PENGARUH
CURRENT RATIO,
ROA, KEBIJAKAN HUTANG DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN
DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK
Oleh:
EVA RAHMAWATI NIM: 107081003221
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGARUH CURRENT RATIO, ROA, KEBIJAKAN HUTANG DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN MENGGUNAKAN
REGRESI LOGISTIK
Oleh:
EVA RAHMAWATI NIM: 107081003221
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
i
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ayah : Kusnadi
2007– 2011 : S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(4 Tahun)Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
ii
2008-2009 : Anggota Kopma (koperasi mahasiswa) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2008-2010 : Bendahara Karang Taruna tingkat kelurahan Duren Mekar
2011-2013 : Anggota Karang Taruna tingkat kecamatan Bojongsari divisi
Hukum dan HAM.
IV. PENGALAMAN BEKERJA
2010 : Tim Sensus Penduduk sebagai pencacah lapangan.
2011 : P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan) Kelurahan Duren Mekar sebagai unit pengelola keuangan.
V. SEMINAR DAN TRAINING
2008 : Peserta Seminar Demokrasi Versus Kesejahteraan Rakyat.
2009 : Peserta Seminar Launching Buku dan Seminar Nasional.
2009 : Peserta Pelatihan Pendidikan Dasar Koperasi ke XIX Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2010 : Peserta Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali (KKSBT) / Magang.
iii ABSTRACT
This study aims to find empirical evidence about the effect of current ratio, roa, debt policy and firm size on dividend policy.
Samples from this study using the 35 companies that go public and listed on the Indonesian Stock Exchange 2007-2009 period taken using purposive sampling method. These variables are then tested using logistic regression at a significance level of 5 percent.
The results showed that the policy of debt and firm size significantly affect the dividend policy, while the current ratio and roa no significant impact on dividend policy in companies listed in Indonesian Stock Exchange.
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh
current ratio, roa, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Sampel dari penelitian ini menggunakan 35 perusahaan yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2009 yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Variabel-variabel tersebut kemudian diuji dengan menggunakan regresi logistic pada tingkat signifikansi 5 persen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan hutang dan ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh pada kebijakan dividen, sedangkan current ratio dan roa tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
v
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, dan memberikan kenikmatan pada seluruh alam ini. Tidak lupa
shalawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, pemimpin dunia yakni Nabi
Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan kita semua sebagai
pengikutnya yang selalu istiqomah hingga akhir zaman.
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan
Penyusunan Skripsi dengan judul “Pengaruh Current Ratio, ROA, Kebijakan Hutang dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen dengan Menggunakan Regresi Logistik” ini dengan baik. Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan sebagai syarat dalam menempuh pendidikan Strata 1 (S1) atau gelar
Sarjana Ekonomi Manajemen pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bahasa yang digunakan maupun sistematika
penulisan, hal tersebut dikarenakan terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh penulis.
Namun berkat bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orangtua tercinta Bapak (Kusnadi) yang telah bekerja keras demi pendidikan
anak-anaknya dan Ibu (Yanti) yang penuh dengan kesabaran dan senantiasa selalu
mendoakan demi kesuksesan ku sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini
tepat pada waktunya, serta adikku yang selalu mengalah demi pendidikanku (Nina
Nurjannah) dan si kecil yang manis (Ade Khoirunisa) yang terkadang menemaniku
vi
2. Ibu. Dr. Hj. Pudji Astuty selaku pembimbing 1 yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam proses penyusunan
skripsi ini.
3. Bapak Herni Ali HT, SE, MM. selaku pembimbing 2 yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam proses
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Prof.Dr. Abdul Hamid, Ms selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
5. Bapak Suhendra, S. Ag, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
6. Kepada pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam bantuan terkait
biaya penyelesaian skripsi ini.
7. Segenap jajaran pengajar atau dosen yang telah memberikan ilmu dan motivasi bagi
penulis yang sangat bermanfaat sebagai bekal menjalani perkembangan zaman dan
seluruh staf karyawan serta perpustakaan, khususnya jurusan Manajemen FEB UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan terbaiknya kepada
para mahasiswa.
8. Untuk Kakek ku tersayang (Alm. Bpk. H. Marjuki) dan nenek ku (Alm. Ibu Kana),
terimakasih atas kasih sayang dan ilmu yang telah kau berikan kepadaku, meskipun
jasadmu telah tiada, tetapi kakek dan nenek tetap hidup dihatiku. Semoga Allah SWT
memeliharamu ditempat yang terbaik dan semoga kakek dan nenek selalu
mendoakan ku. Amin.
9. Untuk nenek ku tercinta (Ibu Ustjh. H. Badriah), terimakasih atas dukungannya baik
berupa moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya. Semoga Allah mengizinkanku untuk membahagiakan mu ibu.
10. Untuk keluarga besar ku, saudara-saudaraku (H. Baihaqi, SPd, M. Husein,
Syaefullah, SAg, Lukmanul Hakim, Zakia Turrahmah, Lindasari), terimakasih atas
vii
11. Untuk sepupuku tersayang (Ade Fathah FT, Budiman Khoir, Ummu Habibah H,
Hikmah Wati Nur H, Badrian Ilham M, Arif Rahman H, Nafisa Khoiriah, Cut Fatia,
Cut Fasihati Azwa, Annas, Raihanu Zaki) terimakasih atas doanya.
12. Untuk Ibu Oyeh dan Bpk. Memed Subahan yang sudah aku anggap seperti orangtua
ku juga, terimakasih atas doanya, banyak pelajaran yang aku dapatkan dari kalian
terutama tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup ini dan bagaimana kita
memaknai kehidupan ini agar kita selalu menjadi orang yang tetap bersyukur dalam
keadaan apapun.
13. Sahabat-sahabat terbaikku (Khoirunnisa, Aztyara Ismadarliani, Dyah Setyowati,
Bayu Diah A, Liza Hertanty, Rizki Maulana, Agus Surahman, Rio Setiawan, Fauzan
Yasmiandi, Andriyani) terimakasih atas support dan bantuannya selama ini.
14. Teman-temanku dirumah (Thian Setiana, SE, Nia Kurniati, Istianah Fauziah, Dewi
Mustika, SPd, Kamil, Rizkiah WS, Ai Rahmawati) terimakasih atas doa dan
dukungannya. Tetap semangat ya menjalani hidup ini.
