• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.4 Teori Harga

.

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah salah satu dari empat bauran pemasaran yaitu produk, harga distribusi dan promosi. Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh oleh produsen. Ciri hubungan antara penawaran barang dan tingkat harga diterangkan oleh teori penawaran yang merupakan suatu hipotesa: “semakin tinggi harga suatu barang maka penawaran akan barang tersebut akan meningkat, dan sebaliknya semakin rendah harga suatu barang 26

maka penawaran akan barang tersebut akan menurun (cateris paribus)” (Sukirno,2003).

Menurut Oktima (2012) harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga digunakan untuk memberikan nilai finansial pada suatu produk barang atau jasa. Harga dapat dikaitkan dengan nilai jual atau beli suatu produk barang atau jasa sekaligus sebagai variabel yang menentukan komparasi produk atau barang sejenis.

Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai informasi kontraprestasi dari produsen/pemilik komoditi. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif, maka tinggi rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Oleh karena itu dalam penelitian ini harga pasar kopi Sumatera Utara akan ditinjau dari sisi penawaran pasar.

2.1.5 Teori Produksi

Teori produksi merupakan analisis dengan perpindahan faktor masukan menjadi keluaran, sesuai dengan fungsi produksi. Dimana produksi tergantung pada teknologi, perpaduan faktor masukan, faktor harga dan faktor produksi marjinal. Kegiatan faktor produksi adalah kegiatan yang melakukan proses, pengolahan dan mengubah faktor-faktor produksi dari yang tidak/kurang manfaat/gunanya menjadi memiliki nilai manfaat yang lebih (Sukirno,2013).

Dengan demikian, produksi ialah persamaan masukan atau input, menjadi keluaran atau hasil (output). Merupakan proses ekonomi yang menggunakan sumber daya untuk menciptakan komoditas yang dapat berubah. Mencakup produksi, penyimpanan, pelabuhan dan pengemasan. Sehingga produksi merupakan suatu proses yang menggunakan waktu dan ruang.

2.1.6 Ekspor Kopi

Menurut Raharjo (2013) ekspor kopi merupakan salah satu sumber pendapatan negara. Indonesia adalah sebagai suatu negara pengekspor kopi yang menempati posisi lima besar karena produksi kopi dalam negeri meningkat dari tahun ke tahun. Kualitas kopi Indonesia mendunia karena biji- biji kopi (coffea) hasil tanam petani kopi lokal banyak diminati oleh banyak negara.

Dengan demikian ekspor kopi Indonesia merupakan penawaran kopi Indonesia keluar negeri. Hasil produksi yang tinggi mendorong peningkatan ekspor dan luas lahan kebun kopi pun turut menentukan tinggi rendahnya jumlah produksi kopi di dalam negeri. Negara-negara tujuan ekspor kopi Indonesia adalah negara-negara utama di belahan benua Amerika dan Eropa. Konsumsi kopi negara-negara maju sangat menentukan volume ekspor kopi Indonesia di pasar Internasional per tahun.

Selain menambah peningkatan produksi barang untuk dikirim keluar negeri, ekspor juga menambah permintaan dalam negeri, sehingga secara langsung ekspor memperbesar output industri-industri itu sendiri, dan secara tidak langsung permintaan luar negeri mempengaruhi industri untuk

mempergunakan faktor produksinya, misalnya modal dan juga menggunakan metode-metode produksi yang lebih murah dan efisien sehingga harga dan mutu dapat bersaing di pasar perdagangan internasional.

2.1.7 Penduduk

Penduduk dalam suatu negara adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu negara tertentu selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap (Oktima,2012). Jumlah penduduk di suatu negara mempunyai kebutuhan ekonomi dalam mengkonsumsi barang yang berbeda-beda.

Dengan demikian, semakin banyak jumlah penduduk suatu negara yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar penawaran terhadap barang tersebut. Ini yang mempengaruhi penawaran barang di suatu negara, karena konsumsi penduduk yang berkebutuhan berbeda terhadap barang-barang tertentu dapat mempengaruhi peningkatan penawaran barang di suatu negara.

2.1.8 Kurs

Kurs atau nilai tukar merupakan salah satu faktor yang menentukan arus perdagangan internasional. Tingkat kurs mata uang adalah harga dari mata uang sebuah negara dilihat dari segi mata uang negara lain. Kurs merupakan rasio dimana dua mata uang saling dipertukarkan (Case dan Fair,2004).

Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau nilai tukar mata uang (Salvatore,1997). Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara

dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Dan nilai tukar perdagangan suatu negara adalah rasio harga komoditas ekspor terhadap harga komoditas impor. Karena dalam dunia dua-negara, ekspor suatu negara adalah impor dari mitra dagang, nilai tukar perdagangan dari negara yang lain adalah sama dengan kebalikan, atau timbal balik dari negara pertama (Salvatore,2014).

Kurs atau nilai tukar dalam penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana nilai tukar masing-masing negara tujuan ekspor (Singapura, Inggris, Italia) diperbandingkan dengan mata uang US dollar yang dikenal mata uang dunia dilihat dari sisi eksternal yang berperan terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. Nilai tukar yang berdasarkan pada kekuatan pasar akan selalu berubah di setiap kali nilai-nilai salah satu dari dua komponen mata uang berubah. Sebuah mata uang akan cenderung menjadi lebih besar dari pasokan yang tersedia. Nilai akan menjadi berkurang apabila permintaan kurang dari suplai yang tersedia. Apabila nilai mata uang suatu negara terhadap US dollar sebagai mata uang dunia terapresiasi, akan berakibat pada meningkatnya kemampuan suatu negara untuk membeli kopi yang dihasilkan Indonesia, begitu pula sebaliknya. Sehingga ini akan mempengaruhi penawaran kopi dari Indonesia di pasar internasional. Nilai tukar mata uang antar negara merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah barang-barang di negara lain “lebih murah” atau “lebih mahal” dari barang-barang yang diproduksi di dalam negeri.

2.2 Penelitian Terdahulu

Raharjo (2013), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penentu Ekspor Kopi Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor kopi Indonesia antara lain PDB riil negara pengimpor, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, harga kopi ritel di negara pengimpor. Namun, krisis moneter 1998 tidak berpengaruh terhadap ekspor kopi Indonesia.

Saputra (2011), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penawaran Kopi Indonesia Tahun 2001-2009”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga kopi, baik harga internasional kopi arabika dan robusta berpengaruh secara signifikan terhadap penawaran kopi Indonesia. Variabel harga internasional gula dan teh berpengaruh signifikan terhadap penawaran kopi Indonesia (barang komplementer dan substitusi). Biji coklat tidak berpegaruh secara signifikan terhadap penawaran kopi Indonesia. Dan secara bersama-sama seluruh variabel independen berpengaruh terhadap penawaran kopi Indonesia.

Purba dan Hayati (2011), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Ekspor Kopi Indonesia Ke Amerika Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga kopi domestik memiliki pengaruh negatif terhadap ekspor kopi Indonesia ke Amerika. Harga kopi internasional memiliki pengaruh positif terhadap ekspor kopi Amerika, pendapatan Amerika Serikat dan kurs rupiah terhadap dollar memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia ke Amerika. Dan konsumsi kopi Amerika memiliki pengaruh yang signifikan dan elastis terhadap ekspor kopi Indonesia ke Amerika.

Widayanti (2009), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Ekspor Kopi Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas ekspor kopi Indonesia adalah harga ekspor kopi (FOB), harga kopi dalam negeri, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan penawaran kopi tahun t-1. Berarti bahwa pada saat harga ekspor meningkat kuantitas ekspor kopi Indonesia menurun. Yang mempengaruhi penawaran kopi dalam negeri adalah harga kopi dalam negeri, tingkat teknologi dan penawaran kopi tahun t-1. Sedangkan yang mempengaruhi permintaan kopi dalam negeri adalah tingkat pendapatan masyarakat dengan elastisitas permintaan kopi terhadap pendapatan.

Romdhon dan Sukiyono (2005), melakukan penelitian yang berjudul “Estimasi Permintaan dan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspor kopi Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang sangat responsif terhadap harga internasional dan PDB Amerika Serikat. Ekspor kopi Indonesia sangat ditentukan oleh mekanisme harga di tingkat pasar ekspor internasional karena pasar kopi domestik sangat terintegrasi dengan pasar kopi internasional baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Dan elastisitas harga kopi dalam jangka panjang lebih besar dari jangka pendek.

Nasution (2013), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Determinan Permintaan Ekspor Kopi Provinsi Sumatera Utara”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi Sumatera Utara yaitu harga kopi dunia, konsumsi kopi AS dan pendapatan per kapita AS. Secara parsial harga kopi domestik dan kurs rupiah terhadap dollar AS negatif mempengaruhi volume ekspor kopi Sumatera Utara. Sesuai dengan hasil studi diharapkan lahan kopi Sumatera Utara dapat lebih meningkatkan produksi dengan

mempertahankan kualitas kopi. Pemerintah provinsi Sumatera Utara juga perlu melakukan kebijakan standarisasi kopi lebih lanjut untuk harga domestik maupun internasional sehingga meningkatkan volume ekspor kopi Sumatera Uatra secara keseluruhan.

Komaling (2013), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Determinan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Periode 1993-2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan per kapita Jerman, harga kopi dunia dan konsumsi kopi Jerman berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman. Implikasi dari penelitian ini adalah eksportir kopi di Indonesia sebaiknya memperhatikan fluktuasi harga kopi di Jerman karena mempengaruhi besarnya permintaan dan konsumsi kopi.

Sari dkk (2013), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Arabika Aceh”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas memberikan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap volume ekspor kopi Arabika Aceh. Produksi kopi Arabika Aceh memberikan pengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Arabika Aceh dan harga kopi luar negeri memberikan pengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Arabika Aceh.

Sanjaya (2008), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Volume Ekspor Kopi Provinsi Bali Periode 1990-2006”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga rata-rata ekspor kopi, kurs dollar AS dan kebijakan ekspor kopi berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kopi provinsi Bali periode 1990-2006. Pada periode yang sama kedua variabel bebas tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap volume ekspor

kopi provinsi Bali periode 1990-2006, dengan volume ekspor sesudah kebijakan ekspor lebih rendah daripada periode sebelum kebijakan diberlakukan. Variabel kurs dollar AS merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap volume ekspor kopi provinsi Bali periode 1990-2006.

Wulandari (2010), melakukan penelitian yang berjudul “Perbandingan Ekspor Kopi Dua Pemasok Utama Dunia Indonesia dan Brazil: Sebuah Analisis Ekonomi Data Panel 2001-2006”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima variabel yang dihipotesiskan hanya tiga variabel yang berpengaruh terhadap ekspor kopi Indonesia yaitu harga kopi Indonesia, selera konsumen negara tujuan ekspor, dan harga kopi Brazil, sedangkan variabel pendapatan negara tujuan ekspor dan jarak dari negara tujuan ekspor ke Indonesia tidak sesuai hipotesis.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu: 1. Variabel penelitian

Pada penelitian ini variabel-variabel yang digunakan adalah:

a. Jumlah produksi kopi, yakni jumlah produksi kopi yang ada di provinsi Sumatera Utara dalam satuan ton, dimana tidak ada satupun penelitian terdahulu yang menggunakan variabel penelitian yang sama.

b. Jumlah penduduk negara tujuan ekspor, yakni jumlah seluruh penduduk yang ada di tiga negara (Singapura, Inggris dan Italia) tujuan ekspor kopi Sumatera Utara, dimana tidak ada satupun penelitian terdahulu yang menggunakan variabel penelitian yang sama.

c. Kurs mata uang negara tujuan ekspor terhadap US dollar, yakni kurs mata uang masing-masing dari tiga negara (Singapura, Inggris dan Italia) tujuan ekspor kopi Sumatera Utara terhadap US dollar sebagai mata uang 34

dunia, dimana tidak ada satupun penelitian terdahulu yang menggunakan variabel penelitian yang sama.

2. Waktu penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan periode penelitian dari tahun 2000 sampai dengan 2012 sebagai time series dan menggunakan tiga negara sebagai cross-section (Singapura, Inggris dan Italia) dimana tidak ada satupun penelitian terdahulu yang menggunakan waktu penelitian yang sama.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka berfikir menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Menurut Sugiyono (2012) kerangka konseptual atau kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Kerangka konseptual dibuat berupa skema sederhana yang memberikan gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan secara keseluruhan yang dapat diketahui secara jelas dan terarah. Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggambarkan adanya hubungan antara harga kopi internasional, harga teh internasional, jumlah produksi, jumlah penduduk negara tujuan ekspor, kurs masing-masing negara tujuan ekspor (Singapura, Inggris, Italia) terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. Kerangka konseptual dalam penelitian ini secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut:

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pendapat sementara dan pedoman serta arah dalam penelitian yang disusun berdasarkan pada teori yang terkait, dimana suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Sugiyono,2012).

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Harga kopi internasional berpengaruh terhadap ekspor kopi di Provinsi Sumatera Utara.

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Analisis Ekspor Kopi di Provinsi Sumatera Utara

Ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara

(EKS) harga kopi internasional

(HK)

harga teh internasional (HT)

jumlah produksi kopi (JK)

jumlah penduduk negara tujuan ekspor

(P)

kurs mata uang negara tujuan ekspor terhadap

US dollar (K)

2. Harga teh internasional berpengaruh terhadap ekspor kopi di Provinsi Sumatera Utara.

3. Jumlah produksi kopi berpengaruh terhadap ekspor kopi di Provinsi Sumatera Utara.

4. Jumlah penduduk negara tujuan ekspor berpengaruh terhadap ekspor kopi di Provinsi Sumatera Utara.

5. Kurs mata uang negara tujuan ekspor terhadap US dollar berpengaruh terhadap ekspor kopi di Provinsi Sumatera Utara.

6. Harga kopi internasional, harga teh internasional, jumlah produksi kopi, jumlah penduduk negara tujuan ekspor dan kurs mata uang negara tujuan ekspor terhadap US dollar berpengaruh terhadap ekspor kopi di Provinsi Sumatera Utara.

Dokumen terkait