BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
B. Teori Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode supaya dapat mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilan dalam rangkaian/
tahapan yang logis agar mengambil keputusan yang terfokus pada klien (Varney, 2004).
2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
Proses manajemen menurut varney ada 7 langkah mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi :
a. Langkah 1 : Pengkajian Data
Dalam langkah pertama ini di kumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Agar memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang (Varney, 2004).
Proses pengumpulan data dasar mencakup subyektif dan obyektif : 1) Data Subyektif
Adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadan pasien dan mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien (Wulandari dan Handayani, 2011).
a) Biodata pasien
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), pengkajian biodata antara lain :
(1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggila sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
(2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat - alat reproduksi belum matang, mental, dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.
(3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
(4) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. (5) Suku/ bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari- hari. (6) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
(7) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
b) Keluhan Utama
Adalah untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan masa nifas, keluhan pada ibu nifas dengan luka perineum post episiotomi yaitu nyeri pada jalan lahir karena adanya jahitan (Alimul, 2006).
c) Riwayat Kesehatan
Menurut Varney (2007), riwayat penyakit kesehatan meliputi : (1) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah penyakit lain seperti batuk, pilek, demam.
(2) Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah klien pernah menderita jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, Diabetes Militus (DM), hipertensi, epilepsi, dan penyakit lainnya.
(3) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menurun seperti : jantung, hipertensi, dan Diabetes Militus dan penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS.
(4) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui apakah dalam keluarganya dan suaminya ada yang memiliki keturunan kembar.
(5) Riwayat operasi
Untuk mengetahui apakah klien sudah pernah mengalami operasi apapun.
d) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui saat menarche, siklus, lamanya haid, banyaknya darah, haid teratur atau tidak, sifat darah (cair atau ada bekuan, warnanya, baunya), dismenorhoe (Suherni, 2008). e) Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, ada keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi (Wulandari dan Handayani, 2011). f) Riwayat Perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah
syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan
mempengaruhi proses nifas (Wulandari dan Handayani, 2011). g) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Menurut Varney (2007), riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, meliputi :
(1) Kehamilan
Untuk mengetahui berapa umur kehamilan (2) Persalinan
(3) Nifas
Keadaan klien baik/ tidak, bagaimana proses laktasinya. (4) Anak
Jenis kelamin, berat badan, panjang badan. (5) Keadaan anak sekarang
Hidup/ tidak, sehat/ tidak. h) Pola Kebiasaan Sehari-hari
(1) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan
(Wulandari dan Handayani, 2011). (2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi warna, jumlah (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan pasien sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(4) Keadaan psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak perubahan emosi/ psikososial selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup sering ibu menunjukkan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran. Depresi tersebut sering disebut sebagai post partum blues
(Wulandari dan Handayani, 2011). (5) Riwayat sosial budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pada khususnya pada masa nifas misalnya pada kebiasaan pantang makan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(6) Pemakaian obat – obat / perokok
Dikaji untuk mengetahui pemakaian obat-obatan selain dari bidan atau tidak, klien merokok atau tidak, suami merokok atau tidak (Alimul, 2006).
2) Data Obyektif
Adalah data yang diambil dari pemeriksaan fisik pada pasien (Alimul, 2006).
a) Status Generalis (1) Keadaaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum klien apakah baik, sedang, buruk (Alimul, 2006).
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkatan kesadaran ibu, tingkat kesadaran ibu seperti composmentis, apatis, somnolen, soporocomatis, koma (Alimul, 2006).
(3) Tanda – Tanda Vital (TTV) (a) Tekanan darah
Untuk mengetahui tekanan darah klien, normal 120/80 mmHg (Varney, 2007). Apabila tekanan darah diatas 140/90 mmHg terjadi hipertensi (Wiknjosastro, 2010). (b) Suhu
Untuk mengetahui ada peningkatan suhu tubuh/ tidak, normalnya suhu tubuh (36,50C – 37,60C) (Perry, 2005). (c) Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi klien dengan menghitung dalam 1 menit, nadi normal 60 – 100 x/ menit (Perry, 2005).
(d) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung dalam 1 menit, respirasi normal 16 – 20 x/ menit (Perry, 2005).
(4) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan klien (Perry, 2005). (5) Berat Badan sebelum hamil
Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan sebelum hamil (Alimul, 2006).
(6) Berat Badan sekarang
Untuk mengetahui berat badan ibu sekarang (Alimul, 2006). (7) LILA
Untuk mengetahui lingkar lengan atas klien normal/ tidak, normalnya 23,5 cm, termasuk faktor resiko tinggi (KEK) penanganannya dengan perbaikan gizi (Perry, 2005).
b) Pemeriksaan Sistematis (1) Kepala
(a) Rambut
Untuk mengetahui rambut klien bersih/ tidak, ada ketombe/ tidak, rontok/ tidak (Manuaba, 2009).
(b) Muka
Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, pucat atau tidak (Wiknjosastro, 2008).
(c) Mata
Untuk menilai warna kantung conjungtiva, warna sklera, mata strabismus (juling) atau tidak (Varney, 2007). (d) Hidung
Untuk mengetahui simetris/ tidak, ada benjolan/ tidak (Varney, 2007).
(e) Telinga
Untuk mengetahui simetris/tidak, ada serumen/tidak, bersih/tidak (Alimul, 2006).
(f) Mulut/ gusi/ gigi
Untuk mengetahui ada stomatitis/ tidak, ada caries/ tidak, berdarah/ tidak (Wiknjosastro, 2008).
(2) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran pada kelenjar gondok, tumor/ tidak, kelenjar limfe tidak (Alimul, 2008). (3) Dada dan Axilla
Dikaji untuk mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pemeriksaan dada dan axilla meliputi :
(a) Mammae
Ada pembesaran/ tidak, ada benjolan/ tidak, simetris/ tidak, areola hyperpigmentasi/ tidak puting susu menonjol/ tidak kolustrum sudah keluar/ belum (Varney, 2004). (b) Axilla
Adakah benjolan/ tidak, nyeri tekan/ tidak (Varney, 2004). (4) Ekstermitas
Atas/ tangan : Apakah ada oedema/ tidak, jari lengkap/ tidak, ada kelainan/ tidak.
Bawah/ kaki : Apakah ada varices/ tidak, oedema/ tidak, jari lengkap/ tidak, ada kelainan/ tidak. (Wiknjosastro, 2010).
c) Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis) (1) Abdomen
(a) Inspeksi
Adakah pembesaran perut, bentuk perut, linia Alba/nigra, strie albican/ livide, ada kelainan/ tidak (Varney, 2004). (b) Palpasi
Untuk mengetahui bagaimana kontraksinya, berapa tinggi fundus uterinya, kandung kemih kosong/ penuh (Dewi dan Sunarsih, 2011).
(2) Anogenital (a) Vulva vagina
Untuk mengetahui adakah varices/ tidak, kemerahan/ tidak, nyeri/ tidak, ada benjolan bartholini/ tidak, ada pengeluaran pervaginam/tidak.
(b) Perineum
Untuk mengetahui adakah bekas luka/ tidak (Varney, 2007). Pada kasus ibu nifas dengan post episitomi ditemukan pada perineum ada luka jahitan yang warnanya merah, pada perineum terdapat odema ringan dan warnanya kebiruan normal dan ada nyeri tekan (Ladewig, 2011).
(c) Anus
Untuk mengetahui adakah haemorhoid/ tidak (Wiknjosastro, 2010).
(d) Inspekulo
Pemeriksaan vagina : Ada pembengkakan/ tidak,
ada benjolan/ tidak.
Pemeriksaan porsio uteri : Adakah perlukaan/ tidak, tertutup cairan/ lendir, ada kelainan/tidak
(Prawirohardjo, 2005). d) Pemeriksaan penunjang
Untuk mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain (Varney, 2007). Pada kasus perawatan luka perineum post episiotomi pemeriksaan laboratorim tidak dilakukan.
b. Langkah II : Interprestasi Data
Menginterprestasikan data agar mengidentifikasikan diagnosa atau masalah. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik (Varney, 2004).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan (Varney, 2004). Diagnosa kebidanan ibu nifas dengan perawatan luka perineum post episiotomi :
Ny...P...A...umur...tahun, 2 jam post partum dengan luka perineum post episiotomi.
Data Dasar a) Data Subjektif
Data Subjektif pada ibu nifas dengan luka perineum post episiotomi :
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan (Alimul, 2006). b) Data Objektif
Data obyektif pada ibu nifas dengan keadaan umum luka perineum post episiotomi yaitu:
(1) Pada perineum terdapat edema ringan dan warna kebiruan yang normal.
(2) Terdapat bekas luka post episiotomi yang dijahit yang warnanya merah.
(3) Adanya nyeri tekan. (Ladewig, 2011). 2) Masalah
Adalah masalah yang timbul berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa (Varney, 2004). Masalah yang sering muncul dalam kasus ini adalah ibu merasa nyeri pada luka jahitan di perineum karena post episiotomi (Suherni, 2008).
3) Kebutuhan
Adalah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang didapat dengan
melakukan analisa data (Varney, 2004). Kebutuhan yang diperlukan pada ibu nifas dengan luka post episiotomi adalah penjelasan tentang rasa nyeri pada perineum karena luka perineum
post episiotomi (Suherni, 2008).
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa (Varney, 2004). Diagnosa potensial yang terjadi pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum post episiotomi yang mungkin terjadi adalah terjadinya infeksi pada luka jahitan perineum (Uliyah, 2006).
d. Langkah IV : Tindakan Segera
Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi kliennya, setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa masalah potensial yang sebelumnya (Varney, 2004). Antisipasi untuk pada kasus perawatan luka perineum
post episiotomi dengan melakukan perawatan luka perineum post episiotomi yaitu jahitan dirawat dengan cara dibersihkan dengan air hangat atau air bersih dan kassa steril (Uliyah, 2008). Serta memberikan obat Amoxillin 500 mg 3 x 1/ tablet, Asam mefenamat 500 mg 3 x 1/ tablet, Vitamin A 200.000 unit 1 x 1 (tablet), Tablet Fe 40 tablet 1 x 1 (Thompson, 2008).
e. Langkah V : Rencana Tindakan
Ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau antispasi pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Varney, 2004). Rencana asuhan yang diberikan pada ibu nifas dengan perawatan luka post episiotomi adalah :
1) KIE tentang rasa nyeri pada luka jahitan dan rasa mules pada perut.
2) Anjurkan ibu untuk menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.
3) Anjurkan ibu untuk menghindari penggunaan obat-obat trandisional pada perineumnya.
(Wiknjosastro, 2008)
4) Lakukan perawatan luka perineum dengan teknik aseptik dengan cara menggunakan air hangat atau air bersih dan kassa steril (Uliyah, 2008).
5) Ajarkan ibu tentang teknik relaksasi (Saleha, 2009).
6) Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene (Suherni, 2008). 7) Berikan terapi obat Amoxillin 500 mg 3 x 1 tablet, Asam
mefenamat 500 mg 3 x 1 tablet, Vitamin A 200.000 unit 1 x 1, Tablet Fe 40 tablet 1 x 1 (Thompson, 2008).
8) Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya (Wiknjosastro, 2008).
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksaanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh klien atau tenaga lainnya (Varney, 2004). Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka post episiotomi sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
g. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukaan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar telah dipenuhi sesui dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif dalam pelaksaanaannya (Varney, 2004).
Evaluasi pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum post episiotomi adalah :
1) Luka perineum post episiotomi tidak ada nyeri, tidak oedem, sembuh dan kering, serta tidak ada infeksi (Ledewiq, 2011)
Data Perkembangan SOAP
Data perkembangan menggunakan SOAP menurut Varney (2004), yaitu :
1. Subjektif : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.
2. Objektif : Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
assesment.
3. Assesment : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data Subjektif dan Objektif dalam suatu identifikasi diagnosa/masalah, antisipasi diagnosa/ masalah, perlunya tindakan segera oleh bidan/ dokter dan konsultasi kolaborasi.
4. Planning : Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.