= Standar Deviasi= Standar Deviasi
k
k = Tingkat Keyakinan= Tingkat Keyakinan
Contoh:
Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
sebanyak
sebanyak 15 kali dengan menggunakan 15 kali dengan menggunakan
stop watch, jika batas kontrol ± 3.
stop watch, jika batas kontrol ± 3.
Tentukan apakah data seragam atau
Tentukan apakah data seragam atau
tidak.
Pengamatan (menit) Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6 X = 7,13 (X – X)2 = 27,73 = 1,4 BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33 BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93
Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka data dikatakan seragam
• Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk
selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya
selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya
tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena
tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena
terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.
terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.
• Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya
seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya
dengan melakukan penyesuaian.
dengan melakukan penyesuaian.
• Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata
dengan faktor penyesuaian (p).
dengan faktor penyesuaian (p).
• Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
- Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya - Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya lebih besar dari satu (p > 1).
lebih besar dari satu (p > 1).
- Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih - Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih kecil dari satu (p< 1).
kecil dari satu (p< 1).
- Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p = - Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p = 1).
1).
Metode-metode untuk menentukan
Metode-metode untuk menentukan
penyesuaian
penyesuaian
1.
1. The Westing House SystemThe Westing House System
Sistem ini dikembangkan oleh Westing House
Sistem ini dikembangkan oleh Westing House
Electric
Electric Corporation dengan Corporation dengan mempertimbangkan empat factor
mempertimbangkan empat factor al : ketrampilan, al : ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.
usaha, kondisi dan konsistensi.
2.
2. Synthetic RatingSynthetic Rating
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating
meng-meng- evaluasi kecepatan operator dari nilai evaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan
waktu gerakan yang sudah ditetapkan terlebih yang sudah ditetapkan terlebih
dahulu.
dahulu.
3.
3. Speed Rating/Performance RatingSpeed Rating/Performance Rating
Sistem ini mengevaluasi performansi dengan
Sistem ini mengevaluasi performansi dengan
mempertimbangkan tingkat ketrampilan
4.
4. Objective RatingObjective Rating
Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode
Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode
ini tdk
ini tdk hanya menentukan kecepatan aktivitas, hanya menentukan kecepatan aktivitas,
tetapi juga
tetapi juga mempertimbangkan tingkat kesulitan mempertimbangkan tingkat kesulitan
pekerjaan.
Faktor-pekerjaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan
kesulitan pekerjaan adalah : jumlah anggota adalah : jumlah anggota badan yang digunakan, pedal
badan yang digunakan, pedal kaki, kaki,
penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan
penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan
tangan, penanganan dan bobot.
tangan, penanganan dan bobot.
Kelonggaran (
Kelonggaran (AllowanceAllowance))
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada
waktu kerja operator, karena operator dalam
waktu kerja operator, karena operator dalam
melakukan pekerjaannya sering tergangu pada
melakukan pekerjaannya sering tergangu pada
hal-hal yang tidak diinginkan namun bersifat alamiah,
hal yang tidak diinginkan namun bersifat alamiah,
sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang
sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang
(lama).
Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga
Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu :
yaitu :
1.
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum
Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum
untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
2.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue). Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue).
Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil
Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil
produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka
produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka
akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat
akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat
melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk
melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk
mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur
mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur
kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga
kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga
lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk
lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk
mengilangkan rasa fatigue tersebut.
4.
4. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang
tidak dapat dihindari.
tidak dapat dihindari.
Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak
Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak
terhindarkan :
terhindarkan :
Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.
Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti
mengganti alat potong (komponen) yang patah, memasang kembali komponen yang lepas dll.
Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus
dari gudang.
Waktu Baku (Waktun Standar)
Waktu Baku (Waktun Standar)
Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran,
Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran,
maka untuk menghitung waktu baku dapat
maka untuk menghitung waktu baku dapat
menggunakan formulasi sebagai berikut :
menggunakan formulasi sebagai berikut :
WB = [ W siklus x RF ] x
WB = [ W siklus x RF ] x
Waktu NormalWaktu Normal
Keterangan :
Keterangan :
WB
WB = waktu baku= waktu baku
RF
RF = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance Rating)
Rating)
All
All = Kelonggaran (Allowance)= Kelonggaran (Allowance)
ALL
Contoh
Contoh
Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak
Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak
kardus terdiri dari empat elemen kegiatan dengan
kardus terdiri dari empat elemen kegiatan dengan
setiap elemen kegiatan dilakukan 10 kali
setiap elemen kegiatan dilakukan 10 kali
pengamatan seperti pada table berikut. Apabila
pengamatan seperti pada table berikut. Apabila
kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu standar.
kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu standar.
unit menit/ 61 , 0 15 100 100 Elemen Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X X RF WN 1 Mengambil Kotak Kardus 0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07 2 Memasukkan Barang 0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13 3 Menutup Kotak Kardus 0,21 0,23 0,22 0,21 0,25 0,24 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24 4 Meletakan Hasil 0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 0,08 0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08
Waktu Normal = 0,52 menit/unit
Waktu Baku =
Waktu Baku = 0,52 x0,52 x 0,61 menit/unit
15 100
100
Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja
Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja
•
Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk dalam kondisi kerja atau menganggur.dalam kondisi kerja atau menganggur.
•
Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus melainkan hanya sesaat pada waktu yang telahmelainkan hanya sesaat pada waktu yang telah
ditentukan secara acak/random.
ditentukan secara acak/random.
•
Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selangsecara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang
waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan
waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan
random yang dikonversi ke satuan waktu.
random yang dikonversi ke satuan waktu.
•
Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan waktu pengamatan secara acak dan 90 kaliwaktu pengamatan secara acak dan 90 kali
pengamatan tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka
pengamatan tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka
prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9.
prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9.
Tk dalam kondisi idle/menganggur adalah 10/100 =0,1