik, mengajar, mendampingi, membimbing, menasehati, memotifasi, serta mengawasi santri selama 24 jam non-stop dari bangun tidur sampai tidur kembali”.(17 April 2017, MS)

71

Menurut Ustadz AF tentang peran ustadz dalam membentuk karakter santri di pondok pesantren Pancasila dari hasil wawancara sebagai berikut :

“peran ustadz dalam membentuk karakter santri di pondok pesantren pancasila ini yaitu dengan melatih disiplin santri, memotivasi membangkitkan kepercayaan diri santri melalui latihan khitobah, mendidik, mengajar, mengawasi, mendampingi 24 jam sehingga santri menjadi insan yang akhlakul karimah berkompetensi tinggi ”.(22 April 2017, AF)

Kemudian menurut Ustadzah NM mengenai peran ustadz dalam membentuk karakter santri di pondok pesantren Pancasila dari hasil wawancara sebagai berikut:

“peran ustadz atau peran ustadz ustadzah di pondok pesantren yaitu membimbing dan mengarahkan para santri, sebagai sarana tempat bertanya para santri tentang agama maupun sosial serta menjadi teladan dan mampu mengayomi semua santri”(24 April 2017, NM)

Sedangkan menurut Ustadz SA mengenai peran ustadz dalam membentuk karakter santri di pondok pesantren Pancasila dari hasil wawancara sebagai berikut:

“Peran ustadz ustadzah adalah mendidik, mengajarkan materi -materi keagamaan tentang akhlak, fiqih,tauhid,kitab-kitab kuning

72

mengamalkanya, selain itu ustadz ustadzah melatih pengembangan diri santri agar menjadi bekal santri ketika sudah pulang ke masyarakat”.(24 April 2017. SA)

Dari paparan yang disampaikan ustadz ustadah di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa peran ustadz dalam membentuk karakter santri di Pondok pesantren Pancasila ustadz ustadzah harus mampu mendidik, mengajar, membimbing,melatih, menasehati, menjadi teladan, memotivasi, sehingga santri mampu belajar sesuai harapan serta terwujudnya tujuan pendidikan karakter sesuai visi dan misi pondok pesantren

Berikut perincianya: 1) Pendidik dan Pengajar

Ustadz Pondok Pesantren Pancasila menyampaikan materi pelajaran dan memberikan pengetahuan yang seluas-luasnya kepada para santri hingga mereka merasa paham dengan menggunakan metode pembelajaran yang menarik, sehingga siswa merasa termotivasi dalam belajar. Materi yang tidak cukup disampaikan dengan ceramah, seperti kitab fiqih, sehingga santri mendapatkan pencerahan demi kemajuan belajar.

2) Pembimbing

Ustadz di Pondok Pesanstren Pancasila membimbing santrinyadengan membekali ilmukeagamaan sebagai pedomandalam menjalani hidup. Hal inisesuai dengan pendapat

73

SyaifulBahri Djamarah, bahwa peran guruagama adalah sebagaipembimbing.

3) Korektor

Ustadz di Pondok Pesantren Pancasila tidak hanya bertugasmenyampaikan pelajaran agama, tetapi juga memperhatikan tingkah laku santri, baik di dalam maupun di luar pondok pesantren, guru membedakanantara yang baik dan yang buruk, mengingatkan santri apabilaberbuat yang tidak benar, mengajak santri untuk berbuat halyang positif. Hal ini sesuai denganpendapat Syaiful Bahri Djamarah,bahwa guru agama berperansebagai korektor.

4) Penasehat

Ustadz di Pondok Pesantren Pancasila tidak hanya sekedar berperan sebagai penyampai materi pelajaran dikelas, setelah itu menyerahkan sepenuhnya kepada santri dalam memahami materi pelajaran tersebut. Namun lebih dari itu, guru juga harus mampu memberikannasehat bagi siswa yang membutuhkannya, baik diminta maupun tidak. Peranan guru sebagai penasehat di Pondok Pesantren Pancasila dalam pelaksanaan sudah cukup baik. Nasehat yang diberikan tidak hanya dilakukan didalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung, akan tetapi juga diluar jam pelajaran.

5) Teladan

Peranan Ustadz dalam aktifitas pembelajaran Pendidikan AgamaIslam khususnya dalam pembentuan karakter merupakan

74

segalanya bagisantri. Oleh karena itu: tutur kata, sikap, cara berpakaian,penampilangerk-gerik guru selalu diperhatikan dan dicontoh oleh siswa. Karena gurumerupakan sosok figur yang patut digugu dan ditiru terlebih guruPendidikan Agama Islam.Peranan guru Agama sebagai contoh sudah baik, terlihat semua gurudi Pondok Pesantren Pancasila sudah memberikan contohyang patut untuk ditiru, baik dari segi cara berpakaian, berpenampilan, dantutur kata yang baik dan sopan. Sehigga dengan melihat guru sebagaicontoh santri dengan tanpa paksaan melainkan kesadarannya sendirimentaati tata tertib yang ada.

6) Supervisor

Peran guru agama sebagaisupervisor berarti guru agama Pondok pesantren Pancasila mengawasiproses pembelajaran maupunkegiatan di Pondok pesantren Pancasila, khususnya dalam hal kegiatan pembinaan.

7) Evaluator

Guru Agama mengevaluasi jalannya pembentukan karakter di Pondok Pesantren Pancasila. Guruagama bersama dengan guru lainnya selalu melakukanperbaikan dalam membina siswanya agar memiliki karakteryang baik. Hal ini sesuai denganpendapat Syaiful Bahri Djamarahbahwa peran guruagama adalah sebagai evaluator.

Berdasarkan kajian berbagai nilai agama, norma sosial, peraturan atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah

75

teridentifikasi butir-butir nilai prilaku manusia dalam hubunganya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia lingkungan, dan kebangsaan. Berikut adalah daftar dan deskripsi ringkas nilai utama, yaitu nilai-nilai utama yang dimaksud.

1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan

Nilai ini bersifat religius. Dengan kata lain,pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang diupayakan selalu berdasarkan nilai-nilai ketuhanandan atau ajaran agama.

2. Nilai Karakter Hubungannya dengan Diri sendiri

Ada beberapa nilai karakter yang berhubungan dengan diri sendiri. Berikut beberapa nilai tersebut

a. Jujur

Jujur merupakan merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini diwujudkan dalam hal perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun pada pihak lain.

b. Bertanggung Jawab

Ini merupakan sikapdan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, sebagaimana yang seharusnya ia lakukan terhadap diri sendiri,masyarakat, lingkungan ( alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

76 c. Bergaya Hidup Sehat

Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menerapkan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertip dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

e. Kerja Keras

Perilau yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengalami sebagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar atau pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

f. Percaya diri

Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapanya.

g. Berjiwa wirausaha

Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkanya, serta mengatur permodalan operasinya.

h. Berpikir Logis, Kritis, dan Inovatif

Berpikir dan melakukan sesuatu secara nyata atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan mutakhir dari sesuatu yang telah dimiliki.

77 i. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

j. Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

k. Cinta Ilmu

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan. 3. Nilai Karakter Hubungannya dengan Sesama

a. Sadar Hak dan Kewajiban Diri dan Orang Lain

Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan sesuatu yang menjadi milik atau hak diri sendiri dan orang lain, serta tugas atau kewajiban diri sendiri dan orang lain.

b. Patuh pada Aturan-Aturan Sosial

Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.

c. Menghargai Karya dan Prestasi Orang Lain

Menghargai karya dan prestasi orang lain merupakan sikap dan tindakan yang mendorong diri untuk menghargai sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Serta, mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

78 d. Santun

Santun merupkan sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya kepada semua orang.

e. Demokratis

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain.

4. Nilai Karakter Hubungannya dengan Lingkungan

Hal ini berkenaan dengan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan. Nilai karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya. Selain itu, mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 5. Nilai Kebangsaan

Artinya, cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompok. a. Nasionalis

Cara berpikir, bersikap,dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan polotik bangsanya

79 b. Menghargai Keberagaman

Sikap memberikan respek atau hormat terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku maupun agama. (kemendiknas: 2010)

Nilai-nilai karakter tersebut sangatlah agung. Betapa hebatnya kader-kader muda Indonesia yang mempunyai nilai-nilai tersebut. Tentu, dibutuhkan perjuangan serius dan kolektif dari seluruh anak bangsa karena nilai-nilai karakter itu membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen bangsa, mulai keluarga, lembaga pendidikan, dunia usaha, pemerintah, wakil rakyat, media informasi, dan lain sebagainya.

80 BAB IV

Dokumen terkait