• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan teknologi dimanfaatkan oleh perbankan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan teknologi dimanfaatkan oleh perbankan dalam"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.1.1 Masalah Penelitian

Peranan teknologi dalam dunia perbankan sudah semakin penting. Kemajuan dan perkembangan teknologi dimanfaatkan oleh perbankan dalam menghadirkan pelayanan ke nasabah yang lebih bervariasi dan bertujuan untuk memudahkan nasabah dalam berinteraksi dengan bank. Pengembangan saluran distribusi elektronis banyak digunakan oleh bank-bank dalam memasarkan produk dan jasanya, seperti ATM, EDC, Internet Banking, Phone Banking (Devlin, 2006).

Kehandalan teknologi suatu bank dapat mencerminkan reputasi bank tersebut di mata masyarakat. Dengan adanya teknologi perbankan yang baik maka dapat menjamin kestabilan bidang operasional sebuah bank. Berbagai permasalahan teknologi perbankan yang muncul, seperti gangguan layanan ATM, terputusnya jaringan komunikasi, akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan dan kepercayaan nasabah terhadap bank dan berdampak terhadap resiko reputasi di mata masyarakat pada umumnya. Jika permasalahan teknologi yang dialami bank berskala besar, maka dapat memicu adanya krisis finansial dan krisis perekonomian suatu negara. Hal ini dikarenakan peranan perbankan terhadap perekonomian suatu negara sudah semakin terintegrasi (Vaithilingam, 2006).

(2)

2 Persaingan industri perbankan semakin ketat mendorong bank-bank harus mampu beroperasional secara efisien dan meningkatkan mutu pelayanan bank ke nasabah dengan memanfaatkan teknologi (Earl dan Khan, 2001). Peran teknologi di era ekonomi digital menjadi kontributor kunci dan pendorong bisnis proses yang semakin tergantung kepada teknologi. Perkembangan teknologi memungkinkan bank-bank bersaing dalam menghadirkan pelayanan jasa perbankan yang makin variatif sehingga dapat memenuhi kebutuhan bisnis. Bahkan dengan adanya dukungan teknologi, maka dapat mendorong munculnya kebutuhan bisnis baru. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi berkembang lebih cepat daripada kebutuhan bisnis (Berman dan Hagan, 2006)

Performa teknologi perbankan dalam hal ini diwakilkan oleh Divisi Teknologi Sistem Informasi (TSI) memiliki pengaruh terhadap performa bank. Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa penggunaan teknologi memiliki pengaruh terhadap Market Value Added, Earnings Per Share, Return on Assets, Net Profit Margin (Akram dan Allam, 2010). Melalui penelitiannya, Ho dan Mallick (2006) menyimpulkan bahwa pengeluaran dalam rangka belanja teknologi informasi juga memiliki pengaruh terhadap pengurangan biaya gaji, peningkatan pangsa pasar dan peningkatan pendapatan dan laba. Tingkat profitabilitas merupakan indikator keberhasilan operasi perusahaan (Brigman, 1995). Dan salah satu cara terbaik untuk memulai peningkatan adalah dengan menilai budaya kerja perusahaan. Salah satu komponen terpentingnya adalah kepercayaan dan sikap dari para karyawannya (Abu-Jarad et al., 2010).

(3)

3 Perbankan tidak bisa lepas dari teknologi sistem informasi. Teknologi sistem informasi memiliki peranan penting bagi bank. Kegagalan sistem perbankan dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi bank itu sendiri, nasabah, masayarakat maupun sistem perbankan negara. Dan hal ini merupakan resiko yang harus dipetakan oleh bank.

Menurut Bank Indonesia, resiko merupakan potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu. Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No 5/8/PBI/2003 dan No 11/25/PBI/2008 terdapat delapan resiko yang harus dikelola oleh bank, salah satunya adalah resiko operasional. Seperti yang dikutip dalam asosiasi Banker Association for Risk Management (BARa) (2012) dalam Modul Uji Kompetensi Profesi Bankir Bidang Manajemen Resiko, definisi resiko operasional adalah resiko akibat ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan atau adanya kejadia eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Jelas sekali bahwa peran teknologi informasi di bank sangat penting dan ketergantungan bank terhadap teknologi informasi semakin tinggi sehingga menjadi butir yang harus dikelola dalam manajemen resiko karena berpotensi menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung dan menimbulkan potensi kesempatan yang hilang untuk memperoleh keuntungan.

Dalam rangka menjaga performa teknologi perbankan yang dimiliki bank agar tetap bersaing, maka bank memantapkan budaya organisasi agar selalu tertanam pada seluruh karyawannya terutama staf-stafnya yang ditempatkan di Divisi TSI. Budaya organisasi dikenal luas sebagai fondasi sistem dan aktivitas

(4)

4 manajemen dalam setiap organisasi (Harber et al 1997). Budaya organisasi salah satu fungsinya adalah membentuk dan mengendalikan perilaku karyawan dalam bertindak sebagai bagian dari organisasi (Robbins 1996). Pentingnya peran budaya organisasi juga disampaikan dalam penelitian yang dilakukan Gallagher dan Brown (2007) yang menyebutkan bahwa budaya organisasi tidak hanya faktor penting dalam organisasi, melainkan juga sebagai penggerak utama dalam kinerja bisnis yang dominan.

Kebanyakan penulis dan manajer yang sukses menyarankan bahwa budaya organisasi yang kuat sangat penting bagi bisnis karena memiliki tiga faktor penting (Shahzad et al, 2012) : (1) kultur organisasi sangat ditentukan oleh kontrol sosial yang dapat mempengaruhi setiap pekerjanya dalam berperilaku dan mengambil keputusan, (2) budaya organisasi bekerja sebagai perekat sosial untuk mengikat karyawan secara bersama dan membuat mereka merasa sebagai bagian penting dari perusahaan, di mana hal ini menarik bagi karyawan baru dan memelihara karyawan-karyawan yang terbaik, dan (3) budaya kerja juga sangat berguna dalam membantu proses pembuatan intusi, membantu karyawan untuk memahami kejadian dan tujuan organisasi, yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas karyawan.

Soetjipto (1977) menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki budaya yang tertanam kuat dapat dipastikan beranggotakan para individu yang bermotivasi dan berkinerja tinggi. Dengan kondisi tersebut maka diharapkan perusahaan tidak perlu bersusah payah mengarahkan perilaku anggotanya. Para anggota perusahaan dapat menjalankan peran, tugas dan

(5)

5 tanggung jawabnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah disepakati (Noe dan Mondy, 1996).

Nilai-nilai luhur yang ditanamkan sejak berdirinya bank ini terus berkembang dan mengakar sehingga menghasilkan budaya perusahaan bagi bank. Budaya organisasi juga dapat disebut sebagai budaya perusahaan, dan biasanya digunakan untuk mengkomersialkan arti dari budaya organisasi (Deal dan Kennedy, 1982). Seiring dengan perkembangan industri dan kebijakan manajemen, budaya perusahaan bank pun mengalami beberapa perubahan. Hal ini tentunya mencerminkan bahwa budaya perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan untuk tetap bertahan dalam industri. Budaya perusahaan bank kini memiliki 6 nilai dasar, yaitu integritas, profesional, kepuasan nasabah, penghargaan kepada SDM dan keteladanan.

Dalam menghadirkan layanan-layanan perbankan berbasis teknologi yang dapat menjawab kebutuhan nasabah, maka diperlukan kualitas SDM yang memadai, khususnya di bidang TI. Kualitas karyawan merupakan salah satu modal perusahaan dalam bertahan dan memenangkan persaingan. Dalam penelitiannya, Douglas (2000) menyatakan bahwa perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi, yang mampu bekerja lebih cepat dan baik. Hal ini dapat didukung dengan adanya budaya perusahaan yang kuat, karena salah satu perannya adalah peningkatan kinerja karyawan dan perusahaan (Kotter dan Heskett, 1992).

Kinerja karyawan ini pun perlu dilakukan kontrol secara berkala sebagai bahan evaluasi dan perbaikan pada periode berikutnya. Evaluasi yang dilakukan

(6)

6 oleh bank dalam pemantauan kualitas SDM-nya adalah dengan menyusun laporan setiap tahunnya, yang disebut dengan laporan Sistem Manajemen Kinerja (SMK). Laporan ini disusun berdasarkan sasaran kinerja yang ingin dicapai. Penetapan sasaran kinerja merupakan proses penetapan target sasaran kinerja yang harus dicapai dalam pekerja atau unit kerja dalam periode impelementasi untuk mewujudkan bidang kinerja kunci yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Didalamnya terdapat penilaian kedalaman implementasi budaya kerja bank yang dipecah menjadi beberapa hal untuk disesuaikan dengan grade dan jabatan yang dimiliki masing-masing karyawan. Dalam penelitiannya, Djokosantoso (2003) menyatakan budaya kerja dan budaya organisasi memiliki definisi yang sama. Sehingga laporan SMK ini digunakan perusahaan dalam memantau perkembangan pengaruh budaya organisasi karyawannya terutama yang berada dalam organisasi Divisi TSI.

Sejak tahun 2007, Divisi TSI melakukan beberapa perubahan termasuk dari sisi manajemen. Memprioritaskan pengembangan secara internal, melakukan rekrutmen dalam jumlah besar dan secara aktif mendatangi dan menyeleksi ke universitas-universitas yang memiliki mahasiswa yang berkompetensi di bidang teknologi informasi dan membentuk bagian-bagian baru di dalam organisasi adalah contoh keputusan manajemen sejak dilakukan perubahan di sisi manajemen. Melihat dari laporan triwulan perusahaan, tampak bahwa terdapat peningkatan dalam pertumbuhan pendapatan berbasis biaya yang ditopang oleh teknologi. Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah.

(7)

7 Gambar 1.1 : Pertumbuhan Fee Based Income Perusahaan

Sumber : Laporan Keuangan Publikasi Perusahaan Q3 2012 Melihat kondisi di atas maka sangat beresiko apabila penerapan budaya organisasinya lemah. Budaya yang lemah membuat karyawan menjadi tidak mampu mengidentifikasi diri mereka dengan tujuan organisasi dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi (Puspitarini, 2007). Tentunya ini dapat menimbulkan tidak tergalinya potensi yang dimiliki karyawan Divisi TSI melihat rekrutmen yang berasal dari mahasiswa-mahasiswa yang berkualitas. Budaya yang lemah juga membuat karyawan memiliki loyalitas keorganisasian yang rendah dan membuatnya memiliki motivasi bekerja hanya untuk mencari uang (Muluk dikutip oleh Puspitarini, 2007). Hal ini dapat mempengaruhi tingkat komitmen, pengorbanan, dan kesungguhan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Berdasarkan kajian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ketaatan pekerja terhadap budaya perusahaan mendukung kinerja Divisi TSI dalam mendukung kinerja perusahaan.

(8)

8 1.1.2 Motivasi Penelitian

Motivasi penelitian ini muncul karena penggunaan penilaian budaya organisasi dalam laporan evaluasi karyawan sudah lama digunakan namun secara internal tidak banyak informasi penggunaan indikator tersebut dalam kaitannya dengan persaingan dan kinerja bisnis bank. Dikarenakan adanya keterbatasan informasi tersebut, sebagian besar staf di Divisi TSI lebih berfokus pada upaya penyelesaian rencana projek yang sudah disusun selama setahun. Pemahaman yang kurang terhadap budaya kerja dikhawatirkan berpengaruh terhadap implementasi budaya organisasi. Padahal budaya organisasi merupakan fondasi penting bagi organisasi itu sendiri (Harber et al 1997). Untuk itu diperlukan penelitian yang dapat memberikan gambaran pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja bank. Dengan mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja bank yang berujung pada keuntungan bank, maka diharapkan dapat mendorong karyawan agar lebih memahami pentingnya pendalaman nilai-nilai budaya organisasi.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian yang melakukan analisa hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan sudah banyak dilakukan. Beberapa mengidentifikasi jenis budaya kerja berdasarkan literatur-literatur yang sudah dirumuskan para ahli. Dari studi literatur disebutkan bahwa budaya organisasi memiliki karakteristik yang dapat diukur. Robbins dan Judge (2011) menyebutkan bahwa karakteristik tersebut adalah inovasi dan tingkat pengambilan resiko, perhatian

(9)

9 terhadap detail, orientasi terhadap hasil, orientasi terhadap orang, orientasi terhadap tim, agresifitas dan stabilitas.

Dalam kesimpulan penelitiannya, Akiyama et al (2006) menyebutkan bahwa pengukuran langsung terhadap proses individual, misalnya durasi waktu kerja asli dan durasi waktu bekerja-kembali, atau parameter ukuran yg kurang sempurna yang dihilangkan, sangat berkorelasi terhadap kualitas performa organisasi. Hal ini menandakan bahwa kinerja individu memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Untuk itu diperlukan pengukuran kekuatan dan pengaruh budaya organisasi dalam kinerja individu. Dalam penelitian ini, kinerja individu dan tingkat kedalaman implementasi budaya organisasi tertuang dalam laporan SMK yang disusun setiap tahunnya sebagai bahan evaluasi.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan hal-hal di atas, berikut adalah pertanyaan penelitian : 1. Seberapa kuat pengaruh budaya organisasi di Divisi TSI?

2. Bagaimana hubungan kekuatan budaya organisasi di Divisi TSI dengan kinerja Divisi TSI?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengukur dan menganalisis kekuatan budaya organisasi di Divisi TSI 2. Menganalisis hubungan kekuatan budaya organisasi dengan kinerja bank

(10)

10 1.5 Manfaat Penelitian

Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan penelitian berikutnya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan mengenai kondisi yang terjadi dalam organisasi, terutama di Divisi TSI. Sehingga kondisi ini dapat dijadikan perhatian dan diantisipasi oleh perusahaan Sedangkan bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan khususnya untuk penelitian yang membahas lebih dalam mengenai dimensi komitmen organisasi.

1.6 Batasan Penelitian

Batasan yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Variabel budaya organisasi yang digunakan dalam penelitian adalah variabel yang digunakan oleh perusahaan yang pendekatannya berdasarkan karakteristik budaya Robbins dan Judge (2011).

2. Performa yang diukur adalah performa kinerja individu yang diwakilkan dengan nilai SMK tahunan, dan performa organisasi yang disampaikan melalui SMK organisasi

1.7 Susunan Penelitian

Penelitian ini akan dibahas dalam 5 bab, yaitu: Bab I merupakan bab pendahuluan, terdiri dari sub-bab:

(11)

11 2. Masalah penelitian, memuat identifikasi masalah, batasan penelitian, dan

rumusan masalah. 3. Tujuan penelitian. 4. Manfaat penelitian. 5. Susunan penelitian.

Bab II berisi tinjauan pustaka memuat teori serta uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

Bab III berisi metode penelitian. Metode penelitian mengandung uraian tentang: bahan atau materi penelitian, alat, jalan penelitian, variabel, dan data yang akan dikumpulkan. Tujuan dari bagian ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data.

Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu.

Bab V yang memuat simpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian, sementara saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis, ditujukan kepada para peneliti dalam bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan

Referensi

Dokumen terkait

Alternatif 1 adalah pembangunan jaringan pipa transmisi baru mengikuti jaringan pipa eksisting sepanjang 9 km dari stasiun pompa Goudel menuju R10 lalu pembangunan pipa transmisi

Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam pasal 4 ayat (6) Penetapan Presiden Nomor 6 tahun 1959 (disempurnakan) dan pasal 5 sub b Peraturan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi

Dengan pendekatan secara langsung sesuai dengan bidang keahliannya serta ikut berperan aktif dalam dunia kerja yang sesungguhnya, maka Praktek Kerja Lapangan diharapkan

Apabila dalam perjanjian kerja antara perusahaan penerima pemborongan pekerjaan atau perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh dengan pekerja/buruhnya tidak memuat adanya pengalihan

Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan hak substitusi, untuk melakukan segala tindakan yang

Faktor-faktor diatas dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui penyebab kejadian kawin berulang yang terjadi di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang seperti

Dalam mengisi kegiatan guru pada Era New Normal di SD Negeri 3 Bandar Agung melaksanakan kegiatan keagamaan yaitu meningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an Guru melalui penerapan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui biofisik tanah yaitu kandungan C-organik, pH tanah, Kalium serta Fosfor yang ada di tanah tembakau, jenis makro dan