• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOR

D. Multimedia Pembelajaran

7. Teori Belajar yang Melandasi Pengembangan Multimedia

Teori Belajar yang digunakan sebagai landasan pengembangan

multimedia pembelajaran sistem tata surya ini adalah gabungan dari teori

belajar kognitif dan behavioristik.

a. Teori Belajar Kognitif

Menurut C. Asri Budiningsih (2004: 34), teori belajar kognitif adalah

teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil

belajarnya. Model belajar kognitif menganggap adanya tingkah laku

seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya yang tidak selalu

terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.

Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal

yang mencakup ingatan, retensi, pengelolaan informasi, emosi dan aspek-

aspek kejiwaan lainnya. Proses belajar siswa terjadi ketika menangkap

stimulus yang diterima kemudian menyesuaikannya dengan struktur

kognitif yang telah dimilikinya.

Penerapan teori kognitif dalam pengembangan multimedia

pembelajaran ini yaitu penyajian materinya yang umum ke khusus atau ke

bagian yang lebih kecil. Soal yang terdapat pada evaluasi hanya bersifat

tes ingatan atau pemahaman siswa, karena jawabannya terdapat jelas di

b. Teori Belajar Behavioristik

Menurut C. Asri Budiningsih (2004: 20), teori belajar behavioristik

adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara

stimulus dan respon. Belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami

siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang

baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.

Yang terpenting dari belajar menurut teori belajar behavioristik adalah

input atau stimulus dan output atau respon, seperti penyajian materi dalam

multimedia ini merupakan stimulus, kemudian pemahaman siswa yang

dilihat dari evaluasi merupakan respon. Penerapan teori belajar

behavioristik dalam multimedia pembelajaran ini seperti jawaban soal

dalam evaluasi merupakan pilihan ganda.

E. Kedudukan Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Flash dalam

Kawasan Teknologi Pendidikan

Ishak Abdulhak & Deni Darmawan (2013: 183) mengemukakan pengertian

pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk

fisik. Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi yang

digunakan dalam pembelajaran, namun demikian tidak berarti lepas dari teori dan praktik yang berhubungan dengan belajar dan desain. “Pengembangan multimedia pembelajaran sistem tata surya berbasis flash pada mata pelajaran

ilmu pengetahuan alam” merupakan salah satu domain pengembangan dalam Kawasan Teknologi Pendidikan.

AECT (Association for Educational Communications & Technology) (2008)

mengemukakan definisi teknologi pendidikan yang telah diterjemahkan dalam

bahasa Indonesia bahwa Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktek

untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan,

menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang sesuai dan sumber daya

(Januszewski & Molenda, 2008).

Ada beberapa kata kunci yang terkandung dalam definisi tersebut, yaitu:

1. Study (Studi) merupakan pemahaman teoritis yang diperlukan dalam

praktek teknologi pendidikan untuk konstruksi dan perbaikan pengetahuan

melalui penelitian dan refleksi praktek pembelajaran.

Pada media pembelajaran ini, studi diaplikasikan pada saat observasi

awal ke lapangan. Pengembang mengamati apakah teori pembelajaran

sesuai dengan komponen yang ada. Setelah observasi selesai, data yang

didapat disesuaikan dengan media yang akan dibuat sehingga dapat

mengatasi masalah pembelajaran dan membantu melatarbelakangi

diproduksinya media pembelajaran ini.

2. Ethical Practice (Etika praktek) mengacu pada standar etika praktis

sebagaimana yang didefinisikan oleh Komite Etika AECT tentang apa saja

yang harus dilakukan oleh praktisi Teknologi Pendidikan.

Etika praktek lebih mengacu kepada bagaimana membuat multimedia

pembelajaran yang tidak melanggar kode etis yang ada dan sesuai dengan

kebutuhan sekolah. Semua data dan komponen yang ada dalam media

pembelajaran haruslah legal atau mendapatkan izin apabila komponen

yang digunakan milik orang lain.

3. Facilitating (Memfasilitasi) hadir sebagai akibat pergeseran paradigma

kepada peserta didik sehingga peran teknologi pendidikan berubah

menjadi penyedia fasilitas.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, penulis mengembangkan

multimedia pembelajaran ini. Sebagai seorang teknolog pendidikan yang

peduli dengan pendidikan, sudah seharusnya untuk membantu

menjembatani para guru mengatasi masalah pembelajaran yang dialami.

