• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUAN SYEKH SILAU LAUT

A. Pandangan Masyarakat Terhadap Tuan Syekh Silau Laut 1. Terhadap Pribadi Tuan Syekh Silau Laut

4. Terhadap Metode Pengamalan Ajaran Tarikatnya

Pandangan berikutnya terhadap metode pengamalan Tarikat Syattariyah yang didirikan oleh Tuan Syekh H. Aburrahman Silau Laut turut mendorong bagi orang-orang Melayu di daerah ini untuk memasuki dan mengikuti Tarikat Syattariyah ini. Pada dasarnya orang-orang Melayu dalam upaya memasuki Tarikat Syattariyah ini berkonsentrasi kepada kehidupan rohaniyah, mendekatkan diri pada Allah Swt., melalui berbagai metode atau cara-cara sebagai kegiatan kerohanian, seperti pembersihan hati (qalbu), dzikir, dan ibadah-ibadah dalam ajaran tarikat lainnya.136

Alquran adalah Kitab Suci yang di dalamnya ada ditemukan sejumlah ayat yang berkaitan erat dengan metode kegiatan ajaran Tarikat Syattariyah sebagai legitimasi pengamalan ajaran tarikat, di antaranya sesuai dengan Firman Allah Swt:

❑◆

❑☺⬧⧫

◼⧫

⬧

⬧







Artinya: Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan

lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak).

(QS. Al-Jin/72 : 16).137

136Wawancara dengan tokoh masyarakat Kampung Silau Laut,Uustadz H. Alamsyah Margolan, Murid asli dari Syekh Muhammad Ali Silau, pada Kamis, 12 September 2019 di Silau Laut, Kabupaten Asahan.

Dalam suatu hadis Nabi Saw., yang artinya: “Ali bin Abi

Tholib berkata saya bertanya kepada Rasulullah Saw., manakah jalan (tarikat) yang sedekat-dekatnya dengan Tuhan?”, maka Rasulullah Saw., menjawab “ dzikir kepada Allah Swt.”. 138

Berdasarkan Alquran dan hadis di atas, maka menjadi alasan utama bagi orang-orang Melayu untuk mendorong mereka masuk Tarikat Syattariyah yang didirikan dan dikembangkan oleh Tuan Syekh H. Aburrahman Silau Laut di Silau Laut Asahan. Karena secara kronologi metode pengamalan ajaran tarikatnya ini ada tiga yiatu; Pertama; hubungan antara Tuhan dan alam, Kedua; Dzikir dalam Tarikat Syattariyyah, dan yang Ketiga; membaca Alquran dan tausyiah-tausyiah atau dakwah yang disampaikan beliau kepada para murid-murid, jamaah tarikat dan masyarakat. Dalam pengamalan ajaran tarikat seperti itu, orang-orang Melayu pada khususnya menjadi tertarik dan termotivasi untuk masuk139 dan mengikuti pengamalan ajaran Tarikat Syattariyah ini.140

Metode pengamalan pertama yaitu; menjalin hubungan yang erat antara Tuhan dan alam, bahwa alam adalah diciptakan Allah dari Nur Muhammad sebelum segala sesuatu itu diciptakan oleh Allah. Alam berada di dalam Ilmu Allah yang diberi nama dengan “A’yan Tsabitah”. Ia merupakan banyangan-banyangan bagi Dzat Allah Swt., Sesudah A’yan Tsabitah ini menjelma pada “A’yan

Khairijiyyah,” yaitu kenyataan yang berada di luar, maka A’yan Khairijiyyah itu merupakan suatu banyang-banyangan bagi yang

memiliki banyang-banyang dan ia tiada lain daripada-Nya. Misalnya orang yang bercermin berhadapan dengan beberapa cermin, maka

138Lihat, hadis dalam Musnad Ahmad, 11-203.

139Menurut al-Qusyasyi, gerbang pertama bagi seseorang untuk masuk kedunia tarikat adalah baiat dan talqin. Menurutnya metode dan model dzikir, baiat, dan talqin yang dikemukakan al-Qusyasyi ini hampir secara keseluruhan di ikuti oleh para ulama Tarikat Syattariyah di dunia Melayu-Indonesia. Dapat merujuk kepada Sri Mulyati, Tarekat-Tarekat Muktabarah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2003), h. 174.

didalam cermin-cermin itu tampak ada beberapa orang, padahal itu semua tampak sebagai pantulan dari seorang saja.

Metode pengamalan kedua, yaitu Dzikir, Dzikir ini diajarkan untuk senantiasa mengingat Allah, agar cita-cita manusia untuk kembali dan sampai kepada Allah dapat selamat dengan upaya mengendalikan nafsu dalam diri manusia. Metode ketiga, yaitu membaca Alquran dan dakwah termasuk diajakarkan ilmu tauhid, fiqih, dan taswauf semuanya diamalkan dengan istiqomah. 5. Terhadap Kiprah Dan Pengaruhnya

Kiprah dan pengaruh seorang tokoh yang kharismatik juga turut menjadi pendorong seseorang untuk mengikuti seseorang tokoh yang memiliki kharismatik tersebut, karena kiprah seorang tokoh tidak terlepas dari berbagai aktivitas yang berguna dan bermanfaat bagi orang lain. Secara etimologi pengertian kiprah adalah kegiatan. Sedangkan berkiprah adalah melakukan kegiatan atau berpartisipasi dengan semangat yang tinggi atau bergerak atau berusaha di sebuah bidang.141

Kiprah juga dapat diartikan sebagai tindakan, aktivitas, kemampuan kerja, reaksi, cara-cara pandang seseorang terhadap ideologi atau institusinya.142 Dari pengartian kiprah di atas, maka kiprah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tindakan atau suatu kegiatan dengan semangat yang tinggi, reaksi, cara pandangan, kemampuan kerja keras, kerja tuntas, kerja cerdas, dan kerja ikhlas yang berguna, baik bagi ideologi maupun institusinya yang telah dilakukan oleh Tuan Syekh H. Abdurrahman Silau Laut semasa hidupnya di tengah-tengah masyarakat, baik di Kampung Silau Laut Asahan, Batubara sendiri, maupun diluar daerah Asahan dan Batubara.

141Departemen Pendidikan, Kamus KBBI, h. 17.

142Dapat Merujuk kepada WJS. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa

Demikian juga dengan pengaruh yang bermakna adalah daya yang ada atau timbul dari seseorang yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang. Menurut Hassan Hanafi, menuliskan bahwa pengaruh dan keterpengaruhan merupakan proses peradaban yang kompleks yang terjadi dalam berbagai tingkatan, bahasa, makna, dan sesuatu.143 Pengaruh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah daya atau suatu kekuatan (power) yang memiliki akibat, akibat, dan dampak yang membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang yang dilakukan oleh Tuan Syekh H. Abdurrahman Silau Laut semasa hidup beliau di tengah-tengah masyarakat, baik di Kampung Silau Laut Asahan, Batubara sendiri, maupun diluar daerah Asahan dan Batubara.

Kiprah dan pengaruh Tuan Syekh H. Abdurrahman Silau Laut ini sangat banyak, baik dalam bidang sosial masyarakatan maupun dalam bidang politik dan pemerintahan, baik di dalam maupun di luar negeri. Merujuk kepada karya yang ditulis oleh H. Mansyur Ali, yang berjudul: “Riwayat Hidup Dan Perjuangan

Syekh H. Abdurrahman Silau (Syekh Silau Laut), 1989, dan

wawancara tim peneliti di Silau Laut Asahan, bahwa di antara kiprah dan pengaruhnya adalah: