III. METODE PENELITIAN
3. Tepat Harga
Selain dari tujuan agar petani dapat memperoleh pupuk bersubsidi dengan tepat jumlah, jenis, waktu, harga, mutu dan tempat, tujuan lain dari dari pemerintah menetapkan adanya pupuk bersubsidi bagi petani agar tidak ada
64 persaingan harga sehingga petani dapat membeli pupuk dengan harga terjangkau. Harga pupuk yang terus meningkat mendorong pemerintah memberikan subsidi khususnya kepada petani kecil dan tanaman pangan dengan syarat harus bergabung dikelompok tani dan membuat RDKK masing-masing kelompok tani untuk mengetahui kebutuhan petani itu sendiri.
Oleh karena itu, pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk pupuk bersubsidi yang disalurkan oleh produsen untuk meringankan petani yang tidak mampu membeli pupuk dengan harga yang mahal jadi pemerintah memberikan pupuk subsidi denga Harga Ecer Tertinggi. Adapun harga yang ditetapkan oleh pemerintah adalah sebagai berikut :
- Pupuk Urea = Rp. 2.240; per kg - Pupuk SP-36 = Rp. 2.000; per kg - Pupuk ZA = Rp. 1.800; per kg - Pupuk NPK = Rp. 2.300; per kg - Pupuk Organik = Rp. 625 ; per kg
Pedagang resmi diwajibkan untuk menjual pupuk bersubsidi tersebut sesuai dengan HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tetapi pedagang pengecer yang ada di daerah peneliti menjual pupuk bersubsidi tidak sesuai dengan HET itu dikarenakan adanya penambahan biaya transport untuk mengambil pupuk subsidi dari distributor, banyaknya oknum meminta uang kepada pedagang kios pengecer, tidak sesuai berat pupuk yang diharapkan.
65 Kelompok tani harus memberikan ongkos transportasi dikarenakan jarak yang cukup jauh untuk petani mengambil sendiri.
Hal ini dapat kita lihat kenaikan harga pupuk pemerintah yang dijual di kios-kios pengecer dan di awasi langsung oleh kelompok tani yang ada di Desa Wonorejo sebagai berikut :
Tabel 21. Perbandingan Harga Pupuk Subsidi Pemerintah dengan Kios Pengecer.
Jenis Pupuk Harga Kenaikan Harga
(%) HET (Rp) Kios Pengecer (Rp)
Urea 2.240 2.310 97 SP-36 2.000 2.070 97 ZA 1.800 1.870 96 NPK 2.300 2.370 97 Organik 625 695 90 Jumlah 8965 9315 477 Rata-Rata 1793 1863 95.4
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021.
Dari tabel 21 dapat dilihat bahwa perbandingan harga pupuk jenis Urea menurut HET yaitu Rp. 2.240 sedangkan di kios pengecer Rp. 2.310 mengalami kenaikan harga sebesar 97%. Harga pupuk jenis SP-36 menurut HET yaitu Rp. 2000 sedangkan di kios pengecer Rp. 2.070 dengan kenaikan harga sebesar 97%. Harga pupuk jenis ZA menurut HET yaitu Rp. 1.800 sedangkan di kios pengecer Rp. 1.870 dengan kenaikan harga sebesar 96%. Harga pupuk jenis NPK menurut HET yaitu Rp. 2.300 sedangkan di kios pengecer Rp. 2.370 dengan kenaikan harga sebesar 97% dan harga pupuk jenis organik menurut HET yaitu Rp. 625 sedangkan di kios pengecer Rp. 695 dengan kenaikan harga sebesar 90%. Jadi dapat dikatakan bahwa harga masih sesuai sesuai dengan HET tetapi karena
66 adanya penambahan biaya transportasi diakibatkan petani harus membayar biaya tambahan transportasi pupuk bersubsidi.
Melalui penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa dalam tepat Harga sesuai dengan HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah, tetapi karena adanya kendala jarak yang jauh dari distributor maka harus ada tambahan pembayaran yaitu ongkos biaya transportasi. Seperti ungkpan yang diberikan informan berikut:
“untuk masalah tepat harga sudah sesuai dengan harga awal yang telah disampaikan dalam bentuk HET, tetapi karena kita jauh jaraknya dari distributor maka ada biaya tambahan transportasi untuk mengangkut pupuk ke gudang masing-masing kelompok karena ini dilakukan juga untuk mempermudah petani disini, dan semuanya sudah di musyawarahkan sebelumnya” (wawancara dilakukan oleh bapak C pada tanggal 12 Januari 2021).
Pernyataan dari hasil wawancara yang dilakukan bersama bapak C meberikan asumsi bahwa untuk harga pupuk subsidi yang telah ditetapkan pemerintah sesuai dengan HET, dank arena adanya kendala dalam jarak maka ada penambahan biaya transportasi.
Berdasarkan hasil perbandingan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Dewi Citra di derah peneliti pupuk mengalami kenaikan 68% harga yang di tentukan oleh pemerintah dan kios pengecer jauh lebih mahal diatas Harga Ecer Tertinggi (HET), tetapi petani padi sawah tetap membeli pupuk subsidi tersebut walaupun harganya jauh dari HET atau kios-kios yang lain hal ini dikarenakan jarak antara kios pengecer dekat dengan lahan petani, pupuk yang dibutuhkan oleh kelompok tani mudah dicari, sehingga para petani tidak ada permasalahn dari segi harga.
67 4. Tepat Tempat
Petani yang boleh mengajukan RDKK hanyalah petani yang telah tergabung dalam sebuah kelompok tani. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan kebutuhan pupuk bersubsidi dapat direncanakan secara bersama-sama dan digabungkan ke dalam satu RDKK. Dengan kata lain agar perencanaan RDKK dapat dilakukan efisien. Selanjutnya, RDKK tersebut harus diajukan oleh ketua kelompok tani kepada salah satu pedagang pengecer yang ada di desa masing-masing. Para petani tersebut kemudian harus membeli pupuk bersubsidi di kios/pengecer dimana ketua kelompok taninya mengajukan RDKK. Ketua kelompok tani tidak boleh mengajukan RDKK kepada masing-masing pengecer lebih dari satu dan anggotanya/petani tidak boleh membeli pupuk subsdi ke pedagang pengecer lain begitu juga sebaliknya dengan pedagang pengecer, pedagang pengecer tidak diperbolehkan menjual pupuk subsidi kepada anggota kelompok lain selain dari kelompok tani yang mengajukan RDKK di kiosnya.
Pada daerah penelitian konsep tersebut sudah berjalan dengan baik, yang berdasarkan dengan konsep RDKK. Kios pengecer hanya menjual pupuk bersubsidi kepada kelompok tani yang membutuhkannya. Selain itu tempat pedagang pengecer tidak begitu jauh dengan lahan pertanian padi sawah sehngga tidak ada terjadi penyalahgunaan dalam penyaluran pupuk bersubsidi dan tempat penyimpanan pupuk atau gudang tiap kelompok tani telah disepakati sebelumnya sehingga tiap kelompok tani mempunyai gudang sendiri untuk menyimpan pupuk subsidi smua anggota kelompok. Upaya yang dilakukan petani dalam mengatasi permasalahan perolehan pupuk bersubsidi kelompok tani tidak
68 mempermasalahkannya sebab kios pengecer dekat dengan lahan kelompok tani walaupun dapat dikatakan dari segi harga, jenis, jumlah dan mutu sebagai salah satu masalah dalam perolehan pupuk bersubsidi.
Melalui penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tepat sampainya pupuk sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya, seperti ungkapan yang diberikan informan berikut:
“kalau untuk tempat, tidak pernah berubah. Pokoknya tempat yang telah disepakati sebelumnya pasti selalu di situ, tiap kelompok itu mempunyai gudangnya masing-masing” (wawancara oleh Bapak E pada tanggal 12 Januari 2021).
Pernyataan dari hasil wawancara yang dilakukan oleh Bapak E memberikan asumsi peneliti bahwa untuk tempat penyimpanan pupuk sebelum sampai ke masing-masing petani sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga tidak bisa terjadi kecurangan, masing-masing kelompok tani yang ada di Desa Wonorejo memilki masing-masing tempat penyimpanan, hal tersebut dilakukan karena untuk menghindari banyak keributan dan kecurangan.