i PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN VOLUNTARY DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN COST OF
DEBT SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Oleh
Nadhir Khairunnisa
NIM: 11170820000058
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ii PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN VOLUNTARY DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN COST OF
DEBT SEBAGAI VARIABEL INTERVENING SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh
Nadhir Khairunnisa
NIM: 11170820000058
Di Bawah Bimbingan:
Hepi Prayudiawan, S.E., M.M., Ak., CA. NIP. 197205162009011006
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iv LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPS
v LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Nadhir Khairunnisa NIM : 11170820000058 Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, makan saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 13 Agustus 2021 Yang menyatakan
vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Nadhir Khairunnisa
2. Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi, 5 Mei 1998
3. Alamat : Cijambe Wetan, Cireunghas, Kab. Sukabumi
4. Telepon : 0851-6108-5713
5. Email : nadhir.khairunnisa17@mhs.uinjkt.ac.id
B. PENDIDIKAN
PENDIDIKAN FORMAL
1. S1 (2017-2021) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. SMA (2013-2016) : SMAN 1 Purwakarta
3. SMP (2010-2013) : SMPN 1 Purwakarta 4. SD (2004-2010) : SD 6 Negeri Magelang
PENDIDIKAN NON-FORMAL
1. Kelas Inggris : KUMON Purwakarta 2. Accurate Certification : Accurate Software (2020)
C. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Hu Soen Jing
2. Ibu : Hapsoh Yuniah J
vii
ABSTRACT
THE EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND
VOLUNTARY DISCLOSURE TO FIRM VALUE THROUGH
COST OF DEBT AS INTERVENING VARIABLE
The objective of this research is to examine the effect of good corporate governance and voluntary disclosure to firm value through cost of debt as intervening variable. The sample of this study was public companies listed on the LQ45 index during period 2017-2019. The number of companies sample were 30 companies for 3 years and the total of research sample were 90 annual report, financial report as well as stock price. The research method uses purposive sampling, while the data processing method was Partial Least Square (PLS) using SmartPLS 3.0 application.
The result of this study indicate that good corporate governance has significant effect on firm value, and voluntary disclosure has significant effect on cost of debt. However, voluntary disclosure, and cost of debt have does not effect on firm value. The cost of debt does not have an effect as an intervening variable between good corporate governance, and voluntary disclosure against firm value. Keyword: Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure, Cost of Debt, and Firm Value
viii
ABSTRAK
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN
VOLUNTARY DISCLOSURE TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN VARIABLE INTERVENING COST
OF DEBT
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh good corporate
governance dan voluntary disclosure terhadap nilai perusahaan melalui cost of debt. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan terbuka dalam indeks LQ45
selama periode 2017-2019. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel adalah 30 perusahaan selama 3 tahun, total sampel penelitian ini adalah 90 laporan tahunan, laporan keuangan dan harga saham. Metode penelitian menggunakan purposive
sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Square
(PLS) menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0.
Hasil penelitian menunjukkan good corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan voluntary disclosure berpengaruh terhadap cost of
debt. Namun, voluntary disclosure dan cost of debt tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Cost of debt tidak memiliki pengaruh sebagai variabel
intervening antara good corporate governance dan voluntary disclosure terhadap
nilai perusahaan.
Kata Kunci: Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure, Cost of Debt, dan Nilai Perusahaan
ix KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini tentunya dapat selesai berkat dorongan, bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tua saya, kaka, ua dan seluruh keluarga besar yang dengan ikhlas telah memberikan do’a, dukungan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin., SE., Ak., M.Si., CA., BKP., CRMP. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fitri Damayanti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., M.M., Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing serta memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang telah Bapak berikan selama proses penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan motivasi selama perkuliahan yang bermanfaat kepada penulis.
7. Seluruh Staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan dalam mengurus kebutuhan administrasi dan lain-lain kepada penulis.
x 8. Sahabat Alifah Zahroh, Anissa Nabilah, Rany Supriatin, Adilla Farahzani, Sigit dan Zulvan yang selalu menjadi motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman kelas Akuntansi B angkatan 2017 yang sudah membuat masa perkuliahan menjadi menarik saat berada di kelas.
10. Sahabat absurd Laila Nur, Rd Ramza, Hana Novia, Rani Adhari dan Nurmaulida yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. 11. Sahabat SMA Bagas, Keke Nabilah, Abiyu dan Aril.
12. Semua pihak terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini yang disebabkan masih terbatasnya pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Serta besar harapan penulis bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pihak lain pada umumnya.
Jakarta, 13 Agustus 2021
xi DAFTAR ISI
COVER ... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv
LEMBAR PERNYATAANKEASLIAN KARYA ILMIAH ... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 9 C. Rumusan Masalah ... 9 D. Tujuan Penelitian ... 10 E. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
A. Landasan Teori ... 12
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 12
2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 14
3. Pecking Order Theory ... 15
4. Good Corporate Governance ... 16
5. Voluntary Disclosure ... 19
xii
7. Cost of Debt ... 22
3. Penelitian Terdahulu ... 17
4. Kerangka Penelitan ... 21
5. Keterkaitan Antar Variabel ... 22
1. Good Corporate Governance dengan Cost of Debt ... 22
2. Voluntary Disclosure dengan Cost of Debt ... 23
3. Cost of Debt dengan Nilai Perusahaan ... 23
4. Good Corporate Governance dengan Nilai Perusahaan ... 24
5. Voluntary Disclosure dengan Nilai Perusahaan ... 25
6. Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan melalui Cost of Debt ... 26
7. Voluntary Disclosure terhadap Cost of Debt melalui Nilai Perusahaan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 28
