• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebab-Sebab Terjadinya Tindak Pidana Perbuatan Cabul Terhadap Anak di Kota Medan

PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA PERBUATAN CABUL TERHADAP ANAK DI KOTA MEDAN

B. Tindak Pidana Pebuatan Cabul sebagai Kejahatan 1 Sebab-sebab Terjadinya Kejahatan

2. Sebab-Sebab Terjadinya Tindak Pidana Perbuatan Cabul Terhadap Anak di Kota Medan

Setiap orang di muka bumi ini tidak pernah menghendaki dirinya menjadi korban kejahatan, begitu juga dengan anak, sebagian besar dari mereka, khususnya anak yang masih balita, bahkan belum mengerti apa artinya kejahatan apalagi sampai membayangkan dirinya menjadi korban kejahatan. Mereka seringkali menjadi korban pelecehan seksual yang sama sekali tidak mereka pahami, sementara dampak yang dialaminya kemungkinan bisa mengganggu kejiwaaannya, berdampak negative pada pertumbuhannya, bahkan dapat menjadi beban mental seumur hidupnya.65 Peneliti menyimpulkan bahwa perbuatan cabul terhadap anak (khususnya anak balita) adalah

64 Stephan Hurwitz. 

Ibid., hlm. 38 

65 

perbuatan yang sangat keji, bahkan lebih keji dari kejahatan perang, karena di dunia peperangan, orang yang terlibat di dalamnya adalah orang yang sama-sama mengerti atas perbuatannya dan jika mereka mau, mereka dapat menghindari ancaman yang datang kepadanya, sedangkan seorang anak kecil sama sekali tidak dapat menghindari kejahatan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadapnya karena ketidaktahuannya, dia hanya bisa menerima perlakukan yang dihadapkan kepadanya tanpa mengerti apa yang sedang dialami olehnya.

Anak mudah percaya kepada orang yang pernah dikenalnya, walaupun hanya bertemu sekali saja yang membuat mereka tidak takut berkomunikasi dengan yang bersangkutan, sehingga peluang orang berbuat jahat terhadapnya akan semakin terbuka, apalagi anak mudah dibujuk dan diming-imingi akan diberikan sesuatu seperti permen, mainan, dan sebagainya tanpa menaruh kecurigaan sama sekali.66 Orang yang melakukan perbuatan cabul terhadap anak tidak perlu mengeluarkan tenaga lebih, beban pikiran untuk menyusun taktik, materi yang banyak, serta tidak memakan waktu yang lama untuk mencabuli anak kecil bila dibandingkan dengan melakukan pelecehan seksual terhadap orang dewasa, apalagi perbuatan cabul terhadap anak ini cukup sulit untuk diungkap karena dibutuhkan keterampilan, pengetahuan dan keahlian khusus untuk berkomunikasi dengan si anak untuk

66 

Wawancara dengan Brigadir S.P.W. Tarigan, anggota Kepolisian Sektor Medan Baru yang  pernah bertugas di Polresta Medan dalam menangani kasus tindak pidana percabulan terhadap anak,  pada tanggal 27 Juni 2011 

menceritakan apa yang dialaminya, di samping itu saksi dalam kasus seperti ini adalah anak juga.67

Perbuatan cabul yang dilakukan oleh pelaku awalnya bukanlah perbuatan yang direncanakan tetapi secara spontan terjadi karena pelaku dalam keadaan terdesak nafsu seksualnya, dan pada saat ia ingin melampiaskan nafsunya tersebut, tanpa disengaja beberapa anak muncul di hadapannya atau pelaku tidak sengaja melihat anak yang bermain di dekitar lingkungan tempat tinggalnya, sehingga timbullah niat pelaku untuk melampiaskannya terhadap anak tersebut walaupun hanya sebatas memegang alat kelamin korban. Kasus lain yang terjadi, si anak sering bermain ke rumah pelaku, namun ada masanya si pelaku khilaf ketika keluarga (istri dan anak-anak) tidak ada di rumah dan nafsu seksualnya memuncak, sehingga timbul niat jahat si pelaku untuk mencabuli korban yang sedang berada di rumahnya tersebut.68 Bahayanya, apabila tindakan ini berhasil, maka besar kemungkinan pelaku akan mengulangi perbuatannya setiap ada kesempatan sampai perbuatan tersebut terbongkar. Tidak tertutup kemungkinan, pelaku juga melakukan hal yang sama terