• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendapatan Usaha Kacang Garing Pada UD Sari Murni Desa Carangsari Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pendapatan Usaha Kacang Garing Pada UD Sari Murni Desa Carangsari Kecamatan Petang, Kabupaten Badung."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KACANG GARING

PADA UD SARI MURNI

DESA CARANGSARI KECAMATAN PETANG

KABUPATEN BADUNG

SKRIPSI

Oleh

I MADE ADI MARTA

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KACANG GARING

PADA UD SARI MURNI

DESA CARANGSARI KECAMATAN PETANG

KABUPATEN BADUNG

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh I Made Adi Marta

NIM. 1205315030

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Denpasar, 17 Mei 2016 Yang menyatakan,

(4)

iii

ABSTRACT

I Made Adi Marta. NIM 1205315030. Analysis of Operating Revenues Peanut Crisp At UD Sari Murni Carangsari Village Petang District of Badung Regency . Guided by Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan , MP.and Ir . I Dewa Gede Raka Sarjana, MMA .

Micro, small and medium enterprises in Indonesia is growing very rapidly. Crunchy peanut businesses began to flourish in Badung . The magnitude of the difference between the needs and abilities of crunchy peanut production is a lucrative business opportunity . One is UD . Sari Murni . Benefit analysis is generally used to evaluate the activity of an industrial business in a given period . The purpose of this study to determine the number and value of sales of crunchy peanut Sari Murni UD and its advantage . The period of data used in this study is that the data for one year in 2014.Based on this research, Sari Murni UD classified as small businesses, labor-intensive and agriculture based. The growth of labor Sari Murni UD 2010 to 2014 amounted to 1,25 , % to the average percentage increase in the workforce by 21,25 %.Sari Murni UD has a vision and mission which is the requirement of a company.There are three processes crunchy peanut production cycle Sari Murni UD namely the provision of raw materials, production processes and packaging , as well as crunchy peanut sales process. atterns of production used Sari Murni UD is a combination of a constant pattern and wavy patterns. Gains derived by Sari Murni UD Rp . 242,096,028.33.But there are still technical obstacles are lack of raw materials, labor shortages, and inadequate processing technology . And the presence of obstacles in the social aspect that is associated with religious ceremonies.

(5)

iv

ABSTRAK

I Made Adi Marta. NIM 1205315030. Analisis Pendapatan Usaha Kacang Garing Pada UD Sari Murni Desa Carangsari Kecamatan Petang Kabupaten Badung. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP. dan Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana, MMA.

Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia berkembang sangat pesat. Usaha kacang garing mulai berkembang di Kabupaten Badung. Besarnya selisih antara jumlah kebutuhan dan kemampuan produksi kacang garing merupakan peluang usaha yang menguntungkan. Salah satunya adalah UD. Sari Murni. Analisis keuntungan pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi kegiatan suatu usaha industri dalam periode tertentu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah dan nilai penjualan kacang garing UD Sari Murni serta keuntungan yang diperoleh. Periode data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data selama satu tahun yaitu pada tahun 2014. Berdasarkan hasil penelitian, UD Sari Murni dikelompokan sebagai usaha kecil, yang bersifat padat karya dan agriculture based. Pertumbuhan tenaga kerja UD Sari Murni tahun 2010 sampai dengan 2014 sebesar 1,25% dengan rata- rata persentase peningkatan tenaga kerja sebesar 21,25 %. UD Sari Murni memiliki visi dan misi yang menjadi syarat sebuah perusahaan.Terdapat tiga proses siklus produksi kacang garing UD Sari Murni yaitu penyediaan bahan baku, proses produksi dan pengemasan, serta proses penjualan kacang garing. Pola produksi yang digunakan UD Sari Murni yaitu kombinasi antara pola konstan dan pola bergelombang. Keuntungan yang diperoleh UD Sari Murni sebesar Rp. 242.096.028,33. Namun masih ada kendala teknis yaitu kekurangan bahan baku, kekurangan tenaga kerja, dan teknologi pengolahan yang kurang memadai. Serta adanya kendala dalam aspek sosial yaitu terkait dengan upacara keagamaan.

(6)

v

RINGKASAN

Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena UMKM mempunyai fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar (Sartika,2002:13). UMKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Peran penting tersebut telah mendorong banyak negara termasuk Indonesia untuk terus berupaya mengembangkan UMKM. Walaupun kecil dalam skala jumlah pekerja, aset dan omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UMKM cukup penting dalam menunjang perekonomian.

Bagi Indonesia peran strategis UMKM dalam struktur perekonomian sangat penting untuk ditingkatkan konstribusinya melalui penguatan UMKM sebagai sektor usaha yang tidak berkaitan ataupun memiliki utang luar negeri terbukti berdaya tahan tinggi menghadapi krisis ekonomi, karena sektor usaha ini menggunakan input lokal hampir 99,99 %. Sampai saat ini menunjukkan, sektor UMKM di Indonesia juga merupakan pelaku usaha terbesar dari sisi jumlah unit usaha yang mencapai 99% dari total pelaku usaha nasional pada tahun 2012. Sebanyak 54.559 unit usaha atau 98,82% di antaranya merupakan usaha mikro dengan aset maksimal Rp 50.000.000,00 dan omzet per tahun maksimal Rp 300.000.000,00. Jumlah UMKM di Indonesia yang cukup banyak berpotensi untuk meningkatkan perekonomian negara, namun dalam pengembangannya para pengusaha sering kali dihadapkan pada berbagai macam hambatan.