15. Teman-teman dari keuangan B 2007,yang ga bisa disebut satu persatu semangat ya
semua.
16. Teman-teman manajemen C 2007 terimakasih karena kalian banyak mengajariku
tentang kehidupan dan bagaimana kita harus hidup.
17. Teman-teman Karang Taruna Duren Mekar dan Kecamatan Bojongsari terimakasih
untuk dukungannya.
18. Teman-teman angkatan 2007 Jurusan Manajemen, Semangat Selalu untuk berjuang,
jangan pernah lupa Allah SWT selalu melihat setiap usaha dari umat nya yang mau
berusaha lebih baik. Jangan Menyerah.
19. Untuk calon suamiku tersayang.
20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga ALLAH SWT selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih, dan berharap semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang
viii
bermanfaat menjadi bahan masukan dan tambahan wawasan bagi pembaca pada
umumnya dan rekan-rekan mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri
(UIN) Jakarta pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf apabila
dalam penyajian Skripsi ini terdapat kesalahan dan kekurangan.
Jakarta, Juni 2011
Wassalam,
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
5. Bentuk-Bentuk Dividen... 16
x
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 49
xi
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Rincian Penelitian Terdahulu ... 31
3.1 Daftar Sampel Penelitian Perusahaan yang Membayar Dividen ... 38
3.2 Daftar Sampel Penelitian Perusahaan yang Membayar Tidak Dividen ... 39
4.1 Current Ratio ... 52
4.2 ROA (Return On Asset) ... 54
4.3 DAR (Debt to total Asset Ratio) ... 57
4.4 Ukuran Perusahaan (Ln Total Aset)... 59
4.5 Identifikasi Data ... 61
4.6 Data yang diproses ... 62
4.7 Ketepatan Model Dalam Memprediksi Dividen ... 63
4.8 Ketepatan Model Dalam Memprediksi Dividen ... 64
4.9 Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi ... 65
4.10 Koefisien Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square .... 66
4.11 Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi ... 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
A. Lampiran I Daftar Perusahaan yang Membagikan Dividen ... 80
B. Lampiran II Daftar Perusahaan yang tidak Membagikan Dividen ... 80
C. Lampiran III Data Operasional Variabel ... 81
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Tahun 2008 merupakan tahun yang kelam bagi dunia keuangan
Internasional. Pada tahun ini terjadi krisis keuangan global yang berdampak
pada krisis perekonomian dunia. Hal ini telah mendapat perhatian yang luas
dan serius dari para pemimpin dunia. Usaha-usaha untuk mengatasi krisis telah
dilakukan baik melalui kerja sama bilateral maupun multilateral. Selain itu
juga, setiap negara mengambil kebijakan domestik untuk melakukan
langkah-langkah antisipatif dalam negeri untuk mengatasi dampak krisis keuangan
global.
Krisis keuangan global bermula dari kredit macet pada sektor perumahan
dan neraca keuangan Amerika Serikat yang tidak stabil akibat defisit yang
terus menerus meningkat. Sektor perumahan Amerika Serikat yang lebih
mengutamakan pihak ketiga atau seringkali disebut subprime mortgage tidak
dapat dikendalikan dengan baik, yang berakibat pada kredit macet.
Kredit macet tersebut kemudian mempengaruhi fondasi lembaga otoritas
keuangan yang berakibat pada krisis keuangan. Mengingat Amerika Serikat
memiliki jaringan perekonomian yang kuat di dunia, menurunnya keuangan
Amerika Serikat berakibat pada menurunnya kemampuan keuangan di dunia
membagikan dividen, hal ini dikarenakan terjadinya penurunan laba yang
dialami oleh perusahaan.
Perusahaan akan berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh
keuntungan atau laba. Menurut Dermawan Sjahrial (2008:305) Laba ini terdiri
dari laba yang ditahan dan laba yang dibagikan. Pada tahap selanjutnya laba
yang ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk
pembiayaan pertumbuhan perusahaan. Makin besar pertumbuhan perusahaan
yang berasal dari : laba yang ditahan ditambah penyusutan aktiva tetap, maka
makin besar posisi finansial perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang
diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa
dividen. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan itulah
yang merupakan kebijakan dividen dari pimpinan perusahaan.
Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi stratejik yang berkaitan
dengan pengelolaan keuangan. Pengelolaan ini ditujukan agar perusahaan
mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Pengelolaan kinerja diserahkan
kepada manajer keuangan sehingga manajer keuangan berusaha mengelola
asset finansial perusahaan dengan menitik beratkan pada tiga keputusan, seperti
yang dikutip dalam Arief Sugiono (2009:5) keputusan tersebut terdiri dari :
keputusan financial (financial decision), keputusan investasi (investment
decision), dan kebijakan dividen (dividend policy). Manajer keuangan berusaha
mewujudkan kedua tujuan perusahaan dengan menggunakan ketiga keputusan
Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam
perusahaan, yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi
baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari
selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dalam
hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya
menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas
dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan
sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya
kedalam perusahaan. Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen
dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan, antara lain : perlunya
menahan sebagian laba untuk reinvestasi yang mungkin lebih menguntungkan,
kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham,
target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor
lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen (Brigham, 2005) dalam
Suwendra_Kumar (2007 : 10).
Dari sisi investor , dividen merupakan salah satu penyebab timbulnya
motivasi investor menanamkan dananya di pasar modal. Investor lebih
menyukai dividen daripada capital gain (farikh Rahman, 2006) dalam
(Muhammad Wahyudin 2010:4), alasannya adalah dividen merupakan
penerimaan yang lebih pasti dibanding dengan capital gain. Mereka
menganggap bahwa dividen sekarang lebih berharga dari capital gain yang
diterima dikemudian hari. Karena informasi yang dimiliki investor di pasar
sinyal untuk mengetahui performance perusahaan, sehingga perusahaan sering
menggunakan pengumuman dividen untuk menaikkan harga saham dari sisi
emiten. Sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang
dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar
dividen dibandingkan dengan laba ditahan atau justru sebaliknya. Apabila
proporsi keuntungan yang dibagikan sebagai dividen lebih besar dari laba
ditahan, akibatnya adalah dana internal yang dimiliki perusahaan turun dan
perusahaan perlu mencari dana dari luar perusahaan bila perusahaan ingin
melakukan ekspansi. Penentuan pembagian pendapatan antara penggunaan
pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen
atau untuk digunakan didalam perusahaan disebut dengan politik dividen atau
kebijakan dividen.
Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang
berkepentingan dan saling bertentangan, seperti yang dikutip (Susana dan
Fathan, 2006) dalam Nuha (2008 : 2) yaitu kepentingan para pemegang saham
dengan dividennya, kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya, dan juga
kepentingan bondholder yang dapat mempengaruhi besarnya dividen kas yang
dibayarkan. Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung
pada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan
pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Kebijakan dividen
atau keputusan dividen pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan
yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan
Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang
saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari
informasi yang dikeluarkan perusahaan. Melalui kebijakan ini perusahaan
memberikan sebagian keuntungan bersih kepada pemegang saham secara tunai
(Brigham dan Houston, 2001) dalam Kartika Nuringsih (2005, vol.2 : 104).
Keputusan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi dalam jangka
panjang dan bukan pemegang saham yang berorientasi pada capital gain.
Berkaitan dengan tujuan tersebut, perusahaan berusaha meningkatkan
pembayaran dividen dari tahun ke tahun agar kesejahteraan pemegang saham
juga mengalami peningkatan. Tetapi dalam prakteknya sering terjadi hambatan
seperti terjadinya penurunan profitabilitas, keharusan membayar bunga, atau
terbukanya kesempatan investasi yang menguntungkan menyebabkan pihak
manajemen membatasi pembayaran dividen. Logika ini disebabkan keuntungan
akan dialokasikan pada laba ditahan sebagai sumber dana internal. Kondisi ini
menyebabkan harapan pemegang saham terhadap dividen tinggi menjadi
pudar. Meskipun demikian, pihak manajemen menghindari terjadi pemotongan
dividen (dividend cut) atau paling tidak membayar dividen secara tetap.
(Donalson, 1961 dikutip dalam Brigham, Gapensky dan Davel, 1999) dalam
Kartika Nuringsih (2005, vol.2 : 104).
Laba atau tingkat keuntungan merupakan hal yang penting bagi perusahaan,
karena dengan adanya keuntungan perusaahaan dapat terus bertumbuh dan
pihak investor, perusahaan berkepentingan untuk menjaga kelangsungan
hidupnya. Perusahaan berkepentingan untuk meningkatkan laba untuk
pertumbuhan perusahaan. Sementara bagi investor, mereka berkehendak atas
pembagian laba yang diperoleh (dividen). Perusahaan harus bisa mengambil
kebijakan yang tepat bagi perusahaan agar terpenuhinya kebutuhan dana,
sedangkan bagi investor memperoleh apa yang diinginkan.
Berbagai informasi mengenai dividen sangat penting, baik bagi perusahaan
maupun investor, seperti yang dikemukakan oleh Saxena (1999: p.3) dalam
Fira Puspita (2009 : 1) bahwa isu tentang dividen sangat penting dengan
berbagai alasan, antara lain : pertama, perusahaan menggunakan dividen
sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor
sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan dimasa
yang akan datang. Kedua, dividen memegang peranan penting pada struktur
permodalan perusahaan.
Disamping itu, dividen juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut
Dermawan Sjahrial (2008 : 305) yang menyatakan bahwa ada beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, diantaranya posisi likuiditas
perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, rencana perluasan usaha,
dan pengawasan terhadap perusahaan.
Kartika Nuriningsih (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan
sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1995
sampai dengan 1996. Penelitian tersebut mengungkapkan adanya hubungan
ukuran perusahaan dengan kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel
kebijakan hutang memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan, variabel
ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan, dan variabel
ROA memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
Mengacu pada penelitian sebelumnya, penelitian Jensen, Solberg dan Zorn
(1992) dalam Kartika Nuringsih (2004:130) menemukan bahwa pengaruh
negatif atau efek substitusi antara hutang terhadap dividen. Pada penggunaan
hutang yang tinggi perusahaan cenderung menghemat dividen sehingga
dipergunakan untuk peluasan hutang. Penelitian Jensen, Solberg dan Zorn
(1992) dalam Kartika Nuringsih (2005:106), menemukan bahwa pada tingkat
profitabilitas yang tinggi perusahaan cenderung menahan dividen agar
memiliki sumber dana internal yang tinggi. Variabel ROA sebagai proksi
profitabilitas yang digunakan sebagai variabel independen dalam menetapkan
kebijakan dividen. Variabel Firm size merupakan ukuran perusahaan, yang
mana perusahaan memiliki asset besar lebih mudah memasuki pasar modal
sehingga untuk menjaga reputasi, mereka akan membagikan dividen dalam
jumlah besar.
Berdasarkan latar belakang masalah mengenai kebijakan dividen peneliti
tertarik untuk meneliti kebijakan dividen dengan menggunakan variabel bebas
yang mempengaruhi kebijakan dividen berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya yang diteliti oleh Kartika Nuringsih (2005). Penelitian ini
Kebijakan Hutang, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen”. Adapun perbedaan penelitian terletak pada metode analisis yang
digunakan, pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah regresi
logistik karena motif dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model
bagi penentuan kebijakan dividen dengan memasukan faktor yang
mempengaruhinya yaitu current ratio, ROA, kebijakan hutang dan ukuran
perusahaan sebagai variabel independen dan variabel dependen terdiri dari 2
kategori diantaranya (0) sebagai perusahaan yang tidak membayar dividen dan
(1) sebagai perusahaan yang membayar dividen.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
non keuangan yang go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak dipilih
karena kebijakan pada perusahaan non keuangan disesuaikan dengan kebijakan
dari pemerintah, sehingga hanya perusahaan non keuangan yang go publik dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dipilih dalam penelitian ini.
Untuk membatasi masalah agar tidak terlalu luas pembahasannya maka
penulis membatasi masalah pada variabel independen yang digunakan untuk
menganalisa kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan non keuangan
yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari current
ratio, ROA, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan. Dan
perusahaan-perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan yang memiliki
current ratio, ROA (Return on assets), kebijakan hutang dengan menggunakan
kebijakan dividen dengan menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR) selama
tiga tahun berturut-turut yang dimulai dari tahun 2007-2009 pada perusahaan
yang membayar dividen diproksikan dengan nilai 1 dan perusahaan-perusahaan
yang tidak membayar dividen selama tiga tahun berturut-turut yang dimulai
dari tahun 2007-2009 diproksikan dengan nilai 0.
