• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB PIL KOMBINASI Ny. W P2A0 UMUR 30 TAHUN DENGAN SPOTTING DI BPM SRI RAHAYU BENDAN BANYUDONO BOYOLALI TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB PIL KOMBINASI Ny. W P2A0 UMUR 30 TAHUN DENGAN SPOTTING DI BPM SRI RAHAYU BENDAN BANYUDONO BOYOLALI TAHUN 2014"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB PIL KOMBINASI

Ny. W P2A0 UMUR 30 TAHUN DENGAN SPOTTING

DI BPM SRI RAHAYU BENDAN

BANYUDONO BOYOLALI

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

Uswatun Chasanah

NIM B11117

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB PIKOMBINASI

Ny. W P2A0 UMUR 30 TAHUN DENGAN SPOTTING

DI BPM SRI RAHAYU BENDAN

BANYUDONO BOYOLALI

TAHUN 2014

Diajukan Oleh:

Uswatun Chasanah

NIM B11117

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal...

Pembimbing

Anis Nurhidayati, S.ST M.Kes

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB PIL KOMBINASI

Ny. W P2A0 UMUR 30 TAHUN DENGAN SPOTTING

DI BPM SRI RAHAYU BENDAN

BANYUDONO BOYOLALI

TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh: Uswatun Chasanah

NIM B11117

Telah dipertahankam di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada Tanggal...

PENGUJI I PENGUJI II

Ambarsari, S.ST Anis Nurhidayati, S.ST,M.Kes

NIK 201087048 NIK 200685025

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan

Retno Wulandari, S.ST NIK 200985034

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Pil Kombinasi Ny. W P2A0 Umur 30 tahun dengan Spotting di BPM Sri Rahayu Bendan, Banyudono, Boyolali Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Anis Nurhidayati, S.ST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Ibu Sri Rahayu, selaku Pimpinan BPM Sri Rahayu Bendan, yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam pengambilan data.

5. Ny. W yang telah bersedia menjadi subyek dalam Studi Kasus ini.

6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

(5)

v

7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan dan kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi tenaga kesehatan lain pada khususnya.

Surakarta, Juni 2014

Penulis

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.

(Penulis)

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin, dengan mencoba yang tidak mungkin anda akan mencapai yang terbaik dari yang mungkin dan anda capai. Orang-orang yang masih belajar akan menjadi pemilik masa depan

(Mario Teguh)

Terkadang kita harus salah untuk belajar apa yang benar, dan harus terluka dan jatuh untuk berdiri dan berjuang. Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis untuk masa lalu

PERSEMBAHAN :

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga terwujud karya kecil ini.

2. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa restu dan cinta kasihmu selama ini.

3. Buat adikku tersayang yang telah memberikan dukungan setiap langkah.

4. Buat Keluarga Kecilku yang telah memberikan dukungan dan Doa untukku.

5. Semua sahabatku”Semoga perjalanan dan kebersamaan yang kita tempuh selama ini mampu menjadikan kita lebih bijak dan dewasa”.

6. Ibu Anis Nurhidayati, S.ST, M.Kes terima kasih atas bimbingan selama ini.

7. Teman-teman perjuangan angkatan 2011. 8. Almamater tercinta

(7)

vii

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Uswatun Chasanah

NIM : B11 117

Tempat / Tanggal lahir : Klaten, 04 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : Plumbungan RT 19 RW 04, Dukuh, Banyudono, Boyolali

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri Dukuh 1 Lulus tahun 2005

2. SMP Negeri 2 Banyudono Lulus tahun 2008 3. SMA Negeri 1 Banyudono Lulus tahun 2011 4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2011

(8)

viii

Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014

Uswatun Chasanah B11 117

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.W P2A0 UMUR 30 TAHUN AKSEPTOR

KB PIL KOMBINASI DENGAN SPOTTING DI BPM SRI RAHAYU BENDAN BANYUDONO BOYOLALI

TAHUN 2014 Xi + 70 halaman + 9 lampiran

INTI SARI

Latar belakang : Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunkan angka kelahiran atau Total Fertiliti Rate (TFR) dari 2.87 menjadi 2.69 per wanita. Menurut BKKBN Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013, jumlah akseptor KB aktif sebanyak 4.117.037 peserta. Pengguna kontrasepsi Pil 684.914 peserta (16,63%), Efek samping yang sering di temukan adalah penambahan berat badan, sakit kepala, gangguan haid yang berupa amenorhoe, perdarahan ireguler, dan spotting. Spotting adalah perdarahan intermenstrual yang jumlahnya sedikit sekali, sehingga tidak memerlukan pemakaian tampon atau kasa pembalut, merupakan perdarahan ringan yang tidak berbahaya, apabila tidak teratasi akan terjadi anemia. Data di BPM SRI RAHAYU telah mencapai 582 akseptor, akseptor kontrasepsi pil Kombinasi 50 akseptor (8,59%), Akseptor KB Pil yang mengalami komplikasi sebanyak 31 akseptor. efek samping diantaranya spotting sebanyak 4 akseptor (8 %), pusing sebanyak 7 (14 %) akseptor, yang mengalami mual sebanyak 5 (10 %) akseptor, berat badan turun sebanyak 8 (16 %) akseptor dan berat badan naik sebanyak 7 (14 %) akseptor.

Tujuan : Melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB Pil Kombinasi dengan Spotting sesuai dengan manajemen kebidanan menurut Varney, mengetahui kesenjangan, dan alternatif pemecahan masalah.

Metodologi : Karya Tulis Ilmiah ini merupakan laporan studi kasus menggunakan metode deskriptif dengan studi kasus di BPM SRI RAHAYU Bendan, Subyek studi kasus Ny. W P2A0 akseptor KB Pil dengan Spotting yang dilakukan dari tanggal 22 Februari sampai 3 Maret 2014 dengan teknik pengumpulan data primer dan sekunder.

Hasil : Spotting dapat teratasi pada perawatan hari ke -6 dengan diberikan terapi pil kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol dengan dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari, ini ibu sudah tidak cemas karena perdarahan bercak sudah berhenti, dan Ny. W tetap menggunakan KB Pil.

Kesimpulan :Kesimpulan dari kasus Ny.W terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yaitu Ny. W tidak diberikan tablet zat besi karena pasien tidak sampai mengalami anemia.

Kata Kunci :Asuhan Kebidanan, Akseptor, KB Pil Kombinasi, spotting Kepustakaan : 24 literatur (tahun 2004-2011

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

MOTO ... ... v

PERSEMBAHAN ... ... vi

CURICULUM VITAE ... ... vii

INTISARI ... ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penulisan ... 3 D. Manfaat Penulisan ... 5

E. Keaslian Studi Kasus ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ... 9

1. Kontrasepsi ... 9

2. KB Pil ... 13

3. Pil Kombinasi ... ... 15 Halaman

(10)

x

4. Spotting ... 16

B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan ... 18

C. Landasan Hukum ... 31

D. Informend consent ... 32

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS A. Jenis Studi Kasus ... 33

B. Lokasi Studi Kasus ... 33

C. Subjek Studi Kasus ... 33

D. Waktu Studi Kasus ... 34

E. Instrumen Studi Kasus ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

G. Alat-alat yang Dibutuhkan ... 37

BAB IV TINJAUAN KASUA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ... 39 B. Pembahasan ... 60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66 B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Permohonan Penggunaan Lahan

Lampiran 4. Surat Keterangan Pengguanaan Lahan

Lampiran 5. Surat Persetujuan Pasien

Lampiran 6. Satuan Acara Penyuluhan efek samping KB Pil

Lampiran 7. Satuan Acara Penyuluhan dengan Materi Gizi Seimbang

Lampiran 8. Lembar Observasi

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun terakhir ini tidak terkontrol. Hasil sensus penduduk tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 250 juta jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia menempati peringkat keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (BKKBN, 2013).

Pada 2013 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan bertambah menjadi 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun. Upaya pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui program KB merupakan bagian yang terpadu untuk turut serta mensejahterakan penduduk Indonesia agar tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah penduduk yang meningkatkan produktif sumber daya manusia (BPS, 2013). Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan LPP dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunkan angka kelahiran atau Total Fertiliti Rate (TFR) dari 2.87 menjadi 2.69 per wanita (Suratun dkk, 2008).

Menurut BKKBN Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013, jumlah akseptor KB aktif sebanyak 4.117.037 peserta. Dengan rincian pengguna kontrasepsi Suntik 2.241.592 peserta (54,44%), Pil 684.914 peserta (16,63%),

(13)

IUD 429.636 peserta (10,43%), Implant 374.444 peserta (9,09%), MOW

246.985 peserta (5,99%), dan Kondom 75.920 peserta (1,84%) (Dinkes Jateng, 2013).

Kontrasepsi pil kombinasi yaitu mengandung progestin yang diberikan setiap 21 hari dengan diminum setiap hari pada waktu yang sama. Efek samping yang sering di temukan adalah penambahan berat badan, sakit kepala, gangguan haid yang berupa amenorhoe, perdarahan ireguler, dan spotting. Selain itu terdapat juga efek samping pada kardiovaskuler, efek metabolik dan efek pada system reproduksi (Speroff & Darney, 2005).

Spotting adalah perdarahan intermenstrual yang jumlahnya sedikit sekali, sehingga tidak memerlukan pemakaian tampon atau kasa pembalut, merupakan perdarahan ringan yang tidak berbahaya. Apabila spotting cukup mengganggu misalnya spotting tidak berhenti dalam waktu yang lama bahkan terjadi perdarahan maka perlu diberi terapi untuk menghentikan perdarahan dan apabila tidak segera ditangani maka akan menyebabkan anemia sehingga dalam keadaan itu penambahan pil zat besi sangat diperlukan. Penanganan kasus untuk menghentikan spotting antara lain adalah konseling, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemberian pil kombinasi (Saifuddin,2008).

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPM Sri Rahayu, Amd, Keb Bendan, Banyudono, Boyolali jumlah akseptor KB bulan Januari sampai September 2013 telah mencapai 582 akseptor, terdiri dari akseptor kontrasepsi suntik524akseptor(90,03%), akseptor kontrasepsi pil 50 akseptor (8,59%), akseptor kontrasepsi IUD5akseptor (0,85%), dan akseptor kontrasepsi implant3 akseptor(0,51%). Akseptor KB Pil yang mengalami efek samping

(14)

3

diantaranya spotting sebanyak 4 akseptor (8 %), yang mengalami mual sebanyak 5 (10 %) akseptor, pusing sebanyak 7 (14 %) akseptor, berat badan naik sebanyak 7 (14 %) akseptor, dan berat badan turun sebanyak 8 (16 %) akseptor dan

Menurut data di atas angka kejadian akseptor KB Pil kombinasi dengan efek samping spotting masih terjadi dilahan. Bila efek samping tersebut tidak tertangani bisa terjadi anemia. Hal ini yang menjadikan penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. W ܲଶܣ଴Akseptor KB Pil Kombinasi dengan Spotting di BPM Sri Rahayu, Bendan, Banyudono, Boyolali, Tahun 2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan perumusan masalah : “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Pil Kombinasi Ny. W P2 A0 Umur 30 Tahun dengan Spotting di BPM Sri Rahayu Bendan Banyudono Boyolalidengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney?”.

C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

Melaksanakanasuhan kebidanan pada akseptor KB Pil Kombinasi Ny. W P2 A0 umur 30 tahun dengan spotting di BPM Sri Rahayu Bendan Banyudono Boyolali dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney.

(15)

a. Mahasiswa mampu :

1) Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap pada akseptor KB Pil Kombinasi Ny. W P2 A0 umur 30 tahun dengan spotting.

2) Mengintepretasikan data serta menemukan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada akseptor KB Pil Kombinasi Ny. W P2 A0 umur 30 tahun dengan spotting.

3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada akseptor KB Pil Kombinasi Ny. W P2 A0 umur 30 tahun dengan spotting.

4) Melakukan antisipasi / tindakan segerapada akseptor KB Pil Kombinasi Ny. W P2 A0 umur 30 tahun dengan spotting.

5) Mengidentifikasi rencana tindakan asuhan kebidanan atau intervensi segera pada akseptor KB Pil Kombinasi Ny. W P2 A0 umur 30 tahun dengan spotting.

6) Melaksanakan rencana tindakan pada akseptor KB Pil Kombinasi Ny. W P2 A0 umur 30 tahun dengan spotting.

7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada akseptor KB Pil Kombinasi Ny. W P2 A0 umur 30 tahun dengan spotting.

b. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek pada akseptor KB Pil Kombinasi Ny. W P2 A0 umur 30 tahun dengan spotting.

c. Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap kesenjangan antara teori dan praktek pada akseptor KB Pil KombinasiNy. W P2 A0 umur 30 tahun dengan spotting.

(16)

5

D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Diri Sendiri

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis serta dapat menerapkan teori dan praktek kebidanan tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor KB Pil dengan spotting.

2. BagiProfesi

Memberi masukan dalam upaya mengembangkan asuhan kebidanan pada akseptor KB Pildengan spotting.

3. BagiInstansi BPM

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan pada akseptor KB Pil dengan spotting.

4. Bagi Instansi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai masukan atau referensi bagi mahasiswa maupun pengajar tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB Pil dengan spotting.

E. Keaslian Studi Kasus

Asuhan kebidanan pada akseptor KB pil dengan spotting ini sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa :

1. Iswandari Yuli (2009), dengan judul ”Asuhan Kebidanan pada Ny. G Akseptor KB Pil dengan Spotting di RB Mulia Kasih Boyolali”. Asuhan yang diberikan adalah observasi keadaan umum, beri dukungan mental, pemberian KIE tentang efek samping KB Pil dan spotting, pemberian satu

(17)

siklus pil kontrasepsi kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol 2 x 1 per hari. Hasil dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan selama 5 hari adalah keadaan umum ibu baik, ibu sudah tidak cemas dengan keadaannya dan ibu tetap menggunakan KB Pil.

2. Arista D S(2007), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. B Akseptor KB Pil dengan spotting di BPS Nina Surabaya”. Asuhan yang diberikan adalah satu siklus pil kontrasepsi kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol 2 x 1 per hari dan memberikan KIE tentang spotting. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 7 hari yaitu ibu merasa tidak cemas atau putus asa tentang bercak darah (spotting) yang dialami, ibu tetap menggunakan KB Pil.

Persamaan Studi Kasus yang penulis lakukan dengan keaslian diatas adalah Jenis Asuhan Kebidanan yang diberikan, sedangkan perbedaannya terletak pada subyek studi kasus, lokasi studi kasus, waktu pengambilan kasus, dan lamanya pengambilan kasus.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari 5 BAB, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan studi kasus, keaslian studi kasus dan sistematika penulisan.

(18)

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang tinjauan teori yang meliputi teori medis tentang pengertian akseptor, pengertian kontrasepsi, tujuan pelayanan kontrasepsi, pengertian KB pil kombinasi, macam-macam KB Pil kombinasi, system kemasan KB Pil, keuntungan memakai KB Pil, kerugian memakai KB Pil, waktu mulai menggunakan KB Pil, efek samping penggunaan KB Pil, pengertian spotting, gejala spotting, penyebab spotting, penatalaksanaan kasus spotting, pengertian teori manajemen kebidanan menurut Varney, proses manajemen kebidanan ditambah data perkembangan menggunakan SOAP dan landasan hukum.

BAB III METODOLOGI

Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik pengumpulan data serta alat-alat yang dibutuhkan dalam studi kasus.

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

BAB ini berisi tentang tinjauan kasus dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan data perkembangan SOAP dari asuhan kebidanan pada akseptor KB Pil

(19)

dengan spotting. Sedangkan pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis temukan sewaktu pengambilan kasus dengan pendekatan asuhan kebidanan menurut Varney. BAB V PENUTUP

BAB ini berisi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

(20)

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TEORI MEDIS 1. Kontrasepsi a. Pengertian

Akseptor KB adalah orang yang menerima serta mengikuti (melaksanakan) program keluarga berencana (KB) (Alwi, 2005).

Akseptor KB adalah anggota yang menggunakan atau melakukan program Keluarga Berencana (Depdiknas, 2004).

Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen (Wiknjosastro, 2007).

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara atau bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat atau obat-obatan (Proverawati dkk, 2010).

Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara, alat, atau obat-obatan untuk mencegah terjadinya konsepsi (Mochtar, 2011).

b. Tujuan pelayanan kontrasepsi 1) Tujuan Umum

Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) (Hartanto, 2004).

(21)

2) Tujuan Pokok

Penurunan angka kematian yang bermakna guna mencapai tujuan tersebut yaitu menurunkan angka kelahiran, maka ditempuh kebijaksanaan dengan mengkatagorikan 3 (tiga) fase untuk mencapai sasaran, menurut Hartanto (2004), yaitu :

a) Fase Menunda atau Mencegah Kehamilan

Fase menunda kehamilan dianjurkan untuk Pasangan Usia Subur (PUS) dengan usia istri kurang dari 20 tahun, fase ini meliputi : (1) Alasan menunda kehamilan

Alasan menunda kehamilan menurut Hartanto (2004), meliputi :

(a) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak terlebih dahulu untuk berbagai alasan. (b) Prioritas penggunaan kontrasepsi Pil Oral, karena

akseptor masih muda.

(c) Pemasangan IUD mini bagi yang belum punya anak pada masa ini dapat dianjurkan terutama bagi calon peserta dengan kontra indikasi terhadap pil oral.

(d) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih mempunyai frekuensi yang tinggi sehingga angka kegagalan tinggi.

(2) Kontrasepsi yang cocok, meliputi : (a) Pil

(22)

11

(c) Cara sederhana

b) Fase Menjarangkan / Mengatur kehamilan

Menurut Hartanto (2004), Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan.

(1) Alasan menjarangkan kehamilan :

(a) Umur antara 20-30 tahun merupakan usia paling baik untuk mengandung dan melahirkan.

(b) Segera setelah melahirkan anak pertama dianjurkan untuk memakai IUD sebagai pilihan pertama .

(c) Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi, namun disini tidak begitu berbahaya karena yang bersangkutan berada pada usia melahirkan yang baik. (2) Kontrasepsi yang cocok, meliputi :

(a) IUD (b) Suntik (c) Mini pil

(d) Susuk (Implant) (e) Cara sederhana

c) Fase Menghentikan atau Mengakhiri kesuburan

Menurut Hartanto (2004), periode usia istri di atas 30 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai dua anak. (1) Alasan Mengakhiri Kesuburan

(a) Ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil karena alasan medis.

(23)

(c) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua dan kemungkinan timbul akibat sampingan.

(2) Kontrasepsi yang cocok, meliputi :

(a) Kontrasepsi mantap (tubektomi dan vasektomi) (b) IUD (c) Implant (d) Suntik (e) Pil (f) Cara sederhana c. Metode Kontrasepsi

Menurut Mochtar (2011), cara pembagian kontrasepsi yaitu : 1) Metode merakyat (folk methods)

a) Senggama terputus (coitus interruptus)

b) Pembilasan pasca senggama (postcoital douche) c) Perpanjangan masa laktasi (prolonged lactation) 2) Metode tradisional (tradisional methods)

a) Pantang berkala (sistem kalender, sistem suhu badan) b) Kondom (karet KB)

c) Diagfragma vagina d) Spermisida

3) Metode permanen operatif a) Tubektomi pada wanita b) Vasektomi pada pria

(24)

13

2. KB PIL a. Pengertian

KB pil atau contraceptive pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen atau progesteron (Sastrawinata, 2004).

Kontrasepsi pil adalah kontrasepsi untuk wanita dalam bentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah kehamilan (Prawirohardjo, 2008).

b. Macam-macam KB pil

Menurut Proverawati (2010), macam-macam KB pil meliputi :

1) Pil kombinasi : pil yang mengandung kombinasi derivat estrogen dan derivat progesteron dalam dosis kecil.

Jenis pil kombinasi meliputi :

a) Monofasik : pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

b) Bifasik : pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

c) Trifasik : pil kombinasi yang tersedia dalam 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

(25)

2) Pil Mini : pil mini hanya mengandung progesting saja dalam dosis rendah.

3) Pil kontrasepsi darurat : tidak diminum secara teratur, pil ini hanya diminum setelah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan. c. Sistem kemasan KB pil

Sistem kemasan KB pil menurut Manuaba (2008), yaitu : 1) Sistem 28 : peserta KB pil terus tanpa pernah berhenti.

2) Sistem 22/21 : peserta KB pil berhenti minum pil selama 7 sampai 8 hari dengan mendapat kesempatan menstruasi.

d. Keuntungan memakai KB pil

Menurut Mochtar (2011), keuntungan memakai KB pil adalah : 1) Efektivitasnya tinggi, dapat dipercaya jika diminum sesuai aturan. 2) Tidak mengganggu aktifitas seksual.

3) Siklus haid menjadi teratur.

4) Pemakai pil dapat hamil lagi. Jika dikehendaki, kesuburan dapat kembali dengan cepat.

5) Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid (diesminorea). 6) Dapat mengobati wanita dengan perdarahan yang tidak teratur. 7) Dapat mengobati perdarahan haid pada wanita usia muda. e. Kerugian memakai KB pil

Kerugian memakai KB pil menurut Saifuddin (2008), adalah sebagai berikut :

1) Pil harus diminum tiap hari, sehingga kadang-kadang merepotkan. 2) Motivasi harus kuat.

(26)

15

3) Adanya efek samping walaupun sifatnya sementara, umpamanya mual, sakit kepala, muntah, buah dada jadi nyeri.

4) Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang persisten.

5) Untuk golongan penduduk tertentu harganya masih mahal. f. Waktu mulai menggunakan KB pil

Menurut Saifuddin (2010), waktu menggunakan KB pil adalah :

1) Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil.

2) Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.

3) Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 / tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah menghabiskan paket pil tersebut.

4) Setelah melahirkan : setelah 6 bulan pemberian ASI Eklusif, 3 bulan dan tidak menyusui, pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari).

5) Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.

g. Efek samping penggunaan KB pil

Menurut Prawirohardjo (2005), efek samping penggunaan KB pil adalah :

(27)

1) Ringan : berupa mual muntah, pertambahan berat badan, perdarahan tidak teratur, retensi cairan, edema, nyeri kepala, timbulnya jerawat. Keluhan tadi berlangsung pada bulan pertama pemakaian pil.

Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting dan breakthrough bleding.

2) Berat : dapat terjadi trombo embolisme, mungkin karena pengaruh vaskuler secara langsung.

3. Spotting a. Pengertian

Spotting adalah perdarahan intermenstruasi yang jumlahnya sedikit sekali, sehingga tidak memerlukan pemakaian tampon, kain atau kassa pembalut (Hartanto, 2004).

b. Gejala Spotting

Perdarahan yang berupa bercak-bercak ringan (Saifuddin, 2006). c. Penyebab spotting

Penyebab spotting adalah terjadinya pelebaran pembuluh fena kecil di endometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh, sehingga terjadi perdarahan lokal. Bila efek gestagen kurang, stabilitas stoma berkurang, yang pada akhirnya akan terjadi perdarahan (Baziad, 2008).

d. Penatalaksanaan kasus Spotting

Menurut Saifuddin (2006), penatalaksanaan spotting adalah sebagai berikut :

(28)

17

1) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.

2) Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan pil kombinasi maka dapat disarankan dua pilihan pengobatan:

a) Menggunakan pil kontrasepsi kombinasi (30-35 mg etinilestradiol), Ibuproven (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan.

b) Bila terjadi perdarahan yang banyak selama pemberian pil kombinasi ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 mg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.

B. Teori Manajemen Asuhan kebidanan 1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah metode pendekatan dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga merupakan alur kerja dan pengorganisasian, pemikiran serta langkah-langkah dalam suatu urutan yang logis, yang menguntungkan baik bagi klien maupun bidan (Varney, 2004).

(29)

2. Proses Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien (Varney, 2004). Proses tersebut meliputi :

Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses kebidanan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi suatu kesehatan klien (Nursalam, 2004).

Pengumpulan data ini meliputi :

Alasan datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadannya karna ibu mengalami perdarahan bercak.

Keluhan utama : Ibu mengatakan mengeluh tidak nyaman dengan keadaannya karna ibu mengeluarkan bercak darah dari alat kelamin.

a. Data Subyektif

Data subjektif adalah data didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui suatu system interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2004).

(30)

19

a) Nama : Untuk mengetahui identitas pasien agar tidak keliru dengan pasien lain serta untuk menjaga keakraban.

b) Umur : Untuk mengetahui apakah pasien termasuk resiko tinggi.

c) Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang dianutnya dan mengenali hal-hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan. d) Suku Bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras.

e) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhan.

f) Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan status ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan klien atau tidak.

g) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta memudahkan dalam melakukan kunjungan rumah.

2) Alasan datang atau keluhan utama

Keluhan utamaadalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan. Keluhan utama pada akseptor KB adalah untuk memeriksakan masalah perdarahan bercak-bercak yang dialami klien (Saifuddin, 2008)

(31)

3) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah menstruasi, teratur/tidak menstruasinya, keluhan yang dirasakan sakit waktu menstruasi disebut dismenorhoe (Estiwidani dkk, 2008)

4) Riwayat perkawinan

Pada status perkawinan yang ditanyakan adalah kawin syah, berapa kali, usia menikah berapa tahun, dengan usia suami berapa, lama perkawinan, dan sudah mempunyai anak belum

(Estiwidani dkk, 2008).

5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran, riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat kelahiran, lamanya melahirkan, dan cara melahirkan. Masalah/gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan. Riwayat kelahiran anak, mencakup berat badan bayi sewaktu lahir, adakah kelainan bawaan bayi, jenis kelamin bayi, keadaan bayi hidup/mati saat dilahirkan (Estiwidani dkk, 2008).

6) Riwayat KB

Data ini mengkaji alat kontrasepsi yang digunakan serta untuk mengetahui keluhan yang dialami ibu sebagai efek samping dari alat kontrasepsi yang digunakan (Wheeler, 2004).

7) Riwayat penyakit

(32)

21

Dikaji penyakit yang berhubungan dengan keluhan atau masalah utama (Varney, 2008).

b) Riwayat penyakit sistemik

Untuk mengetahui kemungkinan ada pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien. Riwayat keluarga yang perlu ditanyakan seperti jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM (Diabetes Militus), hipertensi, epilepsi, lain-lain (Estiwidani dkk, 2008).

c) Riwayat penyakit keluarga

Dikaji dengan penyakit yang menurun dan menular yang dapat mempengaruhi kesehatan akseptor KB. Sehingga dapat diketahui penyakit keturunan misalnya hipertensi, jantung, asma, demam dan apakah dalam keluarga memiliki keturunan kembar, baik dari pihak istri maupun pihak suami (Varney, 2008).

8) Pola kebiasaan sehari-hari

Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebersihan dirinya dan bagaimana pola makanan sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak (Farrer, 2007).

a) Pola Nutrisi

Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien. Dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak pada pasien. b) Pola Eliminasi

(33)

Untuk mengetahui BAB dan BAK beberapa kali sehari warna dan konsistensi.

c) Pola Istirahat

Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa lama ibu tidur pada malam hari.

d) Pola Seksual

Untuk mengkaji berapa frekuensi yang dilakukan akseptor dalam hubungan seksual.

e) Pola Hygiene

Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, kebersihan perawatan tubuh terutama genetalia berapa kali dalam sehari.

f) Aktivitas

Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah atau adanya nyeri akibat penyakit-penyakit yang dialaminya.

