• Tidak ada hasil yang ditemukan

Voluntary Disclosure dengan Nilai Perusahaan

Dalam dokumen Oleh Nadhir Khairunnisa NIM: (Halaman 35-49)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

5. Voluntary Disclosure dengan Nilai Perusahaan

Kegiatan investasi yang dilakukan oleh investor, kreditor dan

pengguna informasi lainnya adalah kegiatan yang mengandung risiko dan

ketidakpastian. Maka sebagai dasar pengambilan keputusan informasi

yang disajikan oleh perusahaan lewat laporan keuangan haruslah dapat

dipercaya, relevan dan transparan. Hal ini dilakukan agar mengurangi

risiko dan ketidakpastian yang terjadi. Agar informasi yang ada dapat

dipahami maka diperlukan disclosure (pengungkapan) yang memadai.

20 terbagi menjadi dua, yaitu mandatory disclosure (pengungkapan wajib)

dan voluntary disclosure atau (pengungkapan sukarela). Perusahaan

memenuhi kebutuhan ini dengan memberikan voluntary disclosure

(Purwanto & Wikartika, 2014).

Mengutip Suripto (2000) dalam Purwanto & Wikartika (2014)

mengatakan disisi perusahaan, manajemen melakukan pengungkapan

informasi secara sukarela ini dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat

untuk mengungkapkan informasi tersebut). Manajemen mengungkapkan

informasi secara sukarela jika manfaat yang diperoleh dari pengungkapan

ini menghasilkan biaya moneter langsung. Biaya ini timbul dari sumber

daya yang digunakan saat mengumpulkan dan memproses audit dan

komunikasinya. Maka dari itu bisa dimengerti jika banyak perusahaan

tidak bersedia untuk mengeluarkan biaya-biaya tambahan ini kecuali,

kalau memang diperlukan dan diharuskan untuk melakukan hal tersebut.

Atau ketika keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan melebihi biaya

yang diperkirakan akan dikeluarkan (Purwanto dan Wikartika, 2014).

Hasil penelitian Detthamrong, Chancharat, & Vithessonthi (2017)

dalam Fatmawati et al., (2018) menunjukkan bahwa kepemilikan saham

oleh masyarakat yang semakin tinggi akan berakibat pada tekanan yang

tinggi untuk perusahaan agar mengungkapkan informasi yang lebih baik.

Kepemilikan saham oleh masyarakat dengan persentase yang lebih besar

juga akan mendorong perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna

21 memasarkan sahamnya dan untuk meminimalkan tekanan dari pembuat

peraturan (pemerintah).

6. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga pasar sahamnya. Harga

saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara

permintaan dan penawaran investor. Nilai perusahaan dapat memberikan

kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham

perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi

kemakmuran pemegang saham. Fama & French (1998) dalam

penelitiannya di Amerika menggunakan pendekatan konsep nilai pasar

untuk mengukur nilai perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting sekali

bagi suatu perusahaan, sehingga penting untuk mengeksplorasi semua

kemungkinan faktor yang akan berdampak pada nilai perusahaan. Salah

satu keputusan yang harus dihadapi manajer perusahaan dalam kaitannya

dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan struktur

modal (Ramdhonah et al., 2019).

Nilai perusahaan dapat diukur menggukanan Price to Book Value

(PBV) berdasarkan rasio ini dapat terlihat bahwa nilai perusahaan baik

apabila nilai PBV diatas satu, yaitu ketika nilai pasar lebih besar dari

nilai buku perusahaan. Semakin tinggi nilai PBV maka semakin baik

nilai perusahaan. Sebaliknya jika PBV di bawah satu mencerminkan nilai

22 perusahaan juga kurang baik, karena nilai PBV dibawah satu

menggambarkan harga jual perusahaan lebih rendah dari nilai buku

perusahaan (Larasati & Rivai, 2020). Nilai perusahaan dapat diukur

dengan beberapa cara atau metode:

a) Price to Book Value (PBV) yang diadopsi dari P. K. Sari & Sanjaya

(2019).

b) Net Profit Margin (NPM) yang diadopsi dari P. K. Sari & Sanjaya

(2019)

c) Tobin’s Q yang diadopsi dari Gill & Obradovich (2012).

Keterangan:

1) MV Equity = Market value of the Equity

2) BV Debt = Book value of the debt

3) BV Assets = Book value of total assets

7. Cost of Debt

Pendanaan eksternal oleh perusahaan dapat berasal dari pinjaman

bank atau obligasi perusahaan. Ketika perusahaan melakukan ini maka

23 oleh perusahaan ketika melakukan pinjaman. Sedangkan menurut

Singgih (2008), cost of debt adalah tingkat bunga sebelum pajak yang

dibayar perusahaan kepada pemberi pinjamannya. Biaya hutang dihitung

dari besarnya beban bunga yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut

dalam periode satu tahun dibagi dengan jumlah pinjaman yang

menghasilkan bunga tersebut. Francis et al. (2005) juga menggunakan

interest rate dari hutang perusahaan untuk menghitung besarnya cost of debt yang diterima perusahaan.

Dalam pemberian pinjaman seperti hutang, terlebih dahulu kreditor

memperhitungkan default risk dalam perusahaan. Default risk merupakan

probabilitas perusahaan tidak mampu atau dengan sengaja tidak

memenuhi kewajiban hutangnya Nugroho (2014:1) dalam Wardani &

Rumahorbo (2018). Salah satu cara kreditor mengantisipasi default risk

dengan membebankan sejumlah tingkat bunga pada hutang yang

dipinjamkannya sebagai syarat tingkat pengembalian atau biasa disebut

dengan biaya utang (cost of debt) dikutip dari Rahmawati (2015:1) dalam

Wardani & Rumahorbo (2018). Dalam mengukur cost of debt dapat

menggunakan metode yang diadopsi dari Yenibra (2015) sebagai berikut:

17 3. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat

dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No. Penelitian

(Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1. Akhmad Saudi (2016) Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Voluntary Disclosure Terhadap Cost of Debt Pada

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

Variabel: Good

Corporate Governance, Voluntary Disclosure,

dan Biaya Utang

Populasi: Perusahaan perbankan yang terdaftar di CGPI

Hasil penelitian menunjukkan komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kualitas audit, dan pengungkapan sukarela secara signifikan mempengaruhi biaya hutang pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Dewi Putri Andriani, Yulia Syafitri, Sunreni (2019) Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Voluntary Disclosure Terhadap

Biaya Hutang (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public Peringkat 10 Besar yang Terdaftar di CGPI Tahun 2012 – 2016) Variabel: Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure,

dan Cost of Debt

Populasi: Perusahaan

go public 10 terbesar

yang terdaftar di CGPI

Hasil pengujian membuktikan bahwa (1) kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, (2) kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, (3) frekuensi pertemuan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, (4) ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, (5) komisaris independen berpengaruh signifikan negatif terhadap biaya utang, (6) voluntary disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.

18 No. Penelitian

(Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

3. Dwi Ricky Nugroho, Wahyu Meiranto (2014) Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap

Biaya Ekuitas dan Biaya Utang

Variabel: Good

Corporate Governance

dan Cost of Debt

Populasi: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan tata kelola perusahaan yang baik mempengaruhi biaya ekuitas dan biaya utang.

4. I Putu Indra Wiguna dan I. G. A. M. Asri Dwija Putri (2016) Voluntary Disclosure Sebagai Pemoderasi Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Variabel: Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure,

dan Nilai Perusahaan

Populasi: Perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa CGPI tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Analisis variabel pemoderasi dengan menggunakan metode MRA menunjukan bahwa Voluntary Disclosure merupakan variabel pemoderasi antara pengaruh CGPI terhadap nilai perusahaan

5. Tina Martini dan Sunarto (2018)

Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Good

Corporate

Governance terhadap

Nilai Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2014-2016

Variabel: Good

Corporate Governance

dan Nilai Perusahaan

Jenis penelitian: Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research), yaitu melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel kebijakan hutang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel good corporate governance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

19 No. Penelitian

(Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

6. Ratu Kistiah dan Rina Mudjiyanti (2014) Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Audit, Voluntary Disclosure terhadap Cost of Debt pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013

Variabel: Good

Corporate Governance, dan Cost of Debt

Populasi: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2013

Hasil penelitian membuktikan bahwa secara parsial proporsi kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap cost of debt. Sementara itu dewan komisaris independen, kepemilikan

institusional, kualitas audit dan voluntary disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap cost of debt.

7. Kartika Hendra Titisari, Moeljadi, Kusuma Ratnawati, Nur Khusniyah Indrawati (2019) Mediation Role of Cost of Debt and Intellectual Capital on Corporate

Governance and Firm Value: Evidence from Indonesia

Variabel: Cost of Debt dan Nilai Perusahaan

Populasi: Perusahaan yang terdaftar di CGPI pada periode 2011-2015

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan (NPM dan PBV) dan tata kelola perusahaan secara tidak langsung mempengaruhi nilai perusahaan (ROA dan ROE). Selanjutnya biaya hutang dan intelektual capital seluruhnya memediasi hubungan antara tata kelola perusahaan dan nilai perusahaan (ROA dan ROE) dan

memediasi sebagian hubungan antara tata kelola perusahaan dan nilai perusahaan (NPM dan PBV). Tata kelola perusahaan yang baik meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga menurunkan biaya hutang. Selanjutnya, penurunan biaya hutang meningkatkan nilai perusahaan. 8. Soufene Assidi

(2020)

The efect of voluntary disclosures

and corporate governance on frm value: a study of listed frms in France

Variabel: Voluntary

Disclosures, Corporate Governance, dan Nilai

Perusahaan

Populasi: Sampel dari 1001 perusahaan yang terdaftar pada SBF 120 periode 2006-2016

Hasil ini penelitian ini dapat diandalkan dengan pandangan bahwa hubungan antara voluntary

disclosures dan corporate governance dapat

menambah nilai untuk perusahaan di hadapan yurisdiksi yang menguntungkan. Penelitian ini memberikan pedoman bagi investor, manajer dan

20 No. Penelitian

(Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

pembuat kebijakan untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan penerapan praktik terbaik

voluntary disclosures dan corporate governance

dengan adanya hukum. Untuk meningkatkan keandalan dan kinerjanya, perusahaan mengadopsi mekanisme tata kelola yang baik yang selaras dengan hukum dan mengungkapkan informasi yang lebih sukarela untuk menarik investor.

9. Sami Bacha (2019)

Corporate

Governance Practices and Audit Quality: Do They Matter for the Cost of Debt?

Variabel: Corporate

Governance, dan Cost of Debt

Populasi: Perusahaan yang terdaftar di Bursa Tunisia pada periode 2007-2016

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya hutang berbanding terbalik dengan ukuran dewan direksi dan konsentrasi kepemilikan. Debtholder Tunisia menyukai mekanisme pemantauan yang cenderung membatasi oportunisme manajerial dan mempertimbangkan dewan memantau efektivitas dan keberadaan pemegang blok sebagai sumber jaminan yang lebih besar. Penelitian ini menujukkan bahwa komposisi dewan dan keberadaan pemegang saham manajerial, serta independensi komite audit berpengaruh tidak signifikan biaya hutang.

10. Kulaya Jantadej, Woraphon Wattanatorn (2020) The Effect of Corporate Governance on the Cost of Debt: Evidence from Thailand Variabel: Corporate

Governance, dan Cost of Debt

Populasi: Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Thailand pada periode 2007-2016

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis bahwa investasi yang kurang optimal efektivitas dewan meningkat dikaitkan dengan biaya pinjaman yang lebih tinggi. Selain itu, kami menemukan bahwa jumlah anggota dewan — ukuran dewan, jumlah rapat dewan, dan persentase non-eksekutif dalam permainan komite audit berhubungan positif dengan cost of debt financing.

21 4. Kerangka Penelitan

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.

Gambar 2. 1

Skema Kerangka Pemikiran Masih terjadi pelanggaran yang

dilakukan oleh perusahaan, meskipun perusahaan sudah masuk dalam LQ 45

Pengambil keputusan memerlukan informasi yang diberikan oleh perusahaan

yang mencerminkan kondisi perusahaan

Gap

Grand Theory:

Teori Agensi, Teori Efisiensi Pasar dan Teori Pecking Order

Good Corporate Governance (GCG)

Voluntary Disclosure (VD)

Cost od Debt (COD) Nilai Perusahaan

Metode analisis data: SEM PLS

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran

22 5. Keterkaitan Antar Variabel

1. Good Corporate Governance dengan Cost of Debt

Ketika perusahaan menerapkan good corporate governance

diharapkan akan meningkatkan pengawasan terhadap manajemen untuk

pengambilan keputusan yang efektif, mencegah tindakan yang tidak

sejalan dengan kepentingan perusahaan dan mengurangi asimetris

informasi antara pihak eksekutif dan stakeholder (Samhudi, 2018). Dan

dengan sistem good corporate governance yang kuat dapat membuat

para investor dan kreditor percaya kepada perusahaan, karena penerapan

good corporate governance yang kuat membuktikan bahwa terdapat

pengelolaan manajemen yang baik sehingga risiko yang diterima oleh

para investor dan kreditor pun semakin kecil. Itulah sebabnya bahwa

dengan good corporate governance yang kuat akan mendapatkan

keuntungan berupa biaya utang (cost of debt) yang rendah.

