• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Teori Tindakan Beralasan ( Theory Of Reasoned Action /TRA)

Theory Of Reasoned Action pertama kali diperkenalkan oleh Fishbein (1967) berkaitan dengan hubungan antara keyakinan, sikap, niat dan perillaku (Glanz, dkk 2002). Kemudian TRA berkembang oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007) dimana teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Dalam TRA ini, Ajzen (1980) menyatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tersebut. Lebih lanjut, Ajzen mengemukakan bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang lain berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif /subjective norm.

Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku, Ajzen melengkapi TRA ini dengan keyakinan (beliefs). Dikemukakannya bahwa sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral beliefs), sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan normatif (normative beliefs). Secara skematik TRA digambarkan seperti gambar 2.1 (Glanz, dkk, 2002).

Gambar

2.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory Of Reasoned Action/TRA)

Keterangan Gambar 2.1 adalah :

Behavioral beliefs/keyakinan merupakan keyakinan yang dirasakan oleh subjek terhadap suatu unsur dan valuations of behavioral outcomes yaitu hasil yang telah diperoleh dari perilaku yang akan mempengaruhi attitude toward behavior/ adalah sikap terhadap perilaku yang akan dilakukan. Kemudian untuk melakukan suatu perilaku pada situasi dan kondisi tertentu dipengaruhi oleh normative beliefs/

Behavioral beliefs/keyakinan Attitude toward behavior/ Sikap terhadap perilaku Subjective norm/ Norma subjektif Evaluations of behavioral outcomes/evaluasi dari hasil perilaku

Motivation to comply/pemenuhan motivasi Normative beliefs /Keyakinan Normatif Behavioral intention/ niat Behavioral/ Tindakan

keyakinan normatif yaitu keyakinan tentang apakah menyetujui perilaku atau tidak dan motivation to comply/pemenuhan motivasi merupakan hal yang mendorong untuk melakukan perilaku. Setelah sikap individu baik dan didukung oleh norma subjektif pada situasi dan kondisi yang mendukung maka akan mempengaruhi niat seseorang untuk bertindak atau tidak.

2.7. Remaja 2.7.1. Masa Remaja

Istilah asing yang sering digunakan untuk menunjukkan masa remaja berasal dari bahasa Latin yaitu adolescentia yang berarti masa muda yang terjadi antara 17- 30 tahun (Dariyo, 2004). Yulia dan Singgih D. Gunarsa dalam bukunya Dariyo (2004) akhirnya menyimpulkan bahwa proses perkembangan psikis remaja dimulai antara 12-22 tahun. Santrock (2003), mengartikan remaja sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Walaupun remaja mempunyai ciri unik, yang terjadi padamasa remaja akan saling berkaitan dengan perkembangan dan pengalamanpada masa anak-anak dan dewasa.

Sedangkan menurut WHO (dalam Sarwono, 2002) mendefinisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi, dengan batas usia antara 10-20 tahun, yang secara lengkap mendefinisikan sebagai berikut:

a. Individu berkembang dari saat pertama ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

b. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak- kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatife lebih mandiri.

Menurut Widyastuti, dkk (2009), berdasarkan sifat atau masa (rentang waktu), remaja ada tiga tahap, yaitu:

1. Remaja awal (10-12 tahun)

Pada tahap remaja awal ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a). Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan dengan teman sebaya. b). Tampak dan merasa ingin bebas.

c). Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).

2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)

Pada tahap remaja tengah ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.

b) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis. c) Timbul perasaan cinta yang mendalam.

d) Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang. e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual. 3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

Pada tahap remaja akhir ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.

c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya. d. Dapat mewujudkan perasaan cinta.

e. Memiliki kemampuan berpikir berpikir khayal atau abstrak

2.7.2. Karateristik Masa Remaja

Karateristik perkembangan normal yang terjadi pada remaja dalam menjalankan tugas perkembangannya dalam mencapai identitas diri antara lainmenilai diri secara objektif dan merencanakan untuk mengaktualisasikan kemampuannya. Dengan demikian pada fase ini, seorang remaja akan :

a. Menilai rasa identitas pribadi

b. Meningkatkan minat pada lawan jenis

c. Menggabungkan perubahan seks sekunder dalam citra tubuh d. Memulai perumusan tujuan okupasional

e. Memulai pemisahan diri dari otoritas keluarga

Hurlock (1990) mengemukakan berbagai ciri dari remaja diantaranya adalah : a. Masa remaja adalah masa peralihan

Yaitu peralihan sari satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukanlah seorang dewasa. Di mana remaja diberi waktu untuk membentuk gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai dan sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkan mereka.

b. Masa remaja adalah masa terjadi perubahan

Ada 4 perubahan besar yang terjadi pada remaja, yaitu perubahan emosi, peran, minat pola perilaku dan sikap menjadi ambivalen.

c. Masa remaja adalah masa yang banyak masalah

Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi. Hal ini karena remaja tidak bisa menyelesaikan masalahnya tanpa meminta bantuan oranglain sehingga terkadang penyelesaian masalah tidak sesuai dengan yang diharapkan.

d. Masa remaja adalah masa mencari identitas

Identitas diri yang dicari remaja berupa kejelasan siapa dirinya dan apa peran mereka di tengah masyarakat.

e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan

Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya, cenderung perilaku merusak sehingga menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja.

f. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamatanya sendiri, baik dalam melihatdirinya maupun oranglain.

g. Masa remaja adalah ambang masa dewasa

Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semakin matang berkembang dan berusaha memberi kesan seseorang yang hampir dewasa. Ia akan memusatkan dirinya pada perilaku yang dihubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam berpakaian dan bertindak.

Dokumen terkait