• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Mahkamah Agung Republik Indonesia

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Pemohon Keberatan/Pelaku Usaha adalah sebagaimana tersebut di atas;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim akan mempertimbangkan surat Pemohon Keberatan/Pelaku Usaha apakah permohonan keberatan yang diajukan oleh Pemohon Keberatan/Pelaku Usaha memiliki alasan-alasan hukum dan keberatan tersebut tidak melawan hukum, akan dipertimbangkan sebagai berikut:

Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan materi keberatan dari Pemohon Keberatan/Pelaku Usaha, terlebih dahulu Majelis Hakim akan mempertimbangkan formalitas permohonan keberatan yang diajukan oleh Pemohon Keberatan/Pelaku Usaha ke Pengadilan Negeri Rengat, apakah sudah melewati tenggang waktu selama 14 (empat belas) hari sebagaimana ditentukan dalam Pasal 7 ayat (2) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 350/MPP/ Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Jo. Pasal 5 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari berkas perkara a quo, bahwa putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kabupaten Batubara dijatuhkan pada tanggal 4 Mei 2017 (bukti P-1) tanpa dihadiri oleh Pemohon Keberatan/Pelaku Usaha dan Pemohon Keberatan/ Pelaku Usaha menerima pemberitahuan putusan BPSK tersebut pada tanggal 7 Juni 2017 (bukti P-2) dan kemudian oleh Pemohon Keberatan/Pelaku Usaha mengajukan keberatan terhadap putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kabupaten Batubara ke Pengadilan Negeri Rengat pada tanggal 20 Juni 2017 yang artinya bahwa permohonan keberatan yang diajukan oleh Pemohon Keberatan/Pelaku Usaha masih dalam tenggang waktu 14 (empat belas hari) kerja terhitung sejak menerima pemberitahuan putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen tersebut (Pasal 56 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Jo Pasal 41 ayat (3) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No: 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 45 dari 51 halaman Putusan Nomor: 26/Pdt. Sus/BPSK/2017/PN.Rgt

Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, maka secara formal permohonan keberatan tersebut dapat diterima;

Menimbang, bahwa dalam memeriksa perkara permohonan keberatan atas putusan BPSK maka Majelis Hakim berpedoman pada Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) RI Nomor 01 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (3) PERMA RI Nomor 01 Tahun 2006, Keberatan terhadap putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dapat diajukan apabila memenuhi persyaratan pembatalan putusan arbitrase sebagaimana diatur dalam Pasal 70 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, yaitu:

1. Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah dijatuhkan putusan diakui palsu atau dinyatakan palsu;

2. Setelah putusan arbitrase BPSK diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan yang disembunyikan oleh pihak lawan, atau;

3. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam pemeriksaan sengketa;

Menimbang, bahwa selanjutnya dalam Pasal 6 ayat (5) PERMA RI Nomor 01 Tahun 2006 tersebut menentukan bahwa dalam hal keberatan diajukan atas dasar ketentuan lain di luar ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (3), Majelis Hakim dapat mengadili sendiri sengketa konsumen yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa inti dari permohonan pemohon adalah Pemohon Keberatan/Pelaku Usaha atas Putusan Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) di Kabupaten Batubara, tanggal 4 Mei 2017 dalam perkara sengketa konsumen Nomor: 97/Pts-Arbitrase/BPSK/BB/V/2017, pada tanggal 4 Mei 2017 dengan alasan-alasan sebagai berikut :

1. BPSK Kabupaten Batu Bara tidak berwenang secara mutlak/ absolute untuk memeriksa dan memutus perkara Aquo;

2. Penyelesaian secara arbitrase antara debitur/konsumen/nasabah bank dengan kreditur/bank/ lembaga keuangan di luar pengadilan merupakan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 46 dari 51 halaman Putusan Nomor: 26/Pdt. Sus/BPSK/2017/PN.Rgt

kewenangan lembaga alternatif penyelesaian sengketa sektor jasa keuangan;

3. BPSK tidak mempunyai kewenangan memeriksa dan mengadili perkara perdata yang bersumber dari perselisihan perjanjian kredit;

4. Pada saat pengikatan kredit antara pemohon keberatan dengan alm. Pangeran Siregar selaku suami dari termohon keberatan telah sepakat mengenai pemilihan kedudukan hukum di Pengadilan Negeri bukan BPSK;

5. Penyelesaian sengketa konsumen oleh BPSK melalui cara konsiliasi atau mediasi atau arbitrase hanya dapat dilakukan atas dasar pilihan sukarela dan persetujuan para pihak yang bersangkutan;

6. BPSK Kabupaten Batu Bara telah melampaui kewenangan dalam wilayah kerjanya;

7. Pemohon Keberatan tidak pernah menerima copy permohonan penyelesaian sengketa termohon keberatan sebagai lampiran dalam surat panggilannya;

8. Pemohon keberatan hanya sekali menerima surat panggilan dari BPSK Kabupaten Batu Bara dan terlambat diterima oleh Pemohon Keberatan; 9. Tentang duduk perkara dalam Putusan BPSK Kabupaten Batu Bara

Nomor 97/PTS-ARBITRASE/BPSK/BB/V/2017 tidak benar dan tidak berdasarkan hukum;

10. Saksi-saksi yang diajukan oleh termohon keberatan tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian dalam perkara a quo dan bukti-bukti tertulis yang diajukan justru membuktikan bahwa termohon keberatan telah melakukan perbuatan ingkar janji (wanprestasi);

11. Pertimbangan hukum Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara dalam putusan arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 97/PTS-ARBITRASE/BPSK/BB/V/2017 tidak cermat, keliru, bertentangan dengan prinsip keadilan, kepatutan, kemanfaatan dan atau kepastian hukum; 12. Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor

97/PTS-ARBITRASE/BPSK/BB/V/2017 melebihi wewenang yang diperbolehkan hukum (ultra vires);

Menimbang, bahwa oleh karena salah satu point keberatan Pemohon tentang kewenangan mengadili (kompetensi Absolut) pada point-1, maka Majelis Hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan apakah Badan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 47 dari 51 halaman Putusan Nomor: 26/Pdt. Sus/BPSK/2017/PN.Rgt

Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batubara berwenang mengadili perkara a quo;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 52 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Jo. Pasal 3 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 350/MPP/ Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen dengan cara melalui mediasi atau arbitrase dan konsiliasi;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 8 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 350/MPP/ Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen disebutkan bahwa: “Sengketa konsumen adalah sengketa antara Pelaku usaha dengan konsumen yang menuntut ganti rugi atas kerusakan, pencemaran dan/atau yang menderita kerugian akibat mengkonsumsi barang dan/atau memanfaatkan jasa” ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 45 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen menyatakan bahwa:

1. Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum;

2. Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa;

3. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam Undang-undang;

4. Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh pihak yang bersengketa;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 48 dari 51 halaman Putusan Nomor: 26/Pdt. Sus/BPSK/2017/PN.Rgt

Menimbang, bahwa dari uraian pasal tersebut di atas nyata bahwa untuk menyelesaikan sengketa atau perselisihan diantara konsumen dan pelaku usaha maka ada 2 pilihan hukum yaitu melalui litigasi atau gugatan melalui Pengadilan Negeri atau melalui lembaga Non Litigasi atau penyelesaian sengketa di luar pengadilan seperti Arbitrase, Mediasi, Rekonsialiasi, dan hal tersebut tergantung pilihan hukum dan kerelaan dari masing-masing pihak

Menimbang, bahwa ternyata dari bukti P-14 yang diajukan Pemohon Keberatan dan bukti T-7 yang diajukan Termohon Keberatan berupa Syarat dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit pasal 11 ayat 16 yang menyatakan sebagai berikut :

“Kecuali ditetapkan lain dalam Perjanjian Kredit, maka kedua belah pihak memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan seumumnya di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Namun, tidak mengurangi hak dan wewenang bank untuk memohon pelaksanaan (eksekusi) atau mengajukan tuntutan/gugatan hukum terhadap debitur berdasarkan ketentuan umum ini di muka pengadilan lain dalam wilayah Republik Indonesia”;

Menimbang, bahwa berdasarkan klausul tersebut telah disepakati bersama bahwa pilihan hukum jika terjadi perselisihan antara Debitur (Termohon Keberatan) dengan Kreditur (Pemohon Keberatan) adalah melalui jalur Litigasi yaitu melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atau di muka pengadilan dalam wilayah Republik Indonesia, bukan penyelesaian sengketa di luar pengadilan (alternative dispute resolution) yaitu Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Pemerintah Kabupaten Batubara;

Menimbang, bahwa oleh karena pilihan hukum ini masuk dalam kompetensi absolut dalam memeriksa dan mengadili suatu perselisihan sehingga Majelis Hakim berpendapat bahwa BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dalam hal ini BPSK Batubara tidak berwenang untuk mengadili sengketa yang dalam perjanjiannya telah ditentukan pilihan hukumnya secara tegas, sehingga terhadap putusan Nomor 97/Pts-

ARBITRASE/BPSK/BB/V/2017 antara JAINAB POHAN lawan PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk Air Molek, Indragiri Hulu tanggal 4 Mei 2017 dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum sehingga harus dibatalkan;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 49 dari 51 halaman Putusan Nomor: 26/Pdt. Sus/BPSK/2017/PN.Rgt

Menimbang, bahwa oleh karena Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Batu Bara tidak berwenang mengadili sengketa tersebut, sehingga oleh karena itu keberatan yang diajukan oleh Pemohon Keberatan tentang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Batu Bara tidak berwenang mengadili sengketa a quo haruslah dikabulkan;

Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti yang irrelevan maka dikesampingkan;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan keberatan dikabulkan, maka biaya perkara dibebankan kepada Termohon keberatan/Konsumen;

Memperhatikan Pasal 149 RBg, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, Surat Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Badan penyelesaian Sengketa Konsumen, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI:

1. Mengabulkan Permohonan Keberatan atas Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara No.97/Pts-ARBITRASE/BPSK/BB/V/2017 dari Pemohon Keberatan untuk sebagian; 2. Menyatakan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)

Kabupaten Batubara tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili sengketa antara Pemohon Keberatan/Pelaku Usaha dan Termohon keberatan/Konsumen;

3. Menyatakan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara No.97/Pts-ARBITRASE/BPSK/BB/V/2017antara JAINAB POHAN lawan PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk Air Molek, Indragiri Hulu tidak mempunyai kekuatan hukum dan batal demi hukum;

4. Menolak permohonan Pemohon Keberatan/Pelaku Usaha selain dan selebihnya;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 50 dari 51 halaman Putusan Nomor: 26/Pdt. Sus/BPSK/2017/PN.Rgt

5. Menghukum Termohon keberatan/Konsumen untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 1.169.000,- (satu juta seratus enam puluh sembilan ribu Rupiah);

Demikian diputuskan dalam rapat pemusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rengat Kelas II, pada hari Jumat, tanggal 11 Agustus 2017, oleh kami, PETRA JEANNY SIAHAAN, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, OMORI ROTAMA SITORUS, S.H., M.H. dan MAHARANI DEBORA MANULLANG, S.H., M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Rengat Kelas II Nomor 26/Pdt.Sus/BPSK/2017/PN. Rgt tanggal 20 Juni 2017, putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari Rabu, tanggal 16 Agustus 2017 oleh Hakim Ketua Majelis tersebut, didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh HARLIANA Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Rengat Kelas II serta dihadiri oleh Kuasa Pemohon Keberatan/Pelaku Usaha dan Kuasa Termohon keberatan/Konsumen;

Hakim-hakim Anggota: Hakim Ketua,

OMORI ROTAMA SITORUS, S.H., M.H. PETRA J. SIAHAAN, S.H., M.H.

MAHARANI DEBORA MANULLANG, S.H., M.H.

Panitera Pengganti,

HARLIANA

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 51 dari 51 halaman Putusan Nomor: 26/Pdt. Sus/BPSK/2017/PN.Rgt

Perincianbiaya-biaya Pendaftaran Rp. 30.000,- BiayaPemberkasan/ATK Rp. 75.000,- BiayaPanggilan Rp. 1.050.000,- Materai Rp. 6.000,- Redaksi Rp. 5.000,- Leges Rp 3.000,- + Jumlah Rp. 1.169.000.,- (satu juta seratus enam puluh sembilan ribu rupiah);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Dokumen terkait