• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Tentang Kendala dan Hasil Orang Tua Asuh Dalam Membina Akhlak Siswa di MA Muhammadiyah 1 Ponorogo

PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MEMBINA KARAKTER KEMANDIRIAN DAN AKHLAK SISWA DI MA

B. Deskripsi Data Khusus

4. Data Tentang Kendala dan Hasil Orang Tua Asuh Dalam Membina Akhlak Siswa di MA Muhammadiyah 1 Ponorogo

Peran orang tua sangatlah penting dalam pembinaan akhlak anak, sebab orang tua adalah pendidik pertama bagi anak dalam pendidikan keluarga, dan juga sebagai pengganti orang tua kandungnya.

Dalam pembinaan akhlak anak, tentunya akan ditemukan kendala-kendala dan juga hasilnya. Kendala orang tua asuh dalam membina akhlak siswa, seperti yang dikatakan Ibu Dakwah, ialah sebagai berikut:

Untuk kendala dalam membina akhlak anak pasti ada, tidak jauh beda hampir sama dengan kemandirian tadi mbak. Kendala dalam membina

124

Lihat transkip Observasi nomor :03 /O/8-IV-2018 dalam lampiran hasil penelitian ini. 125

akhlak juga diantaranya individu anaknya sendiri dan lingkungan anak. Sebab kenapa saya mengatakan lingkungan juga menjadikan kendala, kita (orang tua asuh) di rumah sudah mengajarkan anak sebaik mungkin mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak. Akan tetapi ketika anak bertemu dengan temanya di luar rumah pasti ada pengaruh dengan lingkungan temannya.126

Terkait kendala-kendala dalam membina akhlak yang dijelaskan Ibu Dakwah, dapat diketahui kendalanya diantaranya lingkungan. Yang mana, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah orang tua asuh yang dekat dengan perkotaan dapat memengaruhi anak. Seperti dekat dengan taman, gor, jalan baru dan tempat kopi-kopi yang banyak diminati anak remaja sekarang. Yang mana, hal ini mudah untuk anak terjerumus ke hal-hal yang tidak diinginkan.127 Selain itu, beliau menambahkan juga ada faktor yang memengaruhi akhlak anak itu sendiri, berikut wawancaranya:

Untuk akhlak hampir sama dengan yang mempengaruhi kemandirian, akhlak juga kaitanya dengan perilaku. Otomatis saya sebagai pengganti orang tua mereka sebisa mungkin saya mengajarkan perilaku yang baik. Selain cara saya dalam mengasuh di rumah, pengajaran di sekolah juga memengaruhinya mbak, ketika anak/siswa sering dapat nasihat dan pelajaran akan sedikit membantu dan menambah wawasan ilmu mana yang baik dan yang buruk.128

Kegiatan dan pelajaran kerohanian yang ada di sekolah dapat membantu membina akhlak anak. Dimana ketika anak mendapat pengetahuan

126

Lihat transkrip wawancara nomor : 12/W/1-4-2018 dalam lampiran hasil penelitian ini. 127

Lihat transkip Observasi nomor :05 /O/8-IV-2018 dalam lampiran hasil penelitian ini. 128

yang baik, maka anak akan mengetahui mana yang harus dilakukan dan mana yang dilarang.129

Dalam proses pembinaan akhlak, tentunya akan diperoleh suatu hasil. Hasil yang diperoleh orang tua asuh dalam membina akhlak anak, seperti yang disampaikan Ibu Dakwah, ialah sebagai berikut:

Untuk hasil, Allhamdulillah ada juga. Dalam hal ibadah sedikit demi sedikit, tadinya yang gak mau jamaah shalatnya sekarang meski jarang jemaah. Hubungan ke orang yang lebih tua juga udah tau, dengan tutur kata yang baik dan sopan santunnya juga ada.130

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Sarlan selaku kepala sekolah, untuk akhlak siswa sebelum dan sesudah ikut orang tua asuh memiliki perubahan akhlak yang sangat baik, mereka memiliki sopan santun yang tinggi dan lebih menghargai bapak serta ibu gurunya, berikut wawancaranya:

Dan untuk masalah akhlak, siswa yang sebelum ikut orang tua asuh itu masih kurang dalam hal ibadah. Seperti, shalat lima waktu masih bolong-bolong jadi harus bnayak pantauan baik dari pihak sekolah maupun dari orang tua asuh. Akan tetapi setelah ikut orang tua asuh ada peningkatan baik, serta lingkungan yang ia tempati pun turut serta mendukungperkembangan akhlak si anak, disamping itu orang tua asuh juga memilih lembaga formal yang berbasis Islam, yang mana tentunya ada mata pelajaran tentang akhlak, sehingga siswa mengetahui mana akhlak yang baik untuknya dan sebaliknya131

129

Lihat transkip Observasi nomor :01/O/28-III-2018 dalam lampiran hasil penelitian ini. 130

Lihat transkrip wawancara nomor : 12/W/1-4-2018 dalam lampiran hasil penelitian ini. 131

Menguatkan apa yang disampaikan oleh Bapak Sarlan, berikut hasil wawancara dengan Ibu Siti Nur Hidayati selaku guru BK MA Muhammadiyah 1 Ponorogo, beliau mengatakan:

Begitupun dalam masalah akhlak, sebelum ikut orang tua asuh akhlak mereka kepada Allah dan hal ibadah masih minim. Dan perlu bimbingan dari orang terdekat, sedangkan dalam etika dan sopan santun ke orang yang lebih tua itu masih kental. Akan tetapi setlah ikut orang tua asuh mereka sudah terbiasa disiplin dalam hal ibadah, danlingkungan yang ia tempati sekarang pun turut mendukungditambah lagi mendapatkan didikan langsung dari orang tua asuhnya.132

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui hasil pembinaan akhlak anak. Yang mana, adanya perubahan pada anak/siswa. Diantaranya shalat 5 waktu berjamaah, tutur kata yang baik, sopan, baik kepada orang tua, guru, maupun kepada sesama.133

Berdasarkan hasil observasi peneliti, proses kegiatan yang dilakukan disekolah yang dapat membina akhlak siswa diantaranya: adanya shalat dhuha berjama‟ah yang mana merupakan rutinitas siswa setiap harinya, selain shalat dhuha di MA Muhammadiyah siswa dibiasakan melaksanakan shalat dzuhur berjama‟ah. Selain kewajiban dalam hal beribadah kepada Allah Swt, di MA Muhammadiyah juga diterapkan pembiasaan budaya sekolah 5S yaitu: senyum, sapa, salam, sopan dan santun. Yang mana ini dilakukan oleh seluruh warga lingkungan sekolah, sehingga siswa sudah terbiasa ketika berjumpa

132

Lihat transkrip wawancara nomor : 03/W/15-III-2018 dalam lampiran hasil penelitian ini. 133

dengan guru baik teman selalu mengucapkan salam dan tersenyum.134 Selain di sekolah dan di rumah orang tua asuh. peneliti melakukan observasi juga ke rumah orang tua kandung pada tanggal 26-28 Juni. perilaku anak/siswa sangat baik.Untuk masalah akhlak peneliti melihat perilaku anak pada kedua orang tua kandungnya sangat baik/sopan. Terutama dalam hal ibadah mahdzoh anak tidak lagi diperintah oleh orang tua kandungnya untuk melaksanakan shalat lima waktu dan mengaji al-Qur‟an. Hal ini terlihat kebiasan yang dari sekolah dan orang tua kandungnya dilakukan di rumah orang tua kandungnya.135

Meskipun anak sudah mengikuti orang tua asuh masing-masing, pihak Sekolah tidak secara langsung lepas kontrol terhadap perkembangan anak didik. Dari pihak sekolah secara rutin dan berkala selalu memantau perkembangan anak. Hal ini dibuktikan dengan adanya komunikasi yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua asuh. Yang mana adanya aturan yang ditetapkan sekolah bahwasnya pihak sekolah maupun pihak orang tua harus ada komunikasi terkait dengan perkembangan anak. Misanya, tidak masuk sekolah, baik itu kendala sakit, ada kepentingan keluarga dan lain sebagainya.136 Seperti yang disampaikan Ibu Siti Nurhidayati selaku guru BK MA Muhammadiyah 1 Ponorogo, dengan hasil wawancara sebagai berikut:

Untuk hal pengawasan bagi siswa yang ikut orang tua asuh, antara pihak sekolah dan orang tua asuh itu ada mbak, secara umum ada orang tua asuh yang aktif berkomunikasi dengan pihak sekolah.

134

Lihat transkrip observasi nomor : 01/O/28-III-2018 dalam lampiran hasil penelitian ini. 135

Lihat transkrip observasi nomor : 06/O/26-6-2018 dalam lampiran hasil penelitian ini. 136

Sehingga dari pihak sekolah ketika anak tidak masuk, baik itu sakit atauada kendala lain kita langsung menghubungi pihak orang tua asuh. Jadi antara pihak sekolah dan orang tua asuh itu terjalin komunikasi dengan baik.137

Hal sama juga disampaikan oleh Ust Dian, bahwa orang tua asuh juga selalu memantau perkembangan anak asuh, baik kognitif, afektif maupun psikomotoriknya, dengan hasil wawancara sebagai berikut:

Cara kita memantau kita bisa melihat pergaulan si anak di sekolah, soalnya banyak jam diluar itu disekolah. Dengan cara komunikasi antara saya dan pihak sekolah harus terjalin baik. kadang saya bertanya bagaimana anak asuh saya disekolah, begitupun dengan pihak sekolah ketika si anak tidak masuk langsung menghubungi saya. Dalam hal belajar dan ketika mau ujian saya bertanya pada si anak, pelajaranya bagimana, ujiannya bisa apa gak. Mesti tidak sering/setiap hari. Akan tetapi pantauan dari saya tetap ada mbak.138

Jadi, dapat kita ketahui bahwasannya ada komunikasi timbal balik yang baik antara pihak sekolah dan pihak orang tua asuh itu sendiri. Adanya kerjasama dalam pemantauan dan pengawasan terhadap anak asuh, sehingga dari kedua pihak penanaman dan perkembangan anak asuh tentunya akan semakin maksimal.

137

Lihat transkrip wawancara nomor : 03/W/16-III-2018 dalam lampiran hasil penelitian ini. 138

BAB V

ANALISIS PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MEMBINA KARAKTER