• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG HUKUM

Dalam dokumen Putusan Asuransi Ferry Batam (Halaman 52-74)

1. Berdasarkan LHPL, Pendapat atau Pembelaan para Terlapor, surat, dokumen dan alat bukti lainnya Majelis Komisi menilai dan menyimpulkan ada tidaknya pelanggaran yang dilakukan oleh para Terlapor yaitu sebagai berikut: --- 1.1 Mengenai Identitas para Terlapor; ---

1.1.1 Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam, selanjutnya disebut “BP Batam”), dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2005 tentang Daerah Industri Pulau Batam. BP Batam adalah pemegang hak pengelolaan atas terminal-terminal ferry yang ada di Batam. Adanya hak pengelolaan tersebut menjadikan BP Batam memperoleh pendapatan dari pengelolaan Terminal Ferry Internasional di Batam sehingga dapat dikategorikan sebagai pelaku usaha ; --- 1.1.2 Terlapor II: PT Jasa Raharja (Persero) Batam, didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1980 tanggal 6 November 1980 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Umum (Perum) Asuransi Kerugian Jasa Raharja menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Pendirian Perseroan dilaksanakan dengan Anggaran Dasar PT Jasa Raharja (Persero) sebagaimana dimuat dalam Akta Nomor 49 tanggal 28 Februari 1981 yang dibuat di hadapan Notaris Imas Fatimah, S.H. yang telah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir dengan Akta Nomor 72 tanggal 31 Mei 2006 yang dibuat di hadapan Notaris Julius Purnawan, S.H., M.Sc. di Jakarta. PT Jasa Raharja (Persero) adalah pelaku usaha yang menyediakan jasa asuransi kecelakaan diri wisatawan/penumpang di Terminal Ferry Internasional Sekupang dan Teluk Senimba; --- 1.1.3 Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam, didirikan berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham PT Asuransi Aken Raharja mengenai Perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang Akte Pendiriannya dibuat dihadapan Notaris Ny. Machmudah Rijanto, S.H. dengan Akta Notaris Nomor 81 tanggal 27 November 1993 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Keputusan Nomor C2-369.HT.01.04.TH.93 tanggal 13 Desember 1993, dan berganti nama menjadi PT Asuransi Jasaraharja Putera pada tanggal 29 Desember 1995 dihadapan Notaris Sucipto, S.H. di Jakarta dengan Akta Nomor 30 tanggal 6 Juni 1996 dan telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman dengan Keputusan Nomor C2-10.812.HT.01.04.TH.96 tanggal 5 Desember 1996. PT Asuransi Jasaraharja Putera adalah pelaku usaha yang menyediakan

halaman 53 dari 74

jasa asuransi kecelakaan diri wisatawan/penumpang di Terminal Ferry Internasional Sekupang dan Teluk Senimba; --- 1.1.4 Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam didirikan berdasarkan Akta Nomor 1 tanggal 2 Juni 1973 dihadapan Notaris Mohamad Ali di Jakarta, dan telah mengalami Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jasa Asuransi Indonesia Nomor 42

tanggal 10 Maret 1998 dihadapan Notaris Imas Fatimah, S.H. di Jakarta. PT Jasa Asuransi Indonesia Batam adalah pelaku usaha yang

menyediakan jasa asuransi kecelakaan diri wisatawan/penumpang di Terminal Ferry Internasional Batam Center; --- 1.1.5 Terlapor V, PT Indodharma Corpora, pelaku usaha yang berbentuk

