• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori dan Konsep Kedisiplinan 1. Pengertian kedisiplinan

TINJAUAN TEORI

C. Teori dan Konsep Kedisiplinan 1. Pengertian kedisiplinan

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggungjawabnya, maka dia akan memenuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan yang dimaksud dengan kedisiplinan adalah suatu sikap, tingkah laku atau perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan instansi, baik yang tertulis maupun tidak (Hasibuan 2016)

Disiplin adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan pegawai lainnya serta meningkatkan prestasi kerjanya (Siagian, 2008)

Hasibuan (2016) mengatakan bahwa disiplin adalah fungsi operasional MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai maka akan semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi maupun instansi mencapai hasil yang optimal. Kedisiplinan merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan instansi yang telah dibuat untuk mengingatkan anggota

organisasi agar dapat dijalankan oleh semua pegawai baik dengan kesadaran sendiri maupun dengan paksaan.

Disiplin adalah salah satu faktor yang penting dalam suatu organisasi. Dikatakan sebagai faktor yang penting karena disiplin akan mempengaruhi kinerja pegawai dalam suatu organisasi. Semakin tinggi disiplin pegawai maka akan semakin tinggi pula prestasi kerja yang dapat dicapai. Disiplin merupakan sebuah cerminan besarnya tanggung jawab seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya yang mendorong arah serta semangat kerja seseorang.

2. Indikator kedisiplinan

Menurut Soejono (2007) adapun beberapa hal yang dilihat dalam menentukan kedisiplinan pegawai antara lain adalah sebagai berikut :

a. Ketepatan waktu

Para pegawai datang ke kantor tepat waktu, teratur, dan tertib, sehingga dapat dikatakan kedisiplinan kerjanya baik.

b. Menggunakan peraturan kantor dengan baik

Sikap hati-hati dalam memakai aturan kantor, dapat menunjukkan jika seseorang memiliki kedisiplinan kerja yang baik, sehingga peralatan kantor dapat terhindar dari kerusakan.

c. Tanggung jawab tinggi

Sikap tanggung jawab dalam penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang sebaik-baiknya sehingga dapa menunjang kegiatan kantor dapat

berjalan dengan lancar. Serta adanya kesanggupan dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggug jawabnya sebagai seorang pegawai.

3. Jenis-jenis kedisiplinan

Menurut Moekizat (2002) terdapat dua jenis kedisiplinan yaitu : a. Self imposed discipline

Disiplin yang dipaksakan diri sendiri. Disiplin yang berasal dari diri seseorang yang ada pada hakikatnya merupakan suatu tanggapan spontan terhadap pimpinan yang cakap dan merupakan semacam dorongan pada dirinya sendiri artinya suatu keinginan dan kemauan mengerjakan apa yang sesuai dengan keinginan kelompok.

b. Command discipline

Disiplin yang berasal dari suatu kekuasaan yang diakui dan menggunakan cara-cara yang menakutkan untuk memperoleh pelaksanaan dengan tindakan yang diinginkan yang dinyatakan melalui kebiasaan, peraturan-peraturan tertentu. Dalam bentuk yang eksternal command discipline memperoleh pelaksanaanya dengan menggunakan hukum.

Menurut Handoko (2014) terdapat 4 bentuk disiplin yaitu :

a. Disiplin preventif

Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah.

b. Disiplin korektif

Adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran yang lebih lanjut.

c. Aturan kompor panas.

Aturan kompor panas pada hakekatnya menyatakan bahwa tindakan pendisiplinan hendaknya mempunyai ciri-ciri yang sama dengan hukuman yang diterima seseorang karena menyentuh sebuah kompor panas.

d. Disiplin progresif

Adalah memberikan hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman yang lebih serius diberikan.

4. Faktor yang mempengaruhi disiplin

Menurut Hasibuan (2016) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan kerja adalah sebagai berikut :

a. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal juga

cukup menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini berarti tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan

kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

b. Kepemimpinan

Kepemimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan pegawai, karena pemimpin dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pemimpin harus mencontohkan perilaku yang baik agar ditiru oleh bawahannya. Seorang pemimpin jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya akan baik, jika dia pun tidak mampu mencontohkan perilaku disiplin yang baik kepada bawahan.

c. Balas jasa

Balas jasa berupa gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan pegawai karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai terhadap pekerjaanya. Apabila kecintaan pegawai makin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.

d. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Dengan keadilan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap instansi supaya kedisiplinan pegawai baik pula.

e. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) yaitu tindakan nyata dan paling efektif dalam meweujudkan kedisiplinan pegawai. Waskat efektif dalam

merangsang kedisiplinan dan moral kerja pegawai. Pegawai merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk pengarahan, dan pengawasan dari atasannya.

f. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap pegawai yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukum yang telah ditetapkan. Ketegasan pimpinan menegur dan menghukumsetiap pegawai yang indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik.

g. Sanksi

Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, pegawai akan semakin takut melanggar peraturan, sikap perilaku indisipliner pegawai akan berkurang.

5. Prindip-prindip kedisiplinan

Untuk mengkoordinasi pegawai agar senantiasa bersikap disiplin, maka terdapat beberapa prinsip disiplin. Husein (2000) berpendapat bahwa seorang pegawai dianggap melaksanakan prinsip-prinsip kerja apabila apabila melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

a. Hadir ditempat kerja sebelum waktu mulai bekerja

b. Bekerja sesuai dengan prosedur aturan kerja dan peraturan organisasi c. Patuh dan taat kepada sarana maupun perintah atasan

e. Menggunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien

f. Menggunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat setelah lewat jam kerja

g. Tidak pernah menunjukkan sikap malas bekerja \

h. Selalma kerja tidak absen atau tidak masuk kerja dengan alasan yang tidak tepat dan hampir tidak absen karena sakit.

Dokumen terkait