• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Teori-teori Motivasi

Teori motivasi dapat dikelompokan menjadi dua kategori umum, yaitu motivasi sebagai dorongan internal yang oleh para ahli sering disebut internal

theory dan motivasi di sisi lain sebagai dorongan eksternal atau akibat dari proses belajar yang sering disebut external theory.

1. Motivasi Sebagai Dorongan Internal

Motif atau dorongan sebagai kata kunci suatu motivasi dapat muncul sebagai akibat dari keinginan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan di dalam kebutuhan itu muncul sebagai dorongan internal atau dorongan alamiah (naluri). Kebutuhan yang tidak terpuaskan dari seseorang mengakibatkan suatu situasi yang tidak menyenangkan. Situasi yang tidak menyenangkan tersebut mendorong seseorang untuk memenuhinya yang kemudian akan menimbulkan suatu tujuan dimana untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tindakan. Beberapa model atau teori tentang motivasi yang lebih condong dengan pandangan di atas dikemukakan beberapa ahli sebagai berikut:

1.1 Teori Motivasi Kebutuhan

Teori ini dikemukakan oleh Abraham A. Maslow yang menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yangcenderung bersifat bawaan. Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dalam pemenuhan, yaitu:

a. Kebutuhan fisik (physiological needs)

Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan diri sebagai makhluk fisik

seperti kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, seks, dan lain-lain. karena ini merupakan kebutuhan biologis, maka kebutuhan ini akan didahulukan pemenuhannya oleh manusia, diaman bila belum terpenuhi atau belum terpuaskan, makan individu tidak akan tergerak untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebuh tinggi.

b. Kebutuhan rasa aman (safety needs)

Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan rasa aman dari ancaman-ancaman dari luar yang mungkin terjadi seperti keamanan dari ancaman orang lain, ancaman alam, atau ancaman bahwa suata saat tidak dapat bekerja karena faktor usia dan faktor lainnya. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan pertama terpenuhi.

c. Kebutuhan sosial (social needs)

Kebutuhan ini berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai orang lain, dan mencintai orang lain. kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan tingkat pertama dan kedua terpenuhi. Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan seseorang menjadi bagian atau anggota dari kelompok tertentu, keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dan keinginan membantu orang lain.

d. Kebutuhan pengakuan (esteem needs)

Kebutuhan yang berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari orang lain (masyarakat), tetapi lebih jauh dari itu, yaitu diakui/dihormati/dihargai orang lain karena kemampuannya atau kekuatannya. Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan untuk mengembangkan diri, meningkatkan kemandirian, dan kebebasan.

e. Kebutuhan yang berhubungan dengan aktualisasi/ penyaluran diri dalam arti kemampuan/minat/potensi diri dalam bentuk nyata dalam kehidupan merupakan kebutuhantingkat tinggi dari teori Maslow. Ini ditandai dengan hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginannya.

1.2 Teori X dan Y

Teori ini menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri dari dua jenis. Pencetusnya McGregor, mengatakan bahwa ada jenis manusia X dan jenis manusia Y yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Jenis manusia X adalah manusia yang selalu ingin menghindari pekerjaan bilamana mungkin, sementara jenis manusia Y menunjukan sifat yang senang bekerja yang diibaratkan bahwa bekerja baginya seperti bermain. Kemudian jenis manusia tipe X tidak punya inisiatif dan senang diarahkan, sedangkan jenis manusia Y sebaliknya.

1.3 Three Needs Theory

Teori ini dikemukakan oleh David McClelland, yang mengatakan bahwa ada tiga kebutuhan manusia, yaitu:

a. Kebutuhan berprestasi (need for achievment), yaitu keinginan untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya

b. Kebutuhan untuk berkuasa (need for power), yaitu kebutuhan untuk lebih kuat, lebih berpengaruh terhadap orang lain.

c. Kebutuhan afiliasi (need for affiliation), yaitu kebutuhan untuk disukai, mengembangkan, atau memelihara persahabatan dengan orang lain.

