• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Asuransi Ferry Batam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Putusan Asuransi Ferry Batam"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan Pelanggaran Pasal 9, Pasal 15 ayat (2), Pasal 17 ayat (1), dan Pasal 19 huruf d Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat selanjutnya disebut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dalam Penjualan Jasa Asuransi kepada Penumpang Ferry Batam – Singapura/Malaysia di Terminal Ferry Kota Batam, yang dilakukan oleh: --- 1. Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam), berkedudukan di Jalan Engku Putri Nomor 01, Batam Center, Batam, Provinsi Kepulauan Riau 29400, Nomor Telepon (0778) 462047, dan Nomor Fax (0778) 462240; 462456 selanjutnya disebut BP Batam; --- 2. Terlapor II: PT Jasa Raharja (Persero) Batam, berkedudukan di Jalan Ir. Sutami

Nomor 01, Komp. Perkantoran Sekupang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau 29422, Nomor Telepon (0778) 322894 selanjutnya, disebut PT Jasa Raharja (Persero); --- 3. Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam, berkedudukan di Jalan Raden

Patah, Komp. Libra Center Blok A Nomor 04, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Nomor Telepon (0778) 431230, dan Nomor Fax (0778) 431232 selanjutnya disebut PT Asuransi Jasaraharja Putera; --- 4. Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam, berkedudukan di Komp.

Regency Park Blok I/3, Jalan Teuku Umar – Lubuk Baja, Pulau Batam 29432, Nomor Telepon (0778) 458928; 458727 dan Nomor Fax (0778) 458928 selanjutnya disebut PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero); --- 5. Terlapor V: PT Indodharma Corpora, berkedudukan di Terminal Ferry Internasional

Sekupang, Jalan R.E. Martadinata, Sekupang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Nomor Telepon (0778) 323851 dan Nomor Fax (0778) 323492 selanjutnya disebut PT Indodharma Corpora; --- 6. Terlapor VI: PT Synergy Tharada, berkedudukan di Batam Center Point,

International Ferry Terminal, Batam Center, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Nomor Telepon (0778) 467939; 467816 dan Nomor Fax (0778) 467868; 467815 selanjutnya disebut PT Synergy Tharada; --- 7. Terlapor VII: PT Senimba Bay Resort, berkedudukan di Jalan K.H. Akhmad Dahlan,

(2)

mengambil Putusan sebagai berikut: ---

Majelis Komisi:--- Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini: --- Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (selanjutnya disebut LHPP); --- Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan (selanjutnya disebut LHPL); ---- Setelah membaca Berita Acara Pemeriksaan (selanjutnya disebut BAP); --- Setelah membaca tanggapan atau pembelaan dari para Terlapor. ---

TENTANG DUDUK PERKARA

(3)

32/KPPU-halaman 3 dari 74

L/2009 ke dalam tahap Pemeriksaan Lanjutan terhitung sejak tanggal 04 Januari 2010 sampai dengan tanggal 30 Maret 2010 (vide bukti A22); --- 8. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan, Sekretaris Jenderal menerbitkan Surat Tugas Nomor 01/SJ/ST/I/2010 tanggal 04 Januari 2010 yang menugaskan Sekretariat Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 (vide bukti A24); --- 9. Menimbang bahwa selanjutnya, Tim Pemeriksa menilai perlu untuk melakukan Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan. Untuk itu Komisi menerbitkan Keputusan Nomor 137/KPPU/KEP/III/2010 tanggal 30 Maret 2010 tentang Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 terhitung sejak tanggal 31 Maret 2010 sampai dengan tanggal 12 Mei 2010 (vibe bukti A48); --- 10.Menimbang bahwa dalam proses Pemeriksaan, Tim Pemeriksa telah mendengar keterangan dari para Terlapor dan Saksi; --- 11.Menimbang bahwa identitas serta keterangan para Terlapor dan Saksi telah dicatat dalam BAP yang telah ditandatangani oleh para Terlapor dan Saksi; --- 12.Menimbang bahwa dalam Pemeriksaan Pendahuluan, Pemeriksaan Lanjutan dan Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa telah meneliti, menilai sejumlah surat, dan/atau dokumen, BAP, serta mendapatkan bukti-bukti lain yang diperoleh selama Pemeriksaan; --- 13.Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa

(4)

c. “Hak atas pembayaran ganti rugi tersebut dalam pasal 3 dibuktikan semata-mata dengan surat bukti menurut contoh yang ditetapkan oleh Menteri”. (Pasal 4 ayat (1)); --- d. “Surat bukti tersebut pada ayat (1) diberikan kepada setiap penumpang yang wajib membayar iuran bersama dengan pembelian tiket”. (Pasal 4 ayat (2)); --- e. “Paling lambat pada tanggal 27 dari setiap bulan, pengusaha dari perusahaan-perusahaan kendaraan tersebut pada pasal 3 ayat (1) sub a sudah harus menyetorkan hasil penerimaan uang iuran wajib dari para penumpang kepada dana pertanggungan melalui bank atau badan asuransi yang ditunjuk oleh Menteri”. (Pasal 5); ---

f. Bahwa ketentuan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 mengatur tentang asuransi kecelakaan kendaraan bermotor umum, kereta api, pesawat terbang, perusahaan penerbangan nasional dan kapal perusahaan perkapalan/pelayaran nasional. -- 13.1.2 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1978, Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Umum Asuransi Kerugian "Jasa Raharja" (vide bukti C77); --- “Perusahaan berusaha di dalam negeri khususnya dalam lapangan Asuransi Tanggung Jawab Kendaraan Bermotor, Asuransi Kecelakaan Penumpang dan Surety/Bonding, yaitu dengan jalan: --- a. mengadakan dan menutup perjanjian asuransi termasuk

(5)

halaman 5 dari 74

kapal ferry dengan rute internasional tidak menjadi tanggung jawab Jasa Raharja; --- 13.1.4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di Darat, Sungai/Danau, Ferry/Penyeberangan, Laut dan Udara, yang pada intinya mengatur hal-hal sebagai berikut (vide bukti C67): --- a. “Iuran Wajib merupakan premi asuransi yang dibayarkan oleh para penumpang yang menggunakan alat angkutan penumpang umum di darat, sungai/danau, ferry/penyeberangan, laut, dan udara kepada perusahaan yang menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang”. (Pasal 1 Ayat (2)); --- b. “Alat angkutan penumpang umum dengan biaya angkutan di atas Rp. 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) sebesar Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah”). (Pasal 6 Ayat (2) huruf e). --- 13.1.5 Surat Keputusan Kepala Badan Pelaksana Otorita Batam Nomor 10/SKEP/KA/IV/90 tentang Jaminan Asuransi Kecelakaan Diri Wisatawan. (vide bukti C71) --- “Mewajibkan semua Biro Perjalanan Umum/Cabang yang beroperasi di Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam untuk memberikan jaminan asuransi kecelakaan wisatawan.”