A. Populasi dan Sampel ... 28
B. Data dan Sumber Data ... 28
C. Metode Pengumpulan Data ... 29
D. Metode Analisis Data ... 29
1. Statistik Deskriptif ... 30
2. Uji Measurement Model (Outer Model) ... 31
3. Uji Structural Model (Inner Model) ... 32
4. Analisis Hipotesis ... 34
E. Operasional Variabel Penelitian ... 34
1. Variabel Intervening (Z) : Cost of Debt ... 34
2. Variabel Dependen (Y): Nilai perusahaan ... 35
xiii
4. Variabel Independen (X2) : Voluntary Disclosure ... 38
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 40
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian... 41
1. Hasil Uji Deskriptif Variabel ... 41
2. Hasil Uji Outer Model atau Measurement Model ... 43
3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model... 49
C. Pembahasan ... 54
1. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Cost of Debt ... 54
2. Pengaruh Voluntary Disclosure terhadap Cost of Debt ... 55
3. Pengaruh Cost of Debt terhadap Nilai Perusahaan ... 57
4. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan ... 58
5. Pengaruh Voluntary Disclosure terhadap Nilai Perusahaan ... 60
6. Pengaruh Good Corporate Governance kepada Nilai Perusahaan melalui Cost of Debt ... 61
7. Pengaruh Voluntary Disclosure kepada Nilai Perusahaan melalui Cost of Debt ... 63 BAB V PENUTUPAN ... 64 A. Kesimpulan ... 64 B. Implikasi ... 66 C. Keterbatasan ... 66 D. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN ... 75
xiv DAFTAR TABEL
Table 1.1 Sorotan LQ 45 ... 2
Table 1.2 Perusahaan LQ 45 dalam IICG 2019 ... 3
Table 1.3 Good Corporate Governance Market Ranking di Asia ... 3
Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ... 39
Tabel 4. 1 Rincian Tahapan Seleksi Sampel Penelitian ... 40
Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif ... 41
Tabel 4. 3 Outer Loading ... 44
Tabel 4. 4 Outer Loading Modifikasi ... 45
Tabel 4. 5 Nilai Discriminant Validity (Cross Loading)... 45
Tabel 4. 6 Hasil Composite Reliability ... 47
Tabel 4. 7 Hasil Cronbach Alpha ... 48
Tabel 4. 8 Hasil Uji Indikator Average Variance Extracted (AVE) ... 48
Tabel 4. 9 Nilai R-Square... 50
Tabel 4. 10 Nilai Koefisien Determinasi Q-Square ... 52
Tabel 4. 11 Pengujian Path Coeffisien dan t-statistik ... 53
Tabel 4. 12 Hasil Uji Hipotesis Good Corporate Governance terhadap Cost of Debt ... 54
Tabel 4. 13 Hasil Uji Hipotesis Voluntary Disclosure terhadap Cost of Debt .... 56
Tabel 4. 14 Hasil Uji Hipotesis Cost of Debt terhadap Nilai Perusahaan... 57
Tabel 4. 15 Hasil Uji Hipotesis Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan... 58
Tabel 4. 16 Hasil Uji Hipotesis Voluntary Disclosure terhadap Nilai Perusahaan ... 60
Tabel 4. 17 Nilai Specific Indirect Effect ... 61
xv DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Konsep Logika ... 7 Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran ... 21 Gambar 4. 1 Output Model Uji Indikator dengan PLS-Algorithm pada Model Penelitian ... 43 Gambar 4. 2 Output Model PLS-Algorithm ... 49 Gambar 4. 3 Output Bootstraping PLS-Algorithm ... 50
xvi DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Sampel Data Penelitian ... 76
Lampiran 2 Daftar Indeks Voluntary Disclosure ... 77
Lampiran 3 Pengukuran Gabungan (Seluruh Variabel) ... 78
Lampiran 4 Pengukuran Kepemilikan Manajerial ... 83
Lampiran 5 Pengukuran Kepemilikan Institusional ... 84
Lampiran 6 Pengukuran Komite Audit ... 85
Lampiran 7 Pengukuran Komisaris Independen ... 86
Lampiran 8 Data Chechlisk Voluntary Disclosure Tahun 2017 ... 87
Lampiran 9 Data Chechlisk Voluntary Disclosure Tahun 2018 ... 90
Lampiran 10 Data Chechlisk Voluntary Disclosure Tahun 2019 ... 93
Lampiran 11 Pengukuran Cost Of Debt ... 96
Lampiran 12 Pengukuran Nilai Perusahaan ... 97
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indeks LQ 45 menguasai hampir 70% kepemilikan ekuitas di pasar
modal. Perusahaan yang termasuk dalam LQ 45 adalah saham likuid,
transaksi saham tinggi berdasarkan frekuensi dan volume trading saham dan
memiliki prospek yang bagus dengan kondisi keuangan yang baik untuk
jangka panjang. Perusahaan yang masuk dalam daftar indeks pasar LQ 45
adalah saham-saham perusahaan yang paling diminati oleh investor saat
menginvestasikan modalnya dan masuk pada portofolio investor.
Untuk masuk dalam LQ 45 perusahaan harus memenuhi beberapa kriteria
yang ditentukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), salah satu faktor yang
dilihat yaitu likuiditas yang dipengaruhi oleh Good Corporate Governance
(GCG). Karena semakin likuid perusahaan maka akan timbul konflik tarik
ulur kepentingan antara pihak manajemen dan shareholder. GCG merupakan
salah satu kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomi perusahaan meliputi
hubungan manajemen perusahaan, dewan komisaris, pemegang saham,
komite audit dan stakeholder. Peraturan dibuat untuk pihak internal dan
eksternal yang terlibat dalam memainkan peran dalam perusahaan tidak hanya
2 Emiten LQ 45 yang diminati investor seharusnya menjadi acuan baik
bagi perusahaan lain, namun faktanya perusahaan ini masih dapat melakukan
tindakan oportunistik.
Table 1.1 Sorotan LQ 45
No. Sumber Keterangan
1. The Iconomics 2020 Direktur utama PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro dan Komisaris PT Trada Alam Minera
yaitu Benny Tjokrosaputro ditetapkan menjadi tersangka dalam tindak kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya. Hingga Juli 2018 PT Hanson International Tbk (MYRX) dan PT Trada Alam Minera (TRAM) dan masih masuk dalam indeks LQ 45. Kejaksaan Agung menduka adanya penyalahgunaan investasi yang melanggar dari prinsip GCG.
2. ACGA Watch 2020 Salah satu direktur Indofood ICBP (ICBP) Anthoni Salim yang mengakuisisi Pinehill Company memiliki 44,3% saham First Pacific dan memiliki kontrol sebesar 51% saham pada Pinehill Company, hal ini membuat Anthoni akan mendapatkan keuntungan di kedua kesepakatan. Beberapa pemegang saham di entitas pengendali Indofood CBP, menentang keputusan yang akan dilakukan perusahaan karena bersifat menimbulkan konflik namun akuisisi tetap dilakukan dengan nilai USD2,99 miliar.
Selain itu, berdasarkan data dari The Indonesian Institute for Corporate
3 perusahaan di Indonesia selama tahun 2019 hanya tujuh perusahaan LQ 45
yang termasuk dalam list perusahaan terpercaya dan sangat terpercaya.
Table 1.2
Perusahaan LQ 45 dalam IICG 2019
No. Kategori Perusahaan
1. Perusahaan Terpercaya a. PT Bank Mandiri
b. PT Bank Negara Indonesia c. PT Bank Rakyat Indonesia d. PT Bank Tabungan Negara e. PT Bukit Asam
f. PT Wijaya Karya 2. Perusahaan Terpercaya a. PT Waskita Karya Sumber: swa.co.id
Dari penjelasan tabel di atas mengindikasikan bahwa adanya kegagalan
GCG dan perlu adanya peningkatan GCG dari perusahaan dan memperkuat
peraturan. Hal ini sejalan dengan hasil riset yang dilakukan Asian Corporate
Governance Association (ACGA) atas kualitas tata kelola pada 12 negara di
Asia tahun 2018 dan 2020 menempatkan Indonesia pada urutan terakhir.
Table 1.3
Good Corporate Governance Market Ranking di Asia
No. 2018 2020
1. Australia (71) Australia (74,7)
2. Hong Kong (60) Hong Kong (63,5); Singapore (63,2)
3. Singapore (59) -
4. Malaysia (58) Taiwan (62,2)
5. Taiwan (56) Malaysia (59,5), Japan (59,3)
6. Thailand (55) -
7. Japan, India (54) India (58,2)
8. - Thailand (56,6)
9. Korea (46) Korea (52,9)
10. China (41) China (43)
11. Filipina (37) Philippine (39) 12. Indonesia (34) Indonesia (33,6) Sumber: ACGA CG Watch 2018/2020
4 Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa GCG harus dilengkapi oleh
voluntary disclosure untuk mencerminkan kondisi perusahaan yang
sebenarnya sejalan dengan penelitian Enache & Hussainey (2020) yang
meneliti pada perusahaan bioteknologi dalam Bursa Efek Amerika. Voluntary
disclosure (VD) yang tidak dilakukan dengan baik oleh perusahaan akan
memberikan kerugian bagi pemangku kepentingan. Seperti pada kasus PT
Media Nusantara Citra (MNCN) pada tahun 2017 komisaris perusahaan Hary
Tanoesoedibjo yang terkena gugatan hukum namun perusahaan tidak
mengungkapkan pada laporan tahunan yang merupakan melanggar prinsip
keterbukaan (Fatmawati et al., 2018). Beberapa item VD dalam penelitian ini
merujuk penelitian dari Pernamasari (2018) dan Bruslerie & Gabteni (2010)
dengan 32 item yang menjadi kriteriayang dapat diungkapkan oleh
perusahaan. Beberapa diantaranya adalah kegiatan utama atau afiliasi dari
direksi, struktur kepemilikan saham dan struktur organisasi akan memberikan
informasi pada pemegang saham ketika direksi akan melakukan tindakan
oportunistik untuk perusahaan terkait seperti yang terjadi pada kasus pada
tabel 1.1.
Sejalan dengan hasil penelitian Hamrouni et al., (2015) pada perusahaan
manufaktur pada Bursa Efek Perancis memberikan bukti bahwa tingkat VD
yang diungkapkan dalam laporan tahunan memainkan peran sinyal yang
signifikan dari kinerja perusahaan. Namun, sejauh mana peran ini tergantung
pada sifat pengungkapan sukarela, yaitu apakah itu melibatkan informasi
5 investor VD perusahaan yang disampaikan perusahaan adalah alat analitis dan
pemantauan kinerja perusahaan.
Implementasi GCG mengindikasikan bahwa perusahaan mengatur
investasi dengan baik dan memberikan kepercayaan pada investor, yang
selanjutnya menurunkan cost of debt (COD) dan meningkatkan nilai
perusahaan. Dalam penelitian Titisari et al., (2019) mengatakan karena
dengan COD yang ditimbulkan dari pinjaman akan menambah beban
perusahaan berupa beban bunga (interest expense) pada akhir periode. Beban
bunga dapat membuat laba yang diterima perusahaan menjadi lebih kecil
karena sifat dari beban yang mengurangi laba. Investor melihat laba yang
dimiliki perusahaan karena berdampak pada dividen yang akan didapat.
GCG dalam penelitian ini diukur dengan beberapa indikator yang
digunakan pada penelitian Wahyuni (2019) antara lain: kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, proporsi komisaris independen dan
jumlah komite audit.
1. Kepemilikan institusional dapat mengurangi cost of debt perusahaan
karena pengawasan yang efektif dari pemegang saham, sehingga
mendorong manajemen untuk berkinerja baik dan risiko perusahaan
menjadi kecil yang pada akhirnya pengembalian yang diharapkan
kreditur akan rendah.
2. Kepemilikan manajerial dapat mempengaruhi kebijakan dan pengambilan
6 3. Komisaris Independen dalam struktur organisasi perusahaan terdiri dari
dewan komisaris dari luar perusahaan berfungsi sebagai penyeimbang
dalam pengambilan keputusan terutama dalam rangka melindungi
pemegang saham nonpengendali dan pihak terkait lainnya.
4. Komite audit adalah elemen penting dari tata kelola perusahaan dan
berkaitan dengan membangun dan memantau akuntansi proses untuk
memberikan informasi yang relevan dan kredibel kepada pemangku
kepentingan perusahaan
Hasil riset Jetro (2013) mengindikasikan bahwa Indonesia tergolong
sebagai negara yang memiliki risiko cukup tinggi dibandingkan dengan
negara lain di Asia, sejalan ini riset yang dilakukan ACGA pada tabel 1.1
mengindikasikan hal serupa. Beberapa faktor yang membuat Indonesia
termasuk negara dengan tingkat risiko tinggi berasal dari tingginya tingkat
risiko pertukaran mata uang asing, infrastruktur yang belum mencukupi,
sistem hukum yang belum terlalu berkembang, penerapan hukum yang belum
terlalu tegas, kurangnya independensi dari chairman dan maraknya insider
trading.
Dalam hubungan kerjasama antara perusahaan dan kreditor, kreditor akan
mengukur credit rating perusahaan tersebut. Faktor yang mempengaruhi
credit rating menurut penelitian Asbaugh et al. (2004) dalam Juniarti. &
Sentosa (2019) adalah GCG dengan GCG kuat maka credit rating yang
diberikan akan lebih tinggi dibanding pada perusahaan dengan GCG yang
7 kreditor atas kredibilitas dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban finansialnya secara keseluruhan. Dengan demikian jelas bahwa
dengan rating yang tinggi, perusahaan dengan GCG yang kuat akan
menikmati biaya hutang (cost of debt) yang lebih rendah. Lebih lanjut hasil
penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa penerapan GCG memberikan
keuntungan langsung, berupa COD perusahaan yang lebih rendah. Dan
menurut penelitian Guidara, Khlif, dan Jarboui (2014), perusahaan perlu
menerapkan VD agar dapat menurunkan tingkat risiko perusahaan dalam
penilaian kreditor. Gambar 1. 1 Konsep Logika Penerapan GCG Penilaian credit rating yang baik dari kreditor Diharapkan mendapat COD rendah Informasi VD Nilai perusahaan meningkat
Alat analisis untuk para pengambil keputusan Memberikan perlindungan
8 Berdasarkan latar belakang di atas peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance dan
Voluntary Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Variable Intervening Cost of Debt”.
Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Kartika
Hendra Titisari, Moeljadi, Kusuma Ratnawati, Nur Khusniyah Indrawati
(2020). Perbedaan penelitian ini dari penelitian terdahulu adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian terdahulu menggunakan variable good corporate governance,
cost of debt dan nilai perusahaan. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti
menambahkan variabel voluntary disclosure dalam penelitian ini berperan
sebagai variabel independen.
2. Penelitian terdahulu menggunakan populasi perusahaan go public yang
terdaftar di Corporate Governance Perception Index (CGPI) pada periode
2011-2015. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan populasi Bursa
Efek Indonesia dengan sampel perusahaan yang terdaftar pada LQ45 pada
periode 2017-2019.
3. Penelitian terdahulu, variabel good corporate governance diproksikan
dengan menggunakan Corporate Governance Perception Index (CGPI).
Terdapat tiga kategori penilaian dalam CGPI yaitu sangat tepercaya,
9 menggunakan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite
audit dan komisaris independen.
B. Identifikasi Masalah
1. Perusahaan dalam LQ 45 masih dapat melakukan pelanggaran meskipun
sudah dipantau oleh banyak pihak dan melewati beberapa kriteria dari
BEI.
2. Banyak perusahaan yang masih belum melakukan GCG dengan benar.
3. Perusahaan kurang terbuka terhadap informasi kepada para pemegang
kepentingan.
4. Pengungkapan kecurangan yang terjadi di perusahaan akan menurunkan
minat investor yang berimbas pada turunnya nilai perusahaan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan urairan latar belakang penelitian di atas maka dirumuskan
perumusan masalah yang hendak diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah good corporate governance memiliki pengaruh terhadap cost of
debt?
2. Apakah voluntary disclosure memiliki pengaruh terhadap cost of debt?
3. Apakah cost of debt memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah good corporate governance memiliki pengaruh terhadap nilai
10 5. Apakah voluntary disclosure memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan?
6. Apakah good corporate governance berpengaruh terhadap cost of debt dan
dampaknya terhadap nilai perusahaan?
7. Apakah voluntary disclosure berpengaruh terhadap cost of debt dan
dampaknya terhadap nilai perusahaan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk menganalisis pengaruh good corporate governance terhadap cost of
debt.
2. Untuk menganalisis pengaruh voluntary disclosure memiliki terhadap cost
of debt.
3. Untuk menganalisis pengaruh cost of debt terhadap nilai perusahaan.
4. Untuk menganalisis pengaruh good corporate governance terhadap nilai
perusahaan.
5. Untuk menganalisis pengaruh voluntary disclosure terhadap nilai
perusahaan.
6. Untuk menganalisis pengaruh good corporate governance terhadap cost of
debt dan dampaknya terhadap nilai perusahaan.
7. Untuk menganalisis pengaruh voluntary disclosure terhadap cost of debt
11 E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut
1. Kontribusi Pengembangan Ilmu
a) Mahasiswa jurusan akuntansi, sebagai bahan referensi untuk
menambah ilmu pengetahuan terkait dengan faktor-faktor yang
memengaruhi nilai perusahaan terkhusus pengaruh faktor good
corporate governance, voluntary disclosure, dan cost of debt.
b) Peneliti berikutnya, sebagai bahan rujukan bagi penelitian
selanjutnya, dengan menambahkan beberapa variable tambahan agar
bidang ilmu akuntansi ini semakin berkembang.
2. Kontribusi Pemecahan Masalah
a) Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam
pelaksanaan GCG dan VD dan efeknya melalui COD dalam
hubungannya pada nilai perusahaan. Sekaligus memberikan
kesadaran pentingnya selalu melakukan evaluasi dan peningkatan
sistem perusahaan guna menciptakan keunggulan bersaing.
b) Investor, penelitian ini diharapkan dapat membantu investor
memberikan pengetahuan mengenai faktor-faktor dalam melihat nilai
perusahaan saat akan melakukan investasi atau ketika sedang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Jensen & Meckling (1976)
yang menjelaskan,
“Agency relationship as a contract under which one or more person
(the principals) engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the agent.”
Mengutip Rosalia & Sapari (2017) teori keagenan adalah teori yang
menjelaskan hubungan antara pemilik perusahaan (prinsipal), dengan
pihak manajemen (agen). Karena pemilik perusahaan tidak terjun secara
langsung dalam menjalankan bisnis yang dimiliki, maka mereka
memberikan wewenang atau tugas kepada pihak manajemen. Pihak
manajemen inilah yang mengelola dan menjalankan aktivitas operasional
perusahaan, oleh karena itu manajemen harus mengelola sumber daya
maupun aktivitas perusahaan dengan seefektif mungkin.
Anthony & Govindarajan (2005) menjelaskan juga dalam hubungan
atau kontrak masing-masing pihak antara prinsipal dengan agen harus
memiliki tugas dan kewajiban yang harus dipenuhi. Agen memiliki
fungsi untuk menjalankan tugas-tugas tertentu sesuai keahliannya, dan
pihak prinsipal mempunyai kewajiban untuk memberikan imbalan
13 harapan manajemen dapat mengambil kebijakan dan bertindak sesuai
dengan kepentingan pemilik perusahaan. Namun, pada kenyataannya
pihak manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan manajemen.
Karena hal inilah timbul konflik antara pihak manajemen dengan pemilik
perusahaan.
Konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen dapat
menimbulkan asimetris informasi sehingga mendorong agen untuk tidak
memberikan informasi yang tidak sebenarnya untuk prinsipal, terutama
jika informasi itu berhubungan dengan pengukuran kinerja agen. Pihak
manajemen yang secara langsung menjalankan bisnis perusahaan
memiliki lebih banyak informasi mengenai kinerja perusahaan
dibandingkan pemilik perusahaan, sehingga manajemen akan
memanfaatkan informasi tersebut untuk kepentingan manajemen itu
sendiri.
Mekanisme yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance). Good corporate governance merupakan bentuk
pengelolaan perusahaan yang baik, dimana didalamnya tercakup suatu
bentuk perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham (publik)
sebagai pemilik perusahaan dan kreditor sebagai penyandang dana
ekstern (The Indonesian Institute for Corporate Governance, 2006).
Selain itu menurut Ball (2006) peningkatan dan pengungkapan akan
14 mengharmonikan masing-masing kepentingan. Pengungkapan
(disclosure) menjadi salah satu media yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk mengatasi konflik keagenan.
Sebagai agen, manajer secara moral bertanggung jawab untuk
mengoptimalkan keuntungan para pemilik dan sebagai imbalannya akan
memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian
terdapat dua kepentingan yang berbeda dalam perusahaan dimana
masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan
tingkat kemakmuran yang dikehendaki (Aljana & Purwanto, 2017).
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Brigham dan Houston (2011), signalling adalah suatu tindakan yang
diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang
bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori sinyal
digunakan untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya suatu informasi
(berita) dimanfaatkan perusahaan dapat digolongkan menjadi dua yaitu
berita baik dan berita buruk. Teori sinyal menurut Leland dan Pyle
(2012) dalam Evan Hamzah Muchtar et al., (2019) menyatakan bahwa
pihak eksekutif perusahaan yang memiliki informasi lebih baik mengenai
perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut
kepada calon investor dimana perusahaan dapat meningkatkan nilai
perusahaan melalui pelaporannya dengan mengirimkan sinyal melalui laporan tahunannya.
15 Romadon et al., (2018) menyatakan ketika perusahaan melakukan
VD informasi penting melalui laporan tahunan kepada pihak eksternal
untuk bisa dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan. Seperti kasus
hukum, proyeksi keuntungan perusahaan satu tahun ke depan dan
fluktuasi harga saham yang dilampirkan pada laporan tahunan. GCG juga
memberikan sinyal positif dimata investor terhadap perusahaan. Karena
GCG memperlihatkan bahwa perusahaan sudah berjalan dengan
ketentuan yang berlaku. Teori pensinyalan mengungkapkan bagaimana
seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal yang berupa informasi
mengenai hal yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan kepentingan pemilik yaitu memaksimalkan keuntungan
mereka, (Ramdhaningsih & Utama, 2013).
3. Pecking Order Theory
Teori pecking order dikembangkan oleh Myers & Majluf (1984)
mengenai analisis struktur modal, teori ini menyarankan perusahaan
memiliki preferensi dalam memilih sumber pendanaan dengan
mempertimbangkan biaya termurah dan risiko paling kecil. Berdasarkan
pecking order theory, tidak terdapat struktur modal yang optimal. Teori
ini menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai penggunaan dana
internal daripada eksternal dalam membiayai pengembangan usahanya,
sehingga urutan atau hierarki pendanaan berdasarkan teori pecking order
16 a) Pendanaan internal yang berasal dari laba ditahan
b) Penggunaan utang dengan menerbitkan obligasi
c) Penerbitan saham yang bertumbuh, maka perusahaan akan
mengambil portofolio investasi lancar.
Dan ketika perusahaan melakukan pendanaan dari pihak eksternal
maka akan timbul biaya bunga yang harus dibayarkan pada tiap periode.
Juniarti & Sentosa (2019) menjelaskan bahwa dana yang diberikan oleh
kreditor dalam hal pendanaan terhadap perusahaan tersebut menimbulkan
biaya hutang (cost of debt) bagi perusahaan, dimana COD merupakan
tingkat bunga yang diterima oleh kreditor sebagai tingkat pengembalian
yang diisyaratkan. Namun, di sisi lain pinjaman tersebut membuat
perusahaan akan lebih dikontrol oleh kreditor yang ikut mengawasi
kondisi perusahaan.
4. Good Corporate Governance
Good Corporate Governance (GCG) secara definitif merupakan
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan
nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder dikemukakan oleh
Monks (2003) dalam Halimatusadiah & Gunwan, (2014). GCG berkaitan
dengan sistem yang terapkan oleh pihak manajemen, karena manajemen
harus mempertanggung jawabkan kinerjanya kepada pemilik perusahaan.
Ketika manajemen sudah menerapkan good corporate governance (tata
kelola yang baik) dapat mempermudah mencapai salah satu tujuan
17 Sistem ini menekankan dua hal yaitu pentingnya hak pemegang
saham dan kewajian perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara
akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja
perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Ada empat komponen utama
yang diperlukan dalam konsep GCG, Menurut Kaen dan Shaw (2005)
dalam Halimatusadiah dan Gunwanada (2014) empat komponen utama
yang diperlukan dalam konsep GCG, yaitu fairness, transparency,
accountability, dan responsibility. Keempat komponen tersebut penting
karena penerapan prinsip good corporate governance secara konsisten
terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dan juga dapat
menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan
laporan keuangan tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan.
Mengutip Organization for Economic Co-operation and Development
dalam Hadyarti & Mahsin (2020) prinsip-prinsip GCG adalah:
a) Fairness (Keadilan)
Menjamin perlindungan hak-hak para pemegang saham,
termasuk hak hak pemegang saham minoritas dan para pemegang
saham asing, serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para
investor.
b)
Transparency (Transparansi)Konsep corporate governance harus menjamin adanya
pengungkapan yang tepat waktu dan akurat untuk setiap
18 meliputi informasi mengenai keadaan keuangan, kinerja perusahaan,
kepemilikan, dan pengelolaan perusahaan. Disamping itu, informasi
yang diungkapkan harus disusun, diaudit, dan disajikan sesuai
dengan standar yang berkualitas tinggi. Manajemen juga diharuskan
meminta auditor
c)
Accountability (Akuntabilitas)Menjelaskan adanya peran dan tanggung jawab, serta
mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan
manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh
Dewan Komisaris (dalam Two Tiers System), dan akuntabilitasnya
terhadap perusahaan dan pemegang saham dan anggota direksi harus
bertindak mewakili kepentingan perusahaan.
d)
Responsibility (Pertanggungjawaban)Adanya tanggung jawab pengurus dalam manajemen,
pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada
perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini tercermin dalam
kerangka corporate governance harus memberikan pengakuan
terhadap hak-hak stakeholders, seperti yang telah ditentukan dalam
undangundang, dan mendorong kerjasama yang aktif antara
perusahaan dengan para stakeholders tersebut dalam rangka
menciptakan lapangan kerja, kesejahteraan masyarakat dan
19 Prinsip-prinsip GCG di atas diharapkan akan memberikan manfaat
yang diperoleh perusahaan. Menurut Forum of Corporate Governance in
Indonesia (FCGI), manfaaat pelaksanaan yang diperoleh antara lain:
1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih bai, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada
stakeholder,
2) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan
meningkatkan corporate value,
3) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan,
4) Pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholder value dan deviden.
5. Voluntary Disclosure
Kegiatan investasi yang dilakukan oleh investor, kreditor dan
pengguna informasi lainnya adalah kegiatan yang mengandung risiko dan
ketidakpastian. Maka sebagai dasar pengambilan keputusan informasi
yang disajikan oleh perusahaan lewat laporan keuangan haruslah dapat
dipercaya, relevan dan transparan. Hal ini dilakukan agar mengurangi
risiko dan ketidakpastian yang terjadi. Agar informasi yang ada dapat
dipahami maka diperlukan disclosure (pengungkapan) yang memadai.
20 terbagi menjadi dua, yaitu mandatory disclosure (pengungkapan wajib)
dan voluntary disclosure atau (pengungkapan sukarela). Perusahaan
memenuhi kebutuhan ini dengan memberikan voluntary disclosure
(Purwanto & Wikartika, 2014).