9) Data Psikologis

Data pesikososial ini diberikan untuk mengetahui motivasi atau mental pasien (Prawirohardjo, 2005).

b. Data Objektif

Data objektifadalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2004).

1) Pemeriksaan Umum a) Keadaan Umum

Untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan baik, cukup atau kurang (Prihadjo, 2007)

(34)

23

b) Kesadaran

Untuk mengetahui kesadaran ibu apakah composmentis, samnolen atau sopor (Varney, 2004)

c) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuannya. Normalnya 100/80 – 120/80 mmHg (Wartonah, 2006)

d) Suhu

Untuk memastikan bahwa ibu dalam kondisi yang sehat (Saifuddin, 2006). Suhu badan atas / batas normal : 35,5 – 37,50C (Perry, 2005).

e) Respirasi

Untuk mengetahui frekuensi pernapasan pasien yang dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2006). Batas normalnya 12 – 20 x/menit (Perry, 2005).

f) Nadi

Untuk mengetahui nasi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2008). Batas normalnya 69-100 x/menit (Perry, 2005). g) Tinggi badan

Untuk mengetahui tinggi badan pasien (Hidayat, 2008). h) Berat Badan

Untuk mengetahui berat badan pasien karena merupakan salah satu efek samping KB pil (Saifuddin, 2006).

(35)

2) Pemeriksaan Sistematis

Pemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2004), meliputi :

a) Kepala

(1) Rambut : Meliputi warna mudah rontok atau tidak dan kebersihannya.

(2) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah oedema.

(3) Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah muda dan sclera warna putih

(4) Hidung : Bagaimana kebersihannya, ada pengeluaran secret atau tidak

(5) Telinga : Bagaimana kebersihannya, ada serumen atau tidak

(6) Mulut : Ada stomatis atau tidak, keadaan gigi, gusi bedarah atau tidak

b) Leher : Ada atau tidak pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan atau tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe (Nursalam, 2004)

c) Dada dan Axilla : Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak (Nursalam, 2004)

d) Abdomen : Apakah ada luka bekas operasi, ada benjolah atau tidak, ada nyeri atau tidak (Varney, 2004).

(36)

25

Pada kasus spotting adanya nyeri tekan pada sympisis (Wulandari dan Ambarwati, 2010) e) Vulva Vagina : Untuk mengetahui keadaan vulva adakah

tanda-tanda infeksi, varices, pembesaran kelenjar bartolini dan perdarahan (Prihadjo, 2007). Pada kasus spotting terdapat pengeluaran darah dari vagina berupa bercak-bercak (Wulandari dan Ambarwati, 2010). f) Inspekulo : Dilakukan untuk memastikan bahwa darimana

asal perdarahan tersebut (Prihadjo, 2007). Pada kasus spotting ada pengeluaran darah berupa bercak – bercak, warna merah kecoklatan, bau khas darah dari vagina

(Wulandari dan Ambarwati, 2010).

g) Pemeriksaan Dalam : Untuk mengetahui apakah ada nyeri sentuh, adakah benjolah atau tidak (Prihadjo, 2007). Pada kasus tidak dilakukan pemeriksaan dalam.

h) Anus : Apakah ada haemorhoid atau tidak (Prihardjo, 2007).

i) Ekstremitas atas dan bawah

Ada cacat atau tidak oedema atau tidak terdapat varices atau tidak (Prihardjo, 2007).

(37)

3) Pemeriksaan penunjang

Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnose, apabila diperlukan. Misalnya pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan Hb dan Papsmear (Varney, 2004). Pada kasus spotting dilakukan pemeriksaan Hb (Ayatullah, 2010).

Langkah II : Interpretasi Data

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan yang spesifik. Rumus dan diagnose tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan

(Varney, 2004).

a. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2004).

Diagnosa : Ny. .... P...A.... Umur ... tahun, Akseptor KB pil kombinasi dengan spotting.

Data dasar : Data Subyektif :

Ibu mengeluh mengeluarkan darah berupa bercak - bercak darah dari jalan lahir / vagina yang ringan (Saifuddin, 2008)

Data Obyektif :

Menurut Wulandari dan Ambarwati (2010), yaitu : 1) Abdomen : terdapat nyeri tekan pada sympisis

(38)

27

2) Vulva Vagina : terdapat bercak darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah dari jalan lahir

3) Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan pemeriksaan dalam

4) Pemeriksaan inspekulo : ada pengeluaran darah berupa bercak - bercak dari vagina

5) Pemeriksaan Penunjang Hb (Ayatullah, 2010) b. Masalah

Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien (Nursalam, 2004). Masalah yang sering muncul pada ekseptor KB pil yaitu efek samping yang berupa perdarahan bercak-bercak yang berdampak pada psikologi berupa kecemasan dan ketidak nyaman dengan spotting tersebut (Hartanto, 2004).

c. Kebutuhan

Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan analisa data (Varney, 2004). Penjelasan tentang spotting dan penangannya yang jelas, tepat dan cepat pada spotting

(Depkes RI, 2005).

Langkah III : Diagnosa Potensial

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

(39)

sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2004)

Diagnosa potensial pada kasus Akseptor KB pil dengan spotting bukan merupakan kegawat daruratan. Namun apabila spotting terus berlanjut bisa menyebabkan anemia (Saifuddin, 2006).

Langkah IV : Antisipasi / Intervensi

Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa /masalah potensial pada step sebelumnya, bida juga harus merumuskan tindakan emergency/segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2004). Antisipasi pada spotting yaitu diberikan terapi : tablet zat besi yang merupakan suatu suplemen penambah darah untuk mencegah terjadinya anemia (Saifuddin, 2006).

Langkah V : Rencana Tindakan

Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan teat dan nasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya (Varney, 2004). Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan akseptor KB pil dengan spotting menurut Wulandari dan Ambarwati (2010) adalah :

(40)

29

b. Anjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress psikologis c. Berikan KIE personal hygiene terutama daerah kemaluannya d. Berikan dukungan moril

e. Beri terapi zat bsi

f. Berikan KIE tentang gizi seimbang

g. Berikan terapi hormonal yang hanya mengandung progesterone h. Lakukan pemeriksaan darah

Langkah VI : Implementasi

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti diuraikan pada langkah ke 6 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanannya (misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana (Varney, 2007). Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada klien menurut Wulandari (2010), adalah :

a. Memberikan KIE tentang spotting

b. Menganjurkan ibu untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi c. Memberikan KIE personal hygiene terutama daerah kemaluannya. d. Memberikan dukungan moril

e. Memberikan terapi zat besi

f. Memberikan KIE tentang gizi seimbang

(41)

h. Melakukan pemeriksaan darah

Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan atau bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif dalam pelaksanaan (Varney, 2007)

Evaluasi yang ingin dicapai pada ekseptor KB pil dengan spotting ini adalah :

a. Sudah dilakukan terapi dan spotting teratasi

b. Sudah dilakukan pemantauan dan kecemasan ibu teratasi c. KB pil masih digunakan

3. Data Perkembangan S:Subyektif

Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui anamnesa.

O:Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil Hb dirumuskan dalam data focus untuk mendukung asuhan

A: Assement

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu lingkungan identifikasi :

(42)

31

b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera setelah bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah interpretasi data, diagnosa potensial dan intervensi.

P: Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment sebagai langkah rencana tindakan, implementasi dan evaluasi.

C. Landasan Hukum

Standar merupakan landasan berpijak secara normal dan parameter atau alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan klien dan menjamin mutu asuhan yang diberikan. Permenkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 12. Bidan dalam memberikan pelaanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 c, berwenang untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana dan memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom (Kepmenkes, 2010).

D. Informed Consent

Informed Consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh pasien atau walinya yang berhak kepada bidan untuk melakukan tindakan

(43)

kebidanan sesuai kebuthan terhadap pasien sesudah mendapat informasi lengkap dan dipahaminya mengenai tindakan itu.

Informed Consent merupakan butir yang paling penting dalam pemecahan konfliketik. Kalau informed Concent gagal, maka butir selanjutnya baru digunakan secara berurutan sesuai kebutuhan dan telah mencakup segi hukum maupun segi etik. Oleh karena itu, bidan dituntut untuk berbuat yang terbaik untuk pasiennya sesuai kondisi dan kemampuan yang dimilikinya (IBI, 2005).

(44)

33 BAB III METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Studi kasus adalah penelitian yang rinci tentang seseorangatau suatu unit selama kurun waktu tertentu (Notoadmodjo, 2005). Jenis studi kasus ini adalah laporan studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif (Notoadmodjo, 2005). Studi kasus ini dilakukan pada Ny.W P2 A0 Umur 30 tahun akseptor KB Pil kombinasi dengan Spotting menggunakan manajemen kebidanan dengan 7 langkah Varney dan data perkembangan menggunakan SOAP.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana pengambilan kasus dilaksanakan (Notoadmodjo, 2010). Pada kasus ini tempat pengambilan kasus dilakukan di BPM Sri RahayuBendan.

C. Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (Notoadmodjo, 2010). Subjek Studi kasus ini adalah Ny. W P2 A0 umur 30 tahun akseptor KB Pil dengan spotting.

(45)

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus merupakan batas waktu dimana pengambilan kasus diambil (Notoadmodjo, 2010). Pengambilan kasus ini telah dilakukan pada tanggal 22 Februari sampai 3 Maret 2014.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen studi kasus merupakan alat atau fasilitas yang digunakan untuk mendapatkan data (Notoadmodjo, 2010). Pada kasus ini menggunakan instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah dengan menggunakan format asuhan kebidanan Keluarga Berencana dan data perkembangan dengan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah : 1. Data Primer

Data primer adalah materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian (Nursalam, 2004). a. Pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien

secara sistematis menurut Nursalam (2004), dengan cara : 1) Inspeksi

Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan sistematik dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki (Hartanto, 2003). Pada kasus dilakukan pemeriksaan per vaginam, pemeriksaan

(46)

35

konjungtiva, untuk mengetahui kemungkinan adanya anemia dan melihat adanya spotting pada akseptor KB Pil Kombinasi. Pada kasus tidak terjadi anemia

(Wulandari dan Ambarwati, 2010). 2) Palpasi

Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan, jari adalah suatu instrumen yang sensitive dilakukan untuk mengumpulkan data tentang temperatur, turgor, bentuk, kelembaban dan ukuran. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan (Varney, 2004). Pada kasus spotting adanya nyeri tekan pada sympisis

(Wulandari dan Ambarwati, 2010) 3) Perkusi

Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri-kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi yang bertujuan untuk mengidentifikasi, ukuran dan konsisten jaringan. Pada kasus ini perkusi dilakukan pada pemeriksaan reflek patella yang berfungsi untuk mengetahui kesensitifan saraf apakah hipperefleksi atau tidak (Kusmiyati dkk, 2009).

(47)

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaan dilakukan ini dilakukan untuk memeriksa tekanan darah ibu normal atau tidak (Mansjoer, 2005).

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2010). Wawancara dilakukan pada Ny. W P2A0 umur 30 tahun Akseptor KB Pil Kombinasi dengan spotting.

c. Observasi

Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung pada klien selama berkunjung ke lokasi studi kasus (Notoadmodjo, 2005). Untuk memperoleh data objektif penulis melakukan pengamatan langsung pada kasus akseptor KB Pil Kombinasi dengan spotting untuk observasi dapat berupa pemeriksaan umum (pemeriksaan tanda vital, keadaan umum klien), pemeriksaan fisik (pemeriksaan konjungtiva,pengeluaran pervaginam) dan pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan penunjang ini dilakukan pemeriksaan Hb yang dilakukan pada awal kunjungan pada akseptor KB Pil Kombinasi dengan spotting.

(48)

37

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaa fisik atau terapi diperoleh dari keterangan keluarga sama lingkungannya, mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan studi (Notoadmodjo, 2010).

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dan menunjang latar belakang teoritis dari studi penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini mengambil studi kepustakaan dari buku kesehatan terbitan tahun 2004-2012.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini informasi didapat dari data rekam medik di BPS Sri Rahayu Bendan, Banyudono, Boyolali.

G. Alat – alat yang Dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain : 1. Alat dan bahan dalam pengambilan data

a. Format pengkajian pada Akseptor KB b. Buku tulis + Bolpoint

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi a. Timbangan berat badan

(49)

c. Spighmmanometer d. Stetoskop e. Sarung tangan f. Korentang g. Thermometer h. Jam tangan i. Bengkok j. Inspekulo

- Kom berisi kapas sublimat - Bengkok

- Spekulo cocor bebek - Sarung tangan k. 1 set Hb sahli

(50)

39 BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

Tanggal : 22 Februari 2014 Pukul : 16.00 WIB

Tempat : BPM SRI RAHAYU, BENDAN, BANYUDONO 1. PENGKAJIAN DATA

a. Identitas Pasien Identitas Suami 1) Nama : Ny.W Nama Suami : Tn. D 2) Umur : 30 th Umur : 33 th

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Suku : Jawa Suku : Jawa

5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA 6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta 7) Alamat : Bendan RT 06 RW 04, Banyudono

b. Anamnesa (Data Subyektif) 1) Keluhan Utama

Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah yang keluar dari alat kelamin sejak tanggal 16 Februari 2014 dan tidak berhenti sampai saat ini (Selama 6 hari).

(51)

2) Riyawat Perkawinan

Ibu mengatakan status perkawinannya syah, kawin 1 kali, umur 20 tahun, dengan suami umur 24 tahun, lama pernikahan 10 tahun, anak 2 orang.

3) Riwayat Menstruasi

a) Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama kali umur 15 tahun

b) Siklus : Ibu mengatakan siklus menstruasi 30 hari c) Banyaknya : Ibu mengatakan banyaknya menstruasi 2-3

kali ganti pembalut/hari

d) Lama : Ibu mengatakan lama menstruasi 7 hari e) Teratur/tidak : ibu mengatakan menstruasi teratur

f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darah menstruasi encer dan merah segar.

g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri perut saat menstruasi

4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Tgl/th partus Tempat Partus Umur hamil Jenis persalinan Peno long

Anak Nifas Keadaan

anak sekarang Jenis BB PB Kead Laktasi

1 2006 Bidan 8 tahun

Normal Bidan Perem puan 2800 gram 49 cm Baik Ya, selama 2 tahun Hidup 2 2012 Bidan 2 tahun

Normal Bidan Laki-laki 3000 gram 50 cm Baik Ya, selama 2 tahun Hidup

(52)

41

5) Riwayat KB

a) Macam Peserta KB : Lama

b) Metode yang pernah dipakai: Ibu mengatakan hanya menggunakan KB Pil Kombinasi sejak anak pertamanya berumur 1 bulan, lamanya sudah 5 tahun.

c) Keluhan yang dirasakan : Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah sejak 7 hari yang lalu yaitu mulai tanggal 16 Februari 2014.

6) Riwayat Penyakit

a) Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakan sekarang tidak menderita penyakit apapun seperti flu, batuk, dan demam.

b) Riwayat Penyakit Sistematik

1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa berdebar-debar saat beraktifitas dan tidak berkeringat dingin di telapak tangan.

2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit dipingang.

(53)

3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas.

4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk lebih dari 2 minggu, batuk disertai darah, nafsu makan tidak pernah menurun, berat badan tidak pernah turun secara berlebihan.

5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning dimata, ujung kuku dan kulit

6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah merasa menderita penyakit gula dengan gejala sering haus, lapar, dan sering kencing di malam hari dengan frekuensi sering ± 6-7 kali.

7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg dan tidak pernah mengalami sakit kepala yang menetap. 8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang dan

mengeluarkan busa dari mulut.

9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lainnya seperti HIV dan penyakit kelamin seperti sifilis, gonorrhea.

c) Riwayat Penyakit Keluarga 1) Penyakit menurun

(54)

43

Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun pihak suami tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi, DM dan asma.

2) Penyakit menular

Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun pihak suami tidak ada yang mempunyai penyakit menular seperti TBC dan hepatitis.

3) Riwayat Keturunan Kembar

Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.

d) Riwayat Operasi

Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun. 7) Pola Kebiasaan sehari – hari

a) Pola Nutrisi

(1) Makan : Ibu mengatakan makan 3 x/hari, dengan porsi sedang jenis (nasi, sayur bayam, lauk tahu dan ayam dan buah pisang)

(2) Minum : Ibu mengatakan minum ± 8 gelas, jenis berupa air putih 6 gelas dan teh 2 gelas/hari

(55)

b) Pola Eliminasi

(1) BAB : Ibu mengatakan frekuensi BAB 1 x/hari, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan

(2) BAK : Ibu mengatakan BAK sehari 4-5 kali, warna kuning jernih

c) Pola istirahat

(1) Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam (2) Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 7-8

jam. d) Pola Aktivitas

(1) Sebelum spotting : Ibu mengatakan sebelum spotting ibu melakukan pekerjaan rumah sendiri (nyapu, mencuci, masak, membersihkan rumah).

(2) Selama spotting : ibu mengatakan mengurangi pekerjaan rumah.

e) Personal hygiene : ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari, kramas 3 kali seminggu dan ganti pembalut 2 kali sehari.

8) Data psikologis : Ibu merasa cemas karena bercak darah yang keluar dari alat kelaminnya.

(56)

45

c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif) 1) Status Generalis

a) Keadaan Umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis c) Tanda – tanda Vital

(1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg (2) Suhu : 36,50 C (3) Nadi : 82 x/menit (4) Respirasi : 24 x/menit d) BB : 63 kg e) TB : 168 cm 2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala

(1) Rambut : Bersih, warna hitam, tidak berketombe, tidak rontok, tidak kusam

(2) Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat (3) Mata

(a) Oedema : Tidak ada oedema (b) Conjungtiva : warna merah muda (c) Sclera : Warna Putih

(4) Hidung : Bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada benjolan

(57)

(6) Mulut / Gigi/gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada perdarahan pada gusi. b) Leher

(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran (2) Tumor : Tidak ada benjolan

(3) Pembesaran Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran c) Dada dan Axilla

(1) Mammae

(a) Membesar : Pembesaran normal (b) Tumor : Tidak ada benjolan (c) Simetris : Tidak ada benjolan (d) Areola : Warna coklat pekat (e) Putting susu : Menonjol

(f) Kolostrum : Tidak ada kolostrum (2) Axilla

(a) Benjolan : Tidak ada benjolan (b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan

d) Abdomen

(1) Pembesaran uterus : Tidak ada pembesaran uterus (2) Benjolan atau tumor : Tidak ada benjolan

(3) Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan

(58)

47

e) Anogenital

(1) Vulva dan Vagina

(a) Varices : Tidak ada varices (b) Luka : Tidak ada luka (c) Kemerahan : Tidak kemerahan

(d) Nyeri : Tidak terjadi nyeri tekan

(e) Pengeluaran pervaginaan : Perdarahan berupa bercak darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah.

(2) Inspekulo

Tidak ada peradangan pada dinding vagina, portio sedikit membuka, keluar bercak darah warna kecoklatan, bau khas darah.

(3) Pemeriksaan Dalam : Tidak dilakukan (4) Anus

Haemoroid : Tidak ada haemoroid f) Ekstremitas

(1) Varices : Tidak ada varices pada tangan dan kaki

(2) Oedema : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki

(59)

3) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium : Hb : 11 gr%

2. INTERPRETASI DATA Tanggal : 22 Februari 2014 Pukul : 17.00 WIB a. Diagnosa Kebidanan

Ny. W P2 A0 umur 30 tahun Akseptor KB Pil Kombinasi dengan

spotting. Data Dasar : Data Subyektif :

1) Ibu mengatakan berumur 30 tahun

2) Ibu mengatakan pernah melahirkan 2 kali dan belum pernah keguguran.

3) Ibu mengatakan menggunakan kontrasepsi Pil Kombinasi selama 5 tahun

4) Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah dari alat kelamin sejak tanggal 16 Februari 2014 dan belum berhenti sampai sekarang.

Data Obyektif :

1) Keadaan Umum : Baik

2) Kesadaran : Composmetis 3) Tanda – tanda vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Suhu : 36,50 C

(60)

49

Respirasi : 24 x/menit

4) Mata : Conjungtiva berwarna merah muda, sclera berwarna putih.

5) Abdomen : Abdomen tidak ada nyeri tekan pada bagian bawah dan tidak teraba adanya benjolan atau masa.

