• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Pendorong Pendidikan Nilai Terhadap keberhasilan pembentukan Karakter

a. Esensi pendidikan nilai terhadap pembentukan karakter.

Karakter yang diharapkan setiap orang tua untuk anak-anaknya adalah mereka memiliki perilaku sejatinya kualitas manusia sendiri, peran keluarga yang paling utama untuk membentuk karakter anak masih pula membutuhkan pendampingan khusus terhadap lembaga sekolah, karena lembaga sekolah

merupakan peran kedua dari keluarga yang membantu siswa hidup berada dalam lingkungan yang baik.

Pernyataan diatas yang telah ditulis oleh peneliti, dapat dilihat pula Dalam buku Lickona (2013:31-35) bahwa permulaan abad 21 yang sedang kita hadapi bahkan sedang kita jalani saat ini, terdapat sedikitnya sepuluh alasan mengapa skolah seharusnnya memberikan arahan yang jelas dan menyeluruh tentang komitmen pendidikan moral dan pengembangan karakter, dimana alasan ini dibuat karena :

1) Adanya kebetulan yang begitu jelas dan mendesak.

2) Proses penghubungan nilai dan sosialitas.

3) Peranan sekolah sebagai tempat pendidikan moral menjadi semakin penting ketika jutaan anak-anak hanya mendapatkan sedikit pendidikan moral dari orangtua mereka dan ketika makna nilai yang sangat berpengaruh yang didapatkan melalui tempat ibadah lainnya perlahan tidak berarti dan akan menghilang dari kehidupan mereka.

4) Munculnya konflik dimasyarakat yang disebabkan oleh perbedaan pandangan dasar menyangkut etika.

5) Demokrasi memiliki posisi khusus dalam pendidikan moral karena demokrasi tersebut merupakan bentuk dari pemerintahan dalam suatu masyarakat.

6) Tidak ada satu hal pun yang dapat dianggap sebagai pendidikan tanpa nilai.

7) Pertanyaan moral berada dalam pertanyaan-pertanyaan utama yang dihadapi baik secara individu rasial.

8) Pendidikan nilai di sekolah kini memiliki sebuah pandangan dasar bermakna luas yang mendukung pekembangan pendidikan.

9) Sebuah pernyataaan gamblang tentang pedidikan moral juga menjadi sesuatu yang penting jika ditujukan untuk menarik perhatian dan membentuk perilaku yang dimulai dari diri para guru. seorang pendidik,

10) Pendidikan nilai merupakan sebuah pekerjaan yang sangat mungkin untuk dilaksanakan.

Dari setiap point yang dipaparkan oleh Lickona, menurut penulis bahwa pernyataannya disaat awal abad 21 ternyata sangat sesuai dengan keadaan sekarang, ternyata pendidikan moral yang di bahas secara detail, dan kupas tuntas oleh lickona sejak beberapa tahun silam kini sangat dibutuhkan diseluruh dunia khususnya Indonesia, kehidupan yang semakin modern malah bukan membawa kita kepada rasa syukur, tetapi mereka memiliki sikap westernisasi yang dianggap itu sebuah hal yang modern.

Pemikiran Lickona yang dijadikan sebagai kiblatnya mahaguru di luar sana dalam pendidikan untuk membentuk sebuah karakter sangat memiliki esensi yang sangat luar biasa. Sebagai perbandingan, bahwa dalam artikel yang telah dibuat oleh Ganesha tentang penerapan konsep-konsep pendidikan nilai menurut Sofyan Sauri (2007) pernah diterapkan pada sebuah lembaga pendidikan di Thailand dengan menggunakan suku kata yang terdapat dalam kata EDUCATION , dimana menurut penulis hal ini bisa dijadikan sebagai esensi pendidikan nilai terhadap pembentukan karakter siswa, dimana EDUCATION ini memiliki arti sebagai sebagai berikut:

(E) Singkatan untuk Enlightenment (pencerahan). Ini adalah proses pencapaian pemahaman dari dalam diri atau bathin melalui peningkatan kesadaran menuju pikiran super sadar yang akan memunculkan intuisi, kebijaksanaan, dan pemahaman.

(D) Singkatan untuk Duty and Devotion (tugas dan pengabdian). Pendidikan harus membuat siswa menyadari tugasnya dalam hidup. Selain memiliki tugas atau kewajiban yang terhadap orang tua dan keluarga, siswa juga memiliki kewajiban yang berlandaskan cinta kasih dan belas kasih untuk melayani dan menolong semua orang di masyarakat dan di dunia.

(U) Singkatan untuk Understanding (pemahaman). Ini bukan hanya mengenai pemahaman terhadap mata pelajaran yang diberikan dalam kurikulum nasional tetapi juga penting untuk memahami diri sendiri.

(C) Singkatan untuk Character (karakter). Guru mesti membentuk karekter yang baik pada diri siswa. Seorang yang berkarakter adalah seorang yang memiliki kekuatan moral dan lima nilai kemanusiaan yaitu Kebenaran, Kebajikan, Kedamaian, Kasih sayang dan tanpa Kekerasan. Nilai kemanusiaan tersebut harus terpadu dalam pembelajaran di kelas.

(A) Singkatan untuk Action (tindakan). Model pembelajaran yang baik mesti membuat hubungan antara yang dipelajari dan situasi nyata dalam hidup.

Hal ini akan memungkinkan siswa mengaplikasikan pengetahuan ke dalam hidup mereka sendiri.

(T) Singkatan untuk Thanking (berterima kasih). Siswa mesti belajar berterima kasih kepada orang-orang yang telah membantu mereka.

(I) Singkatan untuk Integrity (Integritas). Integritas adalah sifat jujur dan karakter menjunjung kejujuran. Siswa mesti tumbuh menjadi seseorang yang memiliki integritas, yang bisa dipercaya untuk menjadi pemimpin di bidangnya masing-masing.

(O) Singkatan untuk Oneness (kesatuan). Pendidikan mesti membantu siswa melihat kesatuan dalam kemajemukan. Apakah kita memiliki agama atau kepercayaan yang berbeda, warna kulit dan ras yang berbeda. Kita mesti belajar hidup damai dan harmonis dengan alam.

(N) Singkatan untuk Nobility (kemuliaan). Kemuliaan adalah sifat yang muncul karena memiliki karakter yang tinggi atau mulia. Kemuliaan tidak timbul dari lahir tetapi muncul dari pendidikan.Jadi, kemuliaan terdiri dari semua nilai-nilai yang dijelaskan di atas.

b. Teori yang dijadikan sebagai pendorong pendidikan nilai terhadap pembentukan karakter.

Untuk membenarkan sebuah pendapat yang kita kemukakan, akan lebih afdol bila pendapat ini disesuaikan dengan sebuah teori. Esensi diatas yang telah dicatat, bahwa peneliti mengambil satu teori yang dijadikan sebagai peoman dalam pendukung kajian di atas, teori tersebut dikemukakan oleh maha guru yang menguasai tentang karakter manusia yakni Lickona bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.

dari pendapat lic kona diatas dan disambung dengan pernyataan dalam karyanya “Educating for Caracter” ( 1992 :43) mengatakan bahwa , bahwa memang benar jika pendidikan nilai dan pendidikan karakter itu tidak bisa dipisahkan. Pengajaran sebuah nilai yang ada dalam setiap mata pelajaran harus disampaikan kepada siswa. Karena disaat sudah memahami dan menjadikan sebuah nilai menjadi sebuah rujukan, maka ia akan tahu pula kearah mana ia akan berjalan. Kepada jalan kebenaran kah atau jalan keburukan dimana hal ini akan secara tidak langsung membentuk karakter siswa dan salah satu usaha dalam membuat perubahan, winkelman tempat salah satu tempat peneletian yang dikunjungi oleh Lickona meluncurkn sebuah project yang dinamakan Let’s Be Courteous, Let’s Be Caring. Dimana sebuah nilai kesopanan dan perhatian dijadikan isu utama untuk ditekankan kepada siswa.

Dokumen terkait