• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

B. Landasan Teori

3. Teori Tindak Tutur

Di dalam pragmatik, tuturan merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur sehingga aktivitasnya disebut tindak tutur. Setiap tindak tutur yang diucapkan oleh seorang penutur mempunyai makna tertentu.

Austin (1962) mengemukakan dua terminologi yang berkaitan dengan teori tindak tutur, yaitu tuturan konstatif (constative) dan tuturan performatif (performative). Tuturan konstatif adalah tuturan yang pengutaraannya hanya dipergunakan untuk menyatakan sesuatu (1962:4-6). Tuturan performatif adalah tuturan yang pengutaraannya dipergunakan untuk melakukan sesuatu (1962:4-11). Tindak tutur yang menggunakan kalimat performatif oleh Austin (1962:100-102) digolongkan dalam tiga peristiwa tindakan, yaitu:

1) Tindak lokusi (locutionary act)

Tindak lokusi adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Tindak tutur ini disebut sebagai The Act of Saying Something. Searle (1969) menyebut tindak tutur lokusi ini dengan istilah tindak bahasa preposisi (prepositional act) karena tindak tutur ini hanya berkaitan dengan makna.

2) Tindak ilokusi (illocutionary act)

Tindak ilokusi merupakan tindak melakukan sesuatu (the act of to do something). Berbeda dari lokusi, tindak ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya tuturan.

commit to user

3) Tindak perlokusi (perlocutionary act)

Sebuah tuturan yang diucapkan seorang penutur sering memilki efek atau daya pengaruh (perlocutionary force). Efek yang dihasilkan dengan mengujarkan sesuatu itulah yang oleh Austin (162:101) dinamakan tindak perlokusi. Efek atau daya tuturan itu dapat ditimbulkan oleh penutur secara sengaja, dapat pula secara tidak sengaja. Tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur inilah yang merupakan tindak perlokusi.

Austin (1962:150-163) membagi tindak tutur ilokusi menjadi lima, yaitu: 1) Verdiktif (verdictives utterances)

Tindak tutur verdiktif dilambangkan dengan memberi keputusan misalnya keputusan hakim, juri, dan penengah atau wasit, perkiraan, dan penilaian. Verba tindak tutur verdiktif antara lain, menilai, menandai, memperhitungkan, menempatkan, menguraikan, menganalisis.

2) Eksersitif (exercitives utterances)

Tindak tutur eksersitif merupakan tindak tutur yang menyatakan perjanjian, nasihat, peringatan, dan sebagainya. Verba yang menandai antara lain, mewariskan, menyatakan, membatalkan perintah (lampau), memperingatkan, menurunkan pangkat.

3) Komisif (commissives utterances)

Tindak tutur komisif dilambangkan dengan harapan atau dengan kata lain perjanjian; menjanjikan untuk melakukan sesuatu, tetapi juga termasuk pengumuman atau pemberitahuan, yang bukan janji. Verba yang menandai antara lain, berjanji, mengambil-alih atau tanggung jawab, mengajukan, menjamin, bersumpah, menyetujui.

commit to user

4) Behabitif (behabitives utterances)

Tindak tutur behabitif meliputi reaksi-reaksi terhadap kebiasaan dan keberuntungan orang lain dan merupakan sikap serta ekspresi seseorang terhadap kebiasaan orang lain, misalnya meminta maaf, berterima kasih, bersimpati, menantang, mengucapkan salam, mengucapkan selamat.

5) Ekspositif (expositives utterances)

Tindak tutur ekspositif merupakan tindak tutur yang memberi penjelasan, keterangan, atau perincian kepada seseorang, misalnya menyangkal, menguraikan, menyebutkan, menginformasikan, mengabarkan, bersaksi.

Menurut Searle (1979:16), inti dari tindak tutur adalah tindak ilokusi. Menurutnya, dalam tindak ilokusi, penutur dalam mengatakan sesuatu juga melakukan sesuatu. Sehubungan dengan itu, Searle (1996:147-149) mengklasifikasikan tindak tutur ilokusi menjadi lima jenis, yaitu:

1) Tindak Tutur Asertif (Assertives)

Tindak tutur asertif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran proposisi atas hal yang dikatakannya. Termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini misalnya tuturan-tuturan menyatakan, melaporkan, memprediksi, menunjukkan, dan menyebutkan.

2) Tindak Tutur Direktif (Directives)

Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar lawan tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu atau berharap lawan tutur melakukan sesuatu. Tuturan-tuturan, menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, memerintah, meminta, dan menantang termasuk ke dalam jenis tindak tutur direktif ini.

commit to user

3) Tindak Tutur Komisif (Commisives)

Tindak tutur komisif adalah tindak tutur untuk mengikat penuturnya pada suatu tindakan yang dilakukannya pada masa mendatang dan melaksanakan segala hal yang disebutkan dalam tuturan. Misalnya tuturan berjanji, bersumpah, berkaul, menawarkan, menyatakan kesanggupan, dan mengancam.

4) Tindak Tutur Ekspresif (Expressives)

Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan untuk mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Tuturan yang termasuk tindak tutur ekspresif yaitu: tuturan memuji, mengucapkan terima kasih, meminta maaf, mengucapkan selamat, mengkritik, dan mengeluh. 5) Tindak Tutur Deklarasi (Declarations)

Seseorang yang menggunakan tindak tutur deklarasi haruslah seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang khusus dalam sebuah institusi tertentu, misalnya hakim dalam institusi pengadilan yang menjatuhkan hukuman. Tindak tutur deklarasi ialah tindak tutur yang dilakukan penutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru. Misalnya tuturan memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, dan mengangkat.

Berbeda dengan pendapat Austin dan Searle, Leech (1993:327-329) mengklasifikasikan tindak tutur menjadi enam macam, yaitu:

1) Tindak Tutur Asertif

Tindak tutur asertif merupakan tindak tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang dituturkan, misalnya, menceritakan, melaporkan, mengemukakan, menyatakan, mengumumkan, mendesak.

commit to user

2) Tindak Tutur Direktif

Tindak tutur direktif merupakan bentuk tindak tutur yang dimaksudkan oleh penutur untuk membuat pengaruh agar mitra tutur melakukan sesuatu tindakan, misalnya memohon, meminta, memberi perintah, menuntut, melarang. 3) Tindak Tutur Komisif

Tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang menyatakan janji atau penawaran, misalnya menawarkan, menawarkan diri, menjanjikan, berkaul, bersumpah.

4) Tindak Tutur Ekspresif

Tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang sedang dialami oleh mitra tutur, misalnya mengucapkan selamat, mengucapkan terima kasih, merasa ikut bersimpati, meminta maaf.

5) Tindak Tutur Deklaratif

Tindak tutur deklaratif merupakan tindak tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataannya, misalnya memecat, membaptis, menikahkan, mengangkat, menghukum, memutuskan.

6) Tindak Tutur Rogatif

Tindak tutur rogatif adalah tindak tutur yang dinyatakan oleh penutur untuk menanyakan jika bermotif langsung atau mempertanyakan jika bermotif ragu-ragu, misalnya menanyakan, mempertanyakan, dan menyangsikan.

Pandangan terbaru mengenai tindak tutur dari Kreidler (1998:183-194) dalam bukunya Introducing English Semantics membagi tindak tutur menjadi tujuh, yaitu:

commit to user

1) Asertif (Assertif Utterances)

Tindak tutur asertif terjadi karena penutur menggunakan bahasa untuk menceritakan apa yang mereka ketahui dan percayai, misalnya mengatakan, mengumumkan, menjelaskan, menunjukkan, menyebutkan, melaporkan.

2) Performatif (Performative Utterances)

Tindak tutur performatif adalah tindak tutur yang membuat atau menyebabkan resminya apa yang diucapkan, misalnya mengumumkan, membaptis, menyebut, mencalonkan, menamakan, menjatuhkan hukuman.

3) Verdiktif (Verdictive Utterances)

Tindak tutur verdiktif terjadi karena penutur membuat penilaian terhadap tindakan mitra tutur, misalnya menuduh, bertanggung jawab, berterima kasih. 4) Ekspresif (Expressive Utterances)

Tindak tutur ekspresif terjadi karena tindakan penutur, kegagalan penutur serta akibat yang ditimbulkan kegagalan itu, misalnya mengakui, bersimpati, memaafkan, dan sebagainya.

5) Direktif (Directive Utterances)

Tindak tutur direktif mengandung maksud bahwa penutur meminta mitra tutur untuk melakukan perbuatan atau tidak melakukan perbuatan. Tindak tutur direktif terbagi menjadi tiga macam, yaitu perintah (commands), permintaan (request), dan anjuran (suggestions).

6) Komisif (Commissive Utterances)

Tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang mengikat seorang penutur untuk melakukan suatu tindakan, misalnya menyetujui, bertanya, menawarkan, menolak, berjanji, bersumpah.

commit to user

7) Fatis (Phatic Utterances)

Tindak tutur fatis merupakan tindak tutur yang bertujuan untuk menciptakan hubungan antara penutur dan mitra tutur. Tindak tutur fatis meliputi ucapan salam, ucapan salam berpisah, cara-cara yang sopan seperti thank you, you are welcome, excuse me, yang tidak berfungsi verdiktif atau ekspresif.

Selain tindak tutur yang telah dikemukakan oleh para tokoh diatas, tindak tutur dapat diklasifikasikan berdasarkan teknik penyampaian dan interaksi makna. Berdasarkan teknik penyampaian tindak tutur dapat diklasifikasikan menjadi tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Berdasarkan interaksi makna, tindak tutur dapat diklasifikasikan menjadi tindak tutur literal dan tindak tutur nonliteral. Bila kalimat berita difungsikan secara konvensional untuk mengatakan sesuatu, kalimat tanya untuk bertanya, dan kalimat perintah untuk menyuruh, maka tindak tutur yang terbentuk adalah tindak tutur langsung (I Dewa Putu Wijana, 1996:30).

Berdasarkan pemilahan tindak tutur sebagaimana yang dikemukakan oleh Austin, Searle, Leech, dan Kreidler di atas menunjukkan bahwa meskipun jumlah dan bentuk pengklasifiannya berbeda, namun, ditandai oleh terdapatnya salah satu bentuk tindak tutur yang sama, yaitu tindak tutur direktif. Hal itu menunjukkan bahwa tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang penting dan dominan pemakaiannya dalam aktivitas bahasa.

commit to user

Dokumen terkait