(7)

vi

Murni. Dengan mengetahui hal tersebut, maka dapat ditargetkan atau diketahui jumlah dan nilai penjualan kacang garing agar memperoleh keuntungan yang diharapkan.

Karakteristik UD Sari Murni dikelompokan sebagai usaha kecil, yang bersifat padat karya dan agriculture based. Pertumbuhan tenaga kerja UD Sari Murni tahun 2010 s/d 2014 sebesar 1,25 % dengan rata- rata persentase peningkatan tenaga kerja sebesar 21,25 %. Visi dari UD Sari Murni yaitu menjadi salah satu usaha kacang garing yang mampu memenuhi pangsa pasar camilan bergizi di Kabupaten Badung maupun di Provinsi Bali. Proses produksi kacang garing UD Sari Murni terdiri atas penyediaan bahan baku, proses produksi dan pengemasan, serta proses penjualan kacang garing. Pola produksi yang digunakan UD Sari Murni yaitu kombinasi antara pola konstan dan pola bergelombang.

Berdasarkan hasil analisis, UD Sari Murni telah berhasil menjual kacang garing dengan kuantitas yang cukup atau dapat dikatakan menguntungkan. Hal ini ditunjukkan oleh total keuntungan yang diperoleh pada tahun 2014 sebesar Rp 242.096.028,33.

Dilihat dari hasil pembahasan tersebut, UD Sari Murni telah berhasil menjual kacang garing dengan keuntungan yang cukup besar atau dapat dikatakan menguntungkan. Namun masih ada kendala teknis yang dihadapi UD Sari Murni dalam memproduksi kacang garing yaitu. kesulitan bahan baku di musim - musim tertentu, kekurangan tenaga kerja dan teknologi pengolahan yang belum memadai Serta adanya kendala dalam aspek sosial yaitu kegiatan upacara atau ritual keagamaan.

(8)

vii

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KACANG GARING

PADA UD SARI MURNI

DESA CARANGSARI KECAMATAN PETANG

KABUPATEN BADUNG

I Made Adi Marta NIM. 1205315030

Menyetujui,

Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan,MP NIP. 196211013 198702 1 001

Pembimbing II

Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana,MMA NIP. 19561231 198603 1 108

Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS. NIP. 19630515 198803 1 001

(9)

viii

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KACANG GARING

PADA UD SARI MURNI

DESA CARANGSARI KECAMATAN PETANG

KABUPATEN BADUNG

dipersiapkan dan diajukan oleh I Made Adi Marta NIM. 1205315030

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal : 17 Mei 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Univerasitas Udayana No : 110 / UN14.1.23/DL/2016

Tanggal: 17 Mei 2016 Tim Penguji Skripsi adalah: Ketua Penguji:

1. Dr. Ir. I Nyoman Gede Ustriyana, MM Anggota:

1. Dr. Ir. Ratna Komala Dewi, MP 2. Ir. Ni Wayan Putu Artini, MP

(10)

ix

RIWAYAT HIDUP

I Made Adi Marta lahir di Mengwi pada tanggal 14Maret 1994. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara (I Putu Adi Surya Atmaja SE dan I Komang dion Piero) pasangan I Wayan Sukarta SP dan Ni Ketut Suryani Spd. Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-Kanak Purnayasa (1999 s.d. 2000). Pendidikan dasar ditempuh di SDN 1 Mengwi (2000 s.d. 2006), kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Mengwi (2006 s.d. 2009). Tahun 2009 melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas ditempuh di SMAN 1 Mengwi (2009 s.d. 2012). Penulis kemudian melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana melalui jalur SNMPTN pada tahun 2012. Pada saat pemilihan konsentrasi, penulis memilih Konsentrasi Pengembangan Bisnis.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Om Swatyastu

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Usaha Kacang Garing Pada UD Sari Murni Desa Carangsari Kecamatan Petang Kabupaten Badung” merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih atas bantuan berbagai pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak sebagai berikut.

1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana, serta staf yang telah memberikan kemudahan selama penulis menjadi mahasiswa serta segala bantuannya.

2. Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi,M,Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis Universitas Udayana.

3. Drs. I Ketut Rantau, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian, motivasi, dan masukan yang sangat besar selama masa kuliah dan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP selaku pembimbing I dan Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana., MMA selaku pembimbing II yang dengan

telaten dan sabar memberikan bimbingan kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

5. Seluruh dosen dan pegawai Program Studi Agribisnis dan Fakultas Pertanian atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

6. Bapak I Nyoman Lombeng selaku pemilik UD. Sari yang telah mengijinkan dan menerima penulis dengan baik untuk melakukan penelitian mengenai topik pupuk organik.

(12)

xi

Piero serta seluruh keluarga, saudara-saudara yang selalu setia memberikan semangat dan doa.

8. Sahabat gokil setia Wendy’s Crew : Ardiyana, Rahayu, Sastra Wiguna, Dek Suka, Mang Adi , Anggik, Raka Pica, Rahayu yang senantiasa memberikan semangat dan selalu menghibur di saat susah.

9. Semeton HMJ Jumiwa ( Bayu, Oka, Haryas, Angga, Manik, Tessa, Kadek, Kana, Wira, Juni, Gus Wisnu, Toni, Purna , Arta ) yang selalu kompak dan semangat mencari keberuntungan.

