• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

3. Temuan Penelitian

a. Sistem Pendidikan Pranikah untuk Membentuk Keluarga

Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah di Komunitas Rumah Jodoh

(KRJ) Salatiga

Pendidikan sebagai sebuah sistem, mempunyai beberapa komponen yang saling berinteraksi untuk mancapai tujuannya. Komponen tersebut mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, dan yang saling mambantu untuk mencapai hasil (produk). Komponen-komponen pendidikan tersebut, berupa tujuan, siswa/peserta, pendidik, kurikulum (isi/materi), metode pendidikan, dan situasi lingkungan, dimana satu sama lain saling terpadu juga ada dalam pendidikan pranikah di komunitas tersebut.

1) Tujuan Pendidikan Pranikah di Komunitas Rumah Jodoh Salatiga. Tujuan pendidikan merupakan sasaran yang hendak dicapai dan sekaligus menjadi pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan. Begitu juga dalam pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga, tentu mempunyai tujuan yang

99

hendak dicapai. Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan oleh peneiti kepada W.L. sekalu Founder dan pendidik terkait dengan tujuan pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh Salatiga (KRJ) Salatiga, pada hari Kamis, tanggal 16/08/2018 pukul 11:30 WIB, di Kantor Tazkia IAIN Salatiga, yaitu:

Kalau tujuan pendidikan pranikah di KRJ Salatiga ini, khususnya untuk memberikan ilmu tentang pernikahan, persiapannya apa aja, dan lain-lain. Namun kami juga mempunyai tujuan lain yaitu untuk mengembangkan keterampilan dan juga sikap atau perilaku peserta.

Nah, untuk contohnya dari segi pengetahuan itu mereka dapat memahami tentang materi yang kami sampaikan misalnya mengenai urgensi menikah, mengerti hak dan kewajiban pasangan suami istri. Untuk segi keterampilan, mareka kami ajari membuat tahu bakso, kemudian jamu, dan bahkan mereka juga kami kirim ke pabrik enting-enting gepuk, supaya mereka dapat belajar keterampilan berwirausaha. Nah, unntuk segi sikapnya itu mereka supaya mempunyai sifat jujur, sabar dalam cobaan, Mas.”

Selain itu, pendidikan ini juga kami adakan untuk membimbing akhlak, khususnya para pemuda-pemudi di masa sekarang. Karena kita melihat pergaulan mereka itu sekarang sangat mengkhawatikan bahkan sudah tidak sesuai dengan norma-norma agama. Untuk itu kami berusaha untuk berkontribusi supaya dapat memperbaiki kondisi para remaja sekarang, lewat pendidikan di Komunitas Rumah Jodoh ini.”

Terkait dengan tujuan pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh Salatiga (KRJ) Salatiga, ternyata D.N., sebagai peserta dari komunitas tersebut juga mengatakan hal yang sama. Berikut adalah hasil wawancara dengan D.N., pada hari Senin, tanggal 06/08/2018 pukul 14:30 WIB, di Gazebo Perpusda Kota Salatiga, yaitu:

100

Yang saya ketahui sih, tujuan dari komunitas ini untuk memberikan ilmu pada generasi muda seputar pendidikan berumah tangga, persiapannya apa saja dalam memilih pasangan, serta kerena memilih pasangan adalah untuk selamanya kan?,. Nah sebisa mungkin kita punya ilmunya dulu. Jadi melalui Komunitas Rumah Jodoh ini nanti dapat mempersipakan generasi muda dalam membina rumah tangga itu supaya terarah.”

Kemudian, masih juga terkait dengan tujuan pendidikan pranikah di komunitas tersebut, ternyata K.I.P., sebagai peserta juga mengatakan hal senada. Berikut hasil wawancara dengan K.I.P., pada hari Rabu, tanggal 01/08/2018 pukul 11:30 WIB, di Kantor UPTPB (Kampus 3) IAIN Salatiga, yaitu:

KRJ ini bukan berarti komunitas dimana ia hanya bertugas menjodoh-jodohkan orang, bukan seperti itu ya. Tetapi, lebih bertujuan untuk mengedukasi orang-orang yang ada di dalamnya untuk lebih knowledeble, untuk lebih memiliki pengetahuan komprehensif mengenai apa sih yang harus dipersiakan ketika akan menikah. Jadi persiapan itu mulai sebelum kita menikah, sebelum kita bertemu dengan jodoh kita, kemudian setelah kita menikah, dan bagaimana mengarungi kehidupan rumah tangga. Jadi secara singkat, kalaupun namanya itu Komunitas Rumah Jodoh, tapi cakupan tujuannya itu sangat luas. Gitu..., dan esensinya itu edukasi.

“.... Kita juga dibekali dengan skill-skill teknis lainnya seperti; skill memasak, kayak gitu juga ada, dan skill-skill teknis lainnya lah, Mas. Jadi kompleks.”

Hal di atas juga ditambahkan oleh S.U., sebagai peserta komunitas terkait dengan tujuan pendidikan ini. Berikut hasil wawancara dengan S.U., pada hari Kamis, tanggal 26/07/2018 pukul 12:30 WIB, di Perpusda Kota Salatiga yaitu:

101

Kalau tujuannya itu untuk memberikan pengetahuan bagi kami, terus juga mengenai sikap dan keterampilan. Untuk keterampilan ini, saya mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat banget, khususnya berwirausaha.”

Berdasarkan keempat informan di atas, maka tujuan pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga adalah untuk memberikan ilmu pengetahuan, pengembangan sikap, keterampilan, serta membentuk akhlak yang baik.

2) Peserta dalam Pendidikan Pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga.

Peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkemangan baik secara fisik dan psikis, sehingga perlu dibimbing. Pada program pendidikan pranikah ini peserta tidak ada persyaratan atau kriteria khusus. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh W.L. sekalu Founder dan pendidik terkait dengan kriteria pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga, pada hari Kamis, tanggal 16/08/2018 pukul 11:30 WIB, di Kantor Tazkia IAIN Salatiga, yaitu:

Untuk pesertanya, kami tidak membatasi atau tanpa kriteria khusus. Semua boleh ikut dalam komunitas ini, tanpa batasan banckground sosialnya, pekerjaannya, pendidikannya, atapun hal-hal lainnya.”

Apa yang disampaikan oleh informan di atas, juga diperkuat oleh D.N., sebagai peserta didik terkait perolehan sebagai peserta Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga. Berikut adalah hasil

102

wawancara dengan D.N., pada hari Senin, tanggal 06/08/2018 pukul 14:30 WIB, di Gazebo Perpusda Kota Salatiga, yaitu:

Kalau kemarin untuk persyaratan sih, itu tidak ada persyaratan khusus, yang penting mau, dan bahkan bagi yang sudah baligh atau matang usia biasanya. Gitu aja.”

Jadi, dari beberapa informan di atas dapat kita pahami bahwa persyaratan peserta didik di Komunitas Rumah Jodoh Salatiga adalah tidak ada kriteria terkhusus baik dari segi pekerjaan, pendidikan, dan lain-lainya.

3) Pendidik dalam Pendidikan Pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga.

Pendidik adalah orang yang berperan mendidik subjek didik. Sebagai seorang pendidik tentu harus mempunyai beberapa persyaratan, yaitu mengguasai materi yang akan disampaikan dan juga memiliki keahlian di bidangnya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh W.L. sekalu Founder dan pendidik terkait dengan kriteria pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh Salatiga (KRJ) Salatiga, pada hari Kamis, tanggal 16/08/2018 pukul 11:30 WIB, di Kantor Tazkia IAIN Salatiga, yaitu:

Nah, untuk pendidik di lingkup komunitas ini adalah mereka yang mempunyai pengetahuan yang memadai serta ahli dalam materi tersebut. Sehingga, para peserta komunitas ini dapat paham sekali dengan materi yang diberikan.”

103

Hal di atas diperkuat dengan hasil wawancara dengan N.F.P. terkait dengan kriteria pendidik dalam pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) tersebut. Berikut hasil wawancara dengan N.F.P., pada hari Rabu, tanggal 01/08/2018 pukul 15:00 WIB, di Perpus Kampus 3 IAIN Salatiga, yaitu

Jadi untuk pendidiknya, disana mendatangkan pemateri atau pendidik yang sesuai dengan materi yang diberikan dan itu pendidiknya memiliki kemampuan atau linear dengan apa yang disampaikannya. Ketika ada materi tentang kesehatan reproduksi misalnya, disana benar-benar mendatangkan seorang yang ahli di bidangnya yaitu dokter, ketika entrepreneur disana juga mendatangkan seorang entrepreneur, dan katika menerangkan tentang jodoh impian disana juga mendatangkan sosok pasangan yang patut untuk ditiru. Ya intinya mendatangkan yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.”

