• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BANK CIMB

B. Tentang Kantor Jasa Penilai Publik

Di Indonesia, peraturan pertama yang mengatur tentang jasa penilai adalah Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 161/KP/VI/1977 tentang Ketentuan Perjanjian Usaha Penilaian di Indonesia. Kemudian menyusul Keputusan Menteri Keuangan RI No. 57/KMK.017/1996 tentang Jasa Penilai, Keputusan Presiden No. 35 tahun 1992 yang diantaranya berisi pembentukan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan yang salah satu bagiannya adalah Direktorat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai, terakhir pengaturan tentang Perusahaan Jasa Penilaian di atur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 125/Pmk.01/2008 Tentang Jasa Penilai Publik.

Sementara Peraturan-Peraturan umum yang mengatur Perusahaan Jasa Penilai tersebut antara lain:

a. Undang-Undang Dana Pensiun (UU No. 11 Tahun 1992), setiap penyertaan yayasan dana pensiun pada suatu unit usaha wajib dilakukan penilaian aset dan sahamnya disamping aset sendiri.

b. Undang-Undang Pajak Bumi dan Bangunan (UU No. 12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas UU No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan), untuk penetapan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP), harus melalui penilaian oleh penilai yang diakui Pemerintah.

c. Undang-Undang Pasar Modal (UU No. 8 Tahun 1995), dalam Pasal 64 menyebutkan bahwa salah satu dari profesi penunjang pasar modal adalah penilai yaitu pihak yang telah memberikan penilaian atas aset perusahaan dan terdaftar dalam Bapepam. Hal ini memberikan peluang kepada jasa penilai, karena setiap perusahaan yang akan menjual saham di Pasar Modal(Intial Public Offering / go public) wajib melakukan penilaian terhadap aset (harta kekayaan) bahkan bisa juga penilaian atas nilai sahamnya.

d. Undang-Undang Perbankan (UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan), Pasal 1 angka 22 huruf c menyebutkan bahwa pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain penilai. Dalam Surat Keputusan Bank Indonesia, disebutkan setiap perbankan wajib melakukan penilaian aset pihak debitur yang masuk dana cadangan sebagai bagian dari

penetapan rasio kecukupan modal. Untuk pinjaman diatas Rp 2 milyar wajib dilakukan penilaian jaminan oleh penilai independen (memberikan peran dan peluang bagi jasa penilai untuk menilai aset sebagai barang jaminan / kolateral). e. Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU No. 40 Tahun 2007) Pasal 34 ayat (2)

menyebutkan bahwa dalam hal penyetoran modal saham dilakukan dalam bentuk lain (bukan dalam bentuk uang), penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli yang tidak terafiliasi dengan perseroan (untuk pendirian PT yang modal disetor berupa aset wajib terlebih dahulu dilakukan penilaian oleh penilai independen untuk penetapan nilainya). Nilai wajar setoran modal saham ditentukan sesuai dengan nilai pasar. Jika nilai pasar tidak tersedia, nilai wajar ditentukan berdasarkan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik setoran, berdasarkan informasi yang relevan dan terbaik.

f. Peraturan Menteri Keuangan No. 118/PMK.07/2005 tentang Balai Lelang. Dalam Pasal 4 ayat (2) huruf k, menyebutkan bahwa setiap pendirian Balai Lelang harus mempunyai tenaga penilai yang memadai.

Kegiatan perusahaan jasa penilai tidak saja meliputi kegiatan keperdataan (seperti mengadakan perjanjian penilaian) tetapi juga kegiatan administrasi yang harus dipenuhi untuk keabsahan kegiatan penilaian.

Selain peraturan-peraturan di atas, Perusahaan Penilai dalam melakukan kegiatan penilaiannya wajib berpedoman pada Standar Penilaian Indonesia (SPI) dan

Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) serta ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.

Selain wajib mematuhi Standar Penilaian Indonesia (SPI) dan Kode Etik Penilaian (KEPI), dalam setiap bidang penugasan penilaian harus disesuaikan juga dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkaitan dengan jasa yang diberikan. SPI adalah pedoman dasar pelaksanaan tugas penilaian secara profesional yang sangat penting artinya bagi seorang penilai untuk menghasilkan kajian berupa analisis, pendapat, dan saran-saran dengan menyajikannya dalam bentuk laporan penilaian, sehingga tidak akan terjadi salah tafsir bagi pemakai jasa dan masyarakat pada umumnya.49

Kode Etik Penilai Indonesia, yang ditetapkan asosiasi merupakan pedoman moral bagi penilai dalam melakukan penilaian. Kode etik adalah aturan tingkah laku yang baik dan bermoral yang dibuat dan dilaksanakan oleh sekelompok orang yang berkeahlian tertentu untuk menjunjung profesi demi tanggung jawab terhadap profesi, masyarakat dan Tuhan Yang Maha Esa. Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) adalah dasar moral yang melandasi pengoperasian SPI agar seluruh hasil pekerjaan penilaian dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan melalui cara yang jujur, obyektif dan

49Joni Emirzon,Kode Etik dan Permasalahan Hukum Jasa Penilai dalam Kegitan Bisnis di Indonesia. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya, 2005, hal. 4.

kompeten secara profesional sehingga menghasilkan laporan penilaian yang jelas, tidak menyesatkan dan terbuka terhadap semua hal penting.50

Bahwasannya sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung perekonomian yang sehat dan efisien, diperlukan Penilai Publik dan Kantor Jasa Penilai Publik yang profesional dan independen bahwa sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka melindungi kepentingan umum perlu pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang efektif dan berkesinambungan terhadap Jasa Penilai Publik bahwa untuk mendukung tujuan tersebut maka telah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 57/KMK.017/1996 tentang Jasa Penilai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.01/2006 perlu disempurnakan untuk mendukung tujuan tersebut, sehingga dipandang perlu untuk diatur kembali dengan mengganti Keputusan Menteri Keuangan dimaksud. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, pembinaan dan pengawasan Penilai Publik termasuk dalam tugas dan fungsi Menteri Keuangan.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini pemeriksaan terhadap Penilai, UJP (usaha jasa penilai), dan/atau Cabang Usaha Jasa Penilai yang sedang berlangsung tetap dapat diteruskan dan selanjutnya tunduk kepada ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan. pengenaan sanksi terhadap Penilai, UJP, dan/atau

Cabang UJP yang didasarkan atas hasil pemeriksaan yang dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 57/KMK.017/1996 tentang Jasa Penilai tunduk kepada ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan semua sanksi terhadap Penilai, UJP, dan/atau Cabang UJP yang telah dikenakan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 57/KMK.017/1996 tentang Jasa Penilai dinyatakan tetap berlaku, dan selanjutnya tunduk kepada ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini.

Selanjutnya yang disebut dengan penilai adalah seseorang yang dengan keahliannya menjalankan kegiatan Penilaian. Penilai Publik adalah Penilai yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan di bidang kekayaan negara dan lelang.

Penilaian adalah proses pekerjaan untuk memberikan estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu obyek penilaian pada saat tertentu sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia. Dengan membuat Laporan Penilaian yaitu dokumen tertulis hasil Penilaian yang ditandatangani oleh Penilai Publik.

Kantor Jasa Penilai Publik yang selanjutnya disebut KJPP, yang merupakan badan usaha yang telah mendapat izin usaha dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Penilai Publik dalam memberikan jasanya dan Cabang Kantor Jasa Penilai Publik yang selanjutnya disebut Cabang KJPP dimana kantor yang dibuka oleh KJPP untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kegiatan usaha KJPP yang dipimpin oleh salah seorang Rekan KJPP yang bersangkutan. Serta Kantor Perwakilan Kantor Jasa

Penilai Publik yang selanjutnya disebut Kantor Perwakilan KJPP, juga merupakan unit atau bagian dari KJPP yang diberikan kewenangan oleh KJPP untuk melakukan fungsi pemasaran.

Selanjutnya ada juga Kantor Jasa Penilai Publik Asing yang disebut KJPPA, adalah yaitu usaha jasa profesi Penilai di luar negeri yang telah memiliki izin dari otoritas di negara yang bersangkutan. KJPP ini juga mempunyai Asosiasi Profesi Penilai yang disebut Asosiasi Profesi, adalah organisasi profesi yang bersifat nasional sebagai wadah berhimpun Penilai termasuk Penilai Publik.

Sebagaimana diketahui dalam menjalankan profesinya KJPP melakukan standar Penilaian Indonesia yang disebut SPI, sebagai pedoman dasar yang wajib dipatuhi oleh Penilai Publik dalam melakukan Penilaian.

Managemen KJPP yang bertindak secara professional tidak mempunyai catatan negatif yang diperoleh dari publikasi dan sumber lainnya. Anggota KJPP (penilai publik) telah berpengalaman 3 (tiga) tahun, minimum 600 (enam ratus) jam sebagai penilai dan diantaranya 200 (dua ratus) jam sebagai ketua tim, termasuk telah berpengalaman melakukan penilaian pada lembaga keuangan.

KJPP memiliki kantor yang representatif dan dapat melakukan penyimpanan dan pengadministrasian dokumen hasil penilaian dengan baik dan rapi. Serta KJPP telah berdiri minimum 3 (tiga) tahun, menyerahkan annual report secara berkala (tahunan) KJPP yang menguntungkan dalam 2 (dua) tahun terakhir, KJPP dapat

menempatkan dana di Bank Rate yang ditawarkan cukup kompetitip dan sanggup memenuhistandar level agreement(SLA) yang telah ditetapkan oleh Bank.

Penilaian terhadap objek jaminan yang akan dijadikan jaminan Bank dan atau objek lain yang berkaitan dengan pemberian fasilitas kredit dilakukan oleh kantor jasa penilai publik (KJPP) yang sudah kerjasama dengan Bank, penggunaan usulan jasa penambahan KJPP yang ditunjuk sebagai rekan Bank (approved independend appraisal)di usulkan oleh unit yang terkait dengan perkreditan sepertiBusiness Unit

atau support unit lainnya melalui credit administration untuk mendapatkan persetujuan komite KJPP. Komite KJPP terdiri dari head of credit administration, head of business dan head of credit & operation policy procedure. Group yang membagi credit administration wajib melakukan peninjauan atas kerja KJPP yang kerjasama secara berkala minimum 1 (satu) tahun sekali atau waktu yang lebih cepat apabila terdapat informasi yang salah. Peninjauan dilakukan berdasarkan pada pemenuhan dokumen dan informasi tambahan daribusiness unitsecara berkala.51

Pihak yang terkait dengan perkreditan sepertibusiness groupatau group yang membidangi peninjauan kredit wajib melaporkan kepada group yang membidangi

credit administration apabila terdapat laporan hasil penilaian yang tidak wajar. Berdasarkan hasil evaluasi/peninjauan wajib melaporkan kepada group yang membidangicredit administrationdapat merekomendasikan kepada komite KJPP.

51Data sekunder yang diperoleh dari KJPP Sudiono, cabang Medan, JL. Brigjen Katamso, No. 112.

Penghentian kerjasama sementara dengan KJPP yang kerjasama di CIMB Niaga minimal 6 (enam) bulan. Kerjasama akan dapat kembali di jalankan apabila KJPP telah memenuhi syarat dan mendapat persetujuan dari komite KJPP. penghentian kerjasama/dihapuskan dari daftar KJPP yang kerjasama, KJPP yang kerjasama yang memenuhi kriteria dilakukan perpanjangan kerjasama.52

Selanjutnya dalam wawancara tersebut disampaikan juga bahwa setiap penggunaan independent appraisal selain KJPP yang di tunjuk Bank, maka dapat disetujui secara kasus per kasus sesuai oleh komite kredit sesui limit kewenangannya maksimalcredit comitte sepanjang memenuhi kriteria KJPP. Setiap pemberian tugas KJPP dilakukan oleh bank (group yang membagi credit administration dan/atau

business unit).

Perjanjian ini termasuk dalam hukum privat yang mana pengertiannya adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih (Pasal 1313 BW). Pengertian perjanjian mengandung unsur :

a. Perbuatan

Penggunaan kata “Perbuatan” pada perumusan tentang Perjanjian ini lebih tepat jika diganti dengan kata perbuatan hukum atau tindakan hukum karena perbuatan tersebut membawa akibat hukum bagi para pihak yang memperjanjikan.

52 Hasil wawancara dengan Bapak Abraham Siagian, Credit Support Officerpada PT.Bank CIMB Niaga, Tbk., Cabang Bukit Barisan, Medan, pada tanggal 15 Desember 2012.

b. Satu orang atau atau lebih terhadap apa satu orang atau lebih

Untuk adanya suatu perjanjian paling sedikit paling sedikit harus ada pihak yang saling berhadap-hadapan dan saling memberikan pernyataan yang sesuai satu sama lain. Pihak tersebut adalah orang atau badan hukum.

c. Mengikatkan dirinya

Di dalam perjanjian terdapat unsur janji yang diberikan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain. Dalam perjanjian ini orang terikat kepada akibat hukum yang muncul karena kehendaknya sendiri.53

C. Perjanjian Kerjasama Antara PT. BANK CIMB NIAGA Tbk Dengan