Mengutip Suripto (2000) dalam Purwanto & Wikartika (2014)
mengatakan disisi perusahaan, manajemen melakukan pengungkapan
informasi secara sukarela ini dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat
untuk mengungkapkan informasi tersebut). Manajemen mengungkapkan
informasi secara sukarela jika manfaat yang diperoleh dari pengungkapan
ini menghasilkan biaya moneter langsung. Biaya ini timbul dari sumber
daya yang digunakan saat mengumpulkan dan memproses audit dan
komunikasinya. Maka dari itu bisa dimengerti jika banyak perusahaan
tidak bersedia untuk mengeluarkan biaya-biaya tambahan ini kecuali,
kalau memang diperlukan dan diharuskan untuk melakukan hal tersebut.
Atau ketika keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan melebihi biaya
yang diperkirakan akan dikeluarkan (Purwanto dan Wikartika, 2014).
Hasil penelitian Detthamrong, Chancharat, & Vithessonthi (2017)
dalam Fatmawati et al., (2018) menunjukkan bahwa kepemilikan saham
oleh masyarakat yang semakin tinggi akan berakibat pada tekanan yang
tinggi untuk perusahaan agar mengungkapkan informasi yang lebih baik.
Kepemilikan saham oleh masyarakat dengan persentase yang lebih besar
juga akan mendorong perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
21 memasarkan sahamnya dan untuk meminimalkan tekanan dari pembuat
peraturan (pemerintah).
6. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga pasar sahamnya. Harga
saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara
permintaan dan penawaran investor. Nilai perusahaan dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham
perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi
kemakmuran pemegang saham. Fama & French (1998) dalam
penelitiannya di Amerika menggunakan pendekatan konsep nilai pasar
untuk mengukur nilai perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting sekali
bagi suatu perusahaan, sehingga penting untuk mengeksplorasi semua
kemungkinan faktor yang akan berdampak pada nilai perusahaan. Salah
satu keputusan yang harus dihadapi manajer perusahaan dalam kaitannya
dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan struktur
modal (Ramdhonah et al., 2019).
Nilai perusahaan dapat diukur menggukanan Price to Book Value
(PBV) berdasarkan rasio ini dapat terlihat bahwa nilai perusahaan baik
apabila nilai PBV diatas satu, yaitu ketika nilai pasar lebih besar dari
nilai buku perusahaan. Semakin tinggi nilai PBV maka semakin baik
nilai perusahaan. Sebaliknya jika PBV di bawah satu mencerminkan nilai
22 perusahaan juga kurang baik, karena nilai PBV dibawah satu
menggambarkan harga jual perusahaan lebih rendah dari nilai buku
perusahaan (Larasati & Rivai, 2020). Nilai perusahaan dapat diukur
dengan beberapa cara atau metode:
a) Price to Book Value (PBV) yang diadopsi dari P. K. Sari & Sanjaya
(2019).
b) Net Profit Margin (NPM) yang diadopsi dari P. K. Sari & Sanjaya
(2019)
c) Tobin’s Q yang diadopsi dari Gill & Obradovich (2012).
Keterangan:
1) MV Equity = Market value of the Equity
2) BV Debt = Book value of the debt
3) BV Assets = Book value of total assets
7. Cost of Debt
Pendanaan eksternal oleh perusahaan dapat berasal dari pinjaman
bank atau obligasi perusahaan. Ketika perusahaan melakukan ini maka
23 oleh perusahaan ketika melakukan pinjaman. Sedangkan menurut
Singgih (2008), cost of debt adalah tingkat bunga sebelum pajak yang
dibayar perusahaan kepada pemberi pinjamannya. Biaya hutang dihitung
dari besarnya beban bunga yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut
dalam periode satu tahun dibagi dengan jumlah pinjaman yang
menghasilkan bunga tersebut. Francis et al. (2005) juga menggunakan
interest rate dari hutang perusahaan untuk menghitung besarnya cost of debt yang diterima perusahaan.
Dalam pemberian pinjaman seperti hutang, terlebih dahulu kreditor
memperhitungkan default risk dalam perusahaan. Default risk merupakan
probabilitas perusahaan tidak mampu atau dengan sengaja tidak
memenuhi kewajiban hutangnya Nugroho (2014:1) dalam Wardani &
Rumahorbo (2018). Salah satu cara kreditor mengantisipasi default risk
dengan membebankan sejumlah tingkat bunga pada hutang yang
dipinjamkannya sebagai syarat tingkat pengembalian atau biasa disebut
dengan biaya utang (cost of debt) dikutip dari Rahmawati (2015:1) dalam
Wardani & Rumahorbo (2018). Dalam mengukur cost of debt dapat
menggunakan metode yang diadopsi dari Yenibra (2015) sebagai berikut:
17 3. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No. Penelitian
(Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1. Akhmad Saudi (2016) Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Voluntary Disclosure Terhadap Cost of Debt Pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI
Variabel: Good
Corporate Governance, Voluntary Disclosure,
dan Biaya Utang
Populasi: Perusahaan perbankan yang terdaftar di CGPI
Hasil penelitian menunjukkan komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kualitas audit, dan pengungkapan sukarela secara signifikan mempengaruhi biaya hutang pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Dewi Putri Andriani, Yulia Syafitri, Sunreni (2019) Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Voluntary Disclosure Terhadap
Biaya Hutang (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public Peringkat 10 Besar yang Terdaftar di CGPI Tahun 2012 – 2016) Variabel: Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure,
dan Cost of Debt
Populasi: Perusahaan
go public 10 terbesar
yang terdaftar di CGPI
Hasil pengujian membuktikan bahwa (1) kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, (2) kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, (3) frekuensi pertemuan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, (4) ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, (5) komisaris independen berpengaruh signifikan negatif terhadap biaya utang, (6) voluntary disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.
18 No. Penelitian
(Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
3. Dwi Ricky Nugroho, Wahyu Meiranto (2014) Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Biaya Ekuitas dan Biaya Utang
Variabel: Good
Corporate Governance
dan Cost of Debt
Populasi: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan tata kelola perusahaan yang baik mempengaruhi biaya ekuitas dan biaya utang.
4. I Putu Indra Wiguna dan I. G. A. M. Asri Dwija Putri (2016) Voluntary Disclosure Sebagai Pemoderasi Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Variabel: Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure,
dan Nilai Perusahaan
Populasi: Perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa CGPI tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Analisis variabel pemoderasi dengan menggunakan metode MRA menunjukan bahwa Voluntary Disclosure merupakan variabel pemoderasi antara pengaruh CGPI terhadap nilai perusahaan
5. Tina Martini dan Sunarto (2018)
Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Good
Corporate
Governance terhadap
Nilai Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2014-2016
Variabel: Good
Corporate Governance
dan Nilai Perusahaan
Jenis penelitian: Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research), yaitu melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel kebijakan hutang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel good corporate governance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
19 No. Penelitian
(Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
6. Ratu Kistiah dan Rina Mudjiyanti (2014) Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Audit, Voluntary Disclosure terhadap Cost of Debt pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013
Variabel: Good
Corporate Governance, dan Cost of Debt
Populasi: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2013
Hasil penelitian membuktikan bahwa secara parsial proporsi kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap cost of debt. Sementara itu dewan komisaris independen, kepemilikan
institusional, kualitas audit dan voluntary disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap cost of debt.
7. Kartika Hendra Titisari, Moeljadi, Kusuma Ratnawati, Nur Khusniyah Indrawati (2019) Mediation Role of Cost of Debt and Intellectual Capital on Corporate
Governance and Firm Value: Evidence from Indonesia
Variabel: Cost of Debt dan Nilai Perusahaan
Populasi: Perusahaan yang terdaftar di CGPI pada periode 2011-2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan (NPM dan PBV) dan tata kelola perusahaan secara tidak langsung mempengaruhi nilai perusahaan (ROA dan ROE). Selanjutnya biaya hutang dan intelektual capital seluruhnya memediasi hubungan antara tata kelola perusahaan dan nilai perusahaan (ROA dan ROE) dan
memediasi sebagian hubungan antara tata kelola perusahaan dan nilai perusahaan (NPM dan PBV). Tata kelola perusahaan yang baik meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga menurunkan biaya hutang. Selanjutnya, penurunan biaya hutang meningkatkan nilai perusahaan. 8. Soufene Assidi
(2020)
The efect of voluntary disclosures
and corporate governance on frm value: a study of listed frms in France
Variabel: Voluntary
Disclosures, Corporate Governance, dan Nilai
Perusahaan
Populasi: Sampel dari 1001 perusahaan yang terdaftar pada SBF 120 periode 2006-2016
Hasil ini penelitian ini dapat diandalkan dengan pandangan bahwa hubungan antara voluntary
disclosures dan corporate governance dapat
menambah nilai untuk perusahaan di hadapan yurisdiksi yang menguntungkan. Penelitian ini memberikan pedoman bagi investor, manajer dan
20 No. Penelitian
(Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
pembuat kebijakan untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan penerapan praktik terbaik
voluntary disclosures dan corporate governance
dengan adanya hukum. Untuk meningkatkan keandalan dan kinerjanya, perusahaan mengadopsi mekanisme tata kelola yang baik yang selaras dengan hukum dan mengungkapkan informasi yang lebih sukarela untuk menarik investor.
9. Sami Bacha (2019)
Corporate
Governance Practices and Audit Quality: Do They Matter for the Cost of Debt?
Variabel: Corporate
Governance, dan Cost of Debt
Populasi: Perusahaan yang terdaftar di Bursa Tunisia pada periode 2007-2016
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya hutang berbanding terbalik dengan ukuran dewan direksi dan konsentrasi kepemilikan. Debtholder Tunisia menyukai mekanisme pemantauan yang cenderung membatasi oportunisme manajerial dan mempertimbangkan dewan memantau efektivitas dan keberadaan pemegang blok sebagai sumber jaminan yang lebih besar. Penelitian ini menujukkan bahwa komposisi dewan dan keberadaan pemegang saham manajerial, serta independensi komite audit berpengaruh tidak signifikan biaya hutang.
10. Kulaya Jantadej, Woraphon Wattanatorn (2020) The Effect of Corporate Governance on the Cost of Debt: Evidence from Thailand Variabel: Corporate
Governance, dan Cost of Debt
Populasi: Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Thailand pada periode 2007-2016
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis bahwa investasi yang kurang optimal efektivitas dewan meningkat dikaitkan dengan biaya pinjaman yang lebih tinggi. Selain itu, kami menemukan bahwa jumlah anggota dewan — ukuran dewan, jumlah rapat dewan, dan persentase non-eksekutif dalam permainan komite audit berhubungan positif dengan cost of debt financing.
21 4. Kerangka Penelitan
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.
Gambar 2. 1
Skema Kerangka Pemikiran Masih terjadi pelanggaran yang
dilakukan oleh perusahaan, meskipun perusahaan sudah masuk dalam LQ 45
Pengambil keputusan memerlukan informasi yang diberikan oleh perusahaan
yang mencerminkan kondisi perusahaan
Gap
Grand Theory:
Teori Agensi, Teori Efisiensi Pasar dan Teori Pecking Order
Good Corporate Governance (GCG)
Voluntary Disclosure (VD)
Cost od Debt (COD) Nilai Perusahaan
Metode analisis data: SEM PLS
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
22 5. Keterkaitan Antar Variabel
1. Good Corporate Governance dengan Cost of Debt
Ketika perusahaan menerapkan good corporate governance
diharapkan akan meningkatkan pengawasan terhadap manajemen untuk
pengambilan keputusan yang efektif, mencegah tindakan yang tidak
sejalan dengan kepentingan perusahaan dan mengurangi asimetris
informasi antara pihak eksekutif dan stakeholder (Samhudi, 2018). Dan
dengan sistem good corporate governance yang kuat dapat membuat
para investor dan kreditor percaya kepada perusahaan, karena penerapan
good corporate governance yang kuat membuktikan bahwa terdapat
pengelolaan manajemen yang baik sehingga risiko yang diterima oleh
para investor dan kreditor pun semakin kecil. Itulah sebabnya bahwa
dengan good corporate governance yang kuat akan mendapatkan
keuntungan berupa biaya utang (cost of debt) yang rendah.
Pada penelitian Jantadej & Wattanatorn (2020) mendapatkan hasil
bahwa jumlah komisaris dan komite audit berpengaruh positif terhadap
cost of debt pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Thailand.
Dan pada penelitian Wahyuni (2019) kepemilikan manajerial dan komite
audit berpengaruh signifikan terhadap cost of debt. Dalam perusahaan
pihak manajer terlibat dalam menentukan jumlah hutang yang akan
dipinjam oleh perusahaan. Dengan meningkatnya kepemilikan
manajerial, pihak manajer akan lebih ketat dalam membuat keputusan
23 tinggi dan bunga yang menyertainya. Berdasarkan uraian tersebut dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Cost of Debt.
2. Voluntary Disclosure dengan Cost of Debt
Mengutip Imelda et al., (2020) ketika perusahaan melakukan
pengungkapan secara sukarela (voluntary disclosure) yang selain dari
yang diwajibkan oleh perundang-undangan kepada publik melalui
laporan tahunan dan laporan keuangan, diharapkan kreditor yang
mendapat informasi dari laporan ini akan menetapkan biaya utang (cost
of debt) yang lebih rendah. Karena dengan voluntary disclosure
merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas perusahaan terhadap
para pemangku kepentingan (stakeholder).