Pada penelitian Jantadej & Wattanatorn (2020) mendapatkan hasil

bahwa jumlah komisaris dan komite audit berpengaruh positif terhadap

cost of debt pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Thailand.

Dan pada penelitian Wahyuni (2019) kepemilikan manajerial dan komite

audit berpengaruh signifikan terhadap cost of debt. Dalam perusahaan

pihak manajer terlibat dalam menentukan jumlah hutang yang akan

dipinjam oleh perusahaan. Dengan meningkatnya kepemilikan

manajerial, pihak manajer akan lebih ketat dalam membuat keputusan

23 tinggi dan bunga yang menyertainya. Berdasarkan uraian tersebut dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Cost of Debt.

2. Voluntary Disclosure dengan Cost of Debt

Mengutip Imelda et al., (2020) ketika perusahaan melakukan

pengungkapan secara sukarela (voluntary disclosure) yang selain dari

yang diwajibkan oleh perundang-undangan kepada publik melalui

laporan tahunan dan laporan keuangan, diharapkan kreditor yang

mendapat informasi dari laporan ini akan menetapkan biaya utang (cost

of debt) yang lebih rendah. Karena dengan voluntary disclosure

merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas perusahaan terhadap

para pemangku kepentingan (stakeholder).

Dari hasil penelitian dari Imelda et al., (2020) dan Samhudi (2018)

menunjukkan bahwa voluntary disclosure berpengaruh signifikan

terhadap cost of debt. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik

pengembangan hipotesis sebagai berikut:

H2: Voluntary Disclosure berpengaruh terhadap Cost of Debt.

3. Cost of Debt dengan Nilai Perusahaan

Struktur modal mewakili hubungan proporsional antara instrumen

24 struktur modal penting karena mempengaruhi biaya modal dan nilai pasar

perusahaan (Lawal, 2014). Keputusan struktur modal memiliki berbagai

implikasi dan salah satunya adalah berpengaruh pada nilai perusahaan

yang menjadi dasar penelitian. Disarankan pada perusahaan untuk selalu

membandingkan manfaat marjinal dari penggunaan utang jangka panjang

dengan biaya marjinal utang jangka panjang sebelum menyimpulkan

untuk menggunakannya dalam membiayai operasi mereka. Ini karena

seperti yang ditunjukkan oleh hasil penelitian oleh Antwi et al., (2012),

hutang jangka panjang berdampak positif pada nilai perusahaan seperti

halnya modal ekuitas. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H3: Cost of Debt berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

4. Good Corporate Governance dengan Nilai Perusahaan

Mekanisme corporate governance mengacu pada sekumpulan

mekanisme yang mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh

manajer ketika terjadi pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian.

Ada empat mekanisme good corporate governance yang sering dipakai

dalam berbagai penelitian mengenai good corporate governance yang

bertujuan untuk mengurangi konflik keagenan, yaitu komite audit,

komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan

25 Dari hasil penelitian Mutmainah (2015) variabel good corporate

governance, berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Shan (2019) pada perusahaan

yang terdaftar pada Bursa Efek Australia menunjukkan kepemilikan

manajerial dan dewan independen berpengaruh pada nilai perusahaan.

Sejalan dengan itu, penelitian oleh Nazir & Afza (2018) yang dilakukan

pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Pakistan juga

menunjukkan corporate governance berpengaruh positif dan signifikan

pada nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H4: Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan.

5. Voluntary Disclosure dengan Nilai Perusahaan

Suwarjono (2006) dalam Wiguna & Putri (2016), bahwa

pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan

diluar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi. Manajemen

perusahaan selalu berupaya untuk mengungkapkan informasi yang

sifatnya private karena akan menarik minat investor dan pemegang

saham, khususnya apabila informasi tersebut sifatnya baik (good news)

dinilai dapat menjadi sinyal baik yang menimbulkan peningkatan nilai

26 keuangannya dinilai mempunyai image yang baik bagi investor dan

kreditor.

Hasil penelitian Melyana & Syafruddin (2015) pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia menunjukkan

bahwa voluntary disclosure secara positif terkait dengan nilai

perusahaan. Semakin banyak informasi sukarela yang diungkapkan

perusahaan, semakin tinggi nilai yang mereka miliki. Penelitian pada

perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Prancis oleh Assidi (2020)

menunjukkan hasil voluntary disclosure secara positif terkait dengan

nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H5: Voluntary Disclosure berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

6. Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan melalui Cost

Dalam dokumen Oleh Nadhir Khairunnisa NIM: (Halaman 35-49)

Dokumen terkait