B.Perumusan Masalah Penelitian
Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah current ratio,
ROA, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
kebijakan dividen?
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Menganalisa
pengaruh current ratio, ROA, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan
terhadap kebijakan dividen.
2. Manfaat
a. Untuk peneliti : dapat menambah pengetahuan, terutama tentang
kebijakan dividend dan variabel lain yang diteliti.
b. Untuk mahasiswa : dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
c. Untuk perusahaan : dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Kajian Pustaka 1. Dividen
Dividen merupakan bentuk alokasi laba yang diberikan kepada
pemegang saham atas keterlibatan mereka sebagai penanam modal. Sejalan
dengan pendapat Handayani-Hadinugroho (2009: vol.7, 65) yang
menyatakan bahwa dividen merupakan bentuk distribusi laba yang
diperoleh perusahaan kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi
lembar saham yang dimilikinya.
Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan
didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagian lagi akan ditahan
untuk diinvestasikan pada investasi yang menguntungkan. Terkait dengan
keuntungan tersebut maka manajer keuangan harus dapat mengambil
keputusan mengenai besarnya keuntungan yang harus dibagikan kepada
pemegang saham dan beberapa yang harus ditahan guna mendanai
perkembangan atau pertumbuhan perusahaan. Keputusan tersebut akan
mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap nilai perusahaan. Besarnya
keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham disebut dividen. Pada
umumnya perusahaan membayarkan dividen dalam bentuk kas (tunai), dan
karena kebijakan ini akan mempengaruhi kebijakan pembelanjaan
melibatkan para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan. Biasanya
diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (Surasni, 1998) dalam
Karina Cahyati (2006 : 9).
2. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan perusahaan yang
digunakan dalam menentukan besaran proporsi laba yang akan
didistribusikan oleh perusahaan untuk pemegang saham.
Pemahaman tentang kebijakan dividen berawal dari pendapat Lintner
(1956) dalam Kartika Nuringsih (2005,vol 2 : 107) yang menyatakan bahwa
perusahaan meningkatkan pembayaran dividen apabila yakin bahwa
manajer mampu menghasilkan keuntungan (earning) yang meningkat secara
permanen dimasa mendatang. Dividen merupakan keuntungan perusahaan
yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai return atas keterlibatan
mereka sebagai supply capital. Proksi dividen dalam penelitian ini
menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR) untuk perusahaan yang
membayar dividen secara tunai dan untuk perusahaan yang tidak
membagikan dividen dikarenakan berada dalam tarif pajak yang cukup
tinggi, tetapi bukan berarti perusahaan tersebut tidak pernah membagikan
dividen. Menurut (Brigham dan Houston, 2006) dalam Yoga (2010:6)
manyatakan bahwa Dividend Payout Ratio merupakan persentase dari laba
bersih yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham.
Dividen Payout Ratio (DPR) merupakan perbandingan antara Dividen Per
meningkat maka dana perusahaan untuk reinvestment akan semakin
berkurang, sehingga perusahaan cenderung akan mencari sumber dana
eksternal untuk mencukupi kebutuhannya (Brigham dan Houston, 2001:76).
Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba
yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan
semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.
Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen
merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (Wachowicz, 1997 :
p.496) dalam Fira Puspita (2009:17).
Dermawan Sjahrial (2008 : 305-306) menyatakan bahwa ada beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, diantaranya:
a. posisi likuiditas perusahaan
Makin kuat posisi likuiditas perusahaan maka makin besar pula dividen
yang dibayarkan perusahaan kepada para pemegang saham.
b. kebutuhan dana untuk membayar hutang
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka
sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil.
c. rencana perluasan usaha
Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang
d. pengawasan terhadap perusahaan.
Kebijakan pembiayaan : untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari
sumber intern antara lain : laba. Pertimbangannya adalah apabila dibiayai
dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari
kelompok pemegang saham dominan. Karena suara pemegang saham
mayoritas berkurang.
3. Pola pembayaran dividen
Keputusan mengenai dividen payout ratio adalah keputusan yang
menyangkut bagaimana cara dan dalam bentuk apa dividen dibayarkan
kepada pemegang saham. Seperti yang dikutip (Ang, 1997) dalam Fira
Puspita (2009 : 27), ada beberapa pola pembayaran dividen yang dapat
dipilih sebagai alternatif dividen payout ratio perusahaan, yaitu :
a. Stable and Occasionally Increasing Dividend per-share
Kebijakan ini menetapkan dividen per saham yang stabil, selama
tidak ada peningkatan yang permanen dalam earning power dan
kemampuan membayar dividen. Manajemen akan menaikkan dividen,
jika ada keyakinan bahwa tingkat yang lebih tinggi tersebut dapat
dipertahankan. Hal ini dilandasi adanya psikologi pemegang saham,
dimana bila dividen naik maka akan menaikkan juga harga saham dan
sebaliknya.
b. Stable Dividend per-share
Dasar pemikirannya adalah bahwa pasar mungkin akan menilai
daripada bila dividen berfluktuasi. Perusahaan yang memilih cara ini
akan membayar dividen dalam jumlah yang tetap (stable amount) dari
tahun ke tahun.
c. Stable Payout ratio
Dalam pola pembayaran dividen ini, jumlah dividen dihitung
berdasarkan suatu persentase tetap (constant) dari laba (earning). Bila
laba berfluktuasi maka jumlah dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham pun akan ikut berfluktuasi.
d. Regular Dividend plus Extras
Dalam cara ini, dividen regular ditetapkan dalam jumlah yang
diyakini oleh manajemen mampu dipertahankan dimasa mendatang
tanpa menghiraukan fluktuasi laba dan kebutuhan investasi modal.
Bila tambahan kas tersedia, perusahaan memberikan tambahan ekstra
(bonus) kepada pemegang saham. Pola ini mengakui bahwa dividen
mempunyai kandungan informasi, sehingga dengan pemberian dividen
ekstra dapat menarik minat pemodal yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan harga saham.
e. Fluctuating Dividend and Payout Ratio
Dalam pola pembayaran ini besarnya dividend and payout ratio
disesuaikan dengan perubahan laba dan kebutuhan investasi modal
perusahaan untuk setiap periode. Oleh karena itu besarnya dividend
and payout ratio yang dibayarkan berfluktuasi mengikuti fluktuasi laba
4. Penetapan Tanggal Dividen
Selain menetapkan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang
saham, perusahaan juga menetapkan tanggal dividen, dalam Arief Sugiono
(2009: 175) menyatakan bahwa penetapan tanggal juga merupakan hal yang
penting dan relevan dan hubungannya dengan dividen. Tanggal-tanggal
yang dimaksudkan itu adalah sebagai berikut :
a. Tanggal Deklarasi (Declaration Date)
Declaration date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya dewan
direksi mengumumkan dividen.
b. Tanggal Pencatatan (Recording date)
Recording date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya pemegang
saham berhak mendapatkan dividen.
c. Tanggal Eks-Dividen (Ex Dividen)
Ex dividen adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya dividen lepas
dari pemegang saham.
d. Cum Dividen
Cum dividen adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya perdagangan
terakhir yang masih memiliki kesempatan mendapatkan dividen,
biasanya berlaku untuk perusahaan yang masuk bursa (go public).
e. Tanggal Pembayaran (Payment Date)
Payment date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya perusahaan
termasuk untuk saham preferen yang dinyatakan sebagai presentase dari
nilai buku.
5. Bentuk-Bentuk Dividen
Pembagian dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang
saham tidak hanya dalam bentuk tunai, dalam Arief Sugiono (2009:176)
menyatakan bentuk-bentuk dividen yang akan dibagikan kepada pemegang
saham biasa adalah sebagai berikut :
a. Dividen Tunai (Cash Dividend)
Dividen Tunai adalah suatu bentuk pembagian dividen kepada para
pemegang saham dalam bentuk kas (tunai). Pembagian dividen tunai bisa
dilakukan secara berkala seperti per semester, per tahun dan per kuartal.
b. Dividen dalam bentuk saham (Stock Dividend)
Dividen dalam bentuk saham merupakan penerbitan tambahan saham
kepada pemegang saham. Hal ini mungkin terjadi apabila posisi
keuangan (cash position) perusahaan tidak mencukupi atau perusahaan
menginginkan lebih mendorong perdagangan saham dengan menunda
harga pasar sahamnya. Dengan stock dividend secara otomatis laba
ditahan akan mengalami penurunan yang dikonversikan ke dalam bentuk
saham.
c. Pemecahan harga saham (Stock Split)
Hal ini berbeda dengan stock dividend. Yang dimaksud dengan stock split
adalah memecah nilai buku saham. Secara persentase kepemilikan
hanya pada jumlah lembar yang dimiliki oleh pemegang saham yang
bersangkutan.
6. Teori mengenai kebijakan dividen
Beberapa teori mengenai kebijakan deviden diantaranya :
a. Dividen Irrelevance
Teori ini menyatakan bahwa pembayaran dividen tidak
berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham.
Seperti yang diungkapkan oleh Modigliani dan Miller yang
berpendapat bahwa dalam kondisi keputusan investasi yang given,
pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang
saham, Modigliani dan Miller juga berpendapat bahwa nilai perusahaan
dibentuk oleh earning power dari asset perusahaan. Dengan demikian
nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu
keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk
dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Nanik
Sri Utaminingsih (2009:102)
Hal yang penting dari pendapat Modigliani dan Miller adalah
bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang
saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara
pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam kondisi keputusan
dana yang given, maka apabila perusahaan membagikan dividen kepada
pemegang saham, perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai
kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan
penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Dengan
demikian apakah laba yang diperoleh dibagikan sebagai dividen atau
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan tidak mempengaruhi
kemakmuran pemegang saham. Karina Cahyati (2006: 15)
Modigliani dan Miller dalam Warsono (2003: 284) berpendapat
bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai efek terhadap harga saham
perusahaan. Argumen inilah yang dikatakan bahwa kebijakan dividen
tidak relevan. Modigliani dan Miller menyatakan bahwa apabila
pembayaran dividen dinaikkan, maka perusahaan dapat
mengimbanginya dengan cara mengeluarkan saham baru sebagai
pengganti sejumlah pembayaran dividen tersebut. Lebih lanjut bahwa
Modigliani dan Miller mempunyai alasan bahwa nilai suatu perusahaan
dibentuk oleh earning power dan tingkat risiko asset perusahaan.
b. Bird-in-The Hand Theory
Gordon dan Lintner dalam Brigham dan Houston (2001: 67)
berpendapat bahwa ks (modal sendiri) akan turun apabila rasio
pembagian dividen dinaikan karena para investor jauh lebih menghargai
pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang
diharapkan dari keuntungan modal.
Menurut Modigliani dan Miller dalam Dermawan Syahrial
(2008:313) pendapat Gordon dan Lintner merupakan suatu kesalahan,
diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki
risiko yang hampir sama.
Teori ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pernyataan yang
bertentangan antara Gordon dan Lintner dengan Modigliani dan Miller.
Gordon dan Lintner menyatakan bahwa investor lebih menyukai
pembayaran dividen daripada capital gain karena pembayaran dividen
merupakan penerimaan yang pasti dibandingkan capital gain. Mereka
mengkiaskan bahwa satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu
burung di udara.
c. Tax Differential Theory
Dikutip dalam Brigham dan Houston (2001: 67-68) ada tiga alasan
yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor
mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dari pada yang
tinggi, yaitu : 1. pendapatan dividen dikenakan tarif pajak lebih tinggi
dibandingkan dengan tarif pajak keuntungan modal. Oleh karena itu,
investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham dan menerima
sebagian besar dividen yang dibayarkan) mungkin lebih suka
perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba dalam perusahaan.
Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga
saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan
menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. 2. pajak atas keuntungan
tidak dibayarkan sampai saham terjual. Karena adanya efek nilai waktu ,
efektif yang lebih rendah dari pada satu dollar yang dibayarkan hari ini.
3. jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai orang tersebut
meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang
terhutang. Ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan
nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan
demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal.
Litzenberger dan Ramaswamy dalam Dermawan Sjahrial (2008
:313) berpendapat bahwa apabila dividen dikenai pajak dengan jumlah
yang lebih tinggi daripada pajak atas capital gain, pemodal
menginginkan agar dividen tersebut dibagikan dalam jumlah kecil
dengan maksud untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
Dalam teori ini para investor cenderung lebih menyukai
pembayaran dividen yang rendah, karena tarif pajak atas pembagian
dividen lebih tinggi daripada pajak atas capital gain.
d. Informatiom Content of Dividend
Beberapa studi empirik yang dikutip dalam awat (1999) dalam
Karina Cahyati (2006 :17) Memperlihatkan bahwa harga saham dipasar
berubah sesuai dengan perubahan pengumuman dividen. Artinya
pengumuman jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para
pemegang saham akan menggambarkan suatu informasi mengenai
prospek perusahaan tersebut. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian
seperti R. Richarson Pett yang sebelumnya diulas oleh Fama, Fisher,
pengumuman besarnya dividen ini karena adanya isi informasi yang
terkandung dalam dividen (the information content of dividen) , dimana
besarnya dividen merupakan ukuran harapan pendapatan perusahaan
masa mendatang disampaikan kepada investor melalui perubahan
dividen. Hal ini dapat dimengerti bahwa sepertinya mustahil suatu
perusahaan mengumumkan untuk menaikkan dividen apabila
prospeknya pada waktu yang akan datang kurang baik.
Hasil studi memperlihatkan bahwa dividen yang besar
berpengaruh terhadap harga saham dalam arah yang sama, dalam arti
kenaikan dalam dividen akan menghasilkan kenaikan dalam harga
saham, dan penurunan dalam dividen akan menghasilkan penurunan
dalam harga saham. Dalam responnya, Modigliani dan Miller
berargumen bahwa pengaruh ini tidak diakibatkan oleh dividen itu
sendiri tetapi lebih disebabkan oleh isi dari informasi dividen dengan
tanggapan untuk laba dimasa mendatang. Warsono (2003: 285)
Pada teori ini dapat disimpulkan bahwa besarnya dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham mempunyai kandungan informasi
yang mencerminkan kondisi suatu perusahaan, karena investor
menganggap bahwa tidak mungkin suatu perusahaan menaikkan
pembayaran dividen yang dibagikan apabila kondisi perusahaan dalam
e. Clientele effect
Menurut Dermawan Sjahrial (2008: 314) bahwa banyak kelompok
investor dengan berbagai kepentingan. Ada investor yang lebih
menyukai memperoleh pendapatan saat ini dalam bentuk dividen seperti
hal nya individu yang sudah pensiun sehingga investor ini menghendaki
perusahaan untuk membayar dividen yang tinggi. Tetapi ada pula
investor yang lebih menyukai untuk menginvestasikan kembali
pendapatan mereka, karena kelompok investor ini tidak begitu
membutuhkan uang saat ini atau berada dalam tarif pajak yang cukup
tinggi.
Teori ini menggambarkan terdapat berbagai kepentingan investor
dalam suatu perusahaan, ada investor yang lebih menyukai pembayaran
dividen yang tinggi dan adapula investor yang lebih menyukai
pembayaran dividen yang rendah karena berada dalam tarif pajak yang
tinggi seperti tax differential theory.
7. Liquidity (Current Ratio)
Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk melihat
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka
pendek seperti yang dinyatakan oleh Fred Weston dalam Kasmir
(2008:129) yang menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio)
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
Jenis rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
current ratio. Rasio lancar atau current ratio dalam Kasmir (2008:134)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata
lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Posisi likuiditas perusahaan pada kemampuannya membayaran
dividen sangat berpengaruh menurut Keown et. al. (2000 : 621) karena
dividen dibayarkan dengan kas dan tidak dengan laba ditahan,
perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk pembayaran dividen.
Menurut Subramanyam dan John J. Wild dalam Irham Fahmi (2011:121)
rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang umum digunakan secara
luas sebagai ukuran likuiditas yang mencakup kemampuannya untuk
mengukur :
a. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Semakin tinggi jumlah aset
lancar terhadap kewajiban lancar, maka makin besar keyakinan bahwa
kewajiban lancar tersebut akan dibayar.
b. Penyangga kerugian. Rasio lancar menunjukan tingkat keamann yang
tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non kas pada saat
aset tersebut dilepas.
c. Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan
Menurut Arief Sugiono (2009 : 68) Current ratio digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk
melunasi hutang yang akan dibayar atau jatuh tempo.
Penelitian ini memproksikan likuiditas perusahaan dengan current ratio.
Semakin besar current ratio menunjukan semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dan
tingginya current ratio menunjukan keyakinan investor terhadap
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang dijanjikan
(Marlina dan Clara Danica, 2009) dalam Dyah Handayani BS (2010:27).
Dengan kata lain ada pengaruh signifikan positif antara current ratio
terhadap pembayaran dividen.
8. Profitability (ROA)
Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu
diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasionalnya. Dividen
merupakan bagian dari laba bersih yang dicapai perusahaan. Perusahaan
akan dapat melakukan pembagian dividen jika perusahaan memperoleh
profit. Semakin besar profitabilitas perusahaan maka kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen kepada investor semakin besar. Di
samping itu dari sisi manajerial maka manajemen akan memiliki
kekuatan untuk mengelola dana perusahaan tanpa harus melakukan
hutang kepada pihak lain, karena dengan tingkat keuntungan perusahaan
yang tinggi, maka diperusahaan akan tersedia banyak modal yang dapat
Ang (1997) dalam Fira Puspita (2009:33) menyatakan bahwa
Return On Asset (ROA) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil
diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Return On
Asset (ROA) diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax)
terhadap total asetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan
dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan. ROA (salah satu
ukuran profitabilitas) juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang
digunakan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA
menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat
kembalian investasi yang semakin besar.
Menurut Irham Fahmi (2011:137) ROA (return on asset)
merupakan rasio yang digunakan untuk melihat sejauh mana investasi
yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan
sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama
dengan asset perusaahaan yang ditanamkan.
Pada tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan mengalokasikan
dividen yang rendah ( Jensen, Solberg dan Zorn, 1992) dalam Kartika
Nuringsih (2005:109). Hal ini dikarenakan perusahaan mengalokasikan
sebagian besar keuntungan sebagai sumber dana internal. Pada ROA
meningkatkan laba ditahan. Dengan cara ini sumber dana internal
meningkat sehingga perusahaan dapat menunda penggunaan hutang.
Sebaliknya bila ROA rendah maka dibayarkan dividen yang tinggi. Hal
ini dilakukan karena perusahaan mengalami penurunan profit sehingga
untuk menjaga reputasi dimata investor , perusahaan akan membagikan
dividen besar.
Profitabilitas perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap
kebijakan dividen. Perusahaan dengan ROA tinggi membagi dividen
dalam jumlah kecil. Hal ini disebabkan karena keuntungan dialihkan
sebagai laba ditahan dan digunakan sebagai sumber internal (Jensen,
Solberg dan Zorn, 1992) dalam Kartika Nuringsih (2004 :131).
9. Kebijakan Hutang (DAR)
Kebijakan hutang merupakan tindakan manajemen perusahaan
yang akan mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan
modal yang berasal dari hutang. Hal ini berkaitan erat dengan struktur
modal yang dipilih oleh perusahaan. Struktur modal adalah pertimbangan
antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri. Pemilik
perusahaan lebih menyukai perusahaan menggunakan hutang pada
tingkat tertentu agar harapan pemilik perusahaan dapat tercapai.
Disamping itu perilaku manajer dan komisaris perusahaan juga dapat
dikendalikan (Wahyuning Kurniati, 2007:27). Penelitian ini
menggunakan debt to total asset ratio (DAR) yang dijadikan proksi
Menurut Irham Fahmi (2011:127) debt to total assets ratio merupakan
salah satu ukuran rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio ini disebut juga sebagai rasio
yang melihat perbandingan hutang perusahaan, yaitu diperoleh dari
perbandingan total hutang dibagi dengan total aset.
Menurut Jensen, Solberg, dan Zorn (1992) dalam Kartika
Nuringsih (2004:130), terdapat hubungan kausal yang negatif atau
substitusi antara tingkat hutang dengan dividen. Penggunaan hutang
tinggi menyebabkan perusahaan menurunkan pembayaran dividen dan
sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan
hutang.
10. Ukuran perusahaan
Besar kecilnya perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat
dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi. Menurut
(Handayani-Hadinugroho, 2009:66) Perusahaan yang memiliki ukuran
besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan
kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang
saham.
Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses
yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan
masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke
pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti
lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran
dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil.(Chang dan Ree,
1990) dalam Fira Puspita (2009 : 32).
Ukuran perusahaan (firm size) digunakan sebagai variabel
independen yang mempengaruhi kebijakan dividen. (Chang dan Ree,
1990) dalam Kartika Nuringsih (2005:110) tujuan pembayaran dividen
yang besar untuk menjaga reputasi perusahaan dimata investor potensial
maupun aktual. Sebaliknya pada perusahaan memiliki aset rendah akan
membagi dividen yang rendah. Logika ini dikarenakan profit
dialokasikan pada laba ditahan yang digunakan untuk menambah aset.
Berdasarkan alasan ini perusahaan cenderung membayar dividen yang
rendah. Penelitian ini menggunakan proksi size dari natural log dari total
aset.
B.Penelitian Terdahulu
Atika Jauhari Hatta pada tahun 2002 meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen : investigasi pengaruh teori stakeholder.
Menemukan hasil bahwa hanya 2 variabel saja yang berpengaruh terhadap
rasio pembayaran dividen yaitu FS(fokus dari perusahaan) dan LTA(natural
log dari total aset), sedangkan 4 variabel lain yaitu : LCSHR(residual dari
natural log), INS(residual dari insider ownership), FCF (free cash flow), dan
GROW (pertumbuhan penjualan) terbukti tidak berpengaruh secara signifikan
Kartika Nuringsih (2004) meneliti mengenai kepemilikan manajerial dan
konflik keagenan, analisis simultan antara kepemilikan manajerial, risiko,
kebijakan hutang dan kebijakan dividen. Mengasilkan Hubungan positif antara
tingkat risiko dengan kepemilikan manajerial menunjukan hubungan
komplementer, hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan risiko
menunjukan adanya hubungan komplementer, hubungan negatif antara
kepemilikan manajerial dengan hutang menunjukan hubungan
substitusi,hubungan negatif antara kebijakan dividen (DPR) dengan kebijakan
hutang menunjukan hubungan substitusi, hubungan positif antara kepemilikan
manajerial dengan DPR menunjukan hubungan komplementer.
Kartika Nuriningsih (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan
sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1995
sampai dengan 1996. Penelitian tersebut mengungkapkan adanya hubungan
antara kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, return on asset (ROA), dan
ukuran perusahaan dengan kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel
kebijakan hutang memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan, variabel
ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan, dan variabel
ROA memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
Michell Suharli (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh profitability
dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai dengan
likuiditas sebagai variabel penguat.(studi pada perusahaan yang terdaftar di
pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat
oleh likuiditas perusahaan.
Eko Wahyudi Baidori (2008) meneliti tentang pengaruh insider ownership,
collateralizable assets, growth in net assets, dan likuiditas terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode 2002-2006.
Hasil penelitian ini menemukan variabel insider ownership tidak berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan growth in net assets, dan
likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen
Dwi R. Handayani dan Bambang Hadi Nugroho (2009) melakukan
penelitian tentang analisis pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan
hutang, roa, ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Menunujukan hasil
bahwa kebijakan hutang dan roa berpengaruh negatif terhadap kebijakan
dividen, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Yoga (2010) meneliti tentang pengaruh dividen payout ratio, kepemilikan
manajerial, profitabilitas dan ukuran perusahaab terhadap keputusan
pendanaan. Menunjukan hasil bahwa dividen payout ratio (DPR) dan
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap keputusan pendanaan
perusahaan, sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh
negatif terhadap keputusan pendanaan.
Sebagai tolok ukur penelitian ini, untuk lebih jelasnya penulis menggunakan
Tabel 2.1 hanya 2 variabel saja yang
berpengaruh terhadap rasio
pembayaran dividen yaitu FS(fokus dari perusahaan) dan LTA(natural log dari total aset), sedangkan 4 variabel lain yaitu : LCSHR(residual dari natural log), INS(residual dari
insider ownership), FCF (free cash flow), dan GROW (pertumbuhan penjualan) terbukti tidak
Hubungan positif antar tingkat risiko dengan kepemilikan manajerial
Nuringsih
dividen : studi 1995-1996
berganda adanya hubungan antara kepemilikan
manajerial, kebijakan hutang, return on asset (ROA), dan ukuran yang negatif dan signifikan, variabel ukuran perusahaan memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan, dan variabel ROA memiliki
Hasil penelitian ini adalah kebijakan jumlah pembagian dividen variabel insider ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan growth in net assets, dan likuiditas
C.Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengenai pengaruh current ratio, roa, kebijakan hutang, dan
ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Penentuan besar kecilnya
dividen yang akan dibayarkan tergantung dari kebijakan dividen dari
masing-masing perusahaan dan juga tergantung dari besarnya keuntungan dan jumlah
saham yang beredar dimasyarakat. Penentuan kebijakan dividen harus
diperhatikan pada suatu perusahaan yang membagikan dividen karena karakter
pemegang saham dengan berbagai alasan yang berbeda dapat mempengaruhi
kebijakan dividen, ada pemegang saham yang menginginkan dividen yang
rendah karena alasan pajak untuk dividen terlalu besar dibandingkan capital
gain, dan juga ada pemegang saham yang mengharapkan dividen yang besar
atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun.
