• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustraka

6. Teori mengenai Kebijakan Dividen

Beberapa teori mengenai kebijakan deviden diantaranya :

a. Dividen Irrelevance

Teori ini menyatakan bahwa pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham.

Seperti yang diungkapkan oleh Modigliani dan Miller yang berpendapat bahwa dalam kondisi keputusan investasi yang given, pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham, Modigliani dan Miller juga berpendapat bahwa nilai perusahaan dibentuk oleh earning power dari asset perusahaan. Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Nanik Sri Utaminingsih (2009:102)

Hal yang penting dari pendapat Modigliani dan Miller adalah bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam kondisi keputusan dana yang given, maka apabila perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham, perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran dividen tersebut. Dengan demikian

kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Dengan demikian apakah laba yang diperoleh dibagikan sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham. Karina Cahyati (2006: 15)

Modigliani dan Miller dalam Warsono (2003: 284) berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai efek terhadap harga saham perusahaan. Argumen inilah yang dikatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan. Modigliani dan Miller menyatakan bahwa apabila

pembayaran dividen dinaikkan, maka perusahaan dapat

mengimbanginya dengan cara mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran dividen tersebut. Lebih lanjut bahwa Modigliani dan Miller mempunyai alasan bahwa nilai suatu perusahaan dibentuk oleh earning power dan tingkat risiko asset perusahaan.

b. Bird-in-The Hand Theory

Gordon dan Lintner dalam Brigham dan Houston (2001: 67) berpendapat bahwa ks (modal sendiri) akan turun apabila rasio pembagian dividen dinaikan karena para investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal.

Menurut Modigliani dan Miller dalam Dermawan Syahrial (2008:313) pendapat Gordon dan Lintner merupakan suatu kesalahan, karena akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang

diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir sama.

Teori ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pernyataan yang bertentangan antara Gordon dan Lintner dengan Modigliani dan Miller. Gordon dan Lintner menyatakan bahwa investor lebih menyukai pembayaran dividen daripada capital gain karena pembayaran dividen merupakan penerimaan yang pasti dibandingkan capital gain. Mereka mengkiaskan bahwa satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara.

c. Tax Differential Theory

Dikutip dalam Brigham dan Houston (2001: 67-68) ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dari pada yang tinggi, yaitu : 1. pendapatan dividen dikenakan tarif pajak lebih tinggi dibandingkan dengan tarif pajak keuntungan modal. Oleh karena itu, investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham dan menerima sebagian besar dividen yang dibayarkan) mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. 2. pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual. Karena adanya efek nilai waktu , satu dollar pajak yang dibayarkan dimasa mendatang mempunyai biaya

efektif yang lebih rendah dari pada satu dollar yang dibayarkan hari ini. 3. jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai orang tersebut meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terhutang. Ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal.

Litzenberger dan Ramaswamy dalam Dermawan Sjahrial (2008 :313) berpendapat bahwa apabila dividen dikenai pajak dengan jumlah yang lebih tinggi daripada pajak atas capital gain, pemodal menginginkan agar dividen tersebut dibagikan dalam jumlah kecil dengan maksud untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

Dalam teori ini para investor cenderung lebih menyukai pembayaran dividen yang rendah, karena tarif pajak atas pembagian dividen lebih tinggi daripada pajak atas capital gain.

d. Informatiom Content of Dividend

Beberapa studi empirik yang dikutip dalam awat (1999) dalam Karina Cahyati (2006 :17) Memperlihatkan bahwa harga saham dipasar berubah sesuai dengan perubahan pengumuman dividen. Artinya pengumuman jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham akan menggambarkan suatu informasi mengenai prospek perusahaan tersebut. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian seperti R. Richarson Pett yang sebelumnya diulas oleh Fama, Fisher, Jensen, dan R. Roll. Berubahnya harga saham sesuai dengan perubahan

pengumuman besarnya dividen ini karena adanya isi informasi yang terkandung dalam dividen (the information content of dividen) , dimana besarnya dividen merupakan ukuran harapan pendapatan perusahaan masa mendatang disampaikan kepada investor melalui perubahan dividen. Hal ini dapat dimengerti bahwa sepertinya mustahil suatu

perusahaan mengumumkan untuk menaikkan dividen apabila

prospeknya pada waktu yang akan datang kurang baik.

Hasil studi memperlihatkan bahwa dividen yang besar berpengaruh terhadap harga saham dalam arah yang sama, dalam arti kenaikan dalam dividen akan menghasilkan kenaikan dalam harga saham, dan penurunan dalam dividen akan menghasilkan penurunan dalam harga saham. Dalam responnya, Modigliani dan Miller berargumen bahwa pengaruh ini tidak diakibatkan oleh dividen itu sendiri tetapi lebih disebabkan oleh isi dari informasi dividen dengan tanggapan untuk laba dimasa mendatang. Warsono (2003: 285)

Pada teori ini dapat disimpulkan bahwa besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham mempunyai kandungan informasi yang mencerminkan kondisi suatu perusahaan, karena investor menganggap bahwa tidak mungkin suatu perusahaan menaikkan pembayaran dividen yang dibagikan apabila kondisi perusahaan dalam keadaan tidak baik.

e. Clientele effect

Menurut Dermawan Sjahrial (2008: 314) bahwa banyak kelompok investor dengan berbagai kepentingan. Ada investor yang lebih menyukai memperoleh pendapatan saat ini dalam bentuk dividen seperti hal nya individu yang sudah pensiun sehingga investor ini menghendaki perusahaan untuk membayar dividen yang tinggi. Tetapi ada pula investor yang lebih menyukai untuk menginvestasikan kembali pendapatan mereka, karena kelompok investor ini tidak begitu membutuhkan uang saat ini atau berada dalam tarif pajak yang cukup tinggi.

Teori ini menggambarkan terdapat berbagai kepentingan investor dalam suatu perusahaan, ada investor yang lebih menyukai pembayaran dividen yang tinggi dan adapula investor yang lebih menyukai pembayaran dividen yang rendah karena berada dalam tarif pajak yang tinggi seperti tax differential theory.

Dokumen terkait