• Tidak ada hasil yang ditemukan

6 4 Teori Kekuasaan

Dalam dokumen Marga Sebagai Kekuatan Politik (Halaman 30-34)

Kekuasaan adalah konsep di dalam ilmu politik yang paling banyak dibahas dan dipermasalahkan. Bahkan ada banyak orang awam menganggap bahwa politik adalah kekuasaan itu sendiri. Hal tersebut tidak mengherankan oleh karena Machiavelli, seorang pemikir filsafat politik dari Florenze, Italia, pernah mengatakan bahwa, Politik adalah sejumlah sarana yang dibutuhkan untuk mendapat kekuasaan, mempertahankan kekuasaan, yang memanfaatkan kekuasaan untuk mencapai kegunaan yang maksimal.dan bahkan kekuasaan dipandang sebagai gejala yang selalu terdapat (atau serba hadir) dalam proses politik.25F

26

Dalam ilmu politik terdapat sejumlah konsep yang berkaitan erat dengan konsep kekuasaan (power), misalnya seperti influence (pengaruh), kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau mengubah sikap dan perilakunya secara sukarela; force, penggunaan tekanan non fisik guna bertindak sesuai dengan kehendak yang memerintah, seperti menimbulkan rasa takut ataupun membatasi pemenuhan kebutuhanj biologis, (makan dan minum) terhadap pihak lain; persuasion (persuasi), yakni kekuasaan yang bersinggungan dengan kemampuan pemberi-perintah dalam meyakinkan orang lain dengan argumentasi logis-rasional untuk melakukan sesuatu; manipulation (manipulasi),

26

penggunaan pengaruh, dimana orang yang dipengaruh tidak menyadari bahwa tingkah lakunya sebenanrnya sedang mematuhi keinginan pemegang kekuasaan, coercion atau coercive, peragaan kekuasaan atau ancaman paksaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok (biasanya menyertakan tindakan fisik/kekerasan) terhadap pihak lain agar bersikap dan berprilaku sesuai dengan kehendak pihak pemilik kekuasaan, termasuk sikap dan perilaku yang bertentangan dengan kehendak yang dipengaruhi; authority (kewenangan), atau dalam bahasa Max Weber sebagai otoritas legal-formal, dimana seseorang memiliki kekuasaan oleh karena legalitas yang melekat pada dirinya.26F

27

Ada pemahaman yang komprehensif yang termasuk dalam sumber kekuasaan yaitu, Sarana Paksaan Fisik, Kekayaan dan Harta Benda (Ekonomi), Jabatan, Keahlian, Informasi, Status Sosial, Popularitaspribadi, dan Massa yang terorganisasi. Kerja paksa, senjata, dan aparat yang menggunakan senjata merupakan sejumlah contoh sarana paksaan fisik. Uang, tanah, emas merupakan contoh sumber kekayaan harta benda. Penggunaan kekuasaan adalah dengan maksud dan tujuan, berupa tujuan objektif dan subjektif yang dapat melekat pada hasil penggunaan sumber-sumber kekuasaan maupun kewenangan. Namun setidaknya terdapat tiga hasil yang dapat dilihat dari hasil penggunaan sumber- sumber kekuasaan, mulai dari jumlah individu yang dikendalikan, bidang-bidang kehidupan yang dikendalikan, sampai dengan dimana pengaruh kekuasaan.

Kekuasaan (authority) adalah merupakan suatu kondisi yang memunculkan dua pemahaman yakni, pemehaman tentang orang yang

27

memperoleh kekuasaan dan yang lainnya adalah terkait dengan pemahaman tentang orang yang dikuasai atau tunduk pada kekuasaan. Pemahaman sentral yang berkenaan dengan hal itu yakni berkisar pada sumber kekuasaan sebagai legitimasi atas kekuasaan itu pada satu sisi dan kemauan seseorang untuk tunduk pada kekuasaan yang maknanya adalah pembatasan.

Banyak teori yang mencoba menjelaskan dari mana kekuasaan berasal. Menurut teori teokrasi, asal atau sumber kekuasaan adalah dari Tuhan. Teori ini berkembang pada zaman abad pertengahan, yaitu dari abad V sampai pada abad XV. Penganut teori ini adalah Augustinus, Thomas Aquinas, dan Marsilius.

Sementara menurut teori hukum alam. Kekuasaan itu berasal dari rakyat. Pendapat seperti itu dimulai dari aliran atau kaum monarkomaken yang dipelopori oleh Johannes Althusius yang mengatakan bahwa kekuasaan itu berasal dari rakyat dan asal kekuasaan yang ada pada rakyat tersebut tidak lagi dianggap dari Tuhan, melainkan dari alam kodrat. Kemudian kekuasaan yang ada pada rakyat ini diserahkan kepada seseorang, yang disebut raja, untuk menyelenggarakan kepentingan masyarakat.

Berkaitan dengan penyerahan kekuasaan dari rakyat kepada Raja tersebut, dalam teori hukum alam terdapat perbedaan pendapat. Menurut J. J. Rousseau yang mengatakan bahwa kekuasaan itu ada pada masyarakat, kemudian melalui perjanjian, kekuasaan tersebut diserahkan kepada raja. Mekanisme penyerahan tersebut dimulai dari penyerahan masing-masing orang kepada masyarakat sebagai suatu kesatuan, kemudian melalui perjanjian masyarakat, kekuasaan tersebut diserahkan kepada raja. Penyerahan kekuasaan di sini sifatnya bertingkat.

Sedangkan menurut Thomas Hobbes, yang juga dari aliran teori hukum alam, penyerahan kekuasaan tersebut dari masing-masing orang langsung diserahkan kepada raja dengan melalui perjanjian masyarakat. Tidak seperti pendapatnya Rousseau yang melalui masyarakat dahulu baru diserahkan kepada raja.

Harold Laswell dan Abraham Kaplan mendefinisikan kekuasaan dengan; suatu hubungan dimana seseorang atau kelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain agar sesuai dengan tujuan dari pihak pertama. Definisi Laswell dan Kaplan sejalan dengan definisi yang ditawarkan oleh Charles Andrain dimana ia mengatakan bahwa, kekuasaan sebagai penggunaan sumber daya (asset, kemampuan) untuk memperoleh kepatuhan (tingkah laku menyesuaikan) dari orang lain. Sementara itu Ramlan Surbakti misalnya yang mengatakan bahwa kekuasaan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku pihak lain, sehingga pihak lain berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang mempengaruhi. Ketiga definisi ini memaparkan bahwa kekuasaan lebih luas dari kemampuan untuk menggerakkan keinginan diri sendiri, tetapi jauh daripada itu, yakni kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan memanfaatkan sumber-sumber kekuasaan yang dimiliki oleh pemberi kekuasaan.27 F

28 I.7. Metodologi Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu hanya mendeskripsikan atau menggambarkan sajian tentang Marga sebagai Kekuatan Politik (Studi Kasus: Dukungan Marga Terhadap Calon Kepala Desa Laumil, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi Tahun 2012). Hal itu sejalan

28

dengan pendapat Moh. Nazir dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Sosial yang mendefinisikan metode deskriptif sebagai berikut: Metode dekstriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran / lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.28 F

29

Metode ini menggambarkan atau menjelaskan sesuatu hal kemudian diklasifikasikan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan. Adapun pengertian lain dari metode penelitian deskriptif menurut Soehartono bahwa penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan dua gejala atau lebih29 F

30 .

Dalam dokumen Marga Sebagai Kekuatan Politik (Halaman 30-34)

Dokumen terkait