• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Teori Tentang Lingkungan Kerja

Sihombing (2004) menyatakan lingkungan kerja adalah faktor faktor diluar manusia baik fisik maupun non fisik, dimana lingkungan kerja yang kurang mendukung pelaksanaan pekerjaan ikut menyebabkan kinerja yang buruk, seperti kurangnya alat kerja, ruangan kerja pengap, ventilasi yang kurang serta prosedur yang kurang jelas.

Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik, dan lain-lain (Nawawi, 2001).

Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan bekerja yang mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan beban tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangatlah penting, dalam hal ini diperlukan adanya pengaturan maupun penataan faktor-faktor lingkungan kerja fisik dalam penyelenggaraan aktivitas organisasi.

Simamora (1995) menyatakan, “lingkungan kerja merupakan tempat dimana pekerja melakukan kegiatannya dan segala sesuatu yang dapat membantunya didalam pekerjaan”. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja mencakup aspek yang luas, tidak hanya meliputi aspek tempat pegawai atau karyawan melaksanakan pekerjaannya tetapi juga aspek sarana dan prasarana yang mendukung pegawai tersebut melaksanakan pekerjaannya seperti peralatan dan

pekerjaan yang mendukung. Lingkungan kerja didalam organisasi mutlak untuk diperhatikan dan sangat menentukan dalam segala kegiatan organisasi baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta.

Fokus perhatian pada metode ini adalah manusiannya atau karakteristik yang harus dipenuhi pegawai agar mereka mampu atau akan melaksanakan tugas-tugasnya dengan tepat, benar dan sempurna sehingga akhirnya mempunyai prestasi yang bagus. Menurut Sihombing (2004) menyatakan bahwa didalam meningkatkan semangat kerja pegawai tidak terlepas dari lingkungan tempat kerja yang harus mendukung seperti teknologi dan peralatan kerja, kualitas lingkungan fisik, dan kebersihan adalah unsur yang harus didaya gunakan oleh organisasi sehingga menimbulkan rasa nyaman, tentram, dan dapat meningkatkan hasil kerja yang baik untuk meningkatkan kinerja organisasi tersebut.

2.3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai dapat berjalan dengan baik maka pimpinan hendaknya memperhatikan kebutuhan tenaga kerja terhadap lingkungan kerja yang selaras. Dengan diketahuinya faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja, maka pimpinan harus menjaga hal tesebut menjadi seimbang agar terbina kerja sama yang baik antara pimpinan dan bawahan.

Robbins (2002) menyatakan “faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja adalah : a) suhu, b) kebisingan, c) penerangan, d) mutu udara, e) ukuran ruangan, f) pengaturan ruangan kerja, dan g) privasi”.

a) Suhu

Untuk memaksimalkan kinerja adalah penting bagi karyawan bekerja disuatu lingkungan suhu diatur sedemikian rupa sehingga berada diantara rentang yang dapat diterima setiap individu. Oleh karena itu sistim pendingin seperti AC, kipas angin dan ventilasi sangat penting bagi karyawan.

b) Kebisingan

Efek dari suara-suara yang tidak konstan (tidak dapat diramalkan) cenderung menganggu kemampuan karyawan untuk berkosentrasi dan memusatkan perhatian sehingga dapat menurunkan kinerja karyawan. Kenayakan kantor mempunyai tingkat kebisingan berkisar dari rendah sampai sedang dan organisasi hendaknya mempertimbangkan untuk memasang bahan kedap suara seperti : langit-langit, karpet, dan tirai yang dapat menyerap bunyi.

c) Penerangan

Untuk tugas-tugas yang sulit dan pekerjaan yang membutuhkan tingkat kecermatan yang tinggi sangat membutuhkan intensitas cahaya yang tepat. Hal ini disebabkan melakukan aktifitas di dalam intensitas cahaya yang buruk dapat membuat mata tegang dan sakit. Oleh karena itu organisasi harus memperhatikan sistim penerangan yang baik.

d) Mutu Udara

Merupakan fakta yang tidak dapat disangkal bahwa menghirup udara yang tercemar membawa efek yang merugikan kesehatan pribadi. Sejauh ini polutan ditemukan dalam kosentrasi yang tinggi dilingkungan kerja dibanding

dimasyarakat pada umumnya, karyawan dapat menhhadapi resiko kesehatan pribadi yang serius dapat menyebabkan menurunnya kinerja karyawan. Ini menjadi alasan bagi organisasi untuk memasang alat penyaring udara, meletakkan tumbuhan hijau pada ruangan dan kecenderungan ke arah tempat kerja yang bebas rokok.

e) Ukuran Ruangan

Ukuran ruangan selayaknya disesuaikan dengan kebutuhan karyawan dan tugas- tugas yang diembanyan tidak terlampau sempit dan tidak terlalu luas. Sehingga karyawan dapat bergerak dengan leluasa dan hal ini sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Namun fakta dilapangan bahwa status merupakan penentu ruang yang paling penting.

f) Pengaturan ruangan kerja

Kalau ukuran merujuk pada pengukuran besarnya ruangan per karyawan, pengaturan merujuk pada jarak antara orang dan fsilitas, misalya : penempatan meja, kursi, komputer, telpon dan lain-lain. Penempatan fasilitas yang baik dengan karyawan dapat memudahkan karyawan dalam pelaksanaan tugasnya. g) Privasi

Banyak karyawan menginginkan tingkat privasi yang besar dalam pekerjaan mereka namun banyak juga karyawan menginginkan peluang untuk berinteraksi dengan rekan kerja. Privasi pada dasarnya membatasi gangguan yang terutama sangat meyusahkan orang-orang yang melakukan tugas-tugas yang rumit. Oleh karena itu pimpinan harus tanggap terhadap kebutuhan privasi karyawannya.

2.3.2. Pengukuran Lingkungan Kerja

Faktor lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai karena kondisi lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis akan membuat pegawai bergairah dalam melaksanakan pekerjaan yang diembannya.

Bella dalam Hasibuan (2003) menyatakan bahwa “Pendidikan dan pelatihan merupakan proses peningkatan keterampilan kerja baik teknis ataupun manajerial dimana pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama dan biasanya menjawab why sedangkan latihan berorientasi pada praktek, dilakukan di lapangan, berlangsung singkat dan biasanya menjawab how”.

Faktor lingkungan kerja suatu organisasi sangat menunjang bagi individu atau pegawai dalam mencapai prestasi kerja. Factor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relative memadai.

Sekalipun, jika faktor lingkungan organisasi kurang menunjang, maka bagi individu atau pegawai yang memiliki tingkat kecerdasan pikiran memadai dengan tingkat kecerdasan emosi yang baik, sebanarnya ia tetap dapat berprestasi dalam bekerja. Hal ini bagi pegawai tersebut, lingkungan organisasi itu dapat diubah dan bahkan dapat diciptakan oleh dirinya serta merupakan pemacu (pemotivator), tantangan bagi dirinya dalam berprestasi di organisasi.

Locke dalam Mangkunegara (2005) menyatakan teori lingkungan berpandangan bahwa hanya faktor lingkungan yang sangat menentukan seorang individu/pegawai mampu berprestasi atau tidak.

Dokumen terkait