• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Manajemen Kebidanan

Dalam dokumen ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. M DENGAN (Halaman 32-51)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Teori Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan yaitu sesuatu pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penernuan-penemuan ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada pasien

(Varney, 2004).

Proses manajemen menurut Varney ada 7 langkah dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.

1. Langkah I: PENGKAJIAN

Pengkajian adalah langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien (Varney, 2004).

Tahap awal dari proses manajemen kebidanan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien

(Nursalam, 2005).

Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang pasien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien yang meliputi:

a. Data Subyektif

Adalah data yang didapat dari pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosa (Muslihatun, 2009).

Data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2001), meliputi:

1) Biodata

a) Nama bayi : Untuk mengetahui identitas bayi dan memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar bayi yang dimaksud.

b) Umur bayi : Untuk mengetahui umur bayi yang nantinya disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan.

c) Tanggal/jam lahir : Untuk mengetahui kapan bayi lahir di sesuaikan dengan hari perkiraan lahir.

d) Nama ayah/ibu : Untuk mengetahui identitas orang tua bayi. e) Umur : Untuk mengetahui faktor-faktor resiko dari

tingkat kesuburan (Nursalam, 2001). Umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dapat menyebabkan bayi BBLR (Surasmi, 2003).

f) Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor pembawaan ras. g) Agama : Untuk memberikan motivasi kepada

keluarganya sesuai dengan agamanya.

h) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu yang nantinya penting dalam memberikan KIE perawatan bayi.

i) Pekerjaan : Untuk mengetahui gambaran keadaan sosial ekonomi berhubungan dengan kemampuan dalam mencukupi kebutuhan nutrisi (Nursalam, 2001). Faktor bekerja terlalu berat bisa mengakibatkan bayi BBLR

(Surasmi, 2003).

j) Alamat : Untuk mendapatkan gambaran tentang tempat dimana pasien tinggal.

2) Keluhan utama

Keluhan utama adalah keluhan yang harus yang harus dinyatakan dengan singkat dan menggunakan bahasa yang dipakai si pemberi keterangan (Varney, 2004).

3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Menurut Nursalam, 2001 yaitu :

a) kehamilan : Adanya gangguan seperti muntah-muntah berlebihan,Hipertensi, perdarahan pada kehamilan. b) Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm, pre term, atau

postterm, ada perdarahan waktu persalinan, ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan. c) Nifas : Apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi dan

bagaimana proses laktasinya. 4) Riwayat Kehamilan Sekarang

a) Pemeriksaan Antenatal

Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak, ada keluhan atau tidak, penyuluhan apa yang pernah didapat, imunisasi TT berapa kali, HPHT, HPL, golongan darah ayah dan golongan darah ibu (Varney, 2004).

b) Riwayat Penyakit Kehamilan

Untuk mengetahui adanya penyakit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, misalnya ibu tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, preeklamsia, eklamsia, hipertensi, TBC, diabetes mellitus, ginjal dan asma (Saifuddin, 2002). Karena ibu dengan

penyakit Pre eklamsi/eklamsi, hipertensi, jantung resiko terjadi bayi dengan BBLR (Surasmi, 2003).

c) Kebiasaan Ibu Waktu Hamil

Untuk mengetahui kebiasaan ibu rneliputi pola makan apakah bergizi dan tinggi protein atau tidak, minum obat-obatan dari bidan atau tidak, minum jamu atau tidak, apakah ibu merokok atau tidak dan lain-lain (Varney, 2004). Untuk mengetahui obat-batan apa yang dikonsumsi ibu dan apakah ibu mempunyai kebiasaan merokok (Prawirohardjo, 2006). Ibu dengan kebiasaan merokok akan terjadi resiko bayi dengan BBLR (Surasmi, 2003).

d) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-sehari, (1) Personal hygiene

Berapa kali ibu mandi dan ganti baju, gosok gigi dan keramas dalam sehari (Varney, 2004).

(2) Pola nutrisi

Dikaji untuk mengetahui makanan yang biasa dikomsumsi dan porsi makan dalam sehari serta ada pantangan atau tidak. Kurangnya asupan nutrisi selama kehamilan bisa mengakibatkan bayi BBLR (Surasmi, 2003).

(3) Pola aktivitas dan istirahat

Dikaji untuk mengetahui aktifitas sehari-hari dan kebiasaan istirahat pasien. Aktivitas bekerja terlalu berat (seperti Buruh pabrik), bisa mengakibatkan bayi dengan BBLR

(4) Pola eliminasi

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK (Surasmi, 2003).

(5) Riwayat Persalinan Sekarang

Untuk mengetahui jenis persalinan, penolong persalinan, lama persalinan dari kala I sampai kala IV, keadaan anak, jumlah air ketuban dan komplikasi persalinan (Varney, 2004).

b. Data obyektif

Data yang dapat diobervasi dan diukur, informasi tersebut biasanya diperoleh melalui "sense" 25 (sigh, smell) dan HT (hearing and touchatau teiste), selama pemeriksaan fisik (Nursalam, 2005).

1) Pemeriksaan khusus

Dilakukan dengan menghitung nilai Apgar Score pada menit pertama,kelima dan kesepuluh. Bahan penilaian adalah frekuensi denyut jantung, usaha nafas, tonus otot, warna kulit dan reaksi terhadap rangsang (Wiknjosastro, 2005).

Tabel 2.2 Cara Menilai Apgar Score Pada Bayi Baru Lahir

No Tanda Nilai

0 1 2

l. Warna kulit Pucat Badan merah Seluruh tubuh Ekstremitas biru kemerah-merahan 2. Frekuensi Tidak ada < 100 kali/menit > 100 kali/menit 3. Reaksi Tidak ada Sedikit gerakan mimik Batuk bersin 4. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas sedikit fleksi Gerakan aktif 5. Usaha nafas Tidak ada Lemah/tidak teratur Baik, menangis

Interpretasi :

Nilai 1-3 asfiksia berat; Nilai 4-6 asfiksia sedang;

Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal). 2) Pemeriksaan Umum

a) Untuk mengetahui keadaan umum bayi meliputi tingkat kesadaran (sadar penuh, apatis, gelisah, koma) gerakan ekstrim dan ketegangan otot (Saifuddin, 2002).

b) Untuk mengetahui tanda-tanda vital (TTV), meliputi: (1) Suhu

Pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui rectal, axilla dan oral yang digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh yang dapat digunakan untuk membantu menentukan diagnosis dini suatu penyakit (Hidayat, 2005). Suhu tubuh normal bayi baru lahir berkisar 36,5°C - 37,5°C (Saifuddin, 2002).Pada bayi dengan BBLR suhu tubuh berkisar 34°C - 37° C (Wiknjosastro, 2005).

(2) Pernafasan (Respirasi Rate)

Pada pernafasan normal perut dan dada bergerak hampir bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu inspirasi maupun ekspirasi. Gerak pernafasan bayi normal 30 - 50 kali permenit (Saifuddin, 2002).

Pada bayi dengan BBLR frekuensi pernafasan pada hari pertama 40- 50 x/menit sedangkan pada hari-hari berikutnya 35 - 45 x/menit (Wiknjosastro, 2005).

(3) Denyut jantung

Penilaian frekuensi denyut jantung secara normal pada bayi baru lahir antara 120 - 160 x/menit. Pada bayi BBLR denyut jantung berkisar 100 - 140 x/menit (Hidayat, 2005).

3) Pemeriksaan Fisik Sistematis

a) Kepala : Yang perlu dikaji rambut tipis dan halus, sutura tengkorak dan fontanel melebar :penonjolan fontanel karena ketidakadekuatanpertumbuhan tulang mungkin terlihat. Cacat bawaan(mycrocepalus, hydrocepalus, dan lain-lain),trauma jalan lahir. Kepala kecil dengan dahi menonjol, kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial(Sarwono, 2002).

b) Rambut : Rambut yang tumbuh adalah rambut lanugo adalah rambut imatur yang halus, lunak dan sering menutupi kulit, kepala, dahi dan muka (Nursalam, 2001).

c) Muka : Pals muka, tanda-tanda dismorfik, seperti lipatan epkantus, jarak mata yang lebar, adanya kelainan bentuk, kelainan letak, trauma(Sarwono, 2002).

d) Mata : Adakah kotoran di mata, ikterik di sclera dan merah di konjungtiva (Nursalam, 2001). Pelebaran tampilan mata (dihubungkan dengan hipoksia in utero kronis), kemungkinan cacat bawaan (mikroftalmia, katarak, dan lain-lain). Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding konjungtiva

(Sarwono, 2002).

e) Hidung : Batang hidung cekung, hidung pendek mencuat, tanda-tanda distres pernafasan mungkin ada, khususnya pada adanya sindrom aspirasi mekonium, mucus mungkin hijau pekat, pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir (Sarwono, 2002)

f) Telinga : Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi terkejut/menangis dalam reaksi terhadap bunyi yang keras (Varney, 2004).Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan, bentuk/simetris, letaknya, pendengaran, cacat bawaan, dan lain-lain (Sarwono,2002).

g) Mulut : Pada BBLR bibir atas tipis, dagu maju, refleks menelan dan menghisap yang lemah, mukosa mulut (kotor, bersih), ada lendir atau tidak(Sarwono, 2002).

h) Leher : Adakah pembesaran kelenjar thyroid, adakah keretakan pada clavicula (normal: rata atautanpa gumpalan disepanjang tulang simetris) (Varney, 2004).

i) Dada : Bentuk pembesaran dada,frekuensi bunyi jantung, adakah kelainan (Markum, 2001). j) Abdomen : Adakah pembesaran pada hepar, lien dan

ginjal (Markum, 2001). k) Tali pusat : Adakahperdarahan atau tidak

(Nursalam, 2001).

l) Kulit : Pada BBLR Adakah lanugo sedikit atau berlebih, apakah kulit lembab atau hangat ketika disentuh, adakah pengelupasan pada kulit (Varney, 2004).

m)Genetalia : Jika laki-laki apakah testis sudah turun pada skrotum, jika perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia minora (Varney, 2004). Pada BBLR testis belum turun pada skrotum dan labia mayora belum menutupi labia minora (Surasmi, 2003).

n) Ekstremitas : Adakahkelainansepertipolidaktiliatau

sinidaktili, adakah tulang yang retak misalnya clavicula (Varney, 2004),

o) Tulang punggung : Adakahkerusakanyang terlihatmisalnya massa, lekuk atau tonjolan (Varney, 2004).

p) Anus : Adakah lubang atau saluran genitourinasi (Varney, 2004).

4) Pemeriksaan Reflek

a) Reflek Moro :Rangsanganmendadakyangmenyebabkanlengan terangkat ke atas dan ke bawah terkejut dan relaksasidengan cepat

(Wiknjosastro, 2005). Pada BBLR reflek moro positif tangan bayi dapat menggenggam (Wiknjosastro, 2005).

b) Reflek Rooting : Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi (Saifudin, 2002). Pada kasus BBLR reflek rooting positif (mulut bayi mencari puting susu) (Wiknjosastro, 2005).

c) Reflek Sucking : Terjadi apabila terdapat pada penyentuh bibir, yang disertai reflek menelan

(Saifuddin, 2002). pada bayi prematur reflek menghisap dan menelan belum sempurna (Hasan, 2002).

d) Reflek Plantar : Jari-jari kaki bayi akan melekuk ke bawah bila jari diletakkan di dasar jari-jari kakinya.Pada BBLR reflek plantar lemah (Strigh, 2004). e) Reflek Tonick Neck : Bayi melakukan perubahanposisibila

kepala diputar ke satu sisi. Normalnya reflek ini tidak terjadi setiap kali kepala diputar tampak kira-kira pada umur 2 bulan dan menghilang pada umur 6 bulan

