• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terdakwa PARDI SUPRIYADI ,SE BIN NASEP

Mahkamah Agung Republik Indonesiabangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan melakukan

1. Terdakwa PARDI SUPRIYADI ,SE BIN NASEP

• Bahwa setelah diberikan kuasa oleh sdr Gusti sebagai Kepala Cabang Terdakwa menandatangani kontrak pekerjaan dengan Pemda Kabupaten Bekasi untuk pembangunan Islamic Center.

• Bahwa nilai kontrak pembangunan Islamic Center sebesar Rp. 32.313.704.000,- (tiga puluh dua miliyar tiga ratus tiga belas juta tujuh ratus empat ribu rupiah);

• Bahwa pembangunan Islamic Center Tahap I adalah membangun bangunan B (Aula), bangunan C1 (Perkantoran/Kantin). Bangunan C4 (Asrama Pria) dan urugan tanah;

• Bahwa surat perintah mulai bekerja sejak bulan Juli 2010 sampai dengan akhir Desember 2010;

• Bahwa pekerjaan pembangunan itu dikerjakan sendiri;

• Bahwa untuk pembangunan bangunan-bangunan di Islamic Center sampai Desember 2010 tidak selesai semua karena waktunya kurang; • Bahwa kendala pembangunan gedung Islamic Center tidak selesai

diantaranya dikarenakan cuaca hujan, jalan operasionalnya kurang memadai, libur lebaran, libur natal, dan lain-lain;

116

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Bahwa pada saat pembangunan lambat ada teguran supaya dipercepat pekerjaannya;

• Bahwa Terdakwa menerima uang pencairan sesuai dengan progress sebanyak 3 (tiga) kali;

• Bahwa setelah dinyatakan pembangunan tidak selesai, maka diputus kontrak dan terkena denda;

• Bahwa untuk pekerjaan tidak ada sub kontrak ke yang lain;

• Bahwa Terdakwa kenal dengan Edenta karena pak Edenta ahli dalam beton precast dan pak Edenta hanya mengawasi saja;

• Bahwa sebelum diangkat menjadi Kepala Cabang Terdakwa sebagai developer;

• Bahwa Terdakwa kenal dengan Porkas karena Terdakwa sebagai developer berkaitan dengan izin Pemda;

• Bahwa gedung-gedung Islamic Center yang dibangun belum dapat dipergunakan karena baru mencapai progress 70,09%;

• Bahwa Terdakwa menerima jabatan sebagai Kepala Cabang karena sesuai dengan bidang Terdakwa yang dijalankan akan tetapi skalanya kecil, maka dari itu Terdakwa merasa tertarik dengan proyek Islamic Center yang besar;

• Bahwa Terdakwa tidak tahu syarat-syarat lelang karena semuanya diserahkan kepada Sdr Gusti sebagai Direktur Utama;

• Bahwa proyek pembangunan Islamic Center dari Dinas TARKIM. • Bahwa sebelum menandatangani kontrak Terdakwa tidak mengikuti

proses lelang;

• Bahwa Terdakwa menandatangani kontrak sebagai Kuasa dari Direksi dan dengan surat pengangkatan Kepala Cabang;

• Bahwa alat-alatnya ada tapi tidak sebanyak yang dimasukkan sewaktu ikut lelang;

• Bahwa Terdakwa sering memeriksa ke lapangan;

• Bahwa dana yang Terdakwa terima sudah dikembalikan semua ke Negara sejumlah Rp 7,6 miliyar;

Halaman 117 dari 226 Putusan Nomor 37/Pid.Sus-TPK/2015/PN.Bdg.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Bahwa dalam hal menandatangani kontrak Terdakwa diundang oleh Drs. Ida Nuryadi, SE. Msi dan menandatangani di kantor Drs. Ida Nuryadi;

• Bahwa untuk pelaksanaan pekerjaan Terdakwa memberikan jaminan pelaksanaan sebesar Rp 1,6 Miliyar dan sudah disetorkan pada Kas Negara;

• Bahwa pencairan 70,093% dahulu dari pada pencairan denda.

• Bahwa yang menetukan nilai prosentase 70,093% adalah konsultan pengawas;

• Bahwa Terdakwa pernah membantah dengan nilai progress 70,093% dan Terdakwa mengajukan termyn sebanyak 80%, namun yang tidak terpasang itu konsultan pengawas proyek tidak mau menghitung sedangkan barang-barang sudah Terdakwa beli;

• Bahwa yang mengubah kontrak konstruksi beton konvensional menjadi precast adalah Kepala Dinas (Ir. Porkas);

• Bahwa pengawas PPK yang aktif bergantian diantaranya bernama Ida Nuryadi, Eko, Agus dan Agung;

• Bahwa konsekuensinya pemutusan kontrak ada denda Rp 1,6 miliyar dan sudah Terdakwa bayarkan;

• Bahwa cara pembayaran pihak Pemda terhadap kontraktor adalah per termyn, setalah ada penilaian pekerjaan, sebanya 3 (tiga) kali termyn totalnya sekitar Rp 22 miliyar untuk pekerjaan 70,09%.

• Bahwa ada pekerjaan tambahan berupa jalan senilai Rp 1,4 miliyar, Terdakwa sudah sampaikan kepada PPK akan tetapi tidak dibayar; • Bahwa sewaktu pembukaan cabang perusahaan meminta biaya

sebesar Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah);

• Bahwa di dalam pelaksanaan ada keterlambatan sekitar 1 (satu) bulan.

• Bahwa Terdakwa yang mengajukan permohonan perubahan system precast atas intruksi Kepala Dinas (Ir. PORKAS);

• Bahwa Terdakwa dalam mengerjakan proyek ini tidak mendapatkan keuntungan melainkan mendapatkan kerugian karena ada pekerjaan seperti jalan tidak dibayar oleh Dinas, CCO tidak dibayar, banyak 118

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

pungli di jalan, banyak barang yang sudah dibeli tapi tidak terpasang jadi tidak diperhitungkan;

• Bahwa Terdakwa tidak men-subkontrak-kan pekerjaan kepada Sdr. Ir. Edenta melainkan oleh Terdakwa dikerjakan sendiri;

• Bahwa pekerjaan CCO tidak dibayar oleh Pemda seperti pekerjaan jalan, karena mereka tidak mau tanda tangan sewaktu rapat mereka memerintahkan secara lisan saja, Terdakwa buat berita acaranya akan tetapi tidak diakui;

• Bahwa kerugian Negara sekitar Rp 7,1 miliyar dan Terdakwa sudah menitipkan uang sekitar Rp 7,6 miliyar untuk mengembalikan uang Negara;

• Bahwa untuk mengerjakan proyek ini modal dari Terdakwa; • Bahwa terdakwa merasa bersalah.

Dokumen terkait