• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG HUKUM

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2010 (Halaman 33-43)

1. Berdasarkan LHPL, Pendapat atau Pembelaan para Terlapor, surat, dokumen dan alat bukti lainnya Majelis Komisi menilai dan menyimpulkan ada tidaknya pelanggaran yang dilakukan oleh para Terlapor yaitu sebagai berikut: --- 1.1 Mengenai Identitas Terlapor:--- 1.1.1 Bahwa Terlapor I adalah PT Pebana Adi Sarana, beralamat di Jalan Nipah

Nomor 09 Padang, Sumatera Barat, adalah pelaku usaha berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia dengan Akte Pendirian Nomor: 46 Tanggal 18 Januari 2003 dengan Akte Notaris Catur Virgo, S.H. dan telah mengalami perubahan terakhir dengan Akte Perubahan Terakhir Nomor: 228 Tanggal 11 Agustus 2008 dengan Akte Notaris Nasrul S.H., yang memiliki kegiatan usaha diantaranya adalah bidang developer, pembangunan, perdagangan umum, perindustrian, pertambangan, pengangkutan darat, pertanian, percetakan, perbengkelan dan jasa;--- 1.1.2 Bahwa Terlapor II adalah PT Agung Serba Tulen, beralamat di Jalan Kapuas I Blok H. 01 Rt. 013/Rw. 004 Kelurahan Padang Harapan Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu 38229, adalah pelaku usaha berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia dengan Akte Pendirian Nomor: 44 Tanggal 30 November 2005 dengan Akte Notaris Irawan S.H. dan telah mengalami perubahan terakhir dengan Akte Perubahan Terakhir Nomor: 42 Tanggal 22 Januari 2009 dengan Akte Notaris Irawan S.H., yang memiliki kegiatan usaha diantaranya adalah bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pengangkutan darat, percetakan dan perbengkelan;--- 1.1.3 Bahwa Terlapor III adalah PT Cahaya Gunung Mas, beralamat di Jalan

Kapuas I Komplek BI Blok H No. 8 Padang Harapan, Kota Bengkulu, adalah pelaku usaha berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia dengan Akte Pendirian Nomor: 16 Tanggal 6 Februari 2007 dengan Akte Notaris Achmad Syahroni, S.H. dan telah mengalami perubahan terakhir dengan Akte Perubahan Terakhir Nomor: 63 Tanggal 12 Mei 2008 dengan Akte Notaris: Rizfitriani Alamsyah, S.H., yang memiliki kegiatan usaha diantaranya adalah

halaman 34 dari 43

menjalankan usaha di bidang pembangunan, transportasi, perbengkelan, penerbitan, perdagangan, industri karoseri dan perakitan kendaraan, pertambangan, pertanian dan jasa;--- 1.1.4 Bahwa Terlapor IV adalah PT Rodateknindo Purajaya, beralamat di Jalan Fatmawati No. 56 A Bengkulu 38223, adalah pelaku usaha berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia dengan Akte Pendirian Nomor 30 Tanggal 19 Desember 1987 dengan Akte Notaris Martoenoes Boejoeng Ketek, S.H. dan telah mengalami perubahan terakhir dengan Akte Perubahan Terakhir Nomor 108 Tanggal 11 April 2008 dengan Akte Notaris Irawan, S.H., yang memiliki kegiatan usaha diantaranya adalah bidang pembangunan; --- 1.1.5 Bahwa Terlapor V adalah Panitia Pengadaan Barang/Jasa Program

Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rejang Lebong Tahun Anggaran 2009, beralamat di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rejang Lebong, Jalan Setia Negara II No. 114 Curup Bengkulu 39113, merupakan susunan Panitia yang ditunjuk dan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rejang Lebong Nomor: 600/185/Sub.1 tanggal 20 April 2009 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan/Jasa, Pelelangan/Penunjukan Langsung Kegiatan-kegiatan di Lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Rejang Lebong dengan anggota-anggotanya yaitu: Hamsapari, ST, MT (Ketua), Fahrul Razi, ST (Sekretaris), Erini Ferdian, ST (Anggota), Bambang Budiono, SE (Anggota), dan Marselly Falina, S.Pt (Anggota);--- 1.2 Mengenai Jumlah Peserta; --- 1.2.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyimpulkan sedikitnya jumlah

perusahaan yang mengikuti tender pada perkara a quo lebih disebabkan karena faktor teknis bukan karena adanya pengaturan atau pembatasan dari Pemilik AMP; --- 1.2.2 Bahwa Terlapor I dalam tanggapan tertulisnya sependapat dengan