Terdapat beberapa variabel yang ingin diteliti oleh peneliti karena
diindikasikan mempengaruhi kebijakan dividen. Diantaranya : current ratio,
ROA, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan yang dalam hal ini menjadi
variabel eksogen (independent) dan kebijakan dividen yang akan menjadi
variabel yang dipengaruhi atau variabel endogen (dependen).
kebijakan dividen.
Penelitian ini mengambil perusahaan-perusahaan non keuangan yang go
public dan listing di BEI periode tahun 2007-2009. Dalam menentukan sampel
pada penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling, yaitu sampel
yang dipilih secara cermat dengan karakteristik populasi yang dicari oleh
peneliti sehingga relevan dengan rancangan penelitian yang diharapkan. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dapat
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Dalam penelitian
ini analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Kerangka pemikiran dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Perusahaan go public non keuangan yang listing di BEI
Variabel Dependen Kebijakan Dividen.
Variabel Independen : Current Ratio
Profitabilitas (ROA)
Kebijakan Hutang (DAR)
Ukuran Perusahaan
Regresi Logistik
D.Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Sugiyono (2009: 93) merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas yang didukung oleh berbagai teori
dari berbagai penelitian, maka hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini
adalah :
Ha1: Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen.
Ha2: ROA berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen.
Ha3: Kebijakan Hutang berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan
dividen.
Ha4: Ukuran Perusahan berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Ruang Lingkup Penelitian
Menurut Hamid (2007:28) dalam ruang lingkup penelitian diperlukan
adanya penekanan batasan lokasi, waktu, atau sektor dan variabel-variabel
yang dibahas agar peneliti tidak keluar dari wilayah yang diteliti dan akan
sangat berguna bagi para peneliti pemula.
Ruang lingkup penelitian ini mencakup pengaruh current ratio, roa,
kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen
berdasarkan data-data perusahaan terbuka non keuangan yang dikeluarkan oleh
bursa efek Indonesia (BEI). Data yang dibutuhkan untuk keperluan analisis
sejak tahun 2007-2009 pada bursa efek Indonesia (BEI).
B.Metode Penentuan Sampel
Pupolasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan non keuangan
yang terdaftar di BEI perode 2007-2009. Teknik pengambilan sampel
digunakan purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2009:68) purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk
penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan
generalisasi. Jadi teknik ini dalam menentukan sampelnya menggunakan
Beberapa kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah:
1. Perusahaan tersebut tetap ada selama periode penelitian berlangsung.
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan
perusahaan yang dibutuhkan oleh peneliti.
3. Perusahaan secara continue membayar dividen dan perusahaan yang
secara continue tidak membayar dividen selama periode penelitian.
Berdasarkan metode penentuan sampel yang digunakan maka peneliti
menggunakan sampel sebanyak 35 perusahaan non keuanagan yang listing dan
go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), 15 perusahaan yang tidak membayar
dividen (0) dan 20 perusahaan yang membayar dividen (1). Sampel penelitian
ini adalah perusahaan-perusahaan non keuanagan yang memenuhi kriteria yang
dibutuhkan oleh peneliti yang listing dan go publik di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Berikut merupakan data perusahaan yang go publik dan terdaftar di
Tabel 3.1
Daftar sampel penelitian Perusahaan yang membayar dividen
No Nama Perusahaan
1 PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
2 PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
3 PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
4 PT. SMART. Tbk
5 PT. GUDANG GARAM. Tbk
6 PT. SEPATU BATA. Tbk
7 PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
8 PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
9 PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
10 PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
11 PT. UNITED TRACTOR. Tbk
12 PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
13 PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
14 PT. JASAMARGA. Tbk
15 PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
16 PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
17 PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
18 PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
19 PT. MUSTIKA RATU. Tbk
20 PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
Tabel 3.2
Daftar sampel penelitian
Perusahaan yang tidak membayar dividen
No Nama Perusahaan
1 PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
2 PT. BW PLANTATION. Tbk
3 PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
4 PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
5 PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
6 PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
7 PT. CIPENDAWA. Tbk
8 PT. JAPFA. Tbk
9 PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
10 PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
11 PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
12 PT. ATPK RESOURCES. Tbk
13 PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
14 PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
15 PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
Sumber: data diolah
C.Metode Pengumpulan Data
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain bukan
oleh periset sendiri untuk tujuan yang lain (Istijanto, 2008:38). Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yang
mencakup data laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan
perusahaan. Data ini dapat diperoleh dari :
a. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) selama periode penelitian.
b. Bursa Efek Indonesia (BEI).
c. Fact book
d. Laporan keuangan tahuanan dan catatan atas laporan keuangan
1. Kepustakaan
Pengumpulan data dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta
menganalisis literatur yang sumber-sumbernya dari buku-buku, jurnal-jurnal
yang berkaitan dengan penelitian ini. Sedangkan untuk variabel
independennya dibatasi Current Ratio, kebijakan hutang, ROA, dan ukuran
perusahaan.
D.Metode Analisis
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif kuantitatif merupakan analisis data yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjelaskan variabel yang diteliti yang berupa
angka-angka sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan, dimana
dalam penelitian ini angka-angka tersebut adalah rasio keuangan pada
perusahaan yang membayar dividen dengan perusahaan yang tidak
membayar dividen.
2. Penggunaan Regresi Logistik
a. Definisi Regresi Logistik
Menurut Stanislaus (2006:225) Analisis regresi logistik digunakan
untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen x1,x2,x3,....xk
terhadap variabel dependen Y yang berupa variabel kategorik (binomial,
multinomial atau ordinal) atau untuk memprediksi nilai suatu variabel
dependen Y (yang berupa variabel kategorik) berdasarkan nilai