1.4 ERG Teori

Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer, yang sebenarnya tidak jauh beda dengan teori dari A. Maslow, yang mengatakan bahwa teori ini merupakan revisi dari teori tersebut. Teori ini mengatakan bahwa ada tiga kelompokkebutuhan manusia, yaitu:

a. Existence berhubungan dengankebutuhan untuk mempertahankan keberadaan seseorang dalam hidupnya. Dikaitkan dengan pennggolongan dari Maslow, ini berkaitan dengan kebutuhan fisik dan keamanan.

b. Relatedness berhubungan dengan kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. dikaitkan dengan penggolongan kebutuhan dari Maslow ini meliputi kebutuhan sosial dan pengakuaan.

c. Growth berhubungan dengan kebutuhan pengembangan diri, yang identik dengan kebutuhan self-actualization yang dikemukakan oleh Maslow.

1.5 Teori Dua Faktor

Teori ini disebut juga motivation-hygiene theory dan dikemukakan oleh Frederick Herzberg. Teori ini mengatakan bahwa suatu pekerjaan selalu berhubungan dengan dua aspek, yaitu pekerjaan itu sendiri seperti mengajar, merakit sebuah barang, mengkoordinasi suatu kegiatan, menunggu langanan, membersihkan ruangan-ruangan, dan lain-lain yang disebut job content, dan aspek-aspek yang berkaitan dengan pekerjaan seperti gaji, kebijaksanaan orgaisasi, supervise, rekan sekerja, dan lingkungan kerja yang disebut job context.

2. Motivasi Sebagai Dorongan Eksternal

Beberapa model/teori motivasi tidak semata-mata dipengaruhi tuntutan kebutuhan yang bersifat internal, tetapi dipengaruhi juga oleh faktoe eksternal, yaitu:

2.1 Expectancy Theory

Teori ini pertama sekali dikemukakan oleh Vector Vroom yang mengatakan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor atau situasi, yaitu:

a. Hubungan tingkat usaha dengan tingkat tampilan kerja (performance), dalam arti keyakinan seseorang untuk dapat memenuhi tingkat performance yang diharuskan dalam suatu pekerjaan. Ini disebut dengan sxpectancy. Situasi yang mungkin muncul di sini adalah seseorang dapat melihat pekerjaan terlalu sukar atau pekerjaan tidak terlalu sukar, tetapi kecil kemungkinannya karena fasilitas yang diberikan organisasi kurang memadahi.

b. Hubungan antara tampilan kerja dan suatu outcome/reward, yang artinya kemungkinan atau keyakinan seseorang akan mendapat ganjaran bilamana memenuhi tingkat performance tertentu. Ini disebut instrumentality.

c. Nilai yang diberikan seseorang terhadap reward yang akan didapat oleh seseorang dari pekerjaannya disebut valance. Situasi yang muncul di sini adalah satu reward dapat diberi nilai yang berbeda oleh seseorang, misalnya bagi seseorang uang menjadi reward yang paling diharapkan.

2.2. Equity Theory (Teori Keseimbangan/Kendali)

Setiap orang memasuki dunia kerja mengharakan hasil (outcome) yang diterima sesuai dengan yang telah diberikan buat organisasi (input) dan dengan yang telah diterima orang lain di lingkungan pekerjaan atau organisasi lain.

2.3.Goal-Setting Theory

Goal-setting theory mengatakan bahwa yang mengaktifkan atau mendorong perilaku tertentu terhadap pekerjaan adalah tujuan/sasaran (goals), dan proses penentuan tujuan itu sendiri.

2.4.Reinforcemen Theory

Teori ini berpendapat bahwa faktor yang emotivasi seseorang dalam melakukan pekerjaan adalah reward yang akan diterima dari pelaksanaan suatu pekerjaan. (dalam Marihot Tua Efendi Hariandja, 2009:323).

Dokumen terkait