kesimpulan Tim Pemeriksa; --- 1.2.3 Bahwa berkaitan dengan kesimpulan Tim Pemeriksa tersebut maka Majelis Komisi perlu menilai kembali hal-hal sebagai berikut; --- 1.2.3.1 Bahwa kekhususan atau karakteristik dari pengerjaan hotmix yang mengharuskan peserta tender memiliki AMP atau mendapat dukungan dari pemilik AMP menjadikan jumlah peserta tender

halaman 35 dari 43

yang memasukkan penawaran berkurang signifikan dibandingkan dengan jumlah peserta tender yang mendaftar;--- 1.2.3.2 Bahwa jumlah penyedia AMP yang terbatas menjadi kendala bagi peserta tender untuk mengajukan penawaran; --- 1.2.3.3 Bahwa meskipun terdapat kurang lebih 10 (sepuluh) perusahaan

yang memiliki AMP di Propinsi Bengkulu, tetapi karena adanya persyaratan terkait dengan kualitas suhu aspal, maka perusahaan yang memiliki AMP yang lokasinya jauh dari lokasi proyek sudah pasti tidak akan mengikuti atau memberi dukungan kepada perusahaan lain; --- 1.2.3.4 Bahwa sedikitnya jumlah peserta tender dikarenakan perusahaan

yang memiliki AMP hanya memberikan dukungan kepada 1 (satu) peserta tender saja, meskipun tidak ada aturan yang melarang pemilik AMP untuk memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu) peserta tender; --- 1.2.3.5 Bahwa dalam RKS tidak terdapat persyaratan yang mengharuskan

pemilik AMP hanya dapat memberikan dukungan kepada 1 (satu) peserta tender; --- 1.2.4 Bahwa dengan demikian Majelis Komisi sependapat dengan Tim

Pemeriksa yang menyatakan bahwa sedikitnya perusahaan yang mengikuti tender pada perkara a quo disebabkan karena adanya faktor teknis, bukan karena adanya pengaturan atau pembatasan dari pemilik AMP; --- 1.3 Mengenai Persaingan Semu diantara Peserta Tender; ---

1.3.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyimpulkan tidak ditemukan adanya persaingan semu (sengaja tidak melengkapi dokumen penawaran) yang dilakukan diantara peserta tender; --- 1.3.2 Bahwa Terlapor I dalam tanggapan tertulisnya sependapat dengan

kesimpulan Tim Pemeriksa; --- 1.3.3 Bahwa berkaitan dengan kesimpulan Tim Pemeriksa tersebut maka Majelis Komisi perlu menilai kembali hal-hal sebagai berikut; --- 1.3.3.1 Bahwa dalam hasil penilaian evaluasi yang dilakukan oleh Panitia, terdapat ketidaklengkapan dalam dokumen penawaran peserta tender untuk tiap-tiap paket tender yang diikuti; ---

halaman 36 dari 43

1.3.3.2 Bahwa berdasarkan hasil penelitian dokumen penawaran peserta tender dan pengakuan dari para Terlapor, diperoleh adanya fakta yang bertentangan dengan hasil penilaian evaluasi Panitia yaitu dokumen penawaran yang disampaikan adalah sama untuk tiap paketnya; --- 1.3.3.3 Bahwa tidak ditemukan adanya fakta kesamaan di dalam dokumen penawaran masing-masing peserta tender; --- 1.3.3.4 Bahwa Terlapor IV gugur dalam evaluasi karena jaminan

penawaran yang disampaikan berasal dari Asuransi, bukan dari Bank Umum sebagaimana ketentuan yang dipersyaratkan oleh Panitia Tender; --- 1.3.3.5 Bahwa terdapat Surat Edaran dari Bupati Kabupaten Rejang

Lebong yang menghimbau agar jaminan penawaran diterbitkan oleh Bank Umum; --- 1.3.3.6 Bahwa tidak terdapat fakta yang menunjukkan Terlapor IV sengaja menggunakan jaminan penawaran dari Asuransi untuk sengaja gugur dalam evaluasi (sebagai perusahaan pendamping); --- 1.3.3.7 Bahwa Terlapor IV mengakui adanya kesalahan dalam

penghitungan Bill Of Quantity pada paket C sehingga apabila ditunjuk sebagai pemenang tender maka akan mengalami kerugian; 1.3.4 Bahwa dengan demikian Majelis Komisi sependapat dengan Tim Pemeriksa yang menyimpulkan bahwa dugaan persaingan semu (sengaja tidak melengkapi dokumen penawaran) yang dilakukan peserta tender tidak ditemukan, melainkan kesalahan Panitia Tender di dalam melakukan evaluasi dan kesalahan Terlapor IV dalam melakukan penghitungan harga penawaran;--- 1.4 Mengenai Ketidakkonsistenan Terlapor II dalam Pelaksanaan Pekerjaan; ---

1.4.1 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyimpulkan tidak terdapat fakta yang menunjukkan perubahan dukungan penyediaan aspal adalah dalam rangka pengaturan antara Terlapor II dengan Terlapor I melalui PT Statika Mitra Sarana; --- 1.4.2 Bahwa Terlapor II dalam tanggapan tertulisnya sependapat dengan

kesimpulan Tim Pemeriksa; --- 1.4.3 Bahwa berkaitan dengan kesimpulan Tim Pemeriksa tersebut maka Majelis Komisi perlu menilai kembali hal-hal sebagai berikut: ---

halaman 37 dari 43

1.4.3.1 Bahwa Terlapor II yang mengikuti 2 (dua) paket tender, menggunakan surat dukungan AMP yang berasal dari PT Karuna Tani Teladan. Namun dalam pelaksanaan pekerjaan untuk 1 (satu) paket yang dimenangkan, Terlapor II menggunakan jasa PT Statika Mitra Sarana untuk penyediaan aspal; --- 1.4.3.2 Bahwa perubahan dukungan yang dilakukan Terlapor II dari PT Karuna Tani Teladan kepada PT Statika Mitra Sarana disebabkan karena faktor harga aspal yang lebih murah yang ditawarkan oleh PT Statika Mitra Sarana. Selain itu tidak terdapat klausula yang mengikat Terlapor II harus menggunakan jasa PT Karuna Tani Teladan dalam pelaksanaan pekerjaannya; --- 1.4.4 Bahwa dengan demikian Majelis Komisi sependapat dengan Tim Pemeriksa yang menyimpulkan tidak terdapat fakta yang menunjukkan perubahan dukungan penyediaan aspal yang dilakukan oleh Terlapor II tersebut adalah dalam rangka pengaturan antara Terlapor II dengan Terlapor I melalui PT Statika Mitra Sarana; --- 1.5 Mengenai Harga Penawaran Peserta Tender; --- 1.5.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyimpulkan tidak terbukti adanya

pengaturan nilai penawaran di antara peserta tender; --- 1.5.2 Bahwa Terlapor I dalam tanggapan tertulisnya sependapat dengan

kesimpulan Tim Pemeriksa; --- 1.5.3 Bahwa berkaitan dengan kesimpulan Tim Pemeriksa tersebut maka Majelis Komisi perlu menilai kembali hal-hal sebagai berikut: --- 1.5.3.1. Bahwa dalam 4 (empat) paket tender yang menjadi perkara a quo, Terlapor I menjadi pemenang di Paket A, Paket B dan Paket C dengan penawaran harga terendah, demikian juga Terlapor II yang menang di Paket D; --- 1.5.3.2. Bahwa lokasi pekerjaan dengan lokasi AMP berkorelasi erat dengan harga penawaran. Terlapor I menawarkan harga yang lebih tinggi pada Paket D karena lokasi proyek yang lebih jauh dari 3 (tiga) proyek lainnya; --- 1.5.4. Bahwa dengan demikian Majelis Komisi sependapat dengan Tim

Pemeriksa yang menyimpulkan tidak terbukti adanya pengaturan nilai penawaran di antara peserta tender; ---

halaman 38 dari 43

1.6 Mengenai Evaluasi Dokumen Penawaran; --- 1.6.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyimpulkan evaluasi yang dilakukan oleh Panitia Tender sama kepada semua peserta tender dan tidak ditemukan fakta adanya tindakan yang mengistimewakan peserta tender tertentu atau mendiskriminasikan peserta tender tertentu; --- 1.6.2 Bahwa Terlapor I dalam tanggapan tertulisnya sependapat dengan

kesimpulan Tim Pemeriksa; --- 1.6.3 Bahwa berkaitan dengan kesimpulan Tim Pemeriksa tersebut maka Majelis Komisi perlu menilai kembali hal-hal sebagai berikut: --- 1.6.3.1. Bahwa hasil evaluasi dari Panitia Tender menyatakan bahwa

beberapa peserta tender tidak melengkapi dokumen penawaran dan dinyatakan gugur; --- 1.6.3.2. Bahwa berdasarkan hasil penelitian dokumen penawaran peserta

tender dan pengakuan dari para Terlapor, diperoleh adanya fakta yang bertentangan dengan hasil evaluasi Panitia yaitu dokumen penawaran yang disampaikan adalah sama untuk tiap paketnya; --- 1.6.3.3. Bahwa Panitia Tender mengakui banyaknya paket tender yang

ditangani (bersamaan dengan 4 paket perkara a quo) dan terbatasnya jumlah keanggotan Panitia Tender menyebabkan proses evaluasi yang dilakukan tidak maksimal; --- 1.6.3.4. Bahwa jumlah Panitia Tender yang melakukan evaluasi tidak

seimbang dengan jumlah pekerjaan yang ditenderkan di Tahun Anggaran 2009, sehingga hasil evaluasi dari Panitia Tender, kurang optimal; --- 1.6.3.5. Bahwa Panitia Tender melakukan evaluasi berdasarkan urutan harga

penawaran, dan kemudian dilanjutkan dengan evaluasi terhadap kelengkapan dokumen penawaran. Khusus untuk paket C, Terlapor IV sebagai penawar terendah tidak melengkapi jaminan penawaran sebagaimana yang dipersyaratkan sehingga gugur dan usulan pemenang diganti oleh Terlapor I sebagai peserta dengan penawaran terendah kedua; --- 1.6.4. Bahwa dengan demikian Majelis Komisi sependapat dengan Tim Pemeriksa

yang menyimpulkan evaluasi yang dilakukan oleh Panitia Tender sama kepada semua peserta tender dan tidak ditemukan fakta adanya tindakan yang

halaman 39 dari 43

mengistimewakan peserta tender tertentu atau mendiskriminasikan peserta tender tertentu; --- --- 2. Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut dan dikaitkan dengan dugaan

pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi menilai pemenuhan unsur-unsur pasal sebagai berikut;--- 2.1 Bahwa ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan

“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau

menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”; ---

2.2 Menimbang bahwa Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 mengandung unsur-unsur sebagai berikut: --- 2.2.1 Unsur Pelaku Usaha; --- 2.2.1.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang perorangan

atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi;---

2.2.1.2 Bahwa pelaku usaha yang dimaksud dalam perkara ini adalah Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV sebagaimana dinyatakan dalam butir 1.1 Bagian Tentang Hukum; --- 2.2.1.3 Bahwa dengan demikian, berdasarkan uraian pada butir 1.1 Bagian Tentang Hukum, maka unsur pelaku usaha telah terpenuhi; --- 2.2.2 Unsur Pihak Lain; ---

2.2.2.1 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pihak lain adalah para pihak (vertikal dan horizontal) yang terlibat dalam proses tender yang melakukan persekongkolan tender baik pelaku usaha sebagai peserta tender dan/atau subyek hukum lainnya yang terkait dengan tender tersebut; ---2.2.2.2 Bahwa pihak lain dalam perkara ini adalah Terlapor V yang

halaman 40 dari 43

Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rejang Lebong Tahun Anggaran 2009 sebagaimana dinyatakan dalam butir 1.1 Bagian Tentang Hukum; ---2.2.2.3 Bahwa dengan demikian, unsur Pihak Lain terpenuhi; ---2.2.3 Unsur Bersekongkol; ---

2.2.3.1 Bahwa yang dimaksud dengan bersekongkol berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah kerjasama

yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas inisiatif siapapun dan dengan cara apapun dalam upaya memenangkan peserta tender tertentu; ---

2.2.3.2 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, persekongkolan dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu persekongkolan horizontal, persekongkolan vertikal, dan gabungan dari persekongkolan horizontal dan vertikal; --- 2.2.3.3 Bahwa yang dimaksud dengan persekongkolan horizontal adalah

persekongkolan yang terjadi antara pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa pesaingnya; persekongkolan vertikal adalah persekongkolan yang terjadi antara salah satu atau beberapa pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan, sedangkan gabungan persekongkolan horizontal dan vertikal adalah persekongkolan antara panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan dengan sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa; --- 2.2.3.4 Persekongkolan Horizontal; - --- 2.2.3.4.1 Bahwa sedikitnya jumlah perusahaan yang mengikuti

tender pada perkara a quo lebih disebabkan karena faktor teknis bukan karena adanya pengaturan atau pembatasan dari Pemilik AMP sebagaimana diuraikan dalam butir 1.2 bagian Tentang Hukum; --- 2.2.3.4.2 Bahwa tidak ditemukan adanya persaingan semu (sengaja tidak melengkapi dokumen penawaran) yang dilakukan diantara peserta tender sebagaimana diuraikan dalam butir 1.3 bagian Tentang Hukum; ---

halaman 41 dari 43

2.2.3.4.3 Bahwa tidak terdapat bukti yang menunjukkan perubahan dukungan penyediaan aspal yang dilakukan oleh Terlapor II adalah dalam rangka pengaturan antara Terlapor II dengan Terlapor I melalui PT Statika Mitra Sarana sebagaimana diuraikan dalam butir 1.4 bagian Tentang Hukum; --- 2.2.3.4.4 Bahwa harga yang ditawarkan oleh peserta tender

berkorelasi erat dengan lokasi pekerjaan dan lokasi AMP. Dengan demikian tidak terbukti adanya pengaturan nilai penawaran di antara peserta tender sebagaimana diuraikan dalam butir 1.5 bagian Tentang Hukum; --- 2.2.3.4.5 Bahwa dengan demikian, unsur persekongkolan

horizontal antara Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV tidak terpenuhi;--- 2.2.3.5 Persekongkolan Vertikal; ---

2.2.3.5.1 Bahwa evaluasi yang dilakukan oleh Panitia Tender sama kepada semua peserta tender dan tidak ditemukan fakta adanya tindakan yang mengistimewakan peserta tender tertentu atau mendiskriminasikan peserta tender tertentu sebagaimana diuraikan dalam butir 1.6 bagian Tentang Hukum; --- 2.2.3.5.2 Bahwa dengan demikian, unsur persekongkolan vertikal yang dilakukan antara Terlapor V dengan Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV tidak terpenuhi; --- 2.2.4 Bahwa oleh karena unsur bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur

dan atau menentukan pemenang tender tidak terpenuhi maka Majelis Komisi tidak perlu membuktikan unsur-unsur lain pada Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tersebut lebih lanjut;--- 3 Menimbang bahwa sebagaimana tugas Komisi yang dimaksud dalam Pasal 35 huruf e

Undang-undang No. 5 Tahun 1999, Majelis Komisi merekomendasikan kepada Komisi untuk memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur Provinsi Bengkulu agar: 3.1 Memperhatikan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat dalam pengadaan

halaman 42 dari 43

3.2 Menyiapkan peralatan yang diperlukan guna memperlancar pembangunan infrastruktur untuk mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia terutama di Provinsi Bengkulu;--- 3.3 Memberikan kesempatan kepada pelaku usaha yang memenuhi kualifikasi untuk

mengikuti pengadaan barang/jasa di Provinsi Bengkulu. Khusus mengenai AMP, mengingat keterbatasan jumlah AMP di wilayah Provinsi Bengkulu, maka pemberian surat dukungan dari pemilik AMP tidak dibatasi hanya kepada 1 (satu) pelaku usaha dengan tetap memperhatikan aspek bisnis; --- 4 Menimbang bahwa perkara ini tidak dalam ruang lingkup kegiatan dan atau perbuatan dan atau perjanjian yang dikecualikan sebagaimana dimaksud Pasal 50 huruf a Undang-undang No. 5 Tahun 1999; --- 5 Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka mengingat

Pasal 43 ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis Komisi: ---

MEMUTUSKAN

Menyatakan bahwa Terlapor I: PT Pebana Adi Sarana, Terlapor II: PT Agung Serba Tulen, Terlapor III: PT Cahaya Gunung Mas, Terlapor IV: PT Rodateknindo Purajaya, dan Terlapor V: Panitia Pengadaan Barang/Jasa Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rejang Lebong Tahun Anggaran 2009 tidak terbukti melanggar ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999. Demikian putusan ini ditetapkan melalui musyawarah dalam Sidang Majelis Komisi pada hari Selasa, tanggal 21 September 2010 dan dibacakan di muka persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 22 September 2010 oleh Majelis Komisi yang terdiri dari Ir. H. Tadjuddin Noer Said sebagai Ketua Majelis, Dr. Yoyo Arifardhani, S.H., M.M., LL.M dan Didik Akhmadi, Ak., M.Comm, masing-masing sebagai Anggota Majelis, dengan dibantu oleh Nuzul Qur’aini Mardiya, S.H. M.H dan Verdy Ferdian, S.E. masing - masing sebagai Panitera.

Ketua Majelis,

halaman 43 dari 43

Anggota Majelis,

Dr. Yoyo Arifardhani, S.H., M.M., LL.M

Anggota Majelis,

Didik Akhmadi, Ak., M.Comm

Panitera,

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2010 (Halaman 33-43)

Dokumen terkait