Hendaknya media pembelajaran ini dapat menjadi fasilitas yang baik

untuk meraih pembelajaran yang efektif dan efisien.

4. Learning (Pembelajaran) selain berhubungan dengan ingatan, juga

berkenaan dengan pemahaman.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat dipahami oleh pembelajar, berkesan, mampu bertahan lama, dan sesuai dengan

kebutuhan pembelajar. Dengan adanya media pembelajaran ini diharapkan

siswa mendapatkan hal tersebut.

5. Improving (Peningkatan) berkaitan dengan peningkatan kualitas produk

yang menyebabkan pembelajaran yang lebih efektif.

Mungkin disini dapat diartikan multimedia pembelajaran yang akan

digunakan dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Adanya media

pembelajaran yang telah dikembangkan melalui tahap evaluasi dan revisi

membuat multimedia pembelajaran yang dibuat semakin baik dan sesuai

6. Performance (Kinerja) berkaitan dengan kesanggupan peserta didik untuk

menggunakan dan mengaplikasikan kemampuan yang baru

didapatkannya.

Disini peran siswa dibutuhkan untuk dapat menerima pengalaman

baru. Pengalaman baru disini adalah pengalaman proses pembelajaran

yang berbeda dengan biasanya. Proses pembelajaran dengan

menggunakan multimedia pembelajaran berbasis flash diharapkan

membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa.

7. Creating (Penciptaan) mengacu pada penelitian, teori dan praktek dalam

pembuatan materi pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan sistem

pembelajaran dalam beberapa seting yang berbeda, formal maupun

nonformal.

Setelah semua data diperoleh dari mulai observasi awal, kebutuhan

guru, materi pembelajaran, desain multimedia pembelajaran, dimulailah

penciptaan media pembelajaran. Membuat multimedia pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan sekolah adalah tujuan utama dikembangkannya

media pembelajaran ini. Selain sesuai, pembuatan multimedia

pembelajaran ini juga harus melihat dari ilmu teknologi pendidikan yang

ada tentang bagaimana mendesain multimedia pembelajaran yang baik,

8. Using (Pemanfaatan) mengacu kepada teori dan praktek yang terkait

dengan membawa peserta didik berhubungan dengan kondisi dan sumber

belajar.

Setelah multimedia pembelajaran selesai dibuat, diharapkan media ini

dapat diimplementasikan dengan baik di sekolah, yaitu SD N 2

Tanggulanom Selopampang Temanggung.

9. Managing (Pengelolaan) berkaitan dengan manajemen perorangan dan

manajemen informasi yang mengacu pada masalah pengorganisasian

orang-orang dan perencanaan, pengendalian, penyimpanan dan

pengolahan informasi.

Kawasan ini meliputi adanya pengelolaan yang baik dari sumber

belajar, sistem penyampaian, dan pengolahan informasi. Pengelolaan

sistem penyampaian yang baik dapat membantu proses penggunaan media

pembelajaran ini. Pengelolaan notebook, LCD proyektor, dan speaker

yang ada di sekolah dapat menjadi dukungan teknis penggunaan media

pembelajaran ini, sehingga dapat membantu mencapai pembelajaran yang

baik, efektif, dan efisien.

10.Processes (Proses) didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang

diarahkan pada hasil yang spesifik.

Dalam pembuatan multimedia pembelajaran ini tentu saja

dari observasi kebutuhan awal, pengumpulan materi, sampai

menghasilkan produk yang diinginkan. Hasil yang diinginkan disini

adalah yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, kebutuhan siswa, dan

berpedoman dengan ilmu teknologi pendidikan tentang membuat

multimedia pembelajaran yang baik

11.Resources (Sumber daya) diperluas dengan inovasi teknologi dan dengan

pengembangan pemahaman baru mengenai bagaimana alat-alat teknologi

dapat membantu peserta didik belajar.

Disinilah pengembang selaku teknolog pendidikan melihat bagaimana

peran teknologi yang semakin maju dan bagaimana teknologi tersebut dapat

digunakan untuk pendidikan. Meskipun tidak serta merta mengubah

pendidikan secara global, tetapi perubahan yang kecil namun berpengaruh adalah harapan pengembang untuk multimedia pembelajaran “Sistem Tata Surya” yang akan dikembangkan ini.

Dokumen terkait