6) Vulva Vagina : Tampak adanya bercak darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah 7) Inspekulo : Pada kasus spotting terdpat pengeluaran

bercak darah warna kecoklatan dan bau khas darah, dan tidak ada peradangan pada dinding vagina.

8) Pemeriksaan Hb : 11 gr% b. Masalah

Ibu cemas dan tidak nyaman sehubungan dengan bercak darah yang dialaminya.

c. Kebutuhan

Memberikan informasi tentang bercak darah (spotting).tersebut adalah efek samping dari penggunaan KB Pil dan memberikan dukungan moril pada ibu.

3. Diangnosa Potensial Anemia

(61)

4. Antisipasi / Tindakan Segera

Terapi obat untuk menghentikan perdarahan yaitu pil kombinasi 30-35 µg etinilestradiol dengan dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari.

5. Perencanaan

Hari/tanggal : Rabu, 22 Februari Pukul : 17.10 WIB a. Beri tahu ibu tentang hasil pemeriksaan

b. Beri KIE tentang efek samping KB Pil Kombinasi

c. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene terutama pada daerah kemaluannya

d. Beri ibu dukungan moril untuk tidak cemas dengan keadaannya, dan ibu harus tetap menggunakan alat kontrasepsi lain atau tetap menggunakan KB Pil Kombinasi untuk mencegah kehamilan.

e. Beri terapi pil kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol dengan dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari dan anjurkan ibu untuk minum secara teratur.

f. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan, dan beritahu ibu bahwa ada kunjungan 3 hari lagi yaitu pada tanggal 25 Februari 2014. 6. Implementasi / Pelaksanaan

Tanggal :22 Februari 2014 Pukul : 17.15 WIB a. Memberikan informasi bahwa bercak darah (spotting) merupakan

perdarahan yang ringan karena merupakan efek samping akibat dari pemakaian KB Pil Kombinasi dan keadaan ibu masih baik, terdapat bercak darah pada alat kelamin.

(62)

51

b. Memberikan KIE tentang efek samping KB Pil Kombinas antara lain terjadi spotting, amenorrhea, dan penambahan berat badan.

c. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluannya, dengan cara cebok dari depan belakang, ganti pembalut minimal 3 kali/hari, ganti celana dalam 3 kali/hari, khususnya pada kasus spotting manfaatnya yaitu untuk mencegah terjadinya infeksi dan agar spotting tidak bertambah parah dan cepat sembuh. d. Memberikan dukungan moril pada bu agar tidak cemas karena spotting

tersebut dapat diatasi, meyakinkan pada akseptor akan kesembuhan dirinya adan agar ibu tetap menggunakan KB Pil kombinasi.

e. Memberi ibu terapi pil kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol dengan dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari dan menganjurkan untuk minum secara teratur.

f. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang bila ada keluhan atau setelah obat habis dan memberitahu ibu bahwa akan ada kunjungan rumah 3 hari lagi yaitu pada tanggal 25 Februari 2014.

7. Evaluasi

Tanggal :22Februari 2014 Pukul : 18.00 WIB

a. Ibu mengerti dan memahami bahwa keadaan yang dialami merupakan salah satu efek samping dari penggunaan KB Pil Kombinasi dan keadaan ibu baik.

(63)

c. Ibu bersedia melakukan anjuran serta nasehat yang diberikan. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan.

d. Ibu sudah merasa tenang dan tidak cemas lagi dengan kedaannya. e. Ibu telah diberikan pil kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol dengan

dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari dan bersedia meminumnya. f. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan dan

(64)

53 DATA PERKEMBANGAN I ( Kunjungan Rumah ) Tanggal : 25 Februari 2014 Pukul : 13.30 WIB Tempat : Bendan RT 06 RW 04 S : Subyektif

1. Ibu mengatakan setelah minum obat secara teratur bercak darah sudah mulai berkurang dan ibu masih menggunakan pembalut 2 kali sehari.

2. Ibu mengatakan sampai sekarang masih takut melakukan hubungan seksual dengan suaminya, karena keluar bercak darah dari alat kelamin.

3. Ibu mengatakan masih minum obat dari bidan. O : Obyektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : composmentis 3. Tanda – tanda Vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg Suhu : 36,70 C

Nadi : 83 x/menit

Respirasi : 21 x/menit

4. Mata : conjungtiva berwarna merah muda, sclera berwarna putih

5. Vulva vagina : Tampak adanya bercak darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah.

(65)

A : Assesment

Ny. W P2 A0 umur 30 tahun Akseptor KB Pil Kombinasi dengan spotting.

P : Planning

Tanggal :25 Februari 2014 Pukul : 13.55 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, bahwa ibu masih mengalami spotting

2. Memberikan dukungan mental pada ibu agar tidak cemas karena spotting tersebut dapat diatasi, meyakinkan pada akseptor akan kesembuhan dirinya.

3. Memberikan KIE pada ibu agar makan makanan bergizi dengan menu seimbang, yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, protein, mineral, vitamin, lemak, dan cairan, dapat diperoleh dari : karbohidrat (nasi, singkong, kentang), protein (tempe, tahu, telor, ikan, dan daging), mineral (brokoli, madu, susu, kacang-kacangan), vitamin (wortel, tomat, kangkung, sawi), lemak (keju, alpukat, labu), cairan (air).

4. Menganjurkan pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh terutama daerah kemaluannya dengna cara cebok dari depan kearah belakang, mengganti pembalut minimal 3 kali/hari, dan mengganti celana dalam minimal 3 kali/hari.

5. Menganjurkan pada ibu untuk minum obat dari bidan secara teratur, dan periksa ulang ke bidan jika obat habis.

6. Memberitahu pada ibu bahwa sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu sampai bercak darah berhenti.

Referensi

Dokumen terkait

Perang Dunia II di bidang kemiliteran untuk mengalokasikan Perang Dunia II di bidang kemiliteran untuk mengalokasikan perlengkapan senjata yang serba terbatas, karena perang

Puji syukur kepada Tuhan karena atas kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul; “ANALISIS LIMBAH DAN JEJAK NITROGEN

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan diskusi teman sejawat melalui pembelajaran di kelas, dampak penerapan diskusi teman sejawat

Pemberian motif batik yang berbeda antara tampilan dalam dan luar ini bertujuan untuk memberi pilihan motif kepada konsumen agar bisa digunakan secara bergantian sesuai

Berdasarkan latar belakang adanya kekeliruan mengenai istilah anak luar kawin di masyarakat beserta implikasinya dalam pembagian warisan dalam suatu keluarga

dan Program guna memenuhi Proyek Akhir Arsitektur (PAA 67) yang berjudul ―Sekolah Tinggi Animasi di Jatinangor‖ yang merupakan salah satu persyaratan kelengkapan studi S1

Gedung yang akan dikondisikan memiliki 7 lantai, perhitungan beban pendinginan dilakukan pada setiap lantai, total perhitungan beban pendinganan digunakan untuk menentukan kapasitas