10. Ni Luh Gede Yuni Padmadewi sebagai penyemangat, tempat keluh kesah dari awal pembuatan skripsi hingga selesai yang selalui setia menemani. 11. Seluruh kawan-kawan Fakultas Pertanian yang tidak dapat disebutkan

semua yang telah memberi motivasi, semangat dan doa.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, sehingga adanya kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, terutama bagi mereka yang memerlukan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Denpasar, 17 Mei 2016

(13)
(14)

xiii

3.5. Variabel dan Pengukuran Variabel ... 33

3.6. Batasan Operasional ... 34

3.7. Metode Analisis Data ... 36

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 40

4.1.1 Kondisi geografis ... 40

4.1.2 Gambaran demografi Desa Carangsari ... 41

4.2. Gambaran Umum UD Sari Murni ... 44

4.3. Struktur Organisasi ... 45

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Usaha Kacang Garing UD Sari Murni ... 47

5.1.1 Perkembangan tenaga kerja UD Sari Murni ... 47

5.1.2 Visi dan misi UD Sari Murni ... 48

5.1.3 Proses siklus produksi kacang karing ... 49

5.1.4 Pola produksi UD Sari Murni ... 51

5.2 Keuntungan Penjualan Kacang Garing UD Sari Murni ... 54

5.2.1 Biaya produksi ... 55

5.2.2 Penerimaan dan keuntungan ... 61

5.3 Kendala dalam Memproduksi Kacang Garing ... 62

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 65

6.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

1.1 Jumlah UKM BPR/ LKM dan BPR non BPR/ LKM Tahun 2010 s.d 2014

Kabupaten Badung ... 5

1.2 Total Luas Lahan dan Produksi Kacang Tanah Menurut Desa di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung ... 6

3.1 Variabel, Indikator, Parameter dan Pengukuran Variabel ... 34

4.1 Komposisi Penduduk Desa Carangsari Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015... 41

4.2 Komposisi Penduduk Desa Carangsari Menurut Kelompok Umur Tahun 2015 ... 42

4.3 Jumlah Penduduk Desa Carangsari Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2015 ... 42

4.4 Jumlah Penduduk Desa Carangsari Menurut Mata Pencaharian... Tahun 2015 ... 43

4.5 Jumlah Penduduk Desa Carangsari Menurut Agama/ Aliran... Kepercayaan Tahun 2015 ... 43

5.1 Perkembangan Tenaga Kerja UD sari Murni ... 48

5.2 Biaya Tetap Kacang Garing ... 57

5.3 Biaya Variabel Kacang Garing ... 59

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

(18)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena UMKM mempunyai fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar (Sartika, 2002). Pengertian UMKM adalah peluang usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur oleh undang-undang. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Peran penting tersebut telah mendorong banyak negara termasuk Indonesia untuk terus berupaya mengembangkan UMKM. Walaupun kecil dalam skala jumlah pekerja, aset dan omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UMKM cukup penting dalam menunjang perekonomian. Setidaknya terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang memandang pentingnya keberadaan UMKM, yaitu (1) kinerja UMKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif, (2) sebagai bagian dari dinamikanya, UMKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi, (3) karena sering diyakini bahwa UMKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dari pada usaha besar.

(19)

2

antara perhatian terhadap UMKM di negara-negara sedang berkembang (NSB) dengan dinegara-negara industri maju. Di Negara sebelum berkembang, UMKM berada dalam posisi terdesak dan tersaingi oleh usaha skala besar. Kegiatan UMKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar berbentuk usaha kecil yang bergerak disektor pertanian. UMKM juga mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena itu selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil pembangunan. UMKM juga memiliki pengaruh besar terhadap jumlah pendapatan Negara. Beberapa jenis UMKM menjadi sumber devisa Negara, dengan kata lain UMKM telah menjadi investasi bagi Negara, terutama UMKM dibidang pertanian dan kerajinan. Sektor pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu komoditas yang besar bagi kebutuhan dalam negeri atau bahkan sabagai komoditas ekspor bagi Indonesia. Selain bermanfaat bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, tanpa disadari UMKM juga mampu mengurangi angka pengangguran di masyarakat, sekaligus juga meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sebab banyaknya UMKM yang berdiri telah mampu memperkerjakan jutaan tenaga kerja yang tadinya menjadi pengangguran. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat akan meningkat serta lebih terjamin.

(20)

3

UMKM di Indonesia juga merupakan pelaku usaha terbesar dari sisi jumlah unit usaha yang mencapai 99% dari total pelaku usaha nasional pada tahun 2012. Sebanyak 54.559 unit usaha atau 98,82% di antaranya merupakan usaha mikro dengan aset maksimal Rp 50.000.000,00 dan omzet per tahun maksimal Rp 300.000.000,00. Jumlah UMKM di Indonesia yang cukup banyak berpotensi untuk meningkatkan perekonomian negara, namun dalam pengembangannya para pengusaha sering kali dihadapkan pada berbagai macam hambatan. Secara umum ada dua permasalahan utama, yaitu finansial dan non finansial. Masalah financial umumnya berkaitan dengan hambatan UMKM dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan untuk mengembangkan usahanya. Masalah pembiayaan merupakan hambatan yang paling sering dikeluhkan oleh para pengusaha, baik usaha kecil maupun besar (Wismiarsi,2008). Para pengusaha umumnya mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan dari bank. Fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank dapat berupa kredit investasi maupun modal kerja. Berbagai keluhan yang dialami oleh para pengusaha kecil antara lain prosedur pengajuan kredit yang rumit, syarat-syarat yang dibutuhkan terlalu banyak, lokasi bank yang jauh dari lokasi usaha, dan kewajiban untuk menyerahkan agunan (Soetrisno,1998)

