• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

1) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.

2) Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan pil kombinasi maka dapat disarankan dua pilihan pengobatan:

a) Menggunakan pil kontrasepsi kombinasi (30-35 mg etinilestradiol), Ibuproven (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan.

b) Bila terjadi perdarahan yang banyak selama pemberian pil kombinasi ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 mg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.

B. Teori Manajemen Asuhan kebidanan 1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah metode pendekatan dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga merupakan alur kerja dan pengorganisasian, pemikiran serta langkah-langkah dalam suatu urutan yang logis, yang menguntungkan baik bagi klien maupun bidan (Varney, 2004).

2. Proses Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien (Varney, 2004). Proses tersebut meliputi :

Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses kebidanan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi suatu kesehatan klien (Nursalam, 2004).

Pengumpulan data ini meliputi :

Alasan datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadannya karna ibu mengalami perdarahan bercak.

Keluhan utama : Ibu mengatakan mengeluh tidak nyaman dengan keadaannya karna ibu mengeluarkan bercak darah dari alat kelamin.

a. Data Subyektif

Data subjektif adalah data didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui suatu system interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2004).

19

a) Nama : Untuk mengetahui identitas pasien agar tidak keliru dengan pasien lain serta untuk menjaga keakraban.

b) Umur : Untuk mengetahui apakah pasien termasuk resiko tinggi.

c) Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang dianutnya dan mengenali hal-hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan. d) Suku Bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras.

e) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhan.

f) Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan status ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan klien atau tidak.

g) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta memudahkan dalam melakukan kunjungan rumah.

2) Alasan datang atau keluhan utama

Keluhan utamaadalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan. Keluhan utama pada akseptor KB adalah untuk memeriksakan masalah perdarahan bercak-bercak yang dialami klien (Saifuddin, 2008)

3) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah menstruasi, teratur/tidak menstruasinya, keluhan yang dirasakan sakit waktu menstruasi disebut dismenorhoe (Estiwidani dkk, 2008)

4) Riwayat perkawinan

Pada status perkawinan yang ditanyakan adalah kawin syah, berapa kali, usia menikah berapa tahun, dengan usia suami berapa, lama perkawinan, dan sudah mempunyai anak belum

(Estiwidani dkk, 2008).

5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran, riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat kelahiran, lamanya melahirkan, dan cara melahirkan. Masalah/gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan. Riwayat kelahiran anak, mencakup berat badan bayi sewaktu lahir, adakah kelainan bawaan bayi, jenis kelamin bayi, keadaan bayi hidup/mati saat dilahirkan (Estiwidani dkk, 2008).

6) Riwayat KB

Data ini mengkaji alat kontrasepsi yang digunakan serta untuk mengetahui keluhan yang dialami ibu sebagai efek samping dari alat kontrasepsi yang digunakan (Wheeler, 2004).

7) Riwayat penyakit

21

Dikaji penyakit yang berhubungan dengan keluhan atau masalah utama (Varney, 2008).

b) Riwayat penyakit sistemik

Untuk mengetahui kemungkinan ada pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien. Riwayat keluarga yang perlu ditanyakan seperti jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM (Diabetes Militus), hipertensi, epilepsi, lain-lain (Estiwidani dkk, 2008).

c) Riwayat penyakit keluarga

Dikaji dengan penyakit yang menurun dan menular yang dapat mempengaruhi kesehatan akseptor KB. Sehingga dapat diketahui penyakit keturunan misalnya hipertensi, jantung, asma, demam dan apakah dalam keluarga memiliki keturunan kembar, baik dari pihak istri maupun pihak suami (Varney, 2008).

8) Pola kebiasaan sehari-hari

Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebersihan dirinya dan bagaimana pola makanan sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak (Farrer, 2007).

a) Pola Nutrisi

Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien. Dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak pada pasien. b) Pola Eliminasi

Untuk mengetahui BAB dan BAK beberapa kali sehari warna dan konsistensi.

c) Pola Istirahat

Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa lama ibu tidur pada malam hari.

d) Pola Seksual

Untuk mengkaji berapa frekuensi yang dilakukan akseptor dalam hubungan seksual.

e) Pola Hygiene

Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, kebersihan perawatan tubuh terutama genetalia berapa kali dalam sehari.

f) Aktivitas

Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah atau adanya nyeri akibat penyakit-penyakit yang dialaminya.

9) Data Psikologis

Data pesikososial ini diberikan untuk mengetahui motivasi atau mental pasien (Prawirohardjo, 2005).

b. Data Objektif

Data objektifadalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2004).

1) Pemeriksaan Umum a) Keadaan Umum

Untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan baik, cukup atau kurang (Prihadjo, 2007)

23

b) Kesadaran

Untuk mengetahui kesadaran ibu apakah composmentis, samnolen atau sopor (Varney, 2004)

c) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuannya. Normalnya 100/80 – 120/80 mmHg (Wartonah, 2006)

d) Suhu

Untuk memastikan bahwa ibu dalam kondisi yang sehat (Saifuddin, 2006). Suhu badan atas / batas normal : 35,5 – 37,50C (Perry, 2005).

e) Respirasi

Untuk mengetahui frekuensi pernapasan pasien yang dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2006). Batas normalnya 12 – 20 x/menit (Perry, 2005).

f) Nadi

Untuk mengetahui nasi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2008). Batas normalnya 69-100 x/menit (Perry, 2005). g) Tinggi badan

Untuk mengetahui tinggi badan pasien (Hidayat, 2008). h) Berat Badan

Untuk mengetahui berat badan pasien karena merupakan salah satu efek samping KB pil (Saifuddin, 2006).

2) Pemeriksaan Sistematis

Pemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2004), meliputi :

a) Kepala

(1) Rambut : Meliputi warna mudah rontok atau tidak dan kebersihannya.

(2) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah oedema.

(3) Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah muda dan sclera warna putih

(4) Hidung : Bagaimana kebersihannya, ada pengeluaran secret atau tidak

(5) Telinga : Bagaimana kebersihannya, ada serumen atau tidak

(6) Mulut : Ada stomatis atau tidak, keadaan gigi, gusi bedarah atau tidak

b) Leher : Ada atau tidak pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan atau tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe (Nursalam, 2004)

c) Dada dan Axilla : Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak (Nursalam, 2004)

d) Abdomen : Apakah ada luka bekas operasi, ada benjolah atau tidak, ada nyeri atau tidak (Varney, 2004).

25

Pada kasus spotting adanya nyeri tekan pada sympisis (Wulandari dan Ambarwati, 2010) e) Vulva Vagina : Untuk mengetahui keadaan vulva adakah

tanda-tanda infeksi, varices, pembesaran kelenjar bartolini dan perdarahan (Prihadjo, 2007). Pada kasus spotting terdapat pengeluaran darah dari vagina berupa bercak-bercak (Wulandari dan Ambarwati, 2010). f) Inspekulo : Dilakukan untuk memastikan bahwa darimana

asal perdarahan tersebut (Prihadjo, 2007). Pada kasus spotting ada pengeluaran darah berupa bercak – bercak, warna merah kecoklatan, bau khas darah dari vagina

(Wulandari dan Ambarwati, 2010).

g) Pemeriksaan Dalam : Untuk mengetahui apakah ada nyeri sentuh, adakah benjolah atau tidak (Prihadjo, 2007). Pada kasus tidak dilakukan pemeriksaan dalam.

h) Anus : Apakah ada haemorhoid atau tidak (Prihardjo, 2007).

i) Ekstremitas atas dan bawah

Ada cacat atau tidak oedema atau tidak terdapat varices atau tidak (Prihardjo, 2007).

3) Pemeriksaan penunjang

Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnose, apabila diperlukan. Misalnya pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan Hb dan Papsmear (Varney, 2004). Pada kasus spotting dilakukan pemeriksaan Hb (Ayatullah, 2010).

Langkah II : Interpretasi Data

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan yang spesifik. Rumus dan diagnose tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan

(Varney, 2004).

a. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2004).

Diagnosa : Ny. .... P...A.... Umur ... tahun, Akseptor KB pil kombinasi dengan spotting.

Data dasar : Data Subyektif :

Ibu mengeluh mengeluarkan darah berupa bercak - bercak darah dari jalan lahir / vagina yang ringan (Saifuddin, 2008)

Data Obyektif :

Menurut Wulandari dan Ambarwati (2010), yaitu : 1) Abdomen : terdapat nyeri tekan pada sympisis

27

2) Vulva Vagina : terdapat bercak darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah dari jalan lahir

3) Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan pemeriksaan dalam

4) Pemeriksaan inspekulo : ada pengeluaran darah berupa bercak - bercak dari vagina

5) Pemeriksaan Penunjang Hb (Ayatullah, 2010) b. Masalah

Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien (Nursalam, 2004). Masalah yang sering muncul pada ekseptor KB pil yaitu efek samping yang berupa perdarahan bercak-bercak yang berdampak pada psikologi berupa kecemasan dan ketidak nyaman dengan spotting tersebut (Hartanto, 2004).

c. Kebutuhan

Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan analisa data (Varney, 2004). Penjelasan tentang spotting dan penangannya yang jelas, tepat dan cepat pada spotting

(Depkes RI, 2005).

Langkah III : Diagnosa Potensial

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2004)

Diagnosa potensial pada kasus Akseptor KB pil dengan spotting bukan merupakan kegawat daruratan. Namun apabila spotting terus berlanjut bisa menyebabkan anemia (Saifuddin, 2006).

Langkah IV : Antisipasi / Intervensi

Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa /masalah potensial pada step sebelumnya, bida juga harus merumuskan tindakan emergency/segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2004). Antisipasi pada spotting yaitu diberikan terapi : tablet zat besi yang merupakan suatu suplemen penambah darah untuk mencegah terjadinya anemia (Saifuddin, 2006).

Langkah V : Rencana Tindakan

Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan teat dan nasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya (Varney, 2004). Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan akseptor KB pil dengan spotting menurut Wulandari dan Ambarwati (2010) adalah :

29

b. Anjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress psikologis c. Berikan KIE personal hygiene terutama daerah kemaluannya d. Berikan dukungan moril

e. Beri terapi zat bsi

f. Berikan KIE tentang gizi seimbang

g. Berikan terapi hormonal yang hanya mengandung progesterone h. Lakukan pemeriksaan darah

Langkah VI : Implementasi

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti diuraikan pada langkah ke 6 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanannya (misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana (Varney, 2007). Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada klien menurut Wulandari (2010), adalah :

a. Memberikan KIE tentang spotting

b. Menganjurkan ibu untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi c. Memberikan KIE personal hygiene terutama daerah kemaluannya. d. Memberikan dukungan moril

e. Memberikan terapi zat besi

f. Memberikan KIE tentang gizi seimbang

h. Melakukan pemeriksaan darah

Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan atau bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif dalam pelaksanaan (Varney, 2007)

Evaluasi yang ingin dicapai pada ekseptor KB pil dengan spotting ini adalah :

a. Sudah dilakukan terapi dan spotting teratasi

b. Sudah dilakukan pemantauan dan kecemasan ibu teratasi c. KB pil masih digunakan

3. Data Perkembangan S:Subyektif

Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui anamnesa.

O:Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil Hb dirumuskan dalam data focus untuk mendukung asuhan

A: Assement

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu lingkungan identifikasi :

31

b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera setelah bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah interpretasi data, diagnosa potensial dan intervensi.

P: Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment sebagai langkah rencana tindakan, implementasi dan evaluasi.

Dokumen terkait