• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Asuhan kebidanan pada BBL dengan Asfiksia

a. Pengkajian 1) Data Subyektif

(1) Umur

Persalinan pada umur kehamilan yang belum cukup umur akan mengakibatkan asfiksia karena organ-organ yang terbentuk belum sempurna.

(2) Umur, orang tua

Umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun resiko tinggi terhadap kehamilannya akibatnya dapat terjadi asfiksia bayi yang dilahirkan.

(Matondang,2009;h.6). (3) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan ibu

Menanyakan apakah ibu mempunyai penyakit jantung sianosis, gagal pernafasan, dan tekanan darah rendah karena kalau mempunyai penyakit tersebut bisa menyebabkan bayinya asfiksia

(Matondang,2009;h.15)

b) Riwayat kesehatan sekarang (bayi)

Menilai apakah bayi tidak menangis, sianosis, dan tidak ada reaksi jika ada tanda tersebut maka bayi dikatakan asfiksia.

(Matondang,2009;h.12) (4) Riwayat Obstetri

a) Riwayat kehamilan

Kehamilan yang lalu perlu dikaji karena apabila kehamilan yang lalu mengalami his yang berlebihan kemungkinan dapat berulang dalam kehamilan selanjutnya dan his yang berlebihan dapat menyebabkan asfiksia

b) Riwayat persalinan

Untuk mengetahui apakah ibu pada saat persalinan mengalami ruptur uteri, jika mengalami ruptur uteri akan menyebabkan asfiksia karena kontraksi uterus yang terus menerus mengganggu sirkulasi darah ke plasenta

(Wahidiyat,2009;h.13) 2) Data Obyektif

(1) Keadaan Umum

Menilai apakah bayi tidak menangis, dan sianosis (2) Tingkat Kesadaran

Pada bayi yang asfiksia cenderung kesadarannya yaitu somnolen.

Somnolen adalah kesadaran lebih rendah dan tampak mengantuk, selalu ingin tidur tidak responsif terhadap rangsangan ringan tetapi memberikan respon terhadap rangsangan yang kuat.

(Matondang,2009;24) (3) Pemeriksaan fisik

Untuk menggetahui bayi asfiksia dengan tanda-tanda yang tidak normal.

a) Dada

Pada bayi kesulitan bernafas dapat mengalami adanyaretraksi dinding dada yang berlebihan.(varney, 2008; h. 1197)

b) Warna kulit

Memeriksa warna kulit berwarna kebiruan atau sianosis

(4) Reflek

Pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum ditandai dengan tidak ada gerakan atau asimetis, gerakan tidak teratur, tremor (gerakan tidak sama),kekuatan dan tonus otot lemah. (varney,2008;h.1196).

b. Interpretasi Data a) Diagnosa

Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny M dengan asfiksia sedang Data Dasar

Subyektif :Bayi tidak menangis dan bernafas megap- megap

Obyektif : Kesadaran somnolen

Kulit sianosis, hidung ada secret atau cairan ketuban, ada retraksi dinding dada. b) Masalah

c. Diagnosa Potensial 1) Asfiksia berat

Jika nilai Appearence Pulse Grimace Activity Respiration ( APGAR) 0-3

Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis, sehingga memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan segera. Tanda dan gejala yang muncul pada asfiksia berat adalah sebagai berikut:

a. Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit. b. Tidak ada usaha napas.

c. Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada.

d. Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan.

e. Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu. f. Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum

atau sebelum persalinan.

d. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera atau Kolaborasi dan Konsultasi.

Lakukan resusitasi e. Perencanaan

1) Jelaskan kepada ibu tentang kondisi bayi

2) Jelaskan kepada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.

(a) Penilaian pada bayi untuk menentukan keadaan bayi apakah bernapas megap-megap

(b) Jaga bayi tetap hangat agar tidak terjadi hipotermi (c) Atur posisi bayi untuk mempermudah pernapasan (d) Isap lendir untuk membebaskan jalan napas

(e) Keringkan dan rangsang taktil untuk merangsang agar bayi bisa menangis

(f) Reposisi untuk memudahkan tindakan pengisapan lendir

(g) Nilai napas untuk menilai apakah bayi sudah menangis atau belum

(h) Apabila tidak bernapas lakukan ventilasi 1) Pasang sungkup, perhatikan lekatan 2) Ventilasi 2x dengan tekanan 30cm air

3) Bila dada mengembang lakukan ventilasi 20x dengan tekanan 20cm air selama 30 detik

(i) Nilai napas jika masih belum menangis atau masih megap-megap lakukan ventilasi lagi

1) Ulangi ventilasi sebanyak 20x selama 30 detik 2) Hentikan ventilasi dan nilai kembali napas 30 detik 3) Bila bayi tidak bernapas spontan sesudah 2 menit

resusitasi, siapkan rujukan

(j) Bila tidak mau dirujuk & tidak berhasil

1) Sesudah 10 menit pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi

2) Konseling

3) Pencatatan & pelaporan f. Pelaksanaan

1) Menjelaskan kepada ibu tentang kondisi bayi bahwa bayinya mengalami gagal nafas atau asfiksia

2) Menjelaskan kepada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.

3) Melakukan manajemen asfiksia bayi baru lahir. (a) Penilaian pada bayi yang pertama yaitu

1) Apakah bayi cukup bulan

2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium

3) Apakah tidak bernapas atau tidak menangis 4) Apakah bayi aktif

(b) Menjaga bayi tetap hangat

1) Meletakan bayi diatas kain yang ada di atas perut ibu

2) Menyelimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut tetap terbuka, potong tali pusat

3) Memindahkan bayi ke atas kain di tempat resusitasi yang datar, rata, keras, bersih, kering dan hangat

4) Menjaga bayi tetap diselimuti dan di bawah pemancar panas atau lampu sorot

(c) Mengatur posisi bayi

1) Membaringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong

2) Memposisikan kepala bayi pada posisi menghidu dengan menempatkan ganjal bahu sehingga kepala sedikit ekstensi

(d) Menghisap lendir

Menggunakan alat penghisap lendir DeLee dengan cara sebagai berikut:

1) Menghisap lendir mulai dari mulut dulu, kemudian dari hidung

2) Melakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik keluar, tidak pada waktu memasukkan

3) Jangan melakukan penghisapan terlalu dalam (jangan lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm ke dalam hidung), hal ini dapat menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat atau bayi tiba-tiba berhenti napas.

Bila dengan balon karet dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Menekan bola di luar mulut

2) Memasukkan ujung penghisap di rongga mulut dan lepaskan (lendir akan terhisap)

(e) Mengeringkan dan merangsang taktil

1) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan,rangsangan tersebut dapat membantu BBL mulai bernapas.

2) Melakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara dibawah ini:

(a) Menepuk atau menyentil telapak kaki atau menggosok punggung atau perut atau dada atau tungkai kaki dengan telapak tangan

(f) Mengatur kembali posisi kepala bayi dan selimut bayi 1) Mengganti kain yang basah dengan yang kering di

bawahnya

2) Menyelimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutupi muka dan dada agar bisa memantau pernapasan bayi

3) Mengatur kembali posisi kepada bayi sehingga kepala sedikit ekstensi

(g) Menilai napas jika bayi tidak bernapas melakukan ventilasi

(h) Apabila tidak bernapas melakukan ventilasi

1) Memasang sungkup, memperhatikan perlekatannya pegang sungkup agar menutupi dagu, mulut, dan hidung

3) Apabila dada mengembang dilakukan ventilasi 20x dengan tekanan 20cm air selama 30 detik

(i) Menilai napas jika masih belum menangis atau masih megap-megap lakukan ventilasi lagi

1) mengulangi ventilasi sebanyak 20x selama 30 detik 2) Menghentikan ventilasi dan menilai kembali napas

30 detik

3) Apabila bayi tidak bernapas spontan sesudah 2 menit resusitasi, siapkan rujukan

(j) Apabila tidak mau dirujuk & tidak berhasil

1) Sesudah 10 menit pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi

2) Memberikan konseling kepada keluarga 3) Mencatat dan melaporkan

g. Evaluasi

Evaluasi merupakan hasil dari pelaksanan yaitu jika bayi tidak bernapas maka lakukan ventilasi selama 20x dalam 30 detik, menghentikan ventilasi dan menilai kembali selama 30detik, apabila bayi tidak bernapas spontan sesudah 2 menit resusitasi, siapkan rujukan.

h. Data Perkembangan

Subyektif : ibu mengatakan bayinya sudah bernapas dan sudah menangis.

1) Berat badan

Berat badan ditimbang pada saat kondisi bayi sudah stabil normalnya 2500- 3000 garam

2) Panjang badan

Pengukuran panjang badan adalah sederhana hasilnya dapat dikaitkan dengan hasil pengukuran berat badan akan memberikan informasi yang bermakna tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisik bayi. Normal ukuran panjang bayi setelah lahir adalah 45-52 cm (Matondang, 2009; h. 177).

3) Lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar perut

Lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar perut dipengaruhi oleh status gizi. Pemeriksaan ini rutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan yang lain. Normal pengukuran kepala yaitu 30-35 cm, apabila ukuran lingkar kepala lebih besar 3 cm dari normal disebut hidrosephalus sedangkan bila ukuran

kepala lebih kecil 3 cm dari normal disebut mikrosepalus, lingkar dada 28-33 cm dan lingkar perut 28-33-35 cm (Matondang,2009;h.180)

Pemeriksaan fisik

1) Kepala

Untuk mengetahui bentuk, warna rambut, adanya benjolan atau tidak 2) Wajah

Tanda-tanda paralisis 3) Mata

Keluar abses, bengkak pada kelopak mata, perdarahan konjungtiva dan simetris

4) Hidung

Untuk mengetahui simetris atau tidak, adakah secret atau tidak

5) Telinga

Kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala

6) Mulut

Untuk mengetahui apakah ada labio atau palatokisis, trush, sianosis, mukosa kering atau basah

7) Leher

Untuk mengetahui apakah ada pembengkakan atau ada benjolan 8) Dada

Bentuk dada, puting susu, bunyi jantung dan pernafasan

9) Abdomen

Untuk mengetahui apakah ada atau tidak benjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan pada tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, bentuk.

10) Genetalia

Untuk mengetahui bersih atau tidak, kelamin laki-laki: testis berada disekrotum, penis berlubang, dan kelamin perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora

11) Ekstremitas Gerakannya aktif

(muslihatun,dkk,2009;h.180) Assesment :bayi Ny M umur 0 jam normal

Melakukan Pencegahan hipotermi yaitu dengan cara menjaga kehangatan bayi dengan selimut.

Melakukan Inisiasi menyusu dini. Pemberian vitamin K1.

Melakukan pemeriksaan fisik Mencatat dan melaporkan tindakan

Dokumen terkait