(21)

4

peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto. Walau sedemikian besar perannya, UMKM di Bali masih menghadapi berbagai kendala lemahnya jaringan pasar, rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, masalah produksi dan teknologi serta masalah permodalan. Mengatasi kendala dalam pemenuhan modal bagi UMKM Pemerintah Daerah Provinsi Bali mendirikan Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Bali. Berkat dorongan dari Bank Indonesia Cabang Denpasar dan dukungan pihak legislatif, maka pada tanggal 21 November 2010 berdirilah perusahaan penjaminan milik masyarakat Bali dengan nama PT. Jamkrida Bali Mandara. Pendirian perusahaan PT. Jamkrida Bali Mandara ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan kekurangan modal usaha bagi UMKM yang usahanya layak namun kesulitan mengakses kredit karena batasan agunan ( jaminan fisik atau collateral).

Sesuai dengan kebutuhan pemerintah bahwa keberadaan UKM sangat diperlukan oleh pemerintah karena UMKM yang betul – betul mampu mendongkrak peningkatan ekonomi masyarakat dalam menghadapai krisis ekonomi. Untuk di Kabupaten Badung perkembangan atau pertumbuhan UMKM dari tahun ke tahun menunjukkan hasil yang cukup signifikan seperti Tabel berikut.

Tabel 1.1

Jumlah UMKM BPR/LKM dan UMKM non BPR/LKM Tahun 2010 s.d 2014 Kabupaten Badung

(22)

5

Berdasarkan Tabel 1.1 perkembangan UKM per tahun 2010 s.d 2014 di Kabupaten Badung terus mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada tahun 2010 jumlah seluruh UKM sebesar 14.305 unit dengan rincian jumlah BPR/LKM sebesar 587 unit dan jumlah UKM non BPR/LKM sebesar 13.718 unit. Tahun 2011 jumlah seluruh UKM mengalami peningkatan menjadi sebesar 15.361 unit dengan rincian jumlah BPR/LKM sebesar 607 unit dan jumlah non BPR/LKM sebesar 14.754 unit. Sampai akhir tahun 2014 jumlah seluruh UKM sebesar 19.501 dengan rincian jumlah BPR/LKM sebesar 649 unit dan jumlah UKM non BPR/LKM sebesar 18.852 unit.

Salah satu UMKM yang berkembang di Kabupaten Badung, khususnya di Desa Carangsari, Kecamatan Petang yaitu usaha kacang garing. Kacang garing merupakan camilan yang terbuat dari olahan kacang tanah. Olahan kacang garing banyak digemari anak – anak maupun dewasa sebagai camilan disaat bermain dan bersantai di waktu senggang. Bahan baku kacang garing (kacang tanah) sangat mudah didapatkan di Kecamatan Petang sehingga pengusaha kacang garing di Desa Carangsari tidak kesulitan mencari bahan baku. Berikut tabel total luas lahan dan produksi kacang tanah di Kecamatan Petang tahun 2014.

Tabel 1.2

(23)

6 Belok Sidan. Total luas areal budidaya kacang tanah tahun 2014 di Kecamatan Petang mencapai 103 Ha. Dari total luas tanam tersebut, Desa Pelaga memiliki luas areal terluas mencapai 49 Ha, sedangkan luas terkecil terdapat di Desa Sulangai sebesar 9 Ha. Total Produksi yang dihasilkan dari usaha kacang tanah sepanjang tahun 2014 sebesar 46,414 ton. Dilihat dari tabel, produksi tertinggi berada pada Desa Pelaga sebesar 22,540 ton, Desa Belok Sidan sebesar 20.250 ton dan desa yang paling rendah produksi kacang tanahnya adalah Desa Sulangai sebesar 3,624 ton . Harga kacang tanah polong di pasaran berkisar Rp. 6000 per kg. Dilihat dari harga tersebut usahatani kacang tanah masih belum mampu memperoleh keuntungan yang maksimal, dan dengan biaya budidaya yang tergolong mahal serta produksi yang masih belum banyak tentunya belum bisa memberikan hasil yang menjanjikan.

(24)

7

penanaman bahan baku kacang tanah dan dekat pula dengan pasar yaitu Pasar Blakiuh dan Pasar Petang sebagai sentra pemasaran produk. Sebagai gambaran umum UD Sari Murni dalam sehari rata-rata menghabiskan bahan baku sebesar 150 kg/hari. Bahan baku ini didapatkan dari para petani kacang tanah di sekitar Kecamatan Petang. Bahan baku kacang tanah mentah sebesar 150 kg tersebut setelah melalui proses pengolahan menjadi kacang garing siap konsumsi akan menyusut menjadi 135 kg. Dalam memasarkan produknya, UD Sari Murni memperkerjakan sepuluh karyawan yang bekerja 8 jam sehari. Harga yang ditawarkan UD Sari Murni untuk produk olahan kacang garing bervariasi mulai hargakemasan Rp 1.000,00, kemasan Rp 2.000,00 dan kemasan Rp 5.000,00 /bungkus. Produk olahan kacang garing ini dipasarkan di Pasar Blakiuh serta pasar Petang bahkan sampai menembus Pasar Badung. Khusus untuk harga kemasan Rp.5.000,00 dipasarkan di minimarket dan supermarket terdekat. Permasalahan yang dihadapi UD Sari Murni adalah kekurangan tenaga kerja sehingga produksi yang dihasilkan belum maksimal, padahal permintaan kacang garing di pasaran sangat menjanjikan. Selain itu permasalahan lainnya yaitu belum mampu mengangkat tenaga kerja yang membidangi administrasi usaha dalam melakukan pencatatan-pencatatan usahanya. Kendala lainnya adalah harga bahan baku kacang tanah yang berfluktuasi sehingga disaat harga bahan baku naik produsen kacang garing kebingungan menentukan harga produk.

(25)

8

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian mengenai analisis pendapatan usaha perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang di butuhkan pengusaha kacang garing dalam melakukan produksi selama 1 tahun serta besarnya pendapatan yang diterima pengusaha kacang garing dalam 1 tahun.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik usaha kacang garing UD Sari Murni? 2. Bagaimana keuntungan usaha kacang garing yang dihasilkan?

3. Apa saja kendala yang dihadapi UD Sari Murni dalam memproduksi kacang garing ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui karakteristik usaha kacang garing UD Sari Murni. 2. Untuk mengetahui keuntungan usaha kacang garing yang dihasilkan.

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi UD Sari Murni dalam memproduksi kacang garing.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari dilakukannya penelitian ini untuk:

(26)

9

2. Pemerintah, sebagai informasi dalam pembuatan suatu program yang tepat sasaran seperti kredit modal usaha.

3. Aspek akademik, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi contoh kajian penerapan suatu teori kedalam kasus nyata serta sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bali.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(27)

11

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pendapatan

Penerimaan dan pendapatan usaha memiliki arti yang berbeda. Pendapatan memiliki pengertian yang bermacam-macam tergantung dari sisi mana untuk meninjau pengertian pendapatan tersebut. Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi antara lain penjualan barang, penjualan jasa, penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilan bunga, royalti dan dividen. Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju - mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkannya. Pendapatan pada dasarnya diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa yang diberikan.

2.1.1 Klasifikasi pendapatan

Menurut Kusnadi (2000;19) menyatakan bahwa pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu

(28)

12

Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis pendapatan operasional perusahaan adalah pendapatan yang bersumber dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang dan penjualan jasa yang menjadi objek maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan.

Pendapatan operasional dapat diperoleh dari dua sumber yaitu:

(1) Penjualan kotor yaitu merupakan semua hasil atau penjualan barang-barang maupun jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan-potongan atau pengurangan lainnya untuk dibebankan kepada langganan atau yang membutuhkannya.

(2) Penjualan bersih yaitu merupakan hasil penjualan yang sudah diperhitungkan atau dikurangkan dengan berbagai potongan-potongan yang menjadi hak pihak pembeli. Jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu:

a. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan tersebut.

b. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanyahubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi.

c. Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasamadengan para investor.

2) Pendapatan Non Operasional.

Pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu, akan tetapi bukan diperoleh dari kegiatan operasional utama perusahaan. Adapun jenis dari pendapatan ini dapat dibedakan sebagai berikut.

(29)

13

perusahaan oleh pihak lain. Contohnya, pendapatan bunga, sewa, royalti dan lain-lain. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang dagangan atau hasil produksi. Contohnya, penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva tak berwujud.

(2) Pendapatan bunga, sewa, royalti, keuntungan (laba), penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan dividen merupakan pendapatan diluar usaha bagi perusahaan - perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan

perdagangan. Pendapatan yang diperoleh dari peningkatan ekuitas dari transaksi - transaksi yang bukan kegiatan utama dari entitas dan dari transaksi - transaksi atau kejadian - kejadian lainnya serta keadaan - keadaan yang mempengaruhi entitas selain yang dihasilkan dari investasi pemilik disebut dengan keuntungan.

Secara umum Pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut: π = TR – TC

Keterangan:

π = Keuntungan Usaha

TR = Penerimaan Total (total revenue) TC = Total biaya produksi (total cost)

2.2 Tenaga Kerja

(30)

14

(man power) yang dapat dianggap sebagai faktor produksi. Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih yang sudah atau yang sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan sedang melaksanakan kegiatan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga. (Simanjutak 1998). Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja.

Angkatan kerja (labor force) adalah penduduk yang bekerja, namun siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Kemudian penduduk yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh penghasilan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Di Negara-negara yang sedang berkembang batas umur angkatan kerja lebih rendah (di Indonesia 10 tahun ke atas) daripada di Negara-negara yang telah maju (15 tahun ke atas). Demikian pula kuantitas dan kualitas angkatan kerja lebih rendah di Negara-negara sedang berkembang daripada di Negara-negara maju karena sebagian besar penduduk di Negara sedang berkembang berusia muda.

(31)

15

mengganggur adalah mereka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum dapat memperoleh pekerjaan tersebut (Sadono Sukirno, 1994). Jumlah tenaga kerja yang menganggur atau yang sedikit sekali digunakan, cukup banyak di Negara-negara yang padat penduduknya. Di Negara-negara sedang berkembang pengangguran dapat digolongkan ke dalam tiga jenis yaitu:

1) Pengangguran yang Kelihatan (Visible Underemployment).

Visible underemployment akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang sungguh-sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang sanggup/disediakan untuk bekerja. Tegasnya, ini merupakan suatu pengangguran. Meskipun beberapa dari pengangguran itu terdapat di sektor-sektor kerajinan dan industri-industri sedang maupun besar, namun cukup penting bagi Negara-negara sedang berkembang karena adanya sifat-sifat khas kegiatan sektor pertanian. Guna lebih jelasnya visible underemployment ini dibagi dua yaitu pengangguran kronis dan pengangguran musiman (chronic underemployment dan seasonal underemployment). Pengangguran yang kronis terjadi meskipun pada puncak

(32)

16

lain tanpa mempengaruhi produksi sektor pertanian itu, kecuali kalau ada tindakan-tindakan yang memperbaiki / mengubah cara produksi. Jelasnya, pengangguran yang kentara (visible underemployment) timbul karena kurangnya kesempatan kerja.

2) Pengangguran Tak-Kentara (Invisible Underemployment/Disguised Unemployment)

Pengangguran tak-kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik (setelah ada perubahan-perubahan sederhana dalam organisasi atau metode produksi tetapi tanpa suatu tambahan yang besar) ke sektor-sektor atau pekerjaan lain tanpa mengurangi output. Sebagai misal kalau pada saat panen atau tanam padi, tetapi caranya lebih diorganisir, maka pengurangan beberapa tenaga kerja pada saat sedang giat-giatnya pekerjaan tersebut tidak akan mengurangi/menurunkan output. Hal ini terjadi juga di daerah pedesaan di mana tenaga-tenaga yang menganggur tertarik pada kegiatan-kegiatan jasa perdagangan. Daerah pedesaan dengan tingkat upah yang rendah dan cukup bahan makanan, maka tenaga kerja bekerja dibawah kapasitas normal, sehingga memungkinkan pengurangan tenaga kerja tanpa mengurangi jumlah output, hanya harus disertai dengan perbaikan dalam tingkat kesehatan melalui perbaikan bahan makanan.

3) Pengangguran Potensial (Potential Underemployment)

(33)

17

kerja yang secara potensial menganggur itu untuk kegiatan-kegiatan yang produktif, terdapat baik di sektor pertanian maupun sektor industri. Kemungkinan penyebarannya di sektor industri terbukti dari tingkat upah atau tingkat produktivitasnya yang rendah. Perubahan-perubahan yang diperlukan mungkin sekali memerlukan penambahan produksi, penggantian tenaga-tenaga manusia dengan mesin. Dengan penarikan tenaga kerja dari sektor industri itu diciptakan lapangan kerja di sektor yang lain. Contoh untuk sektor-sektor di luar industri ialah digantikannya industri-industri rumah tangga atau industri-industri kecil dengan industri-industri sedang maupun industri besar.

Tenaga-tenaga yang menganggur merupakan persediaan faktor produksi yang dapat dikombinasikan dengan faktor-faktor produksi lain untuk meningkatkan output di Negara-negara sedang berkembang. Persediaan tenaga kerja ini jelas lebih banyak terdapat di daerah-daerah yang padat penduduknya. Masalah pemanfaatkan tenaga menganggur ini menyangkut baik segi penawaran maupun segi permintaan. Untuk memperluas permintaan akan tenaga kerja diperlukan adanya pengorganisasian tenaga kerja seperti halnya dengan kapital. Pembangunan masyarakat desa mungkin merupakan jalan yang baik, karena hanya diperlukan kapital yang relatif tidak besar. Suatu keuntungan penggunaan tenaga yang menganggur secara musiman yakni tidak mengurangi tenaga-tenaga yang diperlukan untuk mengadakan proses produksi maupun pemasaran. Industri-industri kecil juga mungkin sekali akan menyerap tenaga-tenaga yang menganggur karena musim atau memang secara kronis.

(34)

18

Biaya (Cost) merupakan pengeluaran atau pengorbanan yang dapat menimbulkan pegurangan terhadap manfaat yang kita terima (Suyanto, 2001). Pembiayaan merupakan salah satu aspeknpaling menentukan dalam pengembangan usaha. Pembiayaan agribisnis dapat diperoleh dari modal sendiri atau meminjam dari beberapa sumber keuangan, seperti pemodal perorangan, lembaga keuangan dan bank. Macam-macam biaya yang biasanya diperlukan dalam suatu usaha/proyek diantaranya adalah biaya investasi (tanah,dan bangunan) biaya operasional (bahan baku dan tenaga kerja) dan biaya lainnya (pajak, bunga, biaya tak terduga, reinvestasi dan biaya pemeliharaan).

Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), sumber pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan investasi dapat digunakan dari modal sendiri atau modal pinjaman atau kombinasi dari keduanya. Sumber pembiayaan untuk usaha kacang garing umumnya berasal dari modal sendiri seperti tanah, bangunan, bahan baku, tenaga kerja dan biaya operasional lainnya. Pengeluaran total usaha sebagai nilai semua masukan yang dikeluarkan dan habis terpakai di dalam proses produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja yang berasal dari keluarga. Pengeluaran total usaha kacang garing terdiri dari pengeluaran tetap dan pengeluaran tidak tetap. Pengeluaran tidak tetap (variable cost), adalah pengeluaran yang digunakan untuk usaha tertentu yang nilainya berubah-ubah dan sebanding dengan besarnya skala usaha. Pengeluaran tetap (fixed cost) adalah pengeluaran usaha yang tidak bergantung pada besarnya produksi. Pengeluaran usaha mencakup pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai.

(35)

19

menghasilkan tingkat output tertentu. Biaya total dibagi menjadi dua bagian, yaitu biaya tetap total (total fixed costs = TFC) dan biaya variabel total (total variable costs= TVC). Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun output berubah, biaya ini akan sama besarnya kendati output adalah satu unit atau satu juta unit. Biaya seperti ini sering disebut biaya overhead atau biaya yang tak dapat dihindari (unavoidable cost). Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah. Biaya ini berkaitan langsung dengan output, yang bertambah besar dengan meningkatnya produksi dan berkurang dengan menurunnya produksi. Biaya variabel juga disebut biaya yang dapat dihindari (avoidable cost).

Biaya marjinal (marjinal cost = MC), adalah kenaikan biaya total yang disebabkan oleh meningkatnya laju produksi sebesar satu unit. Karena biaya tetap tidak berubah dengan output, biaya marjinal akan selalu nol. Karena itu, biaya marjinal jelas merupakan biaya variabel marjinal dan berubahnya biaya tetap tidak akan mempengaruhi biaya marjinal.

2.4 Teori Modal

(36)

20

dalam sebuah bisnis. Namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuahusaha sangatdiperlukan. Yang menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya modal, karena keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar (Amirullah, 2005:7). Adapun tiga macam modal yaitu: 1) Modal Sendiri

Menurut Mardiyatmo (2008) mengatakan bahwa modal sendiri adalah modal yang diperleh dari pemilik usahaitu sendiri. Modal sendiri terdiri dari tabungan, sumbangan, hibah, saudara, dan lain sebagainya.

Kelebihan modal sendiri adalah:

a) Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak menjadi beban perusahaan.

b) Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari setoran pemilik modal.

c) Tidak memerlukan persyaratan yang rumitdan memakan waktu yang relatif lama.

d) Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan pemilik akan tertanam lama dan tidak ada masalah seandainya pemilik modal mau mengalihkan ke pihak lain.

Kekurangan modal sendiri adalah:

(37)

21

b) Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik baru (calon pemegang saham baru) sulit karena mereka akan mempertimbangkan kinerja dan prospek usahanya.

c) Kurang motivasi pemilik, artinya pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri motivasi usahanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan modal asing.

2) Modal Asing

Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk mengerjakan usaha dengan sungguh-sungguh. Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari:

a) Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta maupun pemerintah atau perbankan asing.

b) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal ventura, asuransi leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga pembiayaan lainnya.

c) Pinjaman dari perusahaan non keuangan. Kelebihan modal pinjaman adalah:

(38)

22

perolehan dana tidak terlalu sulit. Banyak pihak berusaha menawarkan dananya keperusahaan yang dinilai memiliki prospek cerah.

b) Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari menggunakan modal sendiri. Jika menggunakan modal asing, motivasi pemilik untuk memajukan usaha tinggi, ini disebabkan adanya beban bagi perusahaan untuk mengembalikan pinjaman. Selain itu, perusahaan juga berusaha menjaga image dan kepercayaan perusahaan yang memberi pinjaman agar tidak tercemar.

Kekurangan modal pinjaman adalah:

a) Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi. Pinjaman yang diperoleh dari lembaga lain sudah pasti disertai berbagai kewajiban untuk membayar jasa seperti: bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, materai dan asuransi.

b) Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu yang telah disepakati. Hal ini bagi perusahaan yang sedang mengalami likuiditas merupakan beban yang harus ditanggung.

c) Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah yang mengakibatkan kerugian akan berdampak terhadap pinjaman sehingga akan menjadi beban moral atas utang yang belum atau akan dibayar (Kasmir, 2007) 3) Modal Patungan

(39)

23

2.5 Tahapan Pembuatan Kacang Garing

Makanan ringan kacang garing sudah menjadi makanan ringan terfavorit bagi kalangan dewasa, baik daerah pedesaan dan pegunungan maupun daerah kawasan perkotaan juga sangat menggemari makanan ringan ini. Selain itu kacang garing juga menjadi favorit kaum tua karena salah satu manfaat kacang kulit adalah dapat membantu mencegah penyakit jantung. Dilihat dari segi manfaat dan kesukaan, bisnis makanan ringan kacang kulit garing sangatlah terbuka dan menjanjikan. Permintaan pasar sangat tinggi dan stok bahan dasar (kacang) sangat melimpah di Indonesia, dapat dibeli dipasar dan pasar grosir.Untuk cara memasak kacang kulit garing sangatlah mudah dan sederhana, yaitu:

1) Rendam kacang kulit dalam bak selama tiga jam. Setelah cukup kacang untuk direndam, bersihkan kacang dengan cara disikat atau dengan cara lain sampai kacang kulit memang benar-benar bersih dan putih.

2) Setelah kacang benar-benar bersih, rendam kacang dengan air panas yang sudah dicampuri garam dalam bak selama dua hari. Jika air mendingin, hanya perlu untuk mengawali perendaman saja agar pori-pori kulit kacang dapat terbuka. Ini dilakukan agar rasa asin dapat masuk kedalam biji kacang.

3) Jika ingin mendapatkan rasa bawang pada kacang, hanya perlu mencampurkan siung bawang yang sudah digerus saat awal perendaman, sebelum air turun suhu menjadi dingin.

(40)

24

5) Setelah kacang kering, lakukan pengovenan kacang selama 60 menit. Pengovenan dilakukan dengan suhu yang tidak terlalu panas untuk menjaga kualitas kacang dan matang kacang merata.

6) Jika proses pengovenan telah selesai, tunggu suhu kacang garing dingin kemudian dilanjutkan dengan pengemasan kacang garing.

2.6 Penelitian Terdahulu

Pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya sangat perlu dilakukan mengingat pentingnya bagi peneliti untuk menelaah masalah yang dihadapi peneliti dalam penelitiannya. Adapun penelitian yang sudah dilakukanoleh peneliti terdahulu yaitu:

Apollonaris Ratu Daton ( 2008 ) dalam penelitiannya yang berjudul analisis pendapatan usahatani jambu mente (kasus di Desa Ratulodong, Kecamatan Tanjung Bunga, kabupaten Flores Timur , Provinsi Nusa Tenggara Timur). Hasil analisis pendapatan usahatani jambu mente per luas lahan di daerah penelitian untuk musim panen tahun 2007 menguntungkan.

