• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan yang go public pada dasarnya berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan peningkatan nilai sahamnya di pasar modal. Untuk memaksimalkan nilai sahamnya perusahaan yang bersangkutan harus senantiasa melakukan berbagai usaha baik yang bersifat jangka pendek maupun yang bersifat jangka panjang dan menentukan strategi yang tepat untuk mendukung serta memperlancar usaha-usaha pencapaian tujuan tersebut.

Banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya kebutuhan modal. Dengan adanya peningkatan kebutuhan modal tersebut mendorong perusahaan untuk mencari tahu tentang bagaimana dan dimana kebutuhan modalnya dapat dipenuhi, serta bagaimana perusahaan mengalokasikan modal yang tersedia secara efektif dan efesien yang menunjang kelangsungan arus pendapatan bagi perusahaan.

Dalam memenuhi kebutuhan modal tersebut ada dua alternatif: satu adalah seluruhnya dari modal sendiri, kedua adalah kombinasi dari modal sendiri dan modal pinjaman. Pada umumnya perusahaan memilih alternatif yang kedua yaitu menggabungkan atau mengkombinasikan antara modal sendiri dan modal pinjaman (Handono, 2009:248).

Penggunaan modal pinjaman dalam struktur modal perusahaan, ditinjau dari bidang manajemen keuangan, merupakan penerapan kebijakan financial leverage, dimana perusahaan membiayai kegiatannya (operasional) dengan menggunakan modal pinjaman serta menanggung beban tetap dengan alasan terbatasnya modal sendiri, Penggunaan modal pinjaman tersebut akan mempengaruhi tingkat risiko yang dihadapi dan juga biaya modal yang ditanggung perusahaan.

Semakin besar leverage keuangan yang digunakan perusahaan, kemungkinan untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi, tetapi di sisi lain dengan                

(2)

adanya pengembalian yang tinggi, resiko keuangan yang akan ditanggung oleh pemegang saham pun juga akan semakin tinggi.

Perubahan dalam pengunaan hutang pada sebuah perusahaan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada laba per lembar saham (Earning Per Share) dan juga perubahan risiko. Motivasi utama perusahaan memperoleh pendanaan melalui hutang adalah potensi biaya yang lebih rendah, hal tersebut dikarenakan bunga yang merupakan biaya modal pinjaman memiliki jumlah yang tetap, dan jika biaya bunga lebih kecil daripada pengembalian yang diperoleh dari pendanaan hutang, maka selisih lebih atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi perusahaan, selain itu bunga merupakan biaya yang dapat mengurangi laba sebelum pajak, dampaknya pada beban pajak yang ditanggung perusahaan akan lebih kecil sehingga pada akhirnya laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham akan semakin besar atau dengan kata lain akan tercipta EPS yang maksimum

Salah satu indikator yang biasa digunakan oleh para investor dalam pengambilan keputusan investasi adalah Earning Per Share (EPS). Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan dimasa depan. EPS menunjukkan jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham. Investor akan lebih tertarik pada perusahaan yang memberikan EPS lebih tinggi.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sibarani (2009) bahwa financial leverage berpengaruh terhadap EPS pada sektor property dan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Adapun objek penelitian yang akan dilakukan penulis adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan, perusahaan di sektor makanan dan minuman harus lebih sering melakukan inovasi dan ekspansi yang dalam hal ini berarti perusahaan membutuhkan modal yang lebih besar, alternatif penggunaan hutang untuk mendapatkan modal adalah yang paling sering dilakukan karena memiliki beberapa keunggulan penting. Selain itu, perusahaan makanan dan minuman merupakan perusahaan yang memiliki prospek yang sangat bagus di Indonesia                

(3)

penyebabnya adalah hasil dari industri makanan dan minuman sangat digemari oleh masyrakat Indonesia dan sebagian produk yang dihasilkan merupakan kebutuhan pokok masyrakat.

Industri makanan dan minuman juga merupakan salah satu industri yang cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target investasinya (detik finance, 2011).

Berdasarkan informasi dari detik finance tersebut penulis tertarik mengamati financial leverage dan Earning Per share (EPS) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2007-2009, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 1.1

Perkembangan Financial Levereage dan EPS pada perusahaan Makanan dan Minuman

periode 2007-2009

Kode 2007 Financial leverage 2008 2009 2007 EPS 2008 2009

AISA 0.35 0.26 0.68 15 17 23 CEKA 0.24 0.36 0.47 83 94 166 DAVO 0.69 0.81 0.18 17 (41) (18) FAST 0.40 0.84 0.87 230 281 408 INDF 0.63 0.67 0.74 104 118 236 JPFA 0.76 0.74 0.82 121 205 393 MYOR 0.41 0.56 0.88 185 256 485 PSDN 0.36 0.29 0.35 (6) 7 23 SIPD 0.22 0.25 0.28 2 3 4 SKLT 0.14 0.50 0.42 8 6 19 SMAR 0.86 0.66 0.73 344 364 261 TBLA 0.33 0.26 0.64 23 15 33 ULTJ 0.13 0.45 0.35 10 105 21

Sumber : icmd (data diolah)

Berdasarkan tabel 1.1 di atas terlihat bahwa kenaikan financial leverage tidak selalu diikuti kenaikan earning per share (EPS) dan begitu juga penurunan financial leverage tidak selalu diikuti dengan penurunan EPS. Dengan demikian perlu diuji fenomena ini lebih lanjut melalui penelitian yang akan menganalisis pengaruh financial leverage terhadap EPS pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2007-2009.

               

(4)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menulis judul tugas akhir ini yaitu “Pengaruh Financial leverage Terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI Periode 2007-2009”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah yang akan diidentifikasi adalah:

1. Bagaimana perkembangan Financial leverage pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama peiode 2007-2009 ?

2. Bagaimana perkembangan Earning Per Share (EPS) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama peiode 2007-2009 ? 3. Bagaimana pengaruh Financial leverage terhadap Earning Per Share (EPS)

pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama peiode 2007-2009 ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perkembangan Financial leverage pada makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama peiode 2007-2009

2. Untuk mengetahui perkembangan Earning Per Share (EPS) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama peiode 2007-2009

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Financial leverage terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama peiode 2007-2009

               

(5)

1.3.2 Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis

Manfaat hasil penelitian bagi penulis yaitu untuk menambah wawasan ilmu dan bertambah luasnya pengalaman serta dapat membandingkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan yang sesungguhnya dalam bidang manajemen keuangan, yaitu untuk mengetahui pengaruh financial leverage terhadap earning per share pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama peiode 2007-2009

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI yaitu memberikan sumbangan pemikiran dan saran untuk perusahaan mengenai kebijakan dari Financial leverage dan Earning Per Share (EPS) serta sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan perencanaan dan penentuan dalam pengambilan sumber dana untuk membiayai kegiatan perusahaan.

c. Bagi Pembaca

Manfaat bagi pembaca yaitu menambah wawasan serta dapat menganalisis kondisi financial perusahaan terutama bila perusahaan tersebut menggunakan financial leverage sebagai penggunaan sumber dana bagi pengembangan perusahaan dan juga untuk mengetahui pengaruh financial leverage terhadap EPS pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama peiode 2007-2009                

(6)

1.4 Kerangka Pemikiran

Pada perusahaan yang menggunakan kebijakan financial leverage, sebagian dari kebutuhan modalnya dibiayai dengan modal pinjaman yang berasal dari luar perusahaan. Pengguanaan modal pinjaman tersebut akan menghadapkan perusahaan kepada kewajiban menanggung beban tetap.

Mamduh M. Hanafi (2004) menjelaskan bahwa “financial leverage bisa diartikan sebagai besarnya beban tetap keuangan yang digunakan oleh perusahaan. Beban tetap keuangan tesebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh perusahaan”.

Syafaruddin Alwi (2001) menjelaskan bahwa “financial leverage merupakan perbandingan antara total hutang dengan seluruh dana atau aktiva dalam perusahaan yang disebut juga dengan debt ratio”, dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝐹𝑖𝑛𝑎𝑛𝑐𝑖𝑎𝑙 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Penggunaan modal pinjaman dilakukan apabila kebutuhan pendanaan tidak dapat lagi dipenuhi dengan menggunakan modal sendiri atau kurang tersedianya modal sendiri. Dengan menerapkan kebijakan financial leverage perusahaan memutuskan untuk mengikutsertakan modal pinjaman dengan disertai kewajiban membayar beban yang bersifat tetap di dalam modal perusahaan. Jika perusahaan dalam menggunakan dana dengan beban tetap itu menghasilkan efek yang menguntungkan dana bagi pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) yaitu dalam bentuknya memperbesar EPS. Dikatakan perusahaan itu menjalankan trading on the equity, yaitu penggunaaan dana yang disertai dengan beban tetap dimana dalam penggunaannya dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada beban tetap tersebut.

Menurut Tim Hindle (2004) yang diterjemahkan oleh Felicia Gerda Najoan menjelaskan bahwa “Earning Per Share (EPS) merupakan laba bersih setelah pajak perusahaan dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar”, dapat dirumuskan sebagai berikut :

               

(7)

𝐸𝑃𝑆 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Menurut sartono (2006) EPS merupakan keberhasilan perusahaan menunjukkan kemampuan untuk memperoleh laba yang tinggi. Dengan mengetahui besarnya EPS, investor akan dapat memprediksi hasil yang dapat diterimanya, apabila dia berinvestasi pada saham perusahaan itu. Dengan demikian EPS mencerminkan pendapatan dimasa depan.

Handono (2009) menjelaskan dengan diterapkannya kebijakan financial leverage oleh perusahaan dalam bentuk pinjaman dari bank, obligasi dan lain-lain, selain akan menambah beban tetap (biaya bunga rutin), juga akan mempengaruhi tingkat profitabilitas pertahun yang didapat perusahaan yang tercermin pada ROE, dan EPS.

Keputusan perusahaan dalam mengambil kebijakan financial leverage atau dengan menggunakan modal pinjaman dalam struktur modalnya akan mempengaruhi terhadap keuntungan/laba per lembar saham EPS yang diperoleh perusahaan. Hal ini diungkapkan oleh Bambang Riyanto (2004) yang menjelaskan bahwa “Pada financial leverage penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per lembar saham biasa. (EPS = Earning Per Share)”.

Perubahan kenaikan dan penurunan earning per share pada suatu perusahaan dipengaruhi juga oleh perubahan Earning Before Interest and Tax (EBIT), jika EBIT pada suatu perusahaan lebih tinggi daripada beban tetapnya (beban bunganya) maka EPS akan meningkat, namun sebaliknya jika EBIT pada suatu perusahaan lebih kecil daripada beban bunganya maka EPS akan menurun. Dengan kata lain penggunaan financial leverage tergantung pula pada EBIT perusahaan, jika EBIT lebih tinggi daripada beban bunganya maka penggunaan financial leverage akan semakin menguntungkan karena akan meningkatkan kekayaan pemilik perusahaan, akan tetapi jika EBIT lebih rendah daripada beban bunganya perusahaan yang menggunakan financial leverage akan menderita kerugian yang lebih besar (Handono, 2009:256).

               

(8)

Untuk lebih jelasnya di bawah ini digambarkan kerangka pemikiran sebagai acuan konsep berpikir penulis dalam penelitian ini, yaitu:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Sumber : data diolah

1.5 Hipotesis

Menurut Ghozali (2010) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis dapat mengemukakan hipotesis penelitian, yaitu “Financial leverage berpengaruh terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama peiode 2007-2009.

Perusahaan Modal Pendapatan Modal Asing Financial leverage (DAR) EPS

Modal Sendiri EBIT

               

(9)

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu keadaan nyata yang diperoleh melalui penelitian dan analisis, mengumpulkana data yang berhubungan dengan topik yang diteliti serta teori yang berhubungan dengan financial leverage dan earning per share, sedangkan metode verifikatif bertujuan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan

1.6.2 Populasi dan Sampel

Dalam melakukan penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama peiode 2007-2009 sebanyak Sembilan belas emiten.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan sampel yang akan diambil, dimana sampel yang diambil adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan tujuan penelitian dan cukup representative (Nasution, 2003:18).

Peneliti kemudian menentukan syarat bagi sampel agar sesuai dengan tujuan penelitian, dimana syaratnya adalah perusahaan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan yang memiliki laporan keuangan lengkap serta menggunakan pinjaman selama periode 2007- 2009. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak tiga belas perusahaan makanan dan minuman selama periode 2007-2009.

1.6.2.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau nominal seperti laporan keuangan. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat berupa dasar teori yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Sedangkan sumber datanya merupakan data sekunder yang diperoleh secara langsung                

(10)

maupun tidak langsung berupa bukti,catatan, atau historis yang telah tersusun dalam arsip.

1.6.2.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyususnan penulisan ini penulis menggunakan teknik penelitian kepustakaan (library research) dengan mengumpulkan dan mengambil data sekunder yang dibutuhkan dari berbagi literature atau referensi yang berhubungan dengan subjek penelitian.

Quatasi yaitu mengutip dengan menggunakan kata-kata penulis seperti aslinya.

Phrase yaitu mengutip dengan menggunakan kata-kata penulis sendiri. Summary yaitu mengambil atau menerangkan intisari dari sumber pustaka

1.6.3 Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengunakan regresi linear dengan software SPSS 16, model analisis ini dipilih karena :

 Penelitian ini sisusun untuk meneliti pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent.

 Memiliki satu variabel bebas, yang diduga financial leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EPS (variabel terikat)

Menurut Neneng Nuryati (2010) rumus yang digunakan dalam regresi linear adalah:

Dimana;

a = intercept

Ŷ

, merupakan titik potong dengan sumbu

Ŷ

b = slope atau kemiringan garis, yaitu perubahaan rata-rata pada Y untuk setiap unit pada varibel X

Ŷ

= nilai prediksi atau perkiraaan berdasarkan nilai X yang diketahui X = variabel bebas

Ŷ

= a +bX                

(11)

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis regresi linear sebagai berikut :

1) Melakukan uji normalitas untuk melihat apakah data yang diambil normal. 2) Melakukan uji korelasi untuk melihat seberapa kuat hubungan variabel X

terhadap Y.

3) Melakukan uji regresi antara variabel bebas (financial leverage) dengan variabel terikat yaitu earning per share.

- Melakukan uji t untuk menguji hipotesis, membandingkan thitung dengan ttabel

 Jika thitung > ttabel atau - thitung < - ttabel keputusan yang diambil adalah H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh variabel X terhadap varibel Y.

 Jika thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel maka keputusan yang diambil adalah H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap varibel Y.

- Melakukan uji koefisien determinasi untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian di Bursa Efek Indonesia yang diambil dari ICMD. Sedangkan waktu penelitian dilakukan selama empat bulan, yaitu dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2012.                

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

The students were reportedly enjoy studying in the Monolingual class and support the use of English–only in their English classes for enhancing learning. In spite of their

[r]

P (Participants) P1 dalam dialog tersebut adalah Lorna yang sedang berbicara pada P2 yaitu James... 145 No

1. Adanya perasaan senang terhadap belajar. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar. Adanya perasaan tertarik yang

Variabel reliability (X 2 ), yang meliputi indikator petugas memberikan pelayanan yang tepat, petugas memberikan pelayanan yang cepat, petugas memberikan pelayanan

192 / 393 Laporan digenerate secara otomatis melalui aplikasi SSCN Pengolahan Data, © 2018 Badan

5) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Dalam rangka menunjang perbaikan regulasi pengusahaan UCG diperlukan litbang UCG di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan mengingat

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja