• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori .1 Definisi Komunikasi .1 Definisi Komunikasi

2.1.5 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa

Kebutuhan terhadap media massa dipenuhi melalui surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Baik dalam isi maupun melalui daya terpaannya secara konteks social tempat di mana terpaan berlangsung.

Secara langsung Katz dan Gurevitch dalam Effendy (1993:293) berkeyakinan terhadap tipologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media diklasifikasikan dalam lima kelompok, yaitu:

1. Kebutuhan Kognitif (cognitive needs)

Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan kita. Kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk mengerti dan menguasai lingkungan. Kebutuhan kognitif juga dapat dipenuhi oleh adanya dorongan-dorongan seperti keingintahuan (coriosity) dan penjelajahan (exsploratory) pada diri kita.

2. Kebutuhan Afektif (afektif needs)

Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat pengalaman-pengalaman yang bersifat keindahan, kesenangan dan emosional. Mencari kesenangan dan hiburan merupakan motivasi yang pada umumnya dapat dipenuhi oleh media.

3. Kebutuhan Integratif Personal (personal integrative needs)

Yaitu kebutuahn-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha untuk memperkuat kepercayaan, kesetiaan dan status pribadi. Kebutuhan seperti ini dapat diperoleh dari keinginan setiap individu untuk meningkatkan harga diri.

4. Kebutuhan Intergratif Sosial (social integrative needs)

Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman-teman dan dengan lingkungan sekelilingnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut didasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk berafiliasi.

5.Kebutuhan akan pelarian (escapist needs)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari kenyataan, melepaskan ketegangan dan kebutuhan akan hiburan.

2.1.6 Motif

Istilah motif berasal dari kata motive yang berarti dorongan dalam diri organisme untuk menentukan pilihan-pilihan dari berbagai hal, sehingga sesuai dengan tujuan. Semua tingkah laku menusia pada hakekatnya mempunyai motif. Jadi motif adalah hal yang berkaitan dengan dorongan keinginan hasrat dari dalam diri untuk melaksanakan sesuatu yang memberi arah dan tujuan pada tingkah

seseorang. Dari definisi tentang motif, maka dapat disimpulkan bahwa motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan, sehingga individu itu berbuat sesuatu (Ahmadi, 2000:192).

Untuk memahami seseorang tidaklah cukup dengan mengamati tindak perbuatannya saja. Tetapi juga perlu melihat atau memperhatikan hal-hal yang melatarbelakanginya. Apa saja yang mendorongnya melakukan tindak perbuatan tersebut dan apa motifnya.

Purwanto (2006:70) menjelaskan bahwa fungsi dari motif adalah:

1. Motif sebagai pendorong manusia untuk bertindak atau berbuat. Motif berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi terbentang pada seseorang untuk melakukan sesuatu.

2. Motif itu menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.

3. Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.

Selanjutnya Purwanto (2006:60) mendefinisikan motif sebagai segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu dan pengertian motif itu sendiri tidak dapat dipisahkan dan kebutuhan (need) seseorang atau organisme yang berbuat atau melakukan sesuatu. Sedikit banyaknya ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapai.

Woodworth dalam Purwanto (2002:64) menggolongkan motif menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Kebutuhan-kebutuhan organis, yakni motif-motif yang berhubungan dengan bagian dalam tubuh seperti lapar, haus, kekurangan zat pembakar, kebutuhan bergerak dan istirahat.

2. Motif-motif yang ditimbulkan secara tiba-tiba (emergency motive), yakni motif-motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari diri manusia. Dalam hal ini motif timbul bukan atas kemauan dirinya, tetapi karena perangsang dari luar yang menarik, misalnya motif melarikan dari bahaya, motif berkelahi, mengejar dan motif berusaha atau beriktiar (mengatasi suatu rintangan).

3. Motif objektif, yakni motif yang diarahkan atau ditujukan kesuatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar dirinya. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam dirinya, misalnya motif menyelidiki.

Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada pendapat Mc.Quail (2002:72) sebagai berikut:

1. Motif Kognitif

Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu yang diinginkan, yang terdiri dari:

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum

d. Keinginan untuk belajar (pendidikan terhadap diri sendiri) e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan 2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri, yang terdiri dari:

a. Menentukan penunjangan nilai-nilai pribadi

b. Menemukan model perilaku, panutan atau figur untuk dicontoh c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships) Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial terdiri dari:

a. Mengetahui tentang keadaan orang lain; empati sosial

b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial

d. Memperoleh teman selain dari manusia e. Membantu menjalankan peran sosial

f. Memungkinkan individu untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman, dan masyarakat.

4. Motif Hiburan (Diversi)

Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, terdiri dari:

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan b. Bersantai

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis d. Mengisi waktu

e. Penyaluran emosi

f. Membangkitkan gairah seks 2.1.7 Teori Uses And Gratifications

Teori Uses dan Gratifications menunjukkan yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya adalah pada khalayak yang aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2003:289). Anggota khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga timbul istilah uses and gratifications yang itu pengguna dan pemenuhan (Rakhmat, 2002:65). Teori Uses and Gratification muncul sebagai akibat ketidakpuasan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang gagal membuktikan bahwa khalayak langsung dapat dipengaruhi oleh media massa.

Asumsi dari teori Uses and Gratifications ini adalah khalayak aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Individu menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu. Artinya, individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang memperngaruhinya. Ada berbagai berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media media massa. Kita ingin mencari

kesenangan, media massa dapat memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian dan media massa juga berfungsi sebagai sahabat (Rakhmat, 1999:207).

Teori Uses and Gratifications menurut Kats, Gurevitch dan Haas dalam Effendy (2003:294) dimulai dengan lingkungan sosial (sosial environment) yang menentukan kebutuhan manusia. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Penjelasan adalah sebagai berikut: 1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan

peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. 2. Affective needs (kebutuhan afektif)I adalah kebutuhan uyang berkaitan dengan

peneguhan pengalaman-pengalaman estetis, menyenansgkan dan emosional. 3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara intergratif) adalah

kebutuhan yang terkait dengan kreatifitas.

4. Social intergrative needs (kebutuhan sosial secara intergratif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia.

5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah berkaitan dengan upaya menghindar dari tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.

Kebutuhan-kebutuhan (needs) inilah yang menyebabkan timbulnya gratifications sought, yaitu motif-motif yang mendorong aktivitas individu menggunakan media tertentu. Artinya, individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya.

Konsep pemuasan kebutuhan khalayak berangkat dari beberapa asumsi dasar pendekatan Uses and Gratifications. Inti dari teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunkan media massa berdasarkan motif-motif tertentu, dan media massa berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Katz, Blummer dan Guretch (Rakhmat, 1999:205), Uses and Gratifications merumuskan asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagaian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak insiatif untuk mengakaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan

kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalaj bagian dari kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Jadi teori ini mementingkan media yaitu khalayak daripada pesan media itu sendiri. Khalayak akan menggunakan media yang berguna bagi dirinya. Khalayak dianggap memiliki kuasa dalam memilih media massa, yakni selektif

menggunakan isi media untuk memenuhi kebutuhannya, memiliki motif tertentu, memiliki tujuan dalam penggunaan media dan memiliki kekuatan untuk tidak dipengaruhi meskipun semenarik dan sebagus apapun media tersebut.

Untuk memperoleh kejelasan mengenai Model Uses and Gratification maka Katz, Gurevith dan Haas mengemukakan gambar model Uses and Gratification dalam Effendy (1993:293) adalah sebagai berikut:

Sumber Pemuasaan Kebutuhan yang berhubungan dengan non media: 1. keluarga, teman-teman Lingkungan Sosial: Kebutuhan Khalayak: 2. komunikasi interpersonal Pemuasan Media (fungsi): Gambar 2.1

Theory Uses And Gratifications

Pada perilaku pengguna media, teori Uses and Gratification menyatakan bahwa pemilihan dan penggunaan media massa ditentukan oleh khalayak

1. ciri-ciri demografis 1. kognitif 3. hobi 2. afektif 4. tidur 2. afiliasi kelompok 3. ciri-ciri personal 3. integratif personal 4. integratif sosial 5. pelepasan ketegangan Penggunaan Media Massa: 1. jenis-jenis media, majalah, radio, TV, dan film. 1.pengamatan lingkungan 2.diversi/hibur an 3.identitas personal 4.hubungan sosial 2. isi media 3. terpaan media 4. konteks sosial dan terpaan media

berdasarkan kebutuhan yang ingin dipenuhi, sehingga terfokus pada apa yang dilakukan khalayak pada media massa yang diteliti disini adalah motif mengkonsumsi media untuk mencari kepuasan.

Dokumen terkait