Apa yang disampaikan oleh kedua informan di atas, juga diperkuat oleh D.N. sebagai peserta didik terkait dengan kriteria pendidik di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga. Berikut adalah hasil wawancara dengan D.N., pada hari Senin, tanggal 06/08/2018 pukul 14:30 WIB, di Gazebo Perpusda Kota Salatiga, yaitu:

Untuk pendidik di komunitas itu, pendidiknya ahli di bidangnya dan juga menguasai materi yang diajarakan. Sehingga, tiap-tiap pemateri itu disesuaikan dengan bidanya masing-masing. Misalnya untuk masalah kesehatan itu sendirikan kan diambilkan dari dokter, kemudian untuk pemilihan pasangan atau berumah tangga itu kan dihadirkan dari ustadz yang pernah menuliskan buku tentang berumah tangga. Terus tentang manajemen gizi pun juga diambilkan dari ahlinya.”

104

Kemudian, masih terkait dengan kriteria pendidik hal senada juga diungkapkan oleh K.I.P. Berikut hasil wawancara dengan K.I.P., pada hari Rabu, tanggal 01/08/2018 pukul 11:30 WIB, di Kantor UPTPB (Kampus 3) IAIN Salatiga, yaitu:

Pendidiknya tiap pertemuan itu berbeda-beda, karena disana materi yang diberikan dari berbagai kemampuan. Sehingga kriteria pendidik berdasarkan penguasaan materi dan keahlian di bidangnya sangat di pertimbangkan. Ada pakar kesehatan, kemudian pakar psikologi, kemudian pakar pendidikan, setelah itu ada juga ahli memasak.

Berdasarkan beberapa informan yang telah peneliti wawancarai, dapat kita pahami bersama bahwa kriteria pendidik di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga adalah orang yang memiliki pengetahuan materi yang diajarkan serta memiliki keahlian di bidangnya.

4) Materi dalam Pendidikan Pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga.

Materi pendidikan merupakan substansi ilmu pengetahuan yang ditransmisikan kepada peserta didik agar diketahui, dikembangkan, dan diamalkan. Begitu juga dalam pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga, ada beberapa materi yang diajarkan. Mengenai materi-materi dalam pendidikan pranikah di komunitas itu, dapat kita pahami dari beberapa hasil wawancara di bawah ini. Berikut adalah hasil wawancara dengan W.L., selaku Founder tentang materi pendidikan, pada pada hari

105

Kamis, tanggal 16/08/2018 pukul 11:30 WIB, di Kantor Tazkia IAIN Salatiga, yaitu:

Ada beberapa materi yang kami ajarkan di komunitas tersebut khususnya dalam program pendidikan pranikah. Beberapa meteri tersebut yaitu: pernikah dalam Islam, konsep ta’aruf, pasangan yang sesuai dengan syari’at Islam yakni berupa penjelasan mengenai laki-laki dan perampuan ideal dalam Islam, bekal pernikahan, hak dan kewajiban suami istri, entrepreneur, manajemen keuangan rumah tangga, mambangun komunikasi yang baik, menjadi ayah dan ibu yang baik, dan kesehatan reproduksi, serta merancang proposal nikah. Itulah beberapa materi yang ada di sini, Mas.

Terkait dengan materi yang diajarkan dalam pendidikan pranikah di komunitas itu, N.F.P selaku peserta komunitas mengatakan hal yang sama. Berikut ini adalah pemaparan dari hasil wawancara dengan N.F.P., pada hari Rabu, tanggal 01/08/2018 pukul 15:00 WIB, di Perpus (Kampus 3) IAIN Salatiga, yaitu:

Untuk materi-materinya, yang pernah saya ikuti yaitu; tentang kesehatan reproduksi, urgensi pernikahan, entrepreneurship, biodata ta’aruf, membangun komunikasi, dan juga jodoh impian. Kayaknya itu deh yang pernah saya ikuti.”

Hal di atas juga ditambahkan oleh S.U., sebagai peserta komunitas terkait dengan materi pendidikan. Berikut hasil wawancara dengan S.U., pada hari Kamis, tanggal 26/07/2018 pukul 12:30 WIB, di Perpusda Kota Salatiga yaitu:

Materi yang saya dapatkan itu ada tentang pernikahan dalam Islam, olah raga dan kesehatan, entrepreneur, hak dan kewajiban suami ataupun istri serta menjadi ayah dan ibu yang baik bagi anak-anaknya, berkomunikasi yang baik, membuat proposal jodoh, dan yang satu lagi lupa.

106

Selain itu, juga ditambahkan oleh K.I.P., sebagai peserta komunitas terkait dengan materi pendidikan ini. Berikut ini adalah pemaparan dari hasil wawancara dengan K.I.P., pada hari Rabu, tanggal 01/08/2018 pukul 11:30 WIB, di Kantor UPTPB (Kampus 3) IAIN Salatiga, yaitu:

Selama mengikuti KRJ ini, saya mendapat berbagai macam materi, diantaranya seperti urgensi menikah, kriteria pasangan sesuai syar’iat, kewajiban suami maupun istri dalam keluarga, terus ilmu bekal-bekal pernikahan, dan membangun komunikasi. Terus kadang ini juga Mas, pernah ada suatu acara tentang kesehatan reproduksi dan sebagainya. Jadi edukasi yang diberikan itu dari berbagai lini. Itu yang saya dapatkan Mas, selama mengikuti komunitas tersebut.”

Selanjutnya, hal serupa juga diungkapkan oleh D.N., sebagai peserta komunitas terkait dengan tujuan pendidikan ini. Berikut adalah hasil wawancara dengan D.N., pada hari Senin, tanggal 06/08/2018 pukul 14:30 WIB, di Gazebo Perpusda Kota Salatiga, yaitu:

Beberapa materi yang saya dapatkan itu ada tentang bagaimana memilih pasanagan (jodoh impian), ta’aruf, bekal menikah itu apa saja, manjadi orang tua yang baik, dan kesehatan.”

Jadi, berdasarkan informan yang telah peneliti wawancarai baik dari Founder sekaligus pendidik serta peserta komunitasnya, beberapa materi yang diberikan dalam program pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga yaitu urgensi pernikahan (pernikah dalam Islam), kesehatan reproduksi, konsep ta’aruf VS pacaran, pasangan yang sesuai dengan syari’at (jodoh

107

impian), bekal pernikahan, hak dan kewajiban suami istri, entrepreneur, membangun komunikasi yang baik, menjadi ayah dan ibu yang baik, serta merancang proposal nikah. Itulah materi yang diberikan pada pendidikan pranikah di komunitas tersebut. 5) Metode dalam Pendidikan Pranikah di Komunitas Rumah Jodoh

(KRJ) Salatiga.

Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga dalam hal ini tentu memiliki metode yang digunakan untuk melangsungkan proses pembelajaran guna mencapai tujuan yang diharapkan dari pembelajaran tersebut. Berikut adalah hasil wawancara dengan W.L., selaku Founder tentang metode pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga, pada pada hari Kamis, tanggal 16/08/2018 pukul 11:30 WIB, di Kantor Tazkia IAIN Salatiga, yaitu:

Ada beberapa metode yang kami gunakan untuk proses pembelajaran disini, yaitu dengan menggunakan ceramah, workshop (seminar) dan dialog.”

Terkait dengan metode yang digunakan dalam pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga, N.F.P selaku peserta komunitas mengatakan hal yang sama. Berikut ini adalah pemaparan dari hasil wawancara dengan N.F.P., pada hari Rabu, tanggal 01/08/2018 pukul 15:00 WIB, di Perpus (Kampus 3) IAIN Salatiga, yaitu:

108

Jika dilihat, metode yang sering digunakan dalam pembelajaran di komunitas ini yaitu dengan caranya lebih sering lebih berupa cara ceramah satu arah dan diskusi.”

Selain itu, juga diungkapkan oleh D.N tentang metode yang digunakan dalam pendidikan tersebut. Berikut ini adalah pemaparan dari hasil wawancara dengan D.N., pada hari Senin, tanggal 06/08/2018 pukul 14:30 WIB, di Gazebo Perpusda Kota Salatiga, yaitu:

Kalau pendidikannya di sana ada yang dilakukan seperti seminar yang biasanya dilaksanakan dengan peserta yang banyak dan pembicaranya pun ada banyak sekitar tiga orang. Para pemeterinya juga dipilih sesuai keahlian dalam bidang masing-masing. Nah, kalau untuk seminar itu diadakannya ndak pasti, bisa juga tiga bulan sekali mungkin.

Jadi, berdasarkan informan yang telah peneliti wawancarai baik dari Founder sekaligus pendidik serta peserta komunitasnya, beberapa metode yang digunakan dalam program pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh Salatiga yaitu menggunakan ceramah, workshop (seminar) dan dialog.

