• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Tenaga Kerja

Pembangunan ekonomi banyak dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dengan faktor-faktor produksi yang lain dan juga sifat-sifat manusia itu sendiri. Dari segi penduduk sebagai faktor produksi, maka tidak semua penduduk dapat bertindak sebagai faktor produksi. Hanya penduduk yang berupa tenaga kerja

14

(man power) yang dapat dianggap sebagai faktor produksi. Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih yang sudah atau yang sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan sedang melaksanakan kegiatan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga. (Simanjutak 1998). Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja.

Angkatan kerja (labor force) adalah penduduk yang bekerja, namun siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Kemudian penduduk yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh penghasilan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Di Negara-negara yang sedang berkembang batas umur angkatan kerja lebih rendah (di Indonesia 10 tahun ke atas) daripada di Negara-negara yang telah maju (15 tahun ke atas). Demikian pula kuantitas dan kualitas angkatan kerja lebih rendah di Negara-negara sedang berkembang daripada di Negara-negara maju karena sebagian besar penduduk di Negara sedang berkembang berusia muda.

Dalam pembangunan ekonomi ada tenaga-tenaga manusia yang disebut mengganggur dan setengah menganggur. Semua orang yang bersedia dan sanggup untuk bekerja. Golongan ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri, anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa uang (upah) serta mereka yang bekerja untuk gaji dan upah. Golongan tenaga kerja meliputi mereka yang menganggur, tetapi sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja dalam arti mereka mengganggur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja (Djojohadikusumo,1995). Tenaga kerja yang

15

mengganggur adalah mereka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum dapat memperoleh pekerjaan tersebut (Sadono Sukirno, 1994). Jumlah tenaga kerja yang menganggur atau yang sedikit sekali digunakan, cukup banyak di Negara-negara yang padat penduduknya. Di Negara-negara sedang berkembang pengangguran dapat digolongkan ke dalam tiga jenis yaitu:

1) Pengangguran yang Kelihatan (Visible Underemployment).

Visible underemployment akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang sungguh-sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang sanggup/disediakan untuk bekerja. Tegasnya, ini merupakan suatu pengangguran. Meskipun beberapa dari pengangguran itu terdapat di sektor-sektor kerajinan dan industri-industri sedang maupun besar, namun cukup penting bagi Negara-negara sedang berkembang karena adanya sifat-sifat khas kegiatan sektor pertanian. Guna lebih jelasnya visible underemployment ini dibagi dua yaitu pengangguran kronis dan pengangguran musiman (chronic underemployment dan seasonal underemployment). Pengangguran yang kronis terjadi meskipun pada puncak kegiatan pertanian jumlah waktu kerja potensial yang tersedia melebihi jumlah waktu kerja yang benar-benar dipergunakan. Dengan demikian pengangguran yang kronis ini dapat dikerahkan untuk bekerja di sektor-sektor di luar pertanian tanpa mengurangi tenaga kerja yang sungguh-sungguh diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di sektor pertanian. Sebaliknya tenaga kerja yang tergolong penganggur musiman di sektor pertanian tidak dapat ditarik ke sektor

16

lain tanpa mempengaruhi produksi sektor pertanian itu, kecuali kalau ada tindakan-tindakan yang memperbaiki / mengubah cara produksi. Jelasnya, pengangguran yang kentara (visible underemployment) timbul karena kurangnya kesempatan kerja.

2) Pengangguran Tak-Kentara (Invisible Underemployment/Disguised Unemployment)

Pengangguran tak-kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik (setelah ada perubahan-perubahan sederhana dalam organisasi atau metode produksi tetapi tanpa suatu tambahan yang besar) ke sektor-sektor atau pekerjaan lain tanpa mengurangi output. Sebagai misal kalau pada saat panen atau tanam padi, tetapi caranya lebih diorganisir, maka pengurangan beberapa tenaga kerja pada saat sedang giat-giatnya pekerjaan tersebut tidak akan mengurangi/menurunkan output. Hal ini terjadi juga di daerah pedesaan di mana tenaga-tenaga yang menganggur tertarik pada kegiatan-kegiatan jasa perdagangan. Daerah pedesaan dengan tingkat upah yang rendah dan cukup bahan makanan, maka tenaga kerja bekerja dibawah kapasitas normal, sehingga memungkinkan pengurangan tenaga kerja tanpa mengurangi jumlah output, hanya harus disertai dengan perbaikan dalam tingkat kesehatan melalui perbaikan bahan makanan.

3) Pengangguran Potensial (Potential Underemployment)

Pengangguran potensial merupakan suatu perluasan daripada disguised unemployment, dalam arti bahwa para pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik dari sektor tersebut tanpa mengurangi output, hanya harus dibarengi dengan perubahan-perubahan fundamental dalam metode-metode produksi yang memerlukan pembentukan kapital yang berarti. Kemungkinan penarikan tenaga

17

kerja yang secara potensial menganggur itu untuk kegiatan-kegiatan yang produktif, terdapat baik di sektor pertanian maupun sektor industri. Kemungkinan penyebarannya di sektor industri terbukti dari tingkat upah atau tingkat produktivitasnya yang rendah. Perubahan-perubahan yang diperlukan mungkin sekali memerlukan penambahan produksi, penggantian tenaga-tenaga manusia dengan mesin. Dengan penarikan tenaga kerja dari sektor industri itu diciptakan lapangan kerja di sektor yang lain. Contoh untuk sektor-sektor di luar industri ialah digantikannya industri-industri rumah tangga atau industri-industri kecil dengan industri-industri sedang maupun industri besar.

Tenaga-tenaga yang menganggur merupakan persediaan faktor produksi yang dapat dikombinasikan dengan faktor-faktor produksi lain untuk meningkatkan output di Negara-negara sedang berkembang. Persediaan tenaga kerja ini jelas lebih banyak terdapat di daerah-daerah yang padat penduduknya. Masalah pemanfaatkan tenaga menganggur ini menyangkut baik segi penawaran maupun segi permintaan. Untuk memperluas permintaan akan tenaga kerja diperlukan adanya pengorganisasian tenaga kerja seperti halnya dengan kapital. Pembangunan masyarakat desa mungkin merupakan jalan yang baik, karena hanya diperlukan kapital yang relatif tidak besar. Suatu keuntungan penggunaan tenaga yang menganggur secara musiman yakni tidak mengurangi tenaga-tenaga yang diperlukan untuk mengadakan proses produksi maupun pemasaran. Industri-industri kecil juga mungkin sekali akan menyerap tenaga-tenaga yang menganggur karena musim atau memang secara kronis.

Dokumen terkait