Dari hasil penelitian dari Imelda et al., (2020) dan Samhudi (2018)
menunjukkan bahwa voluntary disclosure berpengaruh signifikan
terhadap cost of debt. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik
pengembangan hipotesis sebagai berikut:
H2: Voluntary Disclosure berpengaruh terhadap Cost of Debt.
3. Cost of Debt dengan Nilai Perusahaan
Struktur modal mewakili hubungan proporsional antara instrumen
24 struktur modal penting karena mempengaruhi biaya modal dan nilai pasar
perusahaan (Lawal, 2014). Keputusan struktur modal memiliki berbagai
implikasi dan salah satunya adalah berpengaruh pada nilai perusahaan
yang menjadi dasar penelitian. Disarankan pada perusahaan untuk selalu
membandingkan manfaat marjinal dari penggunaan utang jangka panjang
dengan biaya marjinal utang jangka panjang sebelum menyimpulkan
untuk menggunakannya dalam membiayai operasi mereka. Ini karena
seperti yang ditunjukkan oleh hasil penelitian oleh Antwi et al., (2012),
hutang jangka panjang berdampak positif pada nilai perusahaan seperti
halnya modal ekuitas. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H3: Cost of Debt berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
4. Good Corporate Governance dengan Nilai Perusahaan
Mekanisme corporate governance mengacu pada sekumpulan
mekanisme yang mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh
manajer ketika terjadi pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian.
Ada empat mekanisme good corporate governance yang sering dipakai
dalam berbagai penelitian mengenai good corporate governance yang
bertujuan untuk mengurangi konflik keagenan, yaitu komite audit,
komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
25 Dari hasil penelitian Mutmainah (2015) variabel good corporate
governance, berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Shan (2019) pada perusahaan
yang terdaftar pada Bursa Efek Australia menunjukkan kepemilikan
manajerial dan dewan independen berpengaruh pada nilai perusahaan.
Sejalan dengan itu, penelitian oleh Nazir & Afza (2018) yang dilakukan
pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Pakistan juga
menunjukkan corporate governance berpengaruh positif dan signifikan
pada nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H4: Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan.
5. Voluntary Disclosure dengan Nilai Perusahaan
Suwarjono (2006) dalam Wiguna & Putri (2016), bahwa
pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan
diluar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi. Manajemen
perusahaan selalu berupaya untuk mengungkapkan informasi yang
sifatnya private karena akan menarik minat investor dan pemegang
saham, khususnya apabila informasi tersebut sifatnya baik (good news)
dinilai dapat menjadi sinyal baik yang menimbulkan peningkatan nilai
26 keuangannya dinilai mempunyai image yang baik bagi investor dan
kreditor.
Hasil penelitian Melyana & Syafruddin (2015) pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia menunjukkan
bahwa voluntary disclosure secara positif terkait dengan nilai
perusahaan. Semakin banyak informasi sukarela yang diungkapkan
perusahaan, semakin tinggi nilai yang mereka miliki. Penelitian pada
perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Prancis oleh Assidi (2020)
menunjukkan hasil voluntary disclosure secara positif terkait dengan
nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H5: Voluntary Disclosure berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
6. Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan melalui Cost of Debt
Hasil penelitian mengenai pengaruh good corporate governance
terhadap nilai perusahaan yang tidak konsisten menunjukkan adanya
faktor lain yang turut menginteraksi. Hasil tersebut mendorong peneliti
untuk memasukkan biaya hutang sebagai variabel intervening. Teori
signalling berkaitan dengan pengungkapan yang dilakukan perusahaan
dalam laporan tahunan. Semakin tinggi profit yang diperoleh perusahaan
maka nilai perusahaan juga semakin tinggi karena diminati oleh para
27 et al., (2019) good corporate governance meningkatkan kepercayaan
investor terhadap perusahaan sehingga menurunkan cost of debt (tingkat
pengembalian yang diharapkan dari kreditor), maka penurunan terhadap
cost of debt meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6: Good Corporate Governance memiliki hubungan positif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan melalui Cost of Debt.
7. Voluntary Disclosure terhadap Cost of Debt melalui Nilai Perusahaan Selain informasi keuangan yang diwajibkan, perusahaan juga
melakukan pengungkapan yang sifatnya sukarela. Teori Agensi
membahas hubungan antara prinsipal dan agen, Salah satu indikasi
terpenting dari agensi ini menyangkut kebijakan keuangan perusahaan.
Perusahaan yang melakukan pengungkapan sukarela (voluntary
disclosure) merupakan perusahaan dengan tingkat transparansi yang
tinggi. Transparansi suatu perusahaan pun dinilai akan mengurangi
risiko. Oleh sebab itu investor dan kreditor sebisa mungkin mengurangi
risiko yang ada dengan memilih perusahaan yang terbuka dan transparan
(Agustami & Cahyani Yunanda, 2014). Berdasarkan uraian tersebut
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H7: Voluntary Disclosure memiliki hubungan positif dan signifikan
28 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan
metode non-probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu,
metode pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dengan tujuan agar
sampel yang digunakan dapat merepresentasikan penelitian yang dilakukan.
Kriteria sampel yang ditetapkan oleh peneliti yaitu:
1. Peneliti akan dilakukan pada perusahaan terbuka dalam indeks LQ45 di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2017-2019.
2. Perusahaan yang memiliki data laporan tahunan dan menerbitkan laporan
keuangan secara lengkap untuk periode 2017-2019.
3. Perusahaan yang melaporkan dalam satuan mata uang rupiah dalam
laporan keuangan selama tahun 2017-2019
4. Perusahaan memiliki data-data lengkap terkait dengan variable yang akan
diteliti
B. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sehingga
teknik metode pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yang
berdasarkan annual report perusahaan periode 2017-2019 yang telah
29
website perusahaan terkait. Selain itu peneliti juga mengumpulkan data-data
yang berasal dari dari buku, jurnal akademik dan professional, laporan, tesis,
dan sumber lain yang relevan terhadap data yang dikumpulkan.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Studi Kepustakaan, data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti seperti: buku, jurnal, tesis, disertasi, dan
media lain yang menunjang penelitian ini.
2. Studi Lapangan, data yang diperoleh oleh peneliti berupa data sekunder
laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan terbuka indeks LQ45
periode 2017-2019.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah partial
Least Square-Structural Equation Modeling menggunakan software
Smart-PLS versi 3.0. Structural Equation Modelling (SEM) merupakan salah satu
metode penelitian yang lebih unggul dibandingkan metode regresi. Partial Least Square digunakan dalam teknik analisis data pada penelitian ini, karena
metode Partial Least Square memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala