Jamaludin Hasibuan, SH
2.2 Struktur Organisasi Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK)
3.1.3 Teori Kepemimpinan
Teori kempemimpinan membicarkan bagaimana seorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Teori-teori dalam kepemimpinan umumnya menunjukkan perbedaan karena setiap teoritikus mempunyai segi penekanannya sendiri yang dipandang dari satu aspek tertentu Sutikno (2014:25).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interprestasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain: Latar belakang pemimpin dan dan kepemimpinan-kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa.Sutikno (2014:26)
Sebab-sebab munculnya seseorang menjadi pemimpin, antara lain: a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi seorang pemimpin.
Seorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta di dorong kemauan sendiri.
b. Seeorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan. Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
a) Teori Sifat
Dalam teori sifat, penekanan lebih pada sifat-sifat umum yang dimiliki pemimpin, yaitu sifat-sifat yang dibawa sejak lahir. Menurut teori sifat, hanya individu yan memiliki sifat-sifat tenulah yang bisa menjadi pemimpin. Teori ini menegaskan ide bahwa beberapa individu dilahirkan memiliki sifat-sifat tertentu yang secara alamiah menjadikan mereka seorang pemimpin.
Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat , perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin. Menurut Stogdill, sifat-sifat tertentu efektif dalam situasi tertentu, dan ada pula sifat-sifat tertentu yang berkembang akibat pengaruh situasi organisasi. Sebagai contoh, sifat kreativitas akan berkembang jika seorang pemimpin berada didalam organisasi yang fleksibel dan mendorong kebebasan berekspresi, dibandingkan di dalam organisasi yang birokratis.Safaria(2004:21) menjelaskan tiga sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu kepercayaan diri, kejujuran, integritas serta motivasi. Kepercayaan diri, berhubungan dengan keyakinan diri pemimpin akan pertimbangannya, keputusannya, ide-idenya dan kemampuannya sendiri. Kejujuran,
berhubungn dengan keyakinan bahwa pemimpin bisa dipercaya, bisa dipegang janjinya, dan pemimpin tidak suka memainkan peran palsu. Intergritas, apa saja yang dikatakan oleh seorang pemimpin, pasti selalu dilaksanakan. Dorongan, berkaitan dengan motivasi tujuan tertentu. Pemimpin yang memiliki motivasi pretasi yang tinggi akan memunculkan energi besar, ketekunan, kegigihan dalam mencapai tujuannya.
b) Teori Perilaku
Teori perilaku, lebih dikenal dengan Behaviorist Theories. Teori ini terfokus kepada tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin dari pada memperhatikan atribut yang melekat pada diri seseorang pemimpin. Dasar
pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku
seseorangkrtika melakukan kegitan pengarahanuntuk suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Sutikno (2014:26)
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seseorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan, memiliki ciri ramah tamah, mau berkonsultsi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya.
Beorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tugas.
c) Teori Situasional
Teori Situasional mengatakan bahwa pembawaan yang harus dimiliki seseorang pemimpin adalah berbeda-beda, tergantung dari situasi yang sedang dihadapi. Teori Situasional dari Hersey dan Blanchard terfokus pada karakteristik kematangan bawahan sebagai kunci pokok situasi yang menentukan keefektifan perilaku seorang pemimpin. Menurut mereka, bawahan memiliki tingkat kesiapan dan kematangan yang berbeda-beda sehingga pemimpin harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya, agar sesuai dengan situasi kesiapan dan kematangan bawahan. Keefektifan kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan tuntutan situasi Sutikno,(2014:27).
Hersey dan Blanchard (2014), Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
1. Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas 2. Benuk dan sifat teknologi yang digunakan 3. Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
4. Norma yang dianut kelompok
5. Rentang kendali
6. Ancaman dari luar organisasi 7. Tingkat stres
8. Iklim yang terdapat dalam organisasi 3.1.4 Perilaku Orgnisasi
Perilaku organisasi adalah bidang interdisipliner yang didedikasikan untuk pembelajaran sikap, perilaku dan kinerja manusia dalam sebuah organisasi. Perilaku organisasi mengambil konsep dari banyak disiplin ilmu, diantaranya psikologi, sosiologi, antropologi budaya, teknik industri, ekonomi, etika, dan konseling kejujuran, serta manajemen. Konsep dan prinsip perilaku organisasi adalah hal yang penting bagi pimpinan karena dalam setiap organisasi manusia pada akhirnya akan mengambil keputusan yang mengontrol bagaimana orgnisasi mendapatkan dan menggunakan sumber daya. Sutikno,(2014:120)
Orang-orang tersebut dapat bekerja sama, bersaing, mendukung, menjatuhkan, satu dan lainnya. Keyakinan dan perasaan tentang dirinya, rekan kerjanya, dan organisasi akan membentuk apa yang mereka lakukan dan seberapa baik mereka melakukannya. Orang-orang dapat mengalihkan organisasi dari strateginya dengan terlibat dalam konflik dan
kesalahpahaman, atau mereka dapat menggabungkan talenta dan pemikiran mereka yang beragam untuk mencapai lebih banyak hal sebagai sebuah
kelompok daripada yang dapat mereka lakukan sendirian.
Sutikno,(2014:120)
3.1.5 Sikap
Seorang pegawai yang memiliki permasalahan sikap akan sulit untuk dijadikan teman, selalu mengeluh dan menimbulkan masalah, dan secara keras menolak ide-ide baru. Memahami sifat pegawai adalah hal penting bagi manajer, karena sikap dapat menentukan bagaimana orang-orang menafsirkan lingkungan mereka, berinteraksi dengan yang lain, dan berperilaku dalam bekerja.
Manajer berusaha keras untuk mengembngkan dan memperkuat sikap positif di antara semua pegawai, karena orang-orang yang bahagia dan positif adalah orang-orang yang lebih sehat, lebih baik, dan lebih produktif. Terkadang sifat negatif dapat dihasilkan dari karakteristik pekerjaan, seperti tingginya tingkat stres, tetapi manajer dapat mencari cara untuk membantu orang-orang bersikap lebih baik. Pimpinan harus memperhatikan sifat negatif karena sikap tersebut dapat menjadi penyebab timbuknya permasalahan ditempat kerja maupun penyebab permasalahan dikemudian hari.