(6)

yang melakukan kunjungan di Wilayah Propinsi Riau (sebelum Propinsi Kepulauan Riau terbentuk). --- 13.2.2 Berdasarkan surat tersebut, pihak pengelola Terminal Ferry Internasional Sekupang dan Pengelola Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba membuat perjanjian dengan PT Asuransi Jasa Raharja Putera untuk menetapkan premi asuransi kecelakaan diri penumpang/wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 (Satu Dollar Singapura) per penumpang; --- 13.2.3 Berdasarkan surat tersebut, pihak pengelola Terminal Ferry Internasional Batam Center membuat perjanjian dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) untuk menetapkan premi asuransi kecelakaan diri penumpang/wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 (Satu Dollar Singapura) per penumpang; --- 13.3 Perjanjian Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan di Terminal Ferry Internasional Batam --- 13.3.1 Perjanjian Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan Ferry di Terminal Ferry Internasional Sekupang --- a. Kesepakatan Bersama antara Team Management Otorita Batam dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasa Raharja Putera tentang Penutupan Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan Nomor 01/KB/GM-Term/XI/2003, Nomor P/PK/001/XI/2003, Nomor P/KS/001/XI/2003 (vide bukti C108).

(1) Para Pihak --- − Team Management Otorita Batam, berkedudukan di Terminal Ferry Internasional Sekupang Batam sebagai PIHAK PERTAMA;

− PT Jasa Raharja (Persero) Batam, berkedudukan di Jl. Ir. Sutami Batam sebagai PIHAK KEDUA;

− PT Asuransi Jasa Raharja Putera Batam, berkedudukan di Jl. Yos Sudarso, Komplek Baloi Point Blok B-1 No. 04 Batam sebagai PIHAK KETIGA.

(7)

halaman 7 dari 74

sepakat mengadakan kerjasama dengan konsorsium asuransi yaitu PT Jasa Raharja (Persero) Batam dan PT Asuransi Jasa Raharja Putera Batam, untuk memberikan jaminan pertanggungan kecelakaan diri kepada penumpang/wisatawan yang bepergian menggunakan ferry yang berangkat melalui Pelabuhan Internasional Sekupang, PT Jasa Raharja (Persero) Batam dan PT Asuransi Jasa Raharja Putera Batam menerima sejumlah premi dari Otorita Batam untuk memberikan jaminan pertanggungan atas risiko keuangan akibat kecelakaan yang terjadi terhadap wisatawan.

Besarnya premi asuransi adalah $ Sin 1,00 (Satu Dollar Singapore) per penumpang/wisatawan untuk sekali perjalanan. (Pasal 4 ayat (2)).

PIHAK PERTAMA akan mendapat jasa pengutipan sebesar 10% dari premi yang diterima oleh PIHAK KETIGA.( Pasal 5 ayat (3)).

Agen Kapal sebagai kolektor premi asuransi yang ditunjuk oleh Pengelola Pelabuhan Internasional Sekupang akan mendapat biaya operasional sebesar 10% dari premi yang diterima oleh PIHAK KETIGA. ( Pasal 5 ayat (4)).

Melakukan pengutipan premi asuransi dari setiap penumpang/wisatawan dan menyetorkannya kepada PIHAK KETIGA, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian ini.( Pasal 7 Ayat (1)).

(8)

penumpang selama perjalanan atau di lokasi Terminal Ferry Internasional Sekupang dan asuransi untuk meng-cover kendaraan di areal parkir Terminal Ferry Internasional Sekupang. (Pasal 24 poin 24.2)

c. Kesepakatan Bersama antara PT Indodharma Corpora dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasa Raharja Putera tentang Penutupan Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan Ferry Nomor 01A/IDC-TFIS/GM/IX/2004, Nomor SP/JR/004/2004, Nomor P/KS/105/IX/2004, tertanggal 01 September 2004 yang berlaku sampai dengan tanggal 31 Agustus 2009 dan diketahui oleh Pihak Otorita Batam (vide bukti C93); --- (1)Para Pihak ---

− PT Indodharma Corpora sebagai PIHAK PERTAMA; − PT Jasa Raharja (Persero) Batam sebagai PIHAK

KEDUA;

− PT Asuransi Jasa Raharja Putera Batam sebagai PIHAK KETIGA.

(2)Isi Perjanjian --- − Bahwa PT Indodharma Corpora berkeinginan meningkatkan pelayanan dengan memberikan kepastian jaminan asuransi kepada penumpang/wisatawan dan awak kapal yang bepergian menggunakan ferry yang berangkat melalui Pelabuhan Internasional Sekupang sepakat mengadakan kerjasama dengan konsorsium asuransi yaitu PT Jasa Raharja (Persero) Batam dan PT Asuransi Jasa Raharja Putera Batam, untuk memberikan jaminan pertanggungan kecelakaan diri kepada penumpang/wisatawan yang bepergian menggunakan ferry yang berangkat melalui Pelabuhan Internasional Sekupang, PT Jasa Raharja (Persero) Batam dan PT Asuransi Jasa Raharja Putera Batam menerima sejumlah premi dari PT Indodharma Corpora untuk memberikan jaminan pertanggungan atas risiko keuangan akibat kecelakaan yang terjadi terhadap wisatawan.

(9)

halaman 9 dari 74

− Tentang Pengutipan dan Penyetoran Premi Asuransi, Pasal 5 ayat (4), (5), (6).

PIHAK PERTAMA akan mendapat jasa pengutipan sebesar 18.75% dari premi yang diterima oleh PIHAK KETIGA.

Agen Pelayaran sebagai Kolektor Premi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA akan mendapat biaya sebesar 10% dari premi yang diterima oleh PIHAK KETIGA.

Otorita Batam sebagai Regulator Pelabuhan Laut Internasional akan mendapat royalty yang sebesar 15% dari premi yang diterima oleh PIHAK KETIGA. (3)Dalam perjanjian terbaru antara PT Indodharma Corpora dengan PT Asuransi Jasa Raharja Putera, mulai tanggal 1 November 2008, PT Asuransi Jasa Raharja Putera mendapat bagian 72%, PT Indodharma Corpora mendapat bagian 20%, dan agen pelayaran mendapat bagian 8%. --- (4)Dalam perjanjian antara PT Indodharma Corpora dengan PT Asuransi Jasa Raharja Putera, disepakati jaminan pertanggungan asuransi bagi penumpang/wisatawan ferry yang menjadi korban kecelakaan adalah sebagai berikut: ----

• Meninggal Dunia Sin $ 20.000

• Cacat Tetap (maksimum) Sin $ 20.000 • Biaya Perawatan (maksimum) Sin $ 6.000 • Biaya Pemulangan Jenazah (maksimum) Sin $ 3.000 13.3.2 Perjanjian Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan

di Terminal Ferry Internasional Batam Center --- a. Perjanjian Kerjasama Operasioanal antara PT Synergy Tharada dengan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (sekarang Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Pelabuhan

