• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. TEORI SUPERVISI 1. Pengertian Supervisi

Supervisi menurut Abd. Kadim Masaong berasal dari Bahasa Inggris yang

terdiri dari dua kata, yaitu “super” dan “vision”. Super artinya atas atau lebih, sedangkan Vision artinya melihat atau meninjau.27 Merriam Webster’s Collegiate di kutif Doni menyebutkan “supervisi is a critical watching and directing”. 28

Dapat difahami “supervisi merupakan arahan dan pandangan

25Kementrian Agama RI, PMA…, no 2 tahun 2012.

26

Depag RI, Kepengawasan Pendidikan, Jakarta: Depag, 2005, 8.

27Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pendidikan, Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik,

Bandung: MQS Publishing, 2010, 2.

28

Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2014, 83.

kritis dari seorang yang memiliki kelebihan kepada orang lain dalam suatu hubungan timbal balik yang bermanfaat”. Selanjutnya orang yang memberi arahan dan pandangan secara kritis disebut supervisor (pengawas).

Secara etimologi, kata ”pengawasan (supervisi)”, berasal dari istilah

Inggris supervision”, terdiri dari dua kata ”super (lebih)” dan ”vision (melihat)”, yang berarti ”melihat dari atas”29

, yakni melihat dengan teliti pekerjaan secara keseluruhan. Sedangkan orang yang melakukan supervisi tersebut, dikenal dengan supervisor atau pengawas.

Sehingga supervisi pendidikan diartikan sebagai layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesinya secara efektif. Unruh dan Turner, yang dikutif Zepeda menyebutkan

“supervison as a sosial process of stimulation, nurturing, and appraising the professional growth of teacher, and the supervisor as the prime mover in the development of optimum conditions for learning.”30

(Supervisi adalah sebuah proses sosial yang merangsang, memelihara dan menilai perkembangan profesional seorang guru. Dan supervisor adalah penggerak utama dalam mengembangkan kondisi maksimal dalam pembelajaran).

Carl Glickman, seperti yang dikutip Allan A. Glatthorn,

29Suharsimi Arikunto . Dasar-Dasar Supervisi, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2004, 4.

30

Sally J. Zepeda. Instructional Supervision Applying Tools and Concepts, NY: Eye On education, Library of Conggres Cataloging-in-Publication Data, 2003, 19.

Supervision is the function in school that draws together the discrete element of instructional effectiveness into whole-sschool action.”31 Adapun menurut M. Ngalim Purwanto, supervisi pendidikan mempunyai arti yang sangat luas, yaitu :

“Segala bantuan dari pemimpin sekolah, yang tertuju kepada

perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personil sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan, kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar dengan baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses

pengajaran dan sebagainya.”32

Supervisi merupakan aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin berkaitan dengan peran kepemimpinan yang diembannya dalam rangka menjaga kualitas produk yang dihasilkan lembaga.33 Hal tersebut bertujuan meningkatkan kualitas dan kinerja. Dengan bimbingan dan bantuan, kualitas sumber daya manusia yang ada akan senantiasa bisa dijaga dan ditingkatkan.

Dalam proses supervisi, supervisor dapat berperan sebagai sumber informasi, sumber ide, sumber petunjuk dalam berbagai hal dalam rangka peningkatan kemampuan profesional guru. Supervisi sebagai koordinasi, kepala sekolah sebagai supervisor harus memimpin sejumlah guru/straf yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Supervisor haruslah menjaga agar setiap guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik

31Allan A. Galtthorn, Supervisory leadership: Introduction to Instructional Supervision,

United States of America: Harper Collins Publishers, 1990, 83.

32M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, 76.

33

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2008, 370.

dalam situasi kerja yang kooperatif. Supervisi sebagai evaluasi, untuk mengetahui kemampuan guru yang akan dibina perlu dilakukan evaluasi sehingga program supervisi cocok dengan kebutuhan guru. Selain itu melalui evaluasi dapat pula diketahui kemampuan guru setelah mendapatkan bantuan dan latihan dari supervisor.34

Suharsimi Arikunto yang dikutip Donni menjelaskan bahwa supervisi yang menekankan pada masalah pendidikan dan pembelajaran merupakan supervisi akademik.35

Beberapa istilah yang hampir sama dengan supervisi bahkan dalam pelaksanaannya istilah-istilah tersebut sering digunakan secara bergantian. Istilah-istilah tersebut, antara lain pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi. Menurut Mulyasa, pengawasan mengandung arti suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan agar pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan dimaksudkan untukmelihat bagaimana kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan. Inspeksi dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan.36

Semua pakar menyepakati bahwa ”Supervisi Pendidikan merupakan disiplin ilmu yang memfokuskan diri pada pengkajian peningkatan situasi belajar mengajar, memberdayakan guru dan mempertinggi kualitas

34

Kompri, Manajemen Pendidikan 3, Bandung: Alfabeta, 2015, 196-197. 35Donni Juni Priansa dan Rismi Somad,Manajemen Supervisi…, 107.

36

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, 155.

mengajar”. Disamping itu pula kegiatan pokok supervisi pada umumnya

adalah melakukan pembinaan kepada sekolah.

2. Tujuan Supervisi Pendidikan

Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya menjelaskan bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.37 Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga mengembangkan potensi kualitas guru.

Pendapat lain dikemukakan oleh Made pidarta, tujuan supervisi ialah 1) membantu menciptakan lulusan optimal dalam kuantitas dan kualitas. 2) membantu mengembangkan pribadi, kompetensi,dan sosialnya. 3) membantu kepala sekolah mengembangkan program yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. 4) ikut meningkatkan kerjasama dengan masyarakat atau komite sekolah.38

Dari pendapat-pendapat dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya supervisi adalah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dengan cara membantu guru-guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam rangka pembentukan pribadi anak secara maksimal

37Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, ed Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, 19.

3. Fungsi Supervisi pendidikan

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan meningkatkan situasi belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut diatas, maka piet A. Sahertian memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:

a. Mengkoordinir semua usaha sekolah. b. Memperlengkap kepemimpinan sekolah. c. Memperluas pengalaman guru-guru. d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.

e. Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus. f. Menganalisis situasi belajar-mengajar.

g. Memberikan pengetahuan ddan keterampilan kepada setiap anggota staf h. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam

merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.39

4. Peran Supervisi Pendidikan

Supervisi berfungsi membantu, memberi, mengajak. Dilihat dari fungsinya, tampak dengan jelas peranan supervisi itu. Seorang sopervisor dapat berperan sebagai:

e. Koordinator

Sebagai koordinator ia dapat mengko-ordinasi program belajar mengajar, tugas-tugas anggota sataf berbqagai kegiatan berbeda-beda diantara guru-guru.

f. Konsultan

Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan yaitu bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun kelompok.

g. Pemimpin Kelompok

39Piet .A Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, 21.

Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangklan potensi kelompok pada saat mengembangkan kurikulum, materi pembelajaran dan kebutuhan professional guru-guru secara bersama.

h. Evaluator

Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar mengajar.40

5. Hakikat pengawasan

Permendiknas No 27 Tahun 2010 menegaskan bahwa supervisi pada hakekatnya mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu pembinaan yang kontinyu, pengembangan kemampuan professional personil, perbaikan situasi belajar mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik. Dengan kata lain, dalam supervisi ada proses pelayanan untuk membantu atau membina guru-guru, pembinaan ini menyebabkan perbaikan atau peningkatan kemampuan kemudian ditransfer kedalam perilaku mengajar sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang lebih baik, yang akhirnya juga meningkatkan pertumbuhan peserta didik.41

Pendapat di atas memberi pengertian pada hakekatnya pengawas itu memimpin atau mensupervisi. Pengawas harus mampu memberikan pengaruh atau dapat mengajak guru untuk mencapai tujuan danmemperoleh hasil maksimal. Dalam kepemimpinan seorang supervisor, faktor pemimpin tidak dapat dilepaskan dari orang yang dipimpin, keduanya saling tergantung sehingga salah satu tidak mungkin ada tanpa yang lain.

40Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, ed Revisi, Jakarta: Rineka cipta, 2010, 25

Pengawasan sekolah itu penting karena merupakan mata rantai terakhir dan kunci dari proses manajemen. Kunci penting dari proses manajemen sekolah yaitu nilai fungsi pengawasan sekolah terletak terutama pada hubungannya terhadap terencanaan dan kegiatan-kegiatan yang didelegasikan.42

Pengawasan juga merupakan fungsi manajemen yang diperlukan untuk mengevaluasi kinerja organisasi atau unit-unit dalam suatu organisasi guna menetapkan kemajuan sesuai dengan arah yang dikehendaki. 43

Dari uraian di atas dapat dimaknai bahwa kepengawasan merupakan kegiatan atau tindakan pengawasan dari seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang melakukan pembinaan dan penilaian terhadap orang dan atau lembaga yang dibinanya. Seseorang yang diberi tugas tersebut disebut pengawas atau supervisor. Dalam bidang kependidikan dinamakan pengawas sekolah atau pengawas satuan pendidikan. Pengawasan perlu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkesinambungan pada sekolah yang diawasinya.

6. Prinsip-prinsip kepengawasan

Dalam melaksanakan kepengawasan, ada sejumlah prinsip yang dapat dilaksanakan pengawas agar kegiatan kepengawasan berjalan efektif. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1) Trust, artinya kegiatan pengawasan dilaksanakan dalam pola hubungan kepercayaan antara pihak sekolah dengan pihak pengawas sekolah sehingga hasil pengawasannya dapat dipercaya

42Syaiful Sagala, Kemampuan Professional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, 94.

2) Realistic, artinya kegiatan pengawasan dan pembinaannya dilaksanakan berdasarkan data eksisting sekolah.

3) Utility, artinya proses dan hasil pengawasan harus bermuara pada manfaat bagi sekolah untuk mengembangkan mutu dan kinerja sekolah binaannya. 4) Supporting, Networking dan Collaborating, artinya seluruh aktivitas pengawasan pada hakikatnya merupakan dukungan terhadap upaya sekolah menggalang jejaring kerja sama secara kolaboratif dengan seluruh stakeholder

5) Testable, artinya hasil pengawasan harus mampu menggambarkan kondisi kebenaran objektif dan siap diuji ulang atau dikonfirmasi pihak manapun.44

Prinsip-prinsip di atas digunakan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pengawas/supervisor pendidikan pada sekolah yang dibinanya. Dengan demikian kehadiran pengawas di sekolah bukan untuk mencari kesalahan sebagai dasar untuk memberi hukuman akan tetapi harus menjadi mitra sekolah dalam membina dan mengembangkan mutu pendidikan di sekolah sehingga secara bertahap kinerja sekolah semakin meningkat menuju tercapainya sekolah yang efektif.

7. Teknik-teknik supervisi

Dalam kegiatan pembelajaran pendidik memerlukan kemampuan menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan, lingkungan belajar yang nyaman, sentuhan pedagogis yang membangkitkan minat peserta didik untuk belajar, dan aspek lainnya yang mendorong kegiatan pembelajaran yang lebih bermutu.45

Wiles dan Bondi menjelaskan fungsi-fungsi supervisi berdasarkan peranan supervisor, supervisi bisa dilihat sebagai peranan kepemimpinan

44Piet A.Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, ed Revisi, Jakarta: Rineka cipta, 2010, 87.

umum dan peranan kordinasi terhadap semua aktivitas sekolah yang berkenaan dengan pembelajaran.46

Sahertian menyatakan bahwa teknik supervisi yang bersifat individual meliputi: perkunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, intervisitasi, penyeleksian berbagai sumber materi untuk mengajar dan menilai diri sendiri.47

Dalam kegiatan supervisi kelompok tersebut, tentu saja peran supervisor yang menonjol adalah sebagai koordinator dan group leader. Sementara itu dalam kegiatan supervisi individual, supervisor lebih berperan sebagai konsultan. Berbagai bentuk kegiatan atau taknik supervisi tersebut tentunya sangat tergantung pada inisiatif supervisor.

46Willes Wiles, Jon and Bondi Joseph, Supervision a Guide to Practice Second Edition,

Columbus: Charles E. Merill Publishing Company, 1986, 45.

BAB III

Dokumen terkait