• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Teori Pembelajaran dengan Musik

1. Pembelajaran dengan Musik

Mempelajari matematika memerlukan konsentrasi dan berpikir menggunakan logika. Kegiatan berpikir merupakan kegiatan mental yang dapat melelahkan pikiran dan menghilangkan konsentrasi. Terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perbedaan kondisi tubuh saat menggunakan dan tidak menggunakan musik, ditunjukkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Perbedaan Melakukan Pekerjaan Mental yang Melelahkan Pikiran dengan dan tanpa Musik

Tanpa musik Dengan musik yang tepat Denyut nadi dan tekanan darah

meningkat

Denyut nadi dan tekanan darah menurun

Gelombang otak semakin cepat Gelombang otak melambat Otot-otot menegang Otot-otot relaks

(Bobbi Deporter dan Mike Hernacki, 1999:73)

Banyak manfaat atau keuntungan yang diperoleh dengan memutarkan musik sebagai pengiring kegiatan pembelajaran dikelas. Keuntungan musik dalam proses pembelajaran (Adi W. Gunawan, 2003:259) :

a. Membuat siswa rileks dan mengurangi stres (stres sangat menghambat proses pembelajaran).

b. Mengurangi masalah disiplin.

c. Merangsang kreativitas dan kemampuan berpikir.

d. Membantu kreativitas dengan membawa otak pada gelombang tertentu.

e. Merangsang minat baca, keterampilan motorik dan perbendaharaan kata.

16

f. Sangat efektif untuk proses pembelajaran yang melibatkan pikiran sadar maupun pikiran bawah sadar.

Bobbi dePorter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie (2000:115), berpendapat bahwa musik mendapatkan tempat untuk mendukung pembelajaran. Musik dapat digunakan untuk :

a. Meningkatkan semangat b. Merangsang pengalaman c. Menumbuhkan relaksasi d. Meningkatkan fokus e. Membina hubungan

f. Menentukan tema untuk hari ini g. Memberi inspirasi

h. Bersenang-senang

Adi W. Gunawan (2003:261-268) menyatakan manfaat musik sebenarnya sangat tergantung pada cara kita menggunakannya, kapan dan apa jenis musiknya. Berikut adalah 13 cara bisa menggunakan musik, dalam hubungannya dengan proses pembelajaran :

a. Musik sebagai pembukaan

Musik yang tepat bila digunakan pada waktu yang sesuai akan sangat membantu mempengaruhi mood dan atmosfir belajar. Contoh musik adalah Sonata for Two Pianos in D (Wolfgang Amadeus Mozart), Paganini for Two (Nicolo Paganini), The Universal (Blur). b. Musik sebagai pembatas waktu

Guru dapat menggunakan musik untuk menetapkan waktu bagi siswa. Misalnya guru memberikan tugas, dengan batas waktu bila musik selesai, maka tugas tersebut harus dikumpul. Contoh musik :

Fight of the Bumble Bee (Nicholas Rimsky-Korkof), Theme tune from Mission Impossible, Everyday is a Winding Road (Sheryl Crow).

c. Musik untuk memperbaiki dan meningkatkan mood

Musik dapat digunakan untuk membuat perubahan mood dan suasana di kelas. Misalnya, musik dimainkan pada saat kelas merayakan suatu keberhasilan, maka yang terjadi adalah perasaan, emosi, sukses, kegembiraan, mood dan atmosfir positif yang saat itu sedang berlangsung di kelas dijangkarkan pada musik. Contoh musik:

The Hallelujah Chorus (George Friedrick Handel), Tubhumping

(Chumbawamba), Greatest Hits (Gipsy Kings). d. Musik untuk membangkitkan semangat dan energi

Saat guru melihat suasana kelas yang agak menurun, siswa sudah terlihat agak mengantuk, bosan dan letih, mainkan musik dengan tempo tinggi sambil melakukan gerak badan. Lakukan selama 1-2 menit saja. Yang penting selain musiknya semangat, siswa juga diminta untuk bergerak dengan semangat dan antusias. Ini akan memperlancar sirkulasi darah ke otak sehingga badan akan terasa lebih segar. Contoh musik: Sonata in C Major (Wolfgang Amadeus Mozart),

Walking in the Sun (Usura/Datura), The Final Count Down (Europe).

18

Bila guru ingin siswa rileks setelah mengerjakan tugas yang membutuhkan pemikiran yang dalam dan berat, atau sebelum guru memberikan tugas kepada kelas untuk mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan kreativitas, mainkan musik dengan tempo lambat. Guru bisa memainkan musik dengan tempo sekitar 40-55 bit per menit atau 55-70 bit per menit. Contoh musik : Nocturne in E Flat Major (Frederich Chopin), Pachelbel’s Canon in D, Symphony no 6 (Ludwig Van Beethoven) The Four Seasons (Antonio Vivaldi), Water Music (George Friederick Handel).

f. Musik untuk membantu dan mengarahkan visualisasi

Musik yang tepat dapat sangat membantu melakukan visualisasi. Musik ini akan menjadi musik latar belakang untuk membantu proses relaksasi dan membantu anak dalam melakukan visualisasi. Contoh musik: Air (Johan Sebastian Bach), Symphonies no 94, 100 dan 101 (Franz Joseph Haydn), Clarinet Quintet in A (Wolfgang Amadeus Mozart).

g. Musik untuk membantu diskusi

Saat melakukan diskusi, mainkan musik sebagai latar belakang. Peran musik disini adalah untuk menciptakan atmosfer yang mndukung proses diskusi itu. Saat diskusi baru dimulai, mainkan musik dengan volume agak keras. Hal ini memaksa peserta diskusi untuk berbicara dengan suara keras. Ini akan sangat berguna untuk menyiasati mereka yang pemalu dan tidak berani berbicara dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

suara keras. Setelah diskusi berlangsung pada level suara yang guru inginkan, turunkan volume musik. Contoh musik : Galaxia (Gypsy Kings), Allegria (Gypsy Kings), Life is a Rollercoaster (Ronan Keating).

h. Musik untuk memperkuat tema

Bila materi pembelajaran dikemas dalam satu tema, musik dengan tema yang sama atau serupa akan sangat membantu memperkuat tema tersebut. Yang paling mudah digunakan adalah musik yang berasal dari tema film. Contoh musik : The Whole New

World (Theme Songs from Alladin) We Are the Champions (Queen), We Are the World, What a Wonderful World (Louis Armstrong).

i. Musik untuk konser aktif

Konser aktif adalah suatu aplikasi khusus musik dalam membantu pembelajaran dalam metode accelerated learning. Dalam teknik ini guru membacakan informasi kepada siswa dengan cara yang dramatis dan penuh emosi sambil memainkan musik yang aktif. Saat membacakan materi tersebut guru mengikuti irama musik, cepat atau lambat, keras atau lembut, tinggi atau rendah. Saat yang paling baik menggunakan konser aktif adalah saat guru telah memberikan gambaran besar dan menetapkan tujuan pembelajaran. Setelah guru melakukan konser aktif, barulah guru masuk ke proses selanjutnya dari lingkaran sukses Genius Learning. Pada teknik ini, musik berperan sebagai faktor yang menciptakan sinkronisasi antara otak kiri

20

dan otak kanan dengan memasukkan faktor emosi positif ke dalam prose situ. Secara umum musik karya komposer seperti Brahms, Rachmaninoff, Beethoven, Tchaikovsky dan Haydn sangat cocok untuk kegiatan ini. Contoh musik : Eine Kleine Nacthmusic (Wolfgang Amadeus Mozart), Symphonies No 1 dan 2 (Ludwig Van Beethoven),

Symphonies No 42, 45 dan 46 (Frans Joseph Hadyn), Tocatta and Fugue in D Minor (Johan Sebastian Bach).

j. Musik untuk konser pasif

Konser pasif adalah salah satu teknik yang sangat ampuh dalam membantu memasukkan informasi ke dalam memori jangka panjang. Konser pasif yang digunakan bersama dengan konser aktif akan memberikan hasil yang sangat bagus. Berbeda dengan konser aktif, dimana guru membacakan informasi mengikuti musik yang aktif, pada konser pasif sebelum guru membacakan informasi, siswa harus berada pada kondisi rileks namun waspada atau kondisi alfa. Pada saat melakukan konser pasif, siswa diminta untuk mencurahkan konsentrasi dan fokus mereka pada musik yang dimainkan, bukan pada informasi yang dibacakan. Konser pasif dilakukan pada saat akhir sesi, pada saat guru melakukan pengulangan dan menjangkarkan informasi yang telah dipelajari. Pada saat ini guru membaca secara normal, agak lirih, volume suara sedikit di bawah volume musik. Contoh musik : Canon

in D (Johann Pachelbel), Adagio in G Minor (Tomaso Albioni), Symphony No. 38 (Wolfgang Amadeus Mozart).

k. Musik untuk konser kombinasi

Selain konser aktif dan konser pasif, saat ini telah dikembangkan satu teknik baru yaitu konser kombinasi. Konser kombinasi ini sangat baik digunakan untuk mendukung proses pembelajaran kolaborasi. Jenis musik yang digunakan untuk konser kombinasi adalah jenis musik Flamenco. Contoh musik : Mediterrano (GOVI), Rising in Love (GOVI), Walking on clouds (GOVI).

l. Musik untuk menemami kegiatan fisik untuk membantu sinkronisasi otak

Musik disini digunakan untuk menemani aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan sinkronisasi otak. Contoh musik : Let’s Twist again (Chubby Checker), Dancing Queen (ABBA), La Bamba (Los Lobos), Asereje (Las Ketchup).

m. Musik untuk penutup

Kalau ada musik untuk pembukaan, maka ada musik untuk penutup. Musik ini dimainkan saat siswa telah selesai belajar dan bersiap untuk pulang. Contoh musik : We are the Champions (Queen),

Theme tune to the Lion King, Celebration (Fun Factory).

2. Pembelajaran dengan Musik Barok

Menurut Adi W. Gunawan (2003:179) jenis musik yang boleh digunakan dalam pembelajaran adalah :

22

b. Musik instrumennya sebaiknya murni dari lagu instrumental. Jangan menggunakan musik instrumen yang berasal dari lagu “My Way” yang dijadikan musik instrumen.

c. Untuk mudahnya gunakan musik klasik dari zaman Baroque.

Musik instrumen berupa musik Barok baik digunakan dalam pembelajaran karena tidak mengandung kata-kata. Jika menggunakan kata-kata maka akan menyulitkan proses pemasukan informasi karena didalam otak akan terjadi interferensi antara materi yang dipelajari dengan kata-kata dari lagu sehingga mengakibatkan terganggunya konsentrasi (Adi W. Gunawan, 2003).

Untuk tujuan pembelajaran, gunakan musik Baroque dengan 2 kategori :

a. Quick Baroque (antara 100-140 bit per menit) b. Slow Baroque (antara 55-70 bit per menit)

Untuk proses pemasukan informasi, gunakan musik dengan tempo 55-70 bit per menit. Untuk brain-storming, diskusi atau tugas yang menuntut

output kreatif, gunakan musik yang lebih aktif dengan tempo 100-140 bit

per menit.

Dokumen terkait