Batam) Nomor

Kerjasama Operasi Pengelolaan Terminal Ferry Internasional Batam Center (vide bukti C13). ---

(10)

”Pihak Kedua (PT Synergy Tharada) wajib mengasuransikan gedung Kompleks Terminal Ferry dari resiko kebakaran, kerusuhan/huru hara dan lainnya. Premi asuransi tersebut dibayar Pihak Kedua dan polisnya atas nama Pihak Pertama selaku beneficiary dan terikat untuk mengadakan asuransi terhadap penumpang pengguna jasa Terminal Ferry”.

b. Bahwa perjanjian tersebut menjadi dasar dan aturan PT Synergy Tharada dalam mengasuransikan penumpang pengguna jasa Terminal Ferry Internasional Batam Center; --- c. Perjanjian Kerjasama antara PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) dengan PT Synergy Tharada tentang Penutupan Asuransi Kecelakaan Diri bagi Wisatawan/Penumpang dari dan ke Terminal Ferry Internasional Batu Ampar, Batam Nomor PKS.015.AJI/V/2001-NO.101/KS-AJI/J/V/2001 tertanggal 01 Mei 2001. Perjanjian berlaku sampai dengan tanggal 19 Desember 2003 (vide bukti C11); --- Pada pokoknya dalam perjanjian tersebut disepakati hal-hal sebagai berikut:

(11)

halaman 11 dari 74

tertanggal 30 Juli 2003 dan berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 (vide bukti C83); --- Pada pokoknya dalam perjanjian tersebut disepakati hal-hal sebagai berikut: --- (1)Menunjuk PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) sebagai penanggung untuk melaksanakan penutupan asuransi kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan ferry; --- (2)Pertanggungan berlaku selama 24 (dua puluh empat) jam untuk jangka waktu maksimal 7 (tujuh) hari kalender selama di tempat tujuan, terhitung sejak tanggal keberangkatan dari Terminal Batu Ampar; --- (3)Tarif premi yang dibebankan kepada Penumpang sebesar Sin $ 1 (satu dolar Singapura) per Penumpang/Wisatawan Ferry;

(12)

(3)Tarif premi yang dibebankan kepada Penumpang sebesar Sin $ 1 (satu dolar Singapura) per Penumpang/Wisatawan Ferry; --- (4)PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) setuju memberikan rabat atau potongan premi asuransi kepada PT Synergy Tharada sebesar 20% (dua puluh persen) dari tarif premi asuransi untuk setiap penutupan asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan Ferry. Hal tersebut sudah termasuk kewajiban PT Synergy Tharada selaku Pengelola Pelabuhan kepada Pihak BP Kawasan sesuai dengan perjanjian Nomor 04/PERJ-KA/VII/2002-110/OB-ST/SPBC/VII/02 tanggal 5 Juli 2002 (vide bukti C13). --- (5)Pada tahun 2009, dalam perjanjian antara PT Synergy Tharada dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) disepakati jaminan pertanggungan asuransi bagi Penumpang/Wisatawan Ferry yang menjadi korban kecelakaan adalah sebagai berikut: ---

• Meninggal Dunia Sin $ 20.000

• Cacat Tetap (maksimum) Sin $ 20.000 • Biaya Perawatan (maksimum) Sin $ 6.000 • Biaya Pemulangan Jenazah (maksimum) Sin $ 3.000 13.3.3 Perjanjian Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan

(13)

halaman 13 dari 74

Penumpang/Wisatawan Ferry yang menjadi korban kecelakaan adalah sebagai berikut: ---

• Meninggal Dunia Sin $ 20.000

• Cacat Tetap (maksimum) Sin $ 20.000 • Biaya Perawatan (maksimum) Sin $ 6.000 • Biaya Pemulangan Jenazah (maksimum) Sin $ 3.000 d. Bahwa pada tahun 2007, PT Marina City Development telah

(14)
(15)

halaman 15 dari 74

Badan Pengelola Kawasan Pulau Batam dan Walikota Pemerintahan Kota Batam. (vide bukti C89) --- 13.6.2 Tanggal 1 Oktober 2009, PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) mengirimkan surat Nomor SD.049/DO/X/2009 kepada PT Synergy Tharada perihal pelaksanaan penutupan asuransi kecelakaan diri wisatawan bagi Penumpang dari dan ke Terminal Ferry Internasional Batam Center yang pada pokoknya menyatakan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) bersedia untuk menutup asuransi kecelakaan diri wisatawan bagi penumpang dari dan ke Terminal Ferry Internasional Batam Center dan tetap bertanggung jawab terhadap klaim yang terjadi sesuai polis induk dan MoU antara PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) dengan PT Synergy Tharada. (vide bukti C90) ---

13.6.3 Tanggal 1 Oktober 2009, Otorita Batam mengirimkan surat Nomor B/277/ORKIN/10/2009 kepada PT Synergy Tharada perihal

Pelaksanaan Asuransi di Terminal Ferry Internasional Batam Center yang pada pokoknya menyatakan (vide bukti C21): --- • Agar pelaksanaan penutupan asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan dari dan ke Terminal Ferry Internasional Batam Center tetap dilaksanakan seperti yang telah berjalan selama ini sampai dengan adanya perubahan resmi dari Otorita Batam dan PT Synergy Tharada. --- • Agar PT Synergy Tharada terlebih dahulu menyampaikan usulan rencana perubahan secara jelas dan transparan sebagai bahan pembahasan, pertimbangan dan persetujuan tertulis dari Otorita Batam. ---

13.6.4 Tanggal 2 Desember 2009, PT Synergy Tharada mengirimkan surat Nomor 023/PUPIBC-DIR/XII/2009 kepada Ketua Otorita Batam

(16)
(17)

halaman 17 dari 74

1992 kepada Pimpinan/Pengusaha Ferry/Kapal Penumpang dan Kepala PT. AK. Jasa Raharja agar menertibkan pelaksanaan system penutupan bagi asuransi wisatawan dimaksud. --- c. Bahwa dengan pertimbangan asuransi kecelakaan diri bagi Wisatawan belum di-cover oleh Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964, maka Otorita Batam bekerjasama dengan PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja menandatangani Perjanjian Kerjasama Pertanggungan Asuransi Kecelakaan Diri Nomor 19/SPJ/KA/X/1992/Nomor P/07/SPP/X/1992 tanggal 21 Oktober 1992, yang berisi antara lain: --- Yang dimaksud tertanggung dalam tertanggung dalam perjanjian kerjasama tersebut adalah: --- • Setiap Wisatawan Asing/Warga Negara Asing yang masuk ke Pulau Batam melalui Pelabuhan Laut Sekupang, Pelabuhan Laut Batu Ampar dan Pelabuhan lainnya. --- • Setiap Warga Negara Asing yang memiliki izin menetap sementara di Pulau Batam dan masuk ke Pulau Batam melalui Pelabuhan Laut Sekupang, Pelabuhan Laut Batu Ampar, dan Pelabuhan lainnya untuk paling lama 7 (tujuh) hari sejak kedatangannya di Pulau Batam dan terdaftar pada pihak imigrasi Pulau Batam.--- • Setiap Warga Negara Indonesia yang melakukan perjalanan dari Pulau Batam dengan tujuan Singapura dan Malaysia dengan menggunakan Kapal Laut/Ferry atau Pesawat Udara. --- d. Besaran Jaminan Pertanggungan Asuransi bagi Korban atau Ahli Waris Korban adalah: --- • Meninggal Dunia : Sin.$. 10,000.00 • Cacat Tetap (Maksimum) : Sin.$. 10,000.00 • Biaya Perawatan

(18)

13.7.2 Tarif Premi Asuransi --- Oleh karena asuransi wisatawan tujuan utamanya adalah sebagai daya tarik dan untuk tujuan keamanan dan kenyamanan kunjungan wisatawan di Pulau Batam maka manfaat yang diperoleh dari asuransi ini haruslah menarik bagi wisatawan dan layak berdasarkan standard ekonomi Singapura dan Malaysia serta tidak memberatkan Wisatawan/Warga Negara Indonesia yang membeli asuransi tersebut.

Atas pertimbangan tersebut maka premi sebesar Sin $. 1,00 (satu Dollar Singapura) dianggap dapat memberikan manfaat yang diharapkan kemudian hari oleh Otorita Batam dan PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja yang dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama.

13.7.3 Asuransi Wisatawan di Terminal Ferry Internasional Pulau Batam Pasal 3 ayat(1) huruf a undang-undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang menyebutkan: --- “Tiap penumpang yang sah dari kendaraan bermotor umum, kereta-api, pesawat terbang, perusahaan penerbangan nasional dan kapal perusahaan perkapalan/pelayaran nasional, wajib membayar iuran melalui pengusaha/pemilik yang bersangkutan untuk menutup akibat keuangan disebabkan kecelakaan penumpang dalam perjalanan”.

Maka berdasarkan Pasal tersebut yang wajib membayar iuran asuransi kecelakaan penumpang adalah:

• Tiap Penumpang yang sah;

• Kendaraan bermotor umum, kereta api, pesawat terbang, Perusahaan Penerbangan Nasional dan Kapal Perusahaan Perkapalan/Pelayaran Nasional;

• Melalui pengusaha/pemilik yang bersangkutan.

(19)

halaman 19 dari 74

maka sampai saat ini Otorita Batam tetap melaksanakan Perjanjian Kerjasama tersebut.

13.7.4 Permohonan Perubahan Perilaku --- Kebijakan yang diambil Otorita Batam dalam hal Asuransi Wisatawan ini semata-mata untuk tujuan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan yang datang ke Pulau Batam dan Warga Negara Indonesia yang ke Singapura atau Malaysia yang mana terhadap subjek tersebut tidak di-cover oleh aturan-aturan jasa asuransi kecelakaan penumpang yang berlaku saat ini.

Namun apabila kebijakan yang diambil Otorita Batam tersebut dianggap dapat berpotensi mengakibatkan Persaingan Usaha tidak Sehat, Otorita Batam mendukung upaya perbaikan yang dilakukan KPPU terhadap Penjualan Jasa Asuransi kepada penumpang ferry Kota Batam ke depan dengan melakukan Perubahan Perilaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Untuk menunjukkan keseriusan menjalankan tugas besar tersebut Otorita Batam telah melakukan langkah dengan melakukan Amandemen atas Perjanjian Kerjasama dengan masing-masing pengelola Terminal Ferry Internasional, yang dalam klausul mengenai asuransi disarankan agar pelaksanaan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku

(20)

13.8.1.3 Bahwa product market dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan ini adalah jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan Ferry di Terminal Ferry Internasional Batam Center, Terminal Ferry Internasional Sekupang, dan Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba di kota Batam --- 13.8.1.4 Bahwa dengan demikian pasar bersangkutan dalam perkara ini adalah Jasa Asuransi Kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan Ferry di Terminal Ferry Internasional Batam Center, Terminal Ferry Internasional Sekupang, dan Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba di kota Batam. --- 13.8.2 Tentang Ketentuan mengenai Asuransi Kecelakaan Penumpang di Indonesia --- 13.8.2.1 Tim Pemeriksa telah membaca ketentuan dan aturan mengenai Asuransi Kecelakaan bagi Penumpang/Wisatawan Ferry di Indonesia, yaitu: --- a. Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang. b. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang

Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965 tentang Ketentuan-ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang. 13.8.2.2 Keputusan Menteri Nomor 337/KMK.011/1981 tentang

(21)

halaman 21 dari 74

(22)
(23)

halaman 23 dari 74

(24)

13.8.7 Tentang Pengelolaan Pelabuhan --- 13.8.7.1 Terminal Ferry Internasional Sekupang --- a. Berdasarkan perjanjian kerjasama antara PT Indodharma Corpora dengan Otorita Batam, pengelola diwajibkan untuk menyelenggarakan asuransi yang meng-cover keselamatan penumpang selama perjalanan atau di lokasi Terminal Ferry Internasional Sekupang.

b. Sejak ditunjuk sebagai pengelola pelabuhan, PT Indodharma Corpora telah membuat perjanjian kerjasama asuransi dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja Putera untuk memungut premi asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 selama 7 (tujuh) hari.

c. Tim Pemeriksa menduga PT Indodharma Corpora, PT Jasa Raharja (Persero), PT Asuransi Jasaraharja Putera dan Otorita Batam secara bersama-sama menguasai pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Sekupang.

d. Tim Pemeriksa menilai adanya penguasaan pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi penumpang/wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Sekupang mendiskriminasi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Sekupang.

(25)

halaman 25 dari 74

b. Sejak ditunjuk sebagai pengelola pelabuhan, PT Synergy Tharada telah membuat perjanjian kerjasama asuransi dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) untuk memungut premi asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 selama 7 (tujuh) hari.

c. Tim Pemeriksa menduga PT Synergy Tharada, PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero), dan Otorita Batam secara bersama-sama menguasai pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Batam Center. d. Tim Pemeriksa menilai adanya penguasaan pasar

jasa asuransi kecelakaan diri bagi penumpang/wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Batam Center mendiskriminasi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Batam Center.

13.8.7.3 Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba --- a. PT Senimba Bay Resort merupakan pengelola Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba yang mendapatkan hak pengelolaan tersebut dari Menteri Perhubungan sebagai Pelabuhan Khusus.

b. Meskipun Teluk Senimba merupakan Pelabuhan Khusus, namun PT Senimba Bay Resort sebagai pengelola pelabuhan, mengikuti aturan dan kebijakan mengenai jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry yang ditetapkan oleh Otorita Batam.

(26)

d. Tim Pemeriksa menduga PT Senimba Bay Resort, PT Jasa Asuransi Indonesi (Persero), PT Asuransi Jasaraharja Putera dan Otorita Batam secara bersama-sama menguasai pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Internasional Teluk Senimba.

e. Tim Pemeriksa menilai adanya penguasaan pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Teluk Senimba mendiskriminasi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba.

(27)

halaman 27 dari 74

(28)

19.1.3 Pada Pasal 24 Perjanjian Kerjasama untuk Membangun, Mengelola dan Memelihara Terminal Ferry Internasional Sekupang dan Pasal 7. 12 Perjanjian Kerjasama Operasi Pengelolaan Terminal Ferry Internasional Batam Center jelas-jelas disebutkan bahwa Otorita Batam hanya mensyaratkan agar : a. Pengelola mengasuransikan Barang Kekayaan Negara

Gedung Terminal Ferry.

b. Pengelolaan mengasuransikan penumpang/pengguna jasa Terminal Ferry.

(29)

halaman 29 dari 74

19.2.1 Bahwa Asuransi Wisatawan diadakan untuk tujuan memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Batam sekaligus sebagai salah satu media promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. --- 19.2.2 Namun oleh karena mekanisme dan penerapan asuransi ini belum diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang maka Otorita Batam mengeluarkan kebijakan Agar Diterapkan Asuransi Kecelakaan Diri Bagi Penumpang/Wisatawan sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pelaksana Otorita Batam Nomor 10/SKEP/KA/IV/90 tentang Jaminan Asuransi Kecelakaan Diri Wisatawan yang Berkunjung ke Pulau Batam (vide Bukti TT1-1), yang memerintahkan kepada Kepala Perwakilan Depparpostel Otorita Batam selaku Ketua Harian Batam Tourist Promotion Board untuk mengambil langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan guna mewajibkan semua Biro Perjalanan Umum/Cabang yang beroperasi di Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam untuk memberikan jaminan asuransi kecelakaan diri wisatawan. --- 19.2.3 Bahwa ditetapkannya premi asuransi sebesar Singapura $ 1,00 (satu dollar Singapura) merupakan kesepakatan segenap Biro Perjalanan Umum (BPU) dan Cabang Biro Perjalanan Umum (CBPU) yang bernaung di bawah wadah ASITA KOMDA BATAM yang tertuang dalam Kesepakatan Bersama Anggota ASITA Komda Batam tentang Pelaksanaan Asuransi Wisatawan, Pengumpulan dan Penyetoran Dana Promosi Pariwisata dan Dana Jaminan Bersama tanggal 19 Juli 1990 (vide Bukti TTI-2) yang isinya antara lain : --- “Tiap BPU/CBPU wajib memasukkan premi asuransi sebesar Singapura $ 1,00 per wisatawan kedalam harga paket yang dijual“

(30)

sebesar Sin $. 1,00 menambah besarnya santunan asuransi wisatawan menjadi : --- • Meninggal dunia : Sin. $. 20,000.00

• Cacat Tetap (Maksimum) : Sin. $. 20,000.00 • Biaya Perawatan Dokter/

Rumah Sakit (Maksimum) : Sin. $. 6,000.00 • Biaya Repatriasi : Sin. $. 3,000.00

(31)

halaman 31 dari 74

dan itikad baik Terlapor I untuk melaksanakan fungsi pemerintahan yang baik dan taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, Terlapor I telah melaksanakan upaya perubahan perilaku berupa: --- a. Melakukan addendum atas perjanjian kerjasama pengelolaan terminal ferry terutama atas pasal yang berkaitan dengan asuransi;

b. Menyatakan tidak berlaku Surat Kasatlak Otorita Batam Nomor B/301/KA/V/1997 tanggal 9 Mei 1997 perihal Asuransi Jasa Raharja serta peraturan-peraturan lain yang memberlakukan premi Sin $. 1,00.

c. Mendorong pengelola pelabuhan agar segera diberlakukan system dan tariff penjualan jasa asuransi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(32)
(33)

halaman 33 dari 74

20.8 Untuk menutup Perlindungan Asuransi terhadap para penumpang dan wisatawan di Pelabuhan tersebut dilakukan pengutipan premi asuransi wisatawan dan iuran wajib kecelakaan penumpang dalam perjalanan di Pelabuhan masing-masing dengan pengenaan tarif asuransi wisatawan berdasarkan kesepakatan dari masing-masing travel yang menyelenggarakan jasa perjalanan wisatawan dan tarif iuran wajib berdasarkan SK Menteri Keuangan RI dengan tarif asuransi yang dikutip dari para penumpang yang telah disepakati sebesar 1 USD yang di dalamnya sudah termasuk iuran wajib dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang sesuai dengan SK Menteri Keuangan RI yang berlaku. --- 20.9 Namun demikian seiring sejalan dengan adanya suatu penafsiran yang berbeda tentang pelaksanaan penutupan perlindungan asuransi penumpang dan wisatawan dan dengan adanya permintaan penghentian pelaksanaan penutupan perlindungan asuransi penumpang dan wisatawan dari masing-masing pengelola pelabuhan yang melakukan kesepakatan maka perlindungan asuransi penumpang dan wisatawan telah dihentikan. --- 20.10 Adapun penghentian pelaksanaan penutupan perlindungan asuransi bagi penumpang dan wisatawan dimaksud dimulai sejak : ---

Nomor Nama Pelabuhan Internasional Berakhir sejak 1 PT Indodharma Corpora Desember 2007 2 PT Marina City Develompment September 2008

Dengan demikian kewajiban dan hak masing-masing pihak telah berakhir dengan adanya penghentian dimaksud.

(34)

b. Dugaan Pelanggaran Pasal 9 Undang-undang Nomor 5 tahun 1999, yaitu Pelaku Usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya yang bertujuan untuk membagi wilayah pemasaran atau lokasi pasar terhadap barang dan atau jasa sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

(35)

halaman 35 dari 74

(36)

a. Concideration (kesepakatan), bahwa pihak pengelola pelabuhan berjanji akan membayar premi asuransi sebagai bukti pengalihan risiko dan PT Asuransi Jasaraharja Putera sebagai pihak yang menerima pengalihan risiko akan memenuhi kewajiban untuk membayar klaim. --- b. Certainty (kepastian), dalam arti jelas apa yang diperjanjikan, dapat

(37)

halaman 37 dari 74

(38)

b. PT Asuransi Jasaraharja Putera telah melaksanakan program asuransi ini sejak lama dan sebagai yang pertama, dengan demikian kapasitas perusahaan telah teruji untuk menutup program asuransi tersebut, sehingga tidak perlu melakukan kesepakatan dengan pihak manapun untuk mendapatkan penutupan asuransi. --- c. Bahwa pada saat sekarang ini hanya terdapat dua Perusahaan Asuransi, yaitu PT Asuransi Jasaraharja Putera dan PT Jasa Asuransi Indonesia yang dapat melakukan penutupan asuransi di Batam bukan karena kesepakatan untuk melakukan pembagian wilayah, tetapi karena kedua perusahaan tersebut mampu untuk memberikan jaminan yang lebih dibanding dengan pesaing lainnya. --- 21.14.2 PT Asuransi Jasaraharja Putera tidak melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dari Pasal 15 ayat (2), karena : --- a. Pengelola pelabuhan mempunyai kewajiban untuk mengasuransikan asset dan penumpang ferry sebagai salah satu persyaratan dari Otorita Batam dan terdapat dalam perjanjian dari Otorita Batam dengan Pengelola Pelabuhan, maka pihak pengelola pelabuhan membutuhkan Perusahaan Asuransi yang dapat dan mampu untuk menutup asuransi secara komprehensif dan tidak parsial. --- b. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, apabila terjadi monopoli

(39)

halaman 39 dari 74

b. Dalam penutupan asuransi dengan PT Indodharma Corpora, perusahaan yang bersangkutan memilih PT Asuransi Jasaraharja Putera dibandingkan dengan pesaingnya karena nilai santunan maupun jaminan yang diberikan oleh perusahaan lebih tinggi dari pada penawaran yang diajukan oleh Perusahaan Asuransi yang menjadi pesaing. --- 21.14.4 PT Asuransi Jasaraharja Putera tidak melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dari Pasal 19 huruf d, karena : --- a. Perusahaan tidak pernah melakukan kesepakatan dengan pihak tertentu ataupun tindakan lain yang bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku, sehingga perusahaan lain tidak dapat masuk ke dalam pasar tersebut. --- b. PT Asuransi Jasaraharja Putera selalu menerapkan

(40)

21.14.7 Untuk program ke depan, PT Asuransi Jasaraharja Putera akan mengajukan proposal penawaran asuransi secara lebih terbuka dengan tetap berpedoman pada kaedah-kaedah yang ada serta berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai hukum positif. --- 21.15 Terhadap Penetapan KPPU RI --- Bahwa berdasarkan tanggapan dan konklusi dari dugaan pelanggaran yang ditetapkan KPPU RI, mengharapkan agar Majelis Komisi dapat membebaskan perusahaan dari dugaan pelanggaran atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, karena terlihat dengan jelas bahwa perusahaan tidak melakukan pelanggaran dari ketentuan Undang-undang.

(41)

halaman 41 dari 74

(42)
(43)

halaman 43 dari 74

(44)

Tahap Pemeriksaan Pendahuluan, adalah tidak beralasan menurut hukum; --- 24.2.7 Bahwa kami sangat keberatan dengan pendapat KPPU dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 tertanggal 28 Desember 2009 pada poin Fakta Lain nomor urut 3 (halaman 11) yang menyebutkan :” ijin Pelabuhan Umum dikeluarkan Otorita Batam sebagai Pemegang Hak Pengelolaan atas Pelabuhan Laut di Batam, sedangkan Ijin Pelabuhan Khusus dikeluarkan Menteri Perhubungan”, karena fakta hukum yang sebenarnya Ijin Pengelolaan Pelabuhan Umum Internasional Batam Centre diberikan oleh Menteri Perhubungan kepada Otorita Batam, dan dengan Dasar Kerjasama antara Otorita Batam dengan PT Synergy Tharada, maka PT Synergy Tharada mengelola Terminal Ferry Internasional Batam Centre; 24.2.8 Bahwa penetapan KPPU yang menduga PT Synergy Tharada

(45)

halaman 45 dari 74

(46)
(47)

halaman 47 dari 74

mohon pertimbangan Yang Mulia Sidang Komisi mempertimbangkan bahwa Kami, PT Synergy Tharada (Terlapor VI) telah berusaha semaksimal mungkin melakukan dan melaksanakan perubahan perilaku, sebagaimana diamanatkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999, namun dihalangi oleh Terlapor I yaitu Otorita Batam, sehingga dengan demikian, sudah wajar menurut hukum PT Synergy Tharada dibebaskan dari perkara ini dan serta merta dibebaskan dari sanksi menurut hukum; --- 25.Menimbang bahwa Terlapor VII dalam Sidang Majelis memberikan pembelaan atau tanggapan yang pada intinya sebagai berikut; (vide bukti A102) --- 25.1 Terlapor VII hanya melaksanakan Kebijakan Badan Pengusahaan Batam dalam memberikan Perlindungan Asuransi Kecelakaan Diri bagi Wisatawan.

(48)

Perjalanan Umum/Cabang yang beroperasi di wilayah otorita Batam untuk memberikan jaminan asuransi kecelakaan diri bagi wisatawan. --- 25.1.3 Surat Keputusan Terlapor I Nomor 10/SKEP/KA/IV/90 tanggal 10 April 1990 kemudian ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Surat Terlapor I Nomor B/58/KA/II/1992 tanggal 20 Februari 1992 perihal Jaminan Asuransi bagi Wisatawan Manca Negara. Dalam surat terakhir tersebut, Terlapor I meminta kepada seluruh pimpinan/pengusaha ferry/kapal penumpang dan Terlapor II untuk melakukan penutupan asuransi kecelakaan diri wisatawan. - 25.1.4 Selanjutnya pada tanggal 9 Mei 1997, Terlapor I mengeluarkan Surat Nomor B/301/KA/V/1997 tentang Asuransi Jasa Raharja yang ditujukan kepada PT Asuransi Jasaraharja Putra. Dalam surat tersebut antara lain ditetapkan hal-hal sebagai berikut: --- 25.1.4.1 Premi asuransi kecelakaan diri yang ditanggung setiap penumpang ialah sebesar: --- Penumpang tujuan Luar Negeri sebesar Sin $ 1,00

(Satu Dolar Singapura) per orang;

Penumpang tujuan Dalam Negeri sebesar Rp. 250,- (Dua Ratus Lima Puluh Rupiah) per orang.

Setiap penumpang (penduduk Indonesia) dengan tujuan Singapura atau Malaysia pertanggungan asuransi juga diberikan apabila terjadi kecelakaan selama kunjungan + 7 (tujuh) hari dan Nilai Premi yang akan diperoleh sama dengan orang asing yang melakukan kunjungan di Wilayah Propinsi Riau.

(49)

halaman 49 dari 74

25.1.6 Kemudian pada tanggal 1 November 2007, Terlapor VII menandatangani Kesepakatan Bersama dengan Terlapor II dan Terlapor III Nomor P/PK/012/XI/2003; Nomor P/KS/11/XI/2003 dan Nomor 216/MCD-EX/XI/03 tentang Pemungutan Premi Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang Ferry (untuk selanjutnya disebut sebagai “Kesepakatan Bersama”) dan Addendum Nomor 2 atas Kesepakatan Bersama tersebut.--- 25.1.7 Dalam Kesepakatan tersebut, Terlapor II dan Terlapor III bertindak sebagai Perusahaan Asuransi yang memberikan perlindungan terhadap risiko kecelakaan dari wisatawan yang merupakan penumpang kapal ferry dengan ruang lingkup sebagai berikut: --- a. Warga Negara Indonesia dari Pelabuhan Khusus Internasional Teluk Senimba menuju Pelabuhan di Singapura atau Malaysia dan selama berada di wilayah teritorial negara tersebut sampai dengan kembali lagi ke wilayah Pulau Batam; dan --- b. Warga Negara Asing dari yang berasal dari pelabuhan di Singapura atau Malaysia yang tiba di Pelabuhan Khusus Internasional Teluk Senimba dan selama berada di wilayah Kepulauan Riau sampai dengan tiba kembali di Pelabuhan Internasional Singapura atau Malaysia; --- Dengan masa berlaku asuransi tersebut secara terus menerus selama maksimum 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal pemberangkatan di Pelabuhan masing-masing.

(50)
(51)

halaman 51 dari 74

bagi wisatawan ini hanya berlaku di Pelabuhan Umum dan tidak termasuk Pelabuhan Khusus sebagaimana disampaikan dalam halaman 4 Keterangan Tambahan yang disampaikan oleh Terlapor I kepada Majelis Komisi Pengawasan dan Persaingan Usaha. Dalil yang disampaikan oleh Terlapor I tersebut adalah keliru. --- 25.2.2 Hal tersebut didasarkan pada ketentuan dalam Pasal 1 butir 1 Naskah Perjanjian Kerja Sama yang dijadikan dasar hukum dalam pembuatan Kesepakatan Bersama, yang kami kutip sebagai berikut: --- Pasal 1

1. TERTANGGUNG adalah:

a. Setiap Wisatawan Asing/ Warga negara asing yang masuk ke Pulau Batam melalui Pelabuhan Sekupang, Batu Ampar dan Pelabuhan lainnya baik Pelabuhan Laut maupun Pelabuhan Udara sepanjang terdaftar pada Pihak Imigrasi di Pulau Batam.

b. Setiap Warga Negara Asing yang memiliki izin menetap sementara di Pulau Batam dan masuk ke Pulau Batam melalui Pelabuhan Laut Sekupang, Batu Ampar dan Pelabuhan lainnya baik Pelabuhan Laut maupun Pelabuhan Udara, untuk jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak kedatangan di Pulau Batam dan terdaftar pada Pihak Imigrasi di Pulau Batam.

c. Setiap Warga Negara Indonesia yang melakukan perjalanan dari Pulau Batam dengan tujuan Singapura dan Malaysia dengan mempergunakan Kapal Laut / Ferry atau Pesawat Udara.”

(52)

TENTANG HUKUM

1. Berdasarkan LHPL, Pendapat atau Pembelaan para Terlapor, surat, dokumen dan alat bukti lainnya Majelis Komisi menilai dan menyimpulkan ada tidaknya pelanggaran yang dilakukan oleh para Terlapor yaitu sebagai berikut: --- 1.1 Mengenai Identitas para Terlapor; ---

(53)

halaman 53 dari 74

jasa asuransi kecelakaan diri wisatawan/penumpang di Terminal Ferry Internasional Sekupang dan Teluk Senimba; --- 1.1.4 Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam didirikan berdasarkan Akta Nomor 1 tanggal 2 Juni 1973 dihadapan Notaris Mohamad Ali di Jakarta, dan telah mengalami Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jasa Asuransi Indonesia Nomor 42

tanggal 10 Maret 1998 dihadapan Notaris Imas Fatimah, S.H. di Jakarta. PT Jasa Asuransi Indonesia Batam adalah pelaku usaha yang

menyediakan jasa asuransi kecelakaan diri wisatawan/penumpang di Terminal Ferry Internasional Batam Center; --- 1.1.5 Terlapor V, PT Indodharma Corpora, pelaku usaha yang berbentuk

(54)
(55)

halaman 55 dari 74

1.4.1 Tentang Pembagian Wilayah; --- 1.4.1.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa tidak menemukan bukti

(56)
(57)

halaman 57 dari 74

(58)
(59)

halaman 59 dari 74

(60)
(61)

halaman 61 dari 74

(62)
(63)

halaman 63 dari 74

(64)
(65)

halaman 65 dari 74

2.1 Bahwa Ketentuan Pasal 9 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan:--- “Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya yang bertujuan untuk membagi wilayah pemasaran atau alokasi pasar terhadap barang dan atau jasa sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat”; --- 2.2 Analisis Pemenuhan Unsur Pasal 9 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 di atas adalah sebagai berikut: --- 2.2.1 Pelaku Usaha ---

(66)

2.3 Bahwa Ketentuan Pasal 15 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan; --- “Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok”; --- 2.4 Analisis Pemenuhan Unsur Pasal 15 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 di atas adalah sebagai berikut;--- 2.4.1 Pelaku Usaha ---

(67)

halaman 67 dari 74

2.4.2.4 Bahwa dengan demikian, unsur Perjanjian dengan pihak lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok tidak terpenuhi; --- 2.4.3 Bahwa karena unsur perjanjian dengan pihak lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok tidak terpenuhi, maka Majelis Komisi tidak perlu membuktikan unsur lainnya; --- 2.5 Bahwa Ketentuan Pasal 17 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan; --- (1)“Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat”; --- (2) “Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila: --- a. Barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya; atau --- b. Mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha barang dan atau jasa yang sama; atau --- c. Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu --- 2.6 Analisis Pemenuhan Unsur terhadap setiap unsur Pasal 17 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 di atas adalah sebagai berikut; --- 2.6.1 Pelaku Usaha; ---

(68)
(69)

halaman 69 dari 74

difasilitasi oleh BP Batam menunjukkan adanya pemusatan kekuatan ekonomi di Terminal Ferry Internasional Sekupang yang mengakibatkan pelaku usaha lain di bidang asuransi tidak dapat masuk ke dalam pasar tersebut; --- 2.6.3.4 Bahwa dengan dikuasainya pasar jasa asuransi kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan di Terminal Ferry Internasional Batam Center oleh PT Synergy Tharada dan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) dengan difasilitasi oleh BP Batam menunjukkan adanya pemusatan kekuatan ekonomi di Terminal Ferry Internasional Batam Center yang mengakibatkan pelaku usaha lain di bidang asuransi tidak dapat masuk ke dalam pasar tersebut; --- 2.6.3.5 Bahwa dengan dikuasainya pasar jasa asuransi kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan di Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba oleh PT Senimba Bay Resort, PT Jasa Raharja (Persero), dan PT Asuransi Jasaraharja Putera dengan difasilitasi oleh BP Batam menunjukkan adanya pemusatan kekuatan ekonomi di Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba yang mengakibatkan pelaku usaha lain di bidang asuransi tidak dapat masuk ke dalam pasar tersebut; --- 2.6.3.6 Bahwa dengan demikian, unsur mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat terpenuhi; --- 2.7 Bahwa Ketentuan Pasal 19 huruf (d) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan; --- “Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa: (d) Melakukan diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu; --- 2.8 Analisis Pemenuhan Unsur terhadap setiap unsur Pasal 19 huruf d Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1999 di atas adalah sebagai berikut; --- 2.8.1 Pelaku Usaha--- ---

(70)
(71)

halaman 71 dari 74

3. Menimbang bahwa sebelum memutus Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: --- 3.1 Para Terlapor bertindak kooperatif selama pemeriksaan berlangsung; --- 3.2 Dalam proses Pemeriksaan Lanjutan, Para Terlapor telah melakukan perubahan perilaku dengan cara: --- 3.2.1 BP Batam telah menerbitkan Surat Nomor B/58/KP-BP/6/2010 tertanggal 10 Juni 2010 yang pada pokoknya menyatakan mencabut Surat Kepala Satuan Pelaksana BP Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (Kasatlak) Nomor B/301/KA/V/1997 tanggal 9 Mei 1997 dan Surat/Dokumen lain yang berkaitan dengan Penetapan Premi Asuransi sebesar Sin $ 1; --- 3.2.2 PT Indodharma Corpora sedang melakukan tender untuk mencari penyedia jasa asuransi kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan ferry dengan tidak membebankan premi asuransi kepada penumpang namun akan ditanggung oleh PT Indodharma Corpora; ---

3.2.3 PT Jasa Raharja (Persero) telah mengakhiri perjanjian dengan PT Indodharma Corpora dan PT Asuransi Jasaraharja Putera di Terminal

Ferry Internasional Sekupang; ---

3.2.4 PT Jasa Raharja (Persero) telah mengakhiri perjanjian dengan PT Senimba Bay Resort dan PT Asuransi Jasaraharja Putera di Terminal

Ferry Internasional Teluk Senimba; --- 3.2.5 PT Synergy Tharada telah memutuskan perjanjian kerja sama dengan

(72)

MEMUTUSKAN

1. Menyatakan Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam), Terlapor II: PT Jasa Raharja (Persero) Batam, Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam, Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam, Terlapor V: PT Indodharma Corpora, Terlapor VI: PT Synergy Tharada, dan Terlapor VII: PT Senimba Bay Resort tidak terbukti melanggar Pasal 9 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; --- 2. Menyatakan Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam), Terlapor II: PT Jasa Raharja (Persero) Batam, Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam, Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam, Terlapor V: PT Indodharma Corpora, Terlapor VI: PT Synergy Tharada, dan Terlapor VII: PT Senimba Bay Resort tidak terbukti melanggar Pasal 15 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; --- 3. Menyatakan Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam), Terlapor II: PT Jasa Raharja (Persero) Batam, Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam, Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam, Terlapor V: PT Indodharma Corpora, Terlapor VI: PT Synergy Tharada, dan Terlapor VII: PT Senimba Bay Resort terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 17 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; --- 4. Menyatakan Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam), Terlapor II: PT Jasa Raharja (Persero) Batam, Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam, Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam, Terlapor V: PT Indodharma Corpora, Terlapor VI: PT Synergy Tharada, dan Terlapor VII: PT Senimba Bay Resort terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 19 huruf (d) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; --- 5. Menghukum Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita

(73)

halaman 73 dari 74

Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); --- 6. Menghukum Terlapor II: PT Jasa Raharja (Persero) Batam membayar denda sebesar Rp. 1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); --- 7. Menghukum Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam membayar denda sebesar Rp. 1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); --- 8. Menghukum Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam membayar denda sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); --- 9. Menghukum Terlapor V: PT Indodharma Corpora membayar denda sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); --- 10. Menghukum Terlapor VI: PT Synergy Tharada membayar denda sebesar

(74)

Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha). ---

Demikian putusan ini ditetapkan melalui musyawarah dalam Sidang Majelis Komisi pada hari Selasa tanggal 22 Juni 2010 dan dibacakan di muka persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Rabu 23 Juni 2010 oleh Majelis Komisi yang terdiri dari Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, sebagai Ketua Majelis Komisi, Ir. Dedie S. Martadisastra, S.E.,M.M., dan Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar, M.S., masing-masing sebagai Anggota Majelis Komisi, dibantu oleh Ita Damayanti Wulansari, S.E. dan Akbar Hariyadi, S.H. sebagai Panitera.

Ketua Majelis,

Prof. Dr. Tresna P. Soemardi Anggota Majelis,

Ir. Dedie S. Martadisastra, S.E.,M.M.

Anggota Majelis,

Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar, M.S

Panitera,

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: (1) Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap minat membaca siswa kelas XI IS SMA Negeri di Kota Padang (2)

Salesmen dapat orderan dari outlet / apotik, rumah sakit, dinkes dan toko obat berupa SP (surat pesanan). Dari surat pesanan tersebut dicatat oleh bagian fakturis, berupa

2 (KRAMAT JATI INDAH PLAZA) KRAMAT JATI INDAH PLAZA 59 SAMSUNG EXCLUSIVE PARTNER DKI JAKARTA JAKARTA TIMUR SEP - MHI - LT.3 NO.957 (PUSAT GROSIR CILILITAN) PUSAT GROSIR CILILITAN

Kebanyakan penulis dan manajer yang sukses menyarankan bahwa budaya organisasi yang kuat sangat penting bagi bisnis karena memiliki tiga faktor penting (Shahzad et al,

Tujuan penelitian adalah menentukan optimasi hasil gliserol dari minyak/lemak limbah industri krimer ditinjau dari suhu pemanasan, konsentrasi katalis, lama pemanasan,

Uji daya hasil multi lokasi dilakukan PATIR-BATAN bekerja sama dengan BALITKABI Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Pengembangan dan Penelitian Tanaman Pangan

Semakin banyak vocab memang data akan lebih spesifik karena semakin mendekati jumlah fitur deskriptor yang ditemukan oleh metode SIFT, namun pada pelatihan

If you decide lossless is for you, open iTunes and, if using a Windows PC, click the menu button at the top left and select Preferences from the menu that appears. If using a Mac,