badan hukum yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu Perseroan Terbatas dengan Akta Perubahan Terakhir Nomor 06 tanggal 10 Januari 1997 yang dibuat oleh Notaris Siti Marjami Soepangat, S.H., melakukan kegiatan usaha antara lain perdagangan, pembangunan, jasa industri, angkutan, pertanian, perbengkelan, percetakan, biro iklan, perawatan gedung-gedung dan pertambangan, dalam hal ini sebagai pelaku usaha yang mengelola Pelabuhan Internasional Sekupang; --- 1.1.6 Terlapor VI, PT Synergi Tharada, pelaku usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu Perseroan Terbatas dengan Akta Perubahan Terakhir Nomor 66 tanggal 15 Mei 2001 yang dibuat oleh Notaris Agus Madjid, S.H., melakukan kegiatan usaha antara lain sebagai pelaku usaha yang mengelola Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center; --- 1.1.7 Terlapor VII, PT Senimba Bay Resort, pelaku usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu Perseroan Terbatas dengan Akta Perubahan Terakhir Nomor 31 tanggal 14 Februari 2007 yang dibuat oleh Notaris Robert Purba, S.H., melakukan kegiatan usaha antara lain menjalankan usaha dalam bidang pembangunan dan pengelolaan pelabuhan laut, terminal ferry, kapal untuk keberangkatan dan kedatangan baik domestik maupun internasional dan dermaga, menjalankan usaha dalam bidang pembangunan, penjualan, pengembangan, penjualan, dan pengurusan kantor-kantor dan ruangan-ruangan kantor dan rumah-rumah

dan pembangunan-pembangunan dalam hal ini sebagai pelaku usaha yang mengelola Pelabuhan Ferry Teluk Senimba; --- 1.2 Aspek Formil; --- 1.2.1 Selanjutnya sebelum menilai dan menyimpulkan pokok perkara (aspek materiil) Majelis Komisi terlebih dahulu menilai aspek formil yang ditanggapi oleh PT Synergy Tharada yang menyatakan bahwa tindakan KPPU yang tidak menjadwalkan kembali Pemeriksaan Pendahuluan terhadap PT Synergy Tharada adalah tidak benar menurut hukum, dan tindakan KPPU menetapkan PT Synergy Tharada sebagai Terlapor tanpa melalui tahap Pemeriksaan Pendahuluan adalah tidak beralasan menurut hukum; --- 1.2.2 Majelis Komisi menilai penetapan PT Synergy Tharada sebagai Terlapor dalam perkara ini telah sesuai dengan Penetapan KPPU Nomor 140/KPPU/PEN/XI/2009 tentang Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 tanggal 16 November 2009 dan Tim Pemeriksa Pendahuluan telah memanggil secara patut Direktur PT Synergy Tharada pada tanggal 21 Desember 2009, sehingga pendapat atau pembelaan PT Synergy Tharada di atas tidak beralasan; --- 1.3 Tentang Pasar Bersangkutan; --- 1.3.1 Bahwa pasar bersangkutan menurut Pasal 1 angka (10) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah adalah pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau jasa tersebut; --- 1.3.2 Bahwa pasar bersangkutan dalam perkara ini adalah Jasa Asuransi Kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan Ferry di Terminal Ferry Internasional Batam Center, Terminal Ferry Internasional Sekupang, dan Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba di kota Batam; --- 1.3.3 Bahwa para Terlapor tidak memberikan tanggapan atau pembelaannya tentang definisi pasar bersangkutan; --- 1.3.4 Bahwa Majelis Komisi sepakat dengan definisi pasar bersangkutan dalam LHPL, dan dengan tidak adanya pendapat atau pembelaan dari para Terlapor maka Majelis Komisi menilai para Terlapor menerima definisi pasar bersangkutan tersebut; --- 1.4 Bahwa sebelum menyimpulkan ada atau tidaknya pelanggaran yang dilakukan oleh para Terlapor, maka Majelis Komisi terlebih dahulu menguraikan tentang perilaku para Terlapor, yaitu sebagai berikut: ---

halaman 55 dari 74

1.4.1 Tentang Pembagian Wilayah; --- 1.4.1.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa tidak menemukan bukti

adanya perjanjian pembagian wilayah yang dilakukan oleh PT Jasa Raharja (Persero), PT Asuransi Jasaraharja Putera dan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) yang difasilitasi oleh BP Batam untuk membagi wilayah pemasaran asuransi kecelakaan diri bagi penumpang/wisatawan di Pelabuhan Internasional Batam Center, Pelabuhan Internasional Teluk Senimba dan Pelabuhan Internasional Sekupang; --- 1.4.1.2 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa Raharja (Persero) pada pokoknya menyatakan PT Jasa Raharja (Persero) tidak pernah membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya dengan tujuan untuk membagi wilayah pemasaran, sehingga terjadi praktek monopoli atau persaingan tidak sehat. PT Jasa Raharja (Persero) Batam hanya semata-mata menjalankan program asuransi wajib yang diamanatkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 1965 Jo PP Nomor 17 Tahun 1965 dan SK Menteri Keuangan RI dengan memberikan perlindungan dasar bagi para penumpang alat angkutan penumpang Kapal/Ferry Penyeberangan selama dalam perjalanan saat naik di tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan; --- 1.4.1.3 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Asuransi Jasaraharja Putera pada pokoknya menyatakan tidak melakukan kesepakatan dengan pesaing usaha untuk mendapatkan pembagian wilayah pemasaran; --- 1.4.1.4 Bahwa setelah membaca LHPL dan pendapat atau pembelaan dari para Terlapor, maka Majelis Komisi sepakat dengan LHPL yang menyatakan tidak ditemukan bukti adanya perjanjian pembagian wilayah yang dilakukan oleh PT Jasa Raharja (Persero), PT Asuransi Jasaraharja Putera dan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) yang difasilitasi oleh BP Batam untuk membagi wilayah pemasaran asuransi kecelakaan diri bagi penumpang/wisatawan di Pelabuhan Internasional Batam Center, Pelabuhan Internasional Teluk Senimba dan Pelabuhan Internasional Sekupang; ---

1.4.2 Perjanjian Tertutup; --- 1.4.2.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menilai asuransi kecelakaan diri bagi penumpang/wisatawan ferry yang ditetapkan oleh BP Batam bukan Asuransi Kecelakaan yang terdiri dari Asuransi Wajib (selama di kapal dan perjalanan) + Asuransi Tidak Wajib (selama berada di luar kapal dan berlaku selama 7 hari). Berdasarkan hal tersebut, maka perjanjian antara PT Indodharma Corpora dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja Putera di Pelabuhan Internasional Sekupang, perjanjian antara PT Synergy Tharada dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) di Terminal Ferry Internasional Batam Center, dan perjanjian antara PT Senimba Bay Resort (d/h PT Marina City Development) dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja Putera di pelabuhan Teluk Senimba bukanlah perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999; --- 1.4.2.2 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa Raharja (Persero) pada pokoknya menyatakan pada masa itu PT Jasa Raharja (Persero) hanya memenuhi permintaan dari pengelola pelabuhan untuk memberikan perlindungan dasar bagi para penumpang sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964 jo PP Nomor 17 Tahun 1965 dan tidak pernah mempersyaratkan kepada pihak lain untuk menerima dan bersedia mengasuransikan wisatawan kepada Perusahaan Asuransi lain yang ditunjuk; --- 1.4.2.3 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa Raharja (Persero) pada pokoknya menyatakan untuk menutup perlindungan asuransi para penumpang dan wisatawan di pelabuhan dilakukan pengutipan premi asuransi wisatawan dan iuran wajib kecelakaan penumpang dalam perjalanan di masing-masing pelabuhan sebesar Sin $ 1 yang didalamnya sudah termasuk iuran wajib dana pertanggungan kecelakaan penumpang sesuai SK Menteri Keuangan yang berlaku; --- 1.4.2.4 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Asuransi Jasaraharja Putera pada pokoknya menyatakan kewajiban untuk mengasuransikan aset dan penumpang ferry merupakan salah satu persyaratan dari BP Batam yang termuat dalam perjanjian dengan pihak pengelola pelabuhan, dan PT Asuransi Jasaraharja Putera

halaman 57 dari 74

mampu untuk menutup asuransi secara komprehensif dan tidak parsial; --- 1.4.2.5 Bahwa setelah membaca LHPL dan pendapat atau pembelaan para Terlapor, maka Majelis Komisi sepakat dengan LHPL yang menyatakan asuransi kecelakaan diri bagi penumpang/wisatawan ferry yang ditetapkan oleh BP Batam bukan merupakan asuransi kecelakaan yang terdiri dari asuransi wajib (selama di kapal dan perjalanan) + asuransi tidak wajib (selama berada diluar kapal dan berlaku selama 7 hari) namun merupakan satu produk asuransi; --- 1.4.2.6 Bahwa Majelis Komisi sependapat dengan LHPL yang menyatakan perjanjian yang terdapat pada butir 1.4.2.1 bukanlah perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999; --- 1.4.3 Praktek Monopoli dan Diskriminasi; --- 1.4.3.1 Terminal Ferry Internasional Sekupang; --- 1.4.3.1.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyatakan berdasarkan perjanjian kerjasama antara PT Indodharma Corpora dengan BP Batam, pengelola diwajibkan untuk menyelenggarakan asuransi yang menanggung keselamatan penumpang selama perjalanan atau di lokasi Terminal Ferry Internasional Sekupang. Sejak ditunjuk sebagai pengelola pelabuhan, PT Indodharma Corpora telah membuat perjanjian kerjasama asuransi dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja Putera untuk memungut premi asuransi kecelakaan diri bagi penumpang/wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 selama 7 (tujuh) hari; --- 1.4.3.1.2 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menduga PT Indodharma Corpora, PT Jasa Raharja (Persero), PT Asuransi Jasaraharja Putera dan BP Batam secara bersama-sama menguasai pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Sekupang sehingga penguasaan pasar jasa asuransi tersebut mendiskriminasi pelaku usaha lain di bidang asuransi

untuk masuk ke pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi penumpang/wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Sekupang; --- 1.4.3.1.3 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa Raharja (Persero) menyatakan dalam mendapatkan penutupan Asuransi, PT Jasa Raharja (Persero) memperoleh secara terbuka dan tidak menutup Perusahaan Asuransi lain yang ingin mengajukan proposal penawaran yang sama; --- 1.4.3.1.4 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Asuransi Jasaraharja Putera pada pokoknya menyatakan PT Indhodarma Corpora memilih PT Asuransi Jasaraharja Putera karena nilai santunan atau jaminan yang didapatkan lebih tinggi dibanding penawaran Perusahaan Asuransi lain; --- 1.4.3.1.5 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Asuransi Jasaraharja Putera pada pokoknya menyatakan PT Asuransi Jasaraharja Putera tidak pernah melakukan kesepakatan dengan pihak tertentu yang bertentangan dengan Undang-undang sehingga mengakibatkan Perusahaan Asuransi lain tidak dapat masuk ke dalam Terminal Ferry Internasional Sekupang; --- 1.4.3.1.6 Bahwa Majelis Komisi menilai adanya perjanjian kerjasama yang dimulai sejak tahun 2004 dan berlaku selama 15 (lima belas) tahun antara PT Indodharma Corpora, PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja Putera di Terminal Ferry Internasional Sekupang dengan difasilitasi oleh BP Batam menunjukkan terjadinya penguasaan pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi penumpang/wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Sekupang sehingga menutup kesempatan bagi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar jasa asuransi tersebut; --- 1.4.3.1.7 Bahwa Majelis Komisi menilai tidak adanya Perusahaan Asuransi lain yang mengajukan proposal penawaran jasa asuransi kecelakaan diri untuk

halaman 59 dari 74

wisatawan menunjukkan informasi mengenai adanya pasar jasa asuransi kecelakaan diri ini tidak diketahui oleh Perusahaan Asuransi lain; --- 1.4.3.1.8 Bahwa Majelis Komisi menilai tidak adanya upaya membuka informasi tentang pasar jasa asuransi kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan di Terminal Ferry Internasional Sekupang merupakan hambatan bagi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar tersebut; --- 1.4.3.1.9 Bahwa dengan demikian Majelis Komisi menyimpulkan perjanjian antara PT Indodharma Corpora, PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja Putera di Terminal Ferry Internasional Sekupang yang difasilitasi oleh BP Batam merupakan tindakan diskriminasi bagi pelaku usaha lain di bidang asuransi dengan cara tidak memberikan informasi yang terbuka mengenai adanya pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan; --- 1.4.3.2 Terminal Ferry Internasional Batam Center; --- 1.4.3.2.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyatakan PT Synergy Tharada sebagai pengelola Terminal Ferry Internasional Batam Center merupakan Pelabuhan Umum yang mendapatkan Ijin Operasi dari BP Batam. Oleh karena itu, PT Synergy Tharada wajib tunduk terhadap aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh BP Batam, termasuk kebijakan mengenai asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry. Sejak ditunjuk sebagai pengelola pelabuhan, PT Synergy Tharada telah membuat perjanjian kerjasama asuransi dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) untuk memungut premi asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 selama 7 (tujuh) hari; --- 1.4.3.2.2 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menduga PT Synergy Tharada, PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero), dan BP Batam secara bersama-sama

