• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

Dalam dokumen PENGADILAN TINGGI MEDAN (Halaman 35-39)

Menimbang,bahwa permohonan banding dari Pembanding/semula Tergugat telahdiajukan dalam tenggang waktu dan menurut tatacara serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa setelah majelis hakim tingkat banding memeriksa dan mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat lainnya yang berkaitan dengan perkara ini serta turunan resmi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 370/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 1 April 2016 yang dimntakan banding tersebut, juga setelahmembaca dan memeriksa memori banding yang pada pokoknya Pembanding keberatan terhdap Putusan Pengadilan Negeri Medan tersebut dengan alasan alasan keberatan seperti yang telah dikemukakan dalam memori bandingnya yaitu mengenai surat panggilan terhadap Pembanding/Tergugat II yang menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak pernah sama sekali menerima surat pangilan sidang (relaas) dari jurusita Pengadilan Negeri Medan agar supaya menghadiri persidangan sebagai Tergugat II dalam perkara Nomor 370/Pdt.G/2014/PN.Mdn, setelah majelis banding meneliti berkas terhadap relaas panggilan yang telah dilakukan oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Medan dalam perkara a-quo bukti-bukti yang terlampir dalam berkas perkara a-quo adalah 1. Panggilan delegasi ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dimana Tergugat II berkedudukan tertanggal 28 Agustus adalah melalui Kelurahan dimana tertulis dalam nama penerima Agung dengan cap Kelurahan tertera tanggal 1-9-14, dan 2(dua) lembar surat permintaan bantuan panggilan delegadi dari Pengadilan Negeri Medan kepada Pengadilan negeri Jakarta Selatan tertanggal 2 September 2014 dan tanggal 14 Oktober 2014 dimana terhadap surat bantuan panggilan delegasi tersebut tidak ada jawaban dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, menurut majelis banding bahwa pangilan yang disampakan kepada kelurahan yang diterima oleh orang yang tidak jelas identitasnya yakni kedudukan sebagai apa di kantor Kelurahan tersebut apalagi tanggal diterima sebagaimana tertera tgl 1 September 2014 padahal harus menghadiri sidang tanggal 2 September 2014 waktunya jelas sudah tidak mencukupi apalagi tidak disertai surat bukti dari Kelurahan kapan panggilan tersebut disampaikan oleh

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 36 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN

Kelurahan kepada yang bersangkutan, begitupun dengan surat bantuan panggilan delegasi yang belum ada tindak lanjut dari Pengadilan yang diminta bantuannya, dari fakta ini maka menurut majelis banding,panggilan yang dilakukan tidak sah dan tidak patut (vide pasal 121 ayat (1) HIR),dengan demikian maka majelis hakim tingkat pertama perkara a-quo telah mengabaikan hukum acara yang semestinya karena panggilan belum patut dan sah maka acara persidangan tetap menunggu panggilan sah dan patut telah disampaikan kepada para pihak;

Menimbang, bahwa selanjutnya majelis akan mempertimbangkan tanggapan Pembanding sebagaimana dituangkan dalam memori bandingnya yang menyatakan bahwa pertimbangan majelis hakim tingkat pertama telah keliru dalam memberikan pertimbangan hukumnya karena Tergugat I dalam jawabannya perkara a-quo telah membenarkan adanya pengalihan piutang (cessie) dari Tergugat II kepada Tergugat I sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 dalam Gugatan perdata sebagaimana termaktub dalam Putusan Pengadilan Negeri medan tanggal 4 September 2007 Nomor 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan tertanggal 25 juni 2008 No.176/PDT/2008/PT.MDN dan putusan MARI tertanggal 4 Januari 2011 No.367 K/Pdt/2010 Penggugat (in casu Tergugat I) menyatakan bahwa Akta Perjanjian jual beli Piutang tersebut telah diberitahukan kepada Tergugat I(in casu Penggugat) sehingga Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) tersebut telah memenuhi pasal 613 KUHPerdata,demikian juga dalam Putusan terdahuluPenggugat yang dalam perkara tersebut sebagai Tergugat I ada mengajukan gugatan Rekonvensi terhadap Penggugat(in casu Tergugat I) dengan mengajukan tuntutan yang didasarkan kepada alasan bahwa Perjanjian Jual beli Piutang No 35 tanggal 5 mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang No.36 tanggal 5 mei 2006 yang dibuat dihadapan NotarisVestina Ria Kartika,SH, tersebut

Melawan Hukum dalam Putusan Pengadilan Negeri Medan

Nomor106/Pdt.G/2007/PN.Mdn Jo. No 176/PDT/2008/PT.MDN Jo. No 367 K/Pdt/2010 yang berbnyi Menolak Gugatan Rekonpensi (in casu Penggugat), sehingga menyangkut keabsahan Peralihan Hak Tagih Piutang Tergugat II kepada Tergugat I atas hutang Penggugat telah mempunyai Kepastian Hukum sehingga Gugatan Penggugat perkara Nomor 370/Pdt.G/2015/PN.Mdn adalah Gugatan yang Nebis in Idem yang mana dengan perkara dengan Obyek yang sama,dan para pihak yang sama pula dimana perkara yang terdahulu sudah mempunyai Kekuatan Hukum yan Tetap (BHT) upaya hukumnya adalah Peninjauan Kembali

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 37 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN bukan mengajukan Gugatan Baru;

Menimbang, bahwa dalam Jawaban Tergugat I Dalam Eksepsi yang menyatakan bahwa Gugatan Penggugat adalah Nebis in Idem,dengan pertimbangan yang sama sebagaimana disebutkan dalam memori Banding Tergugat II, terhadap hal ini majelis akan mempertimbangkan terlebih dahulu terhadap eksepsi tentang Nebis in Idem;

Menimbang,bahwa suatu gugatan dapat dikatagorikan Nebis in Idem sesuai dengan ketentuan pasal1917 KUHPerdata yaitu apabila Putusan yang dijatuhkan Pengadilan bersifat Positif,kemudian Putusan tersebut telah berkekuatan Hukum Tetap(BHT) maka dalam Putusan melekat Nebis in Idem,oleh karena itu terhadap kasus dan pihak yang sama tidak boleh dilakukan gugatan untuk yang kedua kalinya,juga diperkuat SEMA No 3 tahun 2002 agar Ketua Pengadilan melaksanakan asas Nebis in Idem dengan baik demi kepastian hukum bagi pencari keadilan dengan menghindari adanya putusan yang berbeda dalam perkara yang sama, dimana pasal 1917 KUHPerdata mengandung unsur unsur yaitu :

1.Obyek yang sama,

2.Pihak yang sama,

3.Alasan/dalil gugatan yang sama

Yang mana apabila semua unsur ini terpenuhi maka dapat dikatagorikan sebagai Nebis in Idem;

Menimbang terhadap eksepsi Nebis in idem ini,apabila dikaitkan dengan gugatan penggugat/terbanding dimana alasan gugatan dari perkara gugatan ini adalah sama yakni mengenai keabsahan dari Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No 35 tanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang No.36 tanggal 5 Mei 2006,adalah sama dengan alasan Gugatan perkara terdahulu yakni perkara perdata Nomor106/Pdt.G/2007/PN.Mdn Jo. No. 176/PDT/2008/PT.MDN Jo. No. 367 K/Pdt/2010 dimana dalam Amarnya pada Pokok Perkara poin – 3 “Menyatakan sah bahwa Tergugat I,II,III telah berhutang semulakepada PT Bank Duta Cabang Medan,BPPN,PT Bank Danamon Indonesia Tbk, sekarang Penggugat berdasarkan : dibagian e. Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No.35 tanggal 5 Mei 2006 dan f. Akta Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 38 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN

tanggal 5 Mei 2006 (vide Bukti 3 Putusan Nomor 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn yang dijukan Pembanding/tergugat II dalam Memori Banding) dikaitkan dengan amar putusan pada poin-4 yang menyatakan secara hukum semua Akta yang timbul dalam Pengalihan Hak Tagih Piutang untuk Tergugat I/Pembanding tidak berkekuatan hukum yaitu : 1. Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No. 35 tanggal 5 Mei 2006 dan 2. Akta Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tanggal 5 Mei 2006 (vide Putusan PN Medan Nomor 370/Pdt.G/2014/PN.Mdn), sehingga putusan majelis hakim tingkat pertama dalam perkara a-quo bertentangan dengan putusan tersebut diatas;

Menimbang, bahwa seharusnya majelis hakim tingkat pertama lebih teliti dalam mempertimbangkan eksepsi mengenai gugatan perkara a-quo nebis in idem yang telah diajukan oleh Tergugat I/Turut Terbanding dalam jawabannya, telah mempertimbangkan terlalu sumir sebagaimana tertuang dalam halaman 20 dalam Eksepsi Ad.1 yang mempertimbangkan karena Tergugat I tidak pernah hadir lagi sehingga tergugat I tidak ada mengajukan bukti apapun untuk mendukung dalil-dalil eksepsinya maka eksepsi tergugat I pada poin-1 tidak dapat dibuktikan kebenarannya, yang seharusnya karena dalam jawaban tergugat I ada menyebutkan tentang adanya perkara gugatan Nomor : 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn Jo. No. 176/PDT/2008/PT.MDN Jo. No 367 K//Pdt/2010 sebagai alasan eksepsi nebis in idem tersebut,majelis hakim tingkat pertama telah keliru dan tidak tepat serta bertindak ceroboh dalam mempertimbangkan eksepsi ini,seharusnya majelis tingkat pertama menelitinya apalagi putusan tersebut masih produk Pengadilan Negeri Medan dan mengingat bahwa Putusan Pengadilan yang sudah Berkekuatan Hukum Tetap (BHT) mempunyai bukti sebagai : 1. Kekuatan mengikat tidak dapat diganggu-gugat dan bersifat mengikat (bindende kracht), 2. Kekuatan pembuktian,dapat digunakan sebagai alat bukti oleh para pihak yang mungkin digunakan untuk keperluan banding,kasasi atau eksekusi dan dapat dipergunakan sebagai alat bukti bagi pihak yang berperkara sepanjang mengenai peristiwa yang telah ditetapkan dalam putusan tersebut, dan 3.kekuatan eksekutorial yakni mempunyai kekuatan untuk dilaksanakan;

Menimbang,bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas maka majelis hakim sependapat dengan apa yang telah dikemukan oleh Pembanding seperti apa yang telah dikemukakan dalam memori banding yang bersangkutan serta jawaban Turut Terbanding/Tergugat I mengenai eksepsi gugatan nebis in idem, dan dengan adanya petitum yang berbeda dan saling bertentangan yakni antara

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 39 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN

petitum poin-3 dalam Putusan perkara nomor 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn Jo. Nomor 176/PDT/2008/PT.MDN Jo. Nomor 367 K/Pdt/2010 dengan petitum gugatan poin-3 dan poin-4 Putusan perkara a-quo maka hal ini akan menimbulkan ketidakpastian hukum, sehingga karenanya eksepsi ini beralasan hukum dan sudah sepatutnya untuk dapat dikabulkan;

Menimbang,bahwa Pembanding/Tergugat II dan eksepsi Turut Terbanding/Tergugat I tentang eksepsi nebis in idem telah dipertimbangkan dan dinyatakan dikabulkan maka majelis tidak perlu mempertimbangkan lagi eksepsi yang selebihnya;

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan serta pertimbangan-pertimbangan terebut diatas, maka Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 370/Pdt.G/2007/PN.Mdn tertanggal 01 April 2016 tidak dapat dipertahankan lagi dan harus DIBATALKAN, selanjutnya Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri dengan amar putusan sebagaimana tersebut dibawah ini;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat/Terbanding dinyatakan tidak dapat diterima, maka pihak Penggugat/Terbanding sebagai pihak yang kalah, maka patut dihukum untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam kedua tingkat peradilan yang akan disebutkan dalam amar putusan dibawah

ini;

Memperhatikan Undang-Undang Nomor 49 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 ahun 1986 tentang Peradilan Umum, RBg serta Peraturan PerUU-an lainnya yang bersangkutan ;

M E N G A D I L I

- Menerima permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding/semula Tergugat II tersebut

- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor :370/Pdt. G/2014/ PN. Mdn tertanggal 1 April 2015 yang dimohonkan banding;

Dalam dokumen PENGADILAN TINGGI MEDAN (Halaman 35-39)

Dokumen terkait