(Hidayat, 2005). Pada kasus BBLR reflek tonick leher lemah (Wiknjosastro, 2005). f) Reflek Palmar : Jari bayi melekuk di sekeliling berada pada

menggenggamnya seketika bila jari diletakkan di telapak tangan (Strigh, 2004). Pada kasus BBLR reflek palmar lemah

(Wiknjosastro, 2005). 5) Pemeriksaan Antropometri

a) Lingkar Kepala : Normal pada bayi baru lahir antara 33 - 35 cm (Hidayat, 2005). Pada kasus BBLR biasanya lingkar kepala bayi kurang dari 33 cm

(Kosim, 2003).

b) Lingkar dada : Normal pada bayi baru lahir antara 30 -33 cm (Hidayat, 2005).Pada kasus BBLR biasanya lingkar dada bayi kurang dari 30 cm

c) Panjang badan : Untuk mengetahui pertambahan panjang badan bayi normal 45 cm sampai 55 cm

(Bobak, 2004).Pada kasus BBLR biasanya panjang badan bayi kurang dari 45 cm (Surasmi, 2003).

d) Berat badan : Untuk mengetahui pertambahan berat badan bayi normal 2500 gram sampai 3500 gram (Hidayat, 2005).Pada kasus BBLR biasanya berat badan bayi kurang dari 2500 gram (Surasmi, 2003).

6) Pola Eliminasi

Untuk mengetahui fungsi sistem pencernaan dan metabolisme tubuh meliputi BAB dan BAK:

a) Urine : Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah setelah 8 jam kelahiran urinekeluarkarena ketidakmampuan untuk melarutkan ekskresi dalam urine (Surasmi, 2003).

b) Mekonium : Pada umumnya mekonium keluar pada 24 jam pertama setelah kelahiran, dan pada saat mengecek anus berlubang atau tidak (Hidayat, 2005).

7) Data Penunjang

Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah dengan pemeriksaan golongan darah, test Hemoglobin (HB) dan Ultrasonografi (USG) (Doengoes, 2001).

2. Langkah II: INTERPRESTASI DATA

Pada langkah interpretasi data ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dengan kebutuhan klien (Varney, 2004). a. Diagnosa Kebidanan

Adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2004).

Diagnosa:

Bayi Ny. X umur 1 jam dengan Berat Badan Lahir Rendah. DS :

1) Ibu mengatakan anaknya lahir pada tanggal... pukul...

2) Ibu mengatakan anaknya lahir dengan berat badannya kurang 3) Ibu mengatakan saat anaknya lahir menangis dengan keras/ kuat DO: 1) KU : Baik. 2) TTV : Suhu (S) : 36 °C Nadi (N) : 110 x/menit Respirasi (R) : 40 x/menit 3) Antopometri :

Berat badan kurang dari 2500 gram. Panjang badan kurang dari 45cm. Lingkar kepala kurang dari 33 cm. Lingkar dada kurang dari 30 cm.

5) Reflek

Menurut Stright (2004), reflek-reflek pada bayi berat badan lahir rendah yaitu :

a) Reflek Moro : Respon asimetris terlihat pada cedera saraf perifer atau fraktur lengan atau kaki. Tidak ada respon terjadi pada kasus-kasus cedera saraf perifer yang berat.

b) Reflek Rooting : Respon yang lemah, tidak pada BBLR, penurunan atau cedera neurologis.

c) Reflek Sucking : Respon yang lemah pada BBLR, muntah, batuk atau regurgitasi akan dapat terjadi kemungkinan berhubungan dengan sianosis sekunder karena prematuritas.

d) Reflek Plantar : Respon yang berkurang terjadi pada BBLR. Tidak ada respon terjadi pada defisit neurologis yang berat.

e) Reflek Palmar : Respon ini berkurang pada BBLR. Tidak ada respon terjadi pada defisit neurologis yang berat.

f) Reflek Tonick neck : Respon persisten setelah bulan ke empat dapat menandakan cedera neurologis. Respon menetap tampak pada cedera SSP dan gangguan neurologis.

b. Masalah

Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau menyertai diagnosa (Varney, 2004).

Masalah yang umumnya muncul pada bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah adalah suhu tubuh yang rendah, belum sempurnanya reflek menghisap (Kosim, 2003).

c. Kebutuhan

Adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belmn teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data (Varney, 2004).Kebutuhan yang diberikan pada bayi dengan BBLR yaitu dengan menjaga lingkungan nyaman dan hangat, pemenuhan nutrisi (Saifuddin, 2002).

3. Langkah III : DIAGNOSA POTENSIAL

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan kritis pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah masalah-masalah yang spesifik (Varney, 2004).Pada kasus bayi BBLR, kemungkinan yang dapat terjadi adalah Hipotermi (Surasmi, 2003).

4. Langkah IV : ANTISIPASI

Langkah ini bila ada kegawatan maka bidan harus bertindak segera dan menentukan bentuk kolaborasi yang paling tepat untuk keselamatan pasien. Antisipasi yang dilakukan adalah: hindari kehilangan panas dengan metode Kanguru, periksa bayi dan hitung nafas dalam semenit, ukur suhu axilla, menganjurkan ibu mulai menyusui bayinya. Bayi dengan berat badan

kurang dari 2000 gram dirawat dalam inkubator dengan suhu 35° C dan untuk berat badan 2000- 2500 gram dengan suhu 34° C dapat diturunkan 1° C per minggu (Wiknjosastro, 2005).

5. Langkah V : PERENCANAAN

Adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah atau kebutuhan pasien. Berfungsi untuk menuntun perawatan yang diberikan kepada pasien sehingga tercapai tujuan dan hasil yang optimal atau diharapkan (Varney, 2004). Menurut Saifuddin (2002), rencana asuhan pada bayi dengan BBLR meliputi:

a. Observasi Keadaan Umum dan Vital Sign . b. Pertahankan suhu dengan ketat.

c. Penimbangan ketat.

d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi. e. Pemeriksaan Reflek.

f. Perawatan Tali pusat. g. Observasi BAB dan BAK.

h. Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak.

6. Langkah VI : IMPLEMENTASI

Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh dari perencanaan (Varney, 2004).

Petaksanaan asuhan ini bisa dilakukan oleh klien atau tenaga kesehatan lainnya. Menurut Saifuddin (2002), pelaksanaan asuhan pada bayi BBLR adalah disesuaikan dengan rencana tindakan, yang meliputi :

a. Melakukan Observasi Keadaan Umum dan Vital Sign. b. Mempertahankan suhu dengan ketat.

c. Melakukan penimbangan ketat. d. Memenuhi kebutuhan nutrisi. e. Melakukan pemeriksaan Reflek. f. Merawat tali pusat.

g. Melakukan observasi BAB dan BAK.

h. Melakukan Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak. 7. Langkah VII : EVALUASI

Merupakan langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari rencana asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2004).

Menurut Saifudin (2002) setelah dilakukan asuhan, hasilnya adalah : a. Keadaan umum bayi baik.

b. Vital sign bayi normal. c. Bayi tidak hipotermi. d. Peningkatan berat badan. e. Nutrisi bayi terpenuhi. f. Reflek bayi baik.

g. Tali pusat tidak berbau.

h. Bayi sudah BAK dan BAB dalam 24 jam pertama kelahiran. Catatan Perkembangan Pasien

Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badm lahir renpdah dengan SOAP menurut Varney (2004), yaitu:

S : Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa, data Subyektif diperoleh melalui wawancara langsung dengan ibu bayi Ny. M.

O : Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien, hasil laboratorium dan test diagnostik yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I, data Obyektif diperoleh langsung berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi Ny. M.

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.

1. Diagnosa masalah.

2. Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial.

3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter kolaborasi atau rujukan.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan (P) dan evaluasi (E) berdasarkan analisa pada bayi ny. M.

Dalam dokumen ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. M DENGAN (Halaman 32-51)

Dokumen terkait