menguasai pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Batam Center sehingga penguasaan pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Batam Center mendiskriminasi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Batam Center; --- 1.4.3.2.3 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) menyatakan tidak ada hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai persaingan usaha tidak sehat karena semua Perusahaan Asuransi yang ada tidak dilarang untuk mengajukan proposal sebagai penanggung asuransi wisatawan di Terminal Ferry Internasional Batam Center; --- 1.4.3.2.4 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) pada pokoknya menyatakan apabila terdapat Perusahaan Asuransi lain yang dapat menawarkan kondisi jaminan yang sama atau lebih baik dengan harga yang sama atau lebih murah, maka perusahaan tersebut tetap mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi penanggung asuransi wisatawan, dengan demikian tidak terdapat diskriminasi terhadap pelaku usaha lainnya; --- 1.4.3.2.5 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Synergy Tharada menyatakan sejak awal sudah memilih PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) melalui pelaksanaan Beauty Contest, dengan produk asuransi kecelakaan wisatawan yang berlaku selama 7 (tujuh) hari di negara tujuan. Dimana hal tersebut merupakan suatu produk yang sangat jarang dan tidak semua Perusahaan Asuransi mau melakukannya; --- 1.4.3.2.6 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Synergy Tharada pada pokoknya menyatakan tidak melakukan diskriminasi karena tidak pernah melarang atau menghalangi pelaku usaha atau perusahaan jasa

halaman 61 dari 74

asuransi yang lain untuk memasarkan jasa asuransi di Terminal Ferry Internasional Batam Center; --- 1.4.3.2.7 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Synergy Tharada pada pokoknya menyatakan telah melakukan perubahan perilaku dengan cara melakukan penghentian atau pemutusan kerjasama dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) serta melakukan tender sebanyak 2 (dua) kali namun pada kenyataannnya BP Batam tidak menyetujui dan menyatakan agar PT Synergy Tharada tetap melaksanakan penutupan Asuransi Kecelakaan Wisatawan sebagaimana yang telah berjalan sebelumnya (vide surat OB 1 Oktober 2010 No.B/277/ORKIN/10/2009); --- 1.4.3.2.8 Bahwa Majelis Komisi menilai adanya perjanjian kerjasama antara PT Synergy Tharada dan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) dengan difasilitasi oleh BP Batam sejak tahun 2001 menunjukkan terjadinya penguasaan pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Batam Center, sehingga menutup kesempatan bagi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar jasa asuransi tersebut; --- 1.4.3.2.9 Bahwa Majelis Komisi menilai tidak adanya Perusahaan Asuransi lain yang mengajukan proposal penawaran jasa asuransi kecelakaan diri untuk wisatawan menunjukkan informasi mengenai adanya pasar jasa asuransi kecelakaan diri ini tidak diketahui oleh Perusahaan Asuransi lain; --- 1.4.3.2.10 Bahwa Majelis Komisi menilai tidak adanya upaya membuka informasi tentang pasar jasa asuransi kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan di Terminal Ferry Internasional Sekupang merupakan hambatan bagi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar tersebut; ---

1.4.3.2.11 Bahwa dengan demikian, Majelis Komisi menyimpulkan perjanjian antara PT Synergy Tharada dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) di Terminal Ferry Internasional Batam Center yang difasilitasi oleh BP Batam tersebut merupakan tindakan diskriminasi bagi pelaku usaha lain di bidang asuransi dengan cara tidak memberikan informasi yang terbuka mengenai adanya pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan; --- 1.4.3.3 Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba; --- 1.4.3.3.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyatakan PT Senimba Bay Resort merupakan pengelola Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba yang mendapatkan ijin dari Menteri Perhubungan sebagai Pelabuhan Khusus. Meskipun Teluk Senimba merupakan Pelabuhan Khusus, namun PT Senimba Bay Resort sebagai pengelola pelabuhan, mengikuti aturan dan kebijakan mengenai jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry yang ditetapkan oleh BP Batam; --- 1.4.3.3.2 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyatakan PT Senimba Bay Resort telah membuat perjanjian kerjasama asuransi dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja Putera untuk memungut premi asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 selama 7 (tujuh) hari; --- 1.4.3.3.3 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menduga PT Senimba Bay Resort, PT Jasa Raharja (Persero), PT Asuransi Jasaraharja Putera dan BP Batam secara bersama-sama menguasai pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Frry Internasional Teluk Senimba sehingga penguasaan pasar jasa asuransi tersebut mendiskriminasi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba; ---

halaman 63 dari 74

1.4.3.3.4 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa Raharja (Persero) pada pokoknya menyatakan dalam mendapatkan penutupan asuransi, PT Jasa Raharja (Persero) memperoleh secara terbuka dan tidak menutup Perusahaan Asuransi lain yang ingin mengajukan proposal penawaran yang sama; --- 1.4.3.3.5 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Asuransi Jasaraharja Putera pada pokoknya menyatakan tidak pernah melakukan kesepakatan dengan pihak tertentu yang bertentangan dengan Undang-undang sehingga mengakibatkan Perusahaan Asuransi lain tidak dapat masuk ke dalam Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba; --- 1.4.3.3.6 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Senimba Bay Resort pada pokoknya menyatakan kesepakatan bersama antara PT Senimba Bay Resort dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja Putera hanya untuk melaksanakan seluruh kebijakan dari BP Batam, termasuk dalam menentukan Perusahaan Asuransi yang akan memberikan penanggungan dan besarnya premi kecelakaan bagi wisatawan tersebut. Apabila PT Senimba Bay Resort tidak mengikuti kebijakan tersebut maka BP Batam dapat menjatuhkan sanksi berupa rekomendasi kepada Menteri Perhubungan untuk meninjau ulang ijin operasi Pelabuhan Khusus pariwisata PT Senimba Bay Resort; --- 1.4.3.3.7 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Senimba Bay Resort pada pokoknya menyatakan keberatan dengan dalil yang disampaikan oleh BP Batam tentang kebijakan asuransi kecelakaan wisatawan hanya berlaku di Pelabuhan Umum dan tidak termasuk Pelabuhan Khusus. Kebijakan pemberian asuransi kecelakaan diri wisatawan yang diterapkan oleh BP Batam tidak memiliki kaitan dengan status Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba sebagai Pelabuhan Khusus; ---

1.4.3.3.8 Bahwa Majelis Komisi menilai adanya perjanjian kerjasama antara PT Senimba Bay Resort dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja Putera di Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba sejak tahun 2003 dengan difasilitasi oleh BP Batam menunjukkan terjadinya penguasaan pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba sehingga menutup kesempatan bagi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar jasa asuransi tersebut; --- 1.4.3.3.9 Bahwa Majelis Komisi menilai tidak adanya Perusahaan Asuransi lain yang mengajukan proposal penawaran jasa asuransi kecelakaan diri untuk wisatawan menunjukkan informasi mengenai adanya pasar jasa asuransi kecelakaan diri ini tidak diketahui oleh Perusahaan Asuransi lain; --- 1.4.3.3.10 Bahwa Majelis Komisi menilai tidak adanya upaya membuka informasi tentang pasar jasa asuransi kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan di Terminal Ferry Internasional Sekupang merupakan hambatan bagi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk

Dalam dokumen Putusan Asuransi Ferry Batam (Halaman 52-74)

Dokumen terkait