6) Lingkungan Pendidikan dalam Pendidikan Pranikah di Komunitas Rumah Jodoh (KRJ) Salatiga

Lingkungan pendidikan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa banda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan perubahan kuat terhadap individu. Seperti lingkungan tempat pendidikan

109

berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul. Adapun tempat pelaksanaan pendidikan pranikah di komunitas ini dilaksanakan di sekitar Kota Salatiga. Berikut ini adalah pemaparan dari hasil wawancara dengan S.R., pada hari Kamis, tanggal 26/07/2018 pukul 12:30 WIB, di Perpusda Kota Salatiga yaitu:

Kegiatannya seminar, kami selenggarakan di sekitar Kota Salatiga, dan juga pertimbangan kemudahan akses tempat.”

Demikian juga diungkapkan oleh N.F.P. Berikut ini adalah pemaparan dari hasil wawancara dengan N.F.P., pada hari Rabu, tanggal 01/08/2018 pukul 15:00 WIB, di Perpus (Kampus 3) IAIN Salatiga, yaitu:

Pendidikannya dilaksanakan diberbagai tempat, itu pernah dilaksanakan di PerpusdaSalatiga dan juga pernah di Masjid Darul Amal (MDA) Salatiga.

Jadi, berdasarkan beberapa informan di atas, tempat yang digunakan untuk pelaksanaan program pendidikan ini yaitu sekitar Kota Salatiga, seperti Perpusda Kota Salatiga dan Masjid Darul Amal (MDA) Salatiga.

b. Perubahan Pada Aspek Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan

Peserta Setalah Mengkuti Pendidikan Pranikah Sebagai Bekal Berumah Tangga

1) Perubahan dalam Ranah Pengetahuan (Kognitif).

Perubahan untuk ranah kognitif merupakan perubahan dalam aspek intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Begitu juga dalam pelaksanaan pendidikan

110

pranikah di komunitas ini, ada beberapa perubahan dalam ranah kognitif peserta. Berikut adalah hasil wawancara dengan W.L., selaku Founder tentang perubahan ranah kognitif peserta, pada pada hari Kamis, tanggal 16/08/2018 pukul 11:30 WIB, di Kantor Tazkia IAIN Salatiga, yaitu:

Kalau untuk perubahan pada aspek kognitif itu pasti ada, karena kami berusaha memberikan materi-materi untuk menambah keilmuan mereka khusunya dalam membina rumah tangga. Dengan harapan mereka siap secara kelimuannya dalam membina rumah tangga dan siap untuk hidup bermasyarakat nantinya.”

Selain wawancara dengan W.L., selaku Founder dan pendidik di komunitas itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan N.F.P., selaku peserta untuk memperkuat hasil temuan tentang perubahan kognitif yang dialami peserta. Berikut ini adalah pemaparan dari hasil wawancara dengan N.F.P., pada hari Rabu, tanggal 01/08/2018 pukul 15:00 WIB, di Perpus (Kampus 3) IAIN Salatiga, yaitu:

Ilmu pengatahuan yang saya dapatkan ya tentunya banyak, baik tentang pemahaman menikah sesuai dengan syari’at, terus memilih pasangan, kesehatan reproduksi, dan bekal-bekal berumah tangga.”

Kemudian, untuk memperkuat hasil temuan tentang perubahan kognitif yang dialami peserta, peneliti juga melakukan wawancara dengan K.I.P. Berikut ini pemaparan hasil wawancara dengan K.I.P., pada hari Rabu, tanggal 01/08/2018 pukul 11:30 WIB, di Kantor UPTPB (Kampus 3) IAIN Salatiga, yaitu:

111

Saya mendapatkan beberapa hal perubahan, terutama tentang pengetahuan. Saya lebih bertambah ilmunya, seperti mengenai ilmu bagaimana berumah tangga yang baik, bagaimana menjadi orang tua yang baik, kemudian juga ilmu entrepreneur, dan lain-lainnya. Malah saya juga mendapatkan ilmu bagaimana manata emosi. Banyak ilmu yang kita tidak duga atau tidak dapat kita temukan di sekolah formal.”

Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara untuk memperkuat hasil temuan tentang perubahan kognitif yang dialami peserta dengan S.U. Berikut hasil wawancara dengan S.U., pada hari Kamis, tanggal 26/07/2018 pukul 12:30 WIB, di Perpusda Kota Salatiga yaitu:

Ada banyak perbubahan Mas tentang ilmu pengetahuan atau segi kognitif saya. Saya mendapatkan banyak ilmu dari sana, mulai ilmu bekal pernikahan, memasak, terus entrepreneur, kesehatan reproduksi, dan kewajban suami istri. Sehingga dengan bekal ilmu tersebut saya menjadi lebih matang dalam membina rumah tangga.”

Selanjutnya, hal serupa juga diungkapkan oleh D.N., sebagai peserta komunitas terkait dengan perubahan yang terjadi dalam ranah kognitif. Berikut adalah hasil wawancara dengan D.N., pada hari Senin, tanggal 06/08/2018 pukul 14:30 WIB, di Gazebo Perpusda Kota Salatiga, yaitu:

Mengenai perubahan kognitif tentu ada Mas, baik dari pengetahuan tentang urgensi menikah, terus pengetahun tenang bagaimana berkomunikasi dalam keluarga, kemudian menjadi ayah dan ibu yang baik, kewajiban suami istri. Bertambahnya ilmu semacam itu membuat diri saya lebih siap mental untuk berumah tangga, kerena perlu disadari bahwa dalam membina rumah tangga juga butuh ilmu.”

112

Melihat dari hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan bahwa ada suatu perkembangan kognitif atau pengetahuan yang dialami oleh peserta didik terkait dengan pengetahuan pada materi yang diajarkan di komunitas tersebut. 2) Perubahan dalam Ranah Sikap (Afektif).

Perubahan untuk ranah afektif adalah perubahan dalam ranah diri sesorang yang berkaitan dengan sikap. Begitu juga dalam pelaksanaan pendidikan pranikah di komunitas ini, ada beberapa perubahan dalam ranah afektif peserta. Berikut adalah hasil wawancara dengan W.L., selaku Founder tentang perubahan ranah afektif peserta dalam pendidikan pranikah di Komunitas Rumah Jodoh Salatiga, pada pada hari Kamis, tanggal 16/08/2018 pukul 11:30 WIB, di Kantor Tazkia IAIN Salatiga, yaitu:

Nilai sikap yang kami kembangkan dalam pendidikan ini itu lebih kepada sifat yang dimiliki. Beberapa sifat tersebut Mas yaitu kami membiasakan untuk berusaha terbuka, menghargai perbedaan, menjunjung tinggi kekompakan, tenang dalam menghadapi masalah, dan juga selalu optimis dalam menjalani kehidupan.”

Selain wawancara dengan W.L., selaku Founder dan pendidik di komunitas itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan N.F.P., selaku peserta untuk memperkuat hasil temuan tentang perubahan afektif yang dialami peserta. Berikut ini adalah pemaparan dari hasil wawancara dengan N.F.P., pada hari Rabu, tanggal 01/08/2018 pukul 15:00 WIB, di Perpus (Kampus 3) IAIN Salatiga, yaitu:

113

Perubahan sikap yang terjadi dalam diri saya itu, lebih toleran terhadap perbedaan yang dimiliki oleh tiap-tiap individu. Karena dalam membina rumah tangga nanti perlu penyesuaian, dan terhadap perbedaan pendapat misalnya kita lebih menghargai ini juga, Mas. Karena semua memiliki hak untuk berpendapat.”

Kemudian, untuk memperkuat hasil temuan tentang perubahan afektif yang dialami peserta, peneliti juga melakukan wawancara dengan K.I.P. Berikut adalah paparan hasil wawancara dengan K.I.P., pada hari Rabu, tanggal 01/08/2018 pukul 11:30 WIB, di Kantor UPTPB (Kampus 3) IAIN Salatiga, yaitu:

Untuk perubahan pada ranah ini, saya lebih untuk membuka diri terhadap permasalahan-permasalahan yang saya hadapi. Karena dengan membuka diri tersebut, akan segera menemukan solusi yakni baik solusi dari orang lain. Dan kami juga selalu berusaha instrospeksi diri.”

Senada dengan hal di atas, S.U. selaku peserta juga peneliti wawancara untuk memperkuat hasil temuan tentang perubahan afektif yang dialami peserta. Berikut hasil wawancara dengan S.U., pada hari Kamis, tanggal 26/07/2018 pukul 12:30 WIB, di Perpusda Kota Salatiga yaitu:

Nah, perubahan sikap yang saya alami setelah mengikuti pendidikan di komunitas itu, saya alhamdulillah menjadi lebih tenang dalam menghadapi masalah yang saya alami.

Dokumen terkait