Rata - rata total penerimaan yang diperoleh petani adalah sebesar Rp 1.937.600,00, pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp 1.723.175,00,

(41)

25

R/C rasio atas biaya tunai sebesar 9,04 dan R/C rasio atas biaya total sebesar 1,27.Perbedaan R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total sangat besar disebabkan karena total biaya tunai yang dikeluarkan petani jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan total biaya usahatani. Nilai R/C rasio yang diperoleh > 1, menunjukan bahwa usahatani jambu mente yang dijalankan petani di Desa Ratulodong pada musim panen tahun 2007 tergolong efisien dan menguntungkan. Nilai R/C Rasio atas biaya total yang diperoleh tergolong kecil. Nilai R/C rasio yang kecil ini menunjukan bahwa keuntungan yang diperoleh petani jambu mente di Desa Ratulodong pada musim panen tahun 2007 sangat kecil.

Sudana, G (2012) dengan penelitiannya yang berjudul analisa pendapatan usaha tempe di Kota Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan usaha tempe setiap dua hari adalah sebesar Rp 1.080.000,00 dan biaya produksi totalnya adalah mencapai Rp 724.950,00 sehingga nilai pendapatannya adalah Rp 3.555.050,00. Hasil perhitungan juga menunjukan rasio penerimaan dengan biaya adalah sebesar 1,49. Nilai R/C rasio yang diperoleh >1, menunjukan bahwa usaha tempe di Kota Denpasar tergolong efisien dan menguntungkan.

(42)

26

Sedangkan tenaga kerja wanita memiliki pengaruh yang negatif dengan nilai - 0.416. Variabel luas lahan memiliki nilai elastisitas yang terbesar yaitu 0.817 yang berarti luas lahan memiliki kontribusi terbesar dalam produksi kedelai di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Pendapatan petani atas biaya tunai yaitu Rp 2.027.455.92,00 masih lebih besar Rp 1 .058 981.51,00 dibandingkan dengan pendapatan petani atas biaya total yaitu Rp 9.684.7441,00 Nilai R/C rasio atas biaya total lebih kecil yaitu 1.14 bila dibandingkan dengan nilai R/C rasio atas biaya tunai yaitu 1.35. Secara keseluruhan nilai R/C rasio menunjukkan bahwa usahatani kedelai di Kabupaten Garut masih layak dan menguntungkan apabila diusahakan. Penggunaan input-input produksi pada usahatani kedelai di Kabupaten Garut belum efisien. Input-input produksi seperti tenaga kerja pria dan pupuk kandang penggunaannnya harus dikurangi dari 89.76 HOK dan 591.04 Kg menjadi 80.67HOK dan 115.52 Kg. Sedangkan tenaga kerja wanita dan pupuk kimia sebaiknya petani tidak menggunakan kedua input tersebut karena petani akan mengalami kerugian akibat penggunaan input tersebut. Untuk input pestisida, benih dan luas lahan penggunaannya harus ditambah dari709.70 ml, 77.27 Kg, 0.35 Ha menjadi 1 241.98ml, 297.43 Kg, 9.77 Ha.

(43)

27

2.7 Kerangka Pemikiran

(44)

28

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Analisis Pendapatan Usaha Kacang Garing.

Teknik pengolahan

Pendapatan

Metode Analisis Data

Metode Deskriptif Kualitatif Metode Kuantitatif

Kendala Karakteristik Keuntungan

Kesimpulan

(45)

Gambar

Tabel
Tabel 1.1 Jumlah UMKM BPR/LKM dan UMKM non BPR/LKM Tahun 2010 s.d 2014
Tabel 1.2 Total Luas Lahan,dan  Produksi  Kacang Tanah Menurut Desa di Kecamatan
Gambar 2.1   Kerangka Pemikiran  Analisis Pendapatan Usaha Kacang Garing.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada saat struktur mengalami runtuh adalah jumlah sendi yang cukup telah terbentuk untuk mengubah struktur atau bagian dari

Mempelajari gerak lurus berubah beraturan pada bidang datar dengan bantuan air track rail untuk menentukan hubungan antara jarak, waktu, kecepatan, dan waktu, serta hubungan antara

Untuk menjamin hal tersebut diperlukan penandaan (earmarking) dari pemasukan yang didapatkan melalui mekanisme user charge ini. 6) Kebijakan masyarakat yang dapat

Pada Gambar 1 dapat dilihat pada semua perlakuan kompos dengan pemberian 30 g mikoriza menyebabkan tinggi tanaman lebih rendah, hal ini diduga bahwa dengan

Pemborosan dalam defect ini dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat produktivitas pada proyek LNK Unit 2, dikarenakan adanya pemborosan biaya yang seharusnya tidak

tahanan listrik pada area kontak antara elektroda dengan baja galvanis sehingga total energi listrik untuk tujuan pengelasan berkurang dan akibatnya diameter nugget yang

Dari wawancara yang peneliti lakukan kepada Peserta didik yang bernama samaran Cinta dia mengungkapkan bahwa dirinya punya pacar dan ketika berpacaran sering

Alamat gateway pada implementasi modul network mitm pada websploit untuk memonitoring aktifitas pengguna dalam mengakses internet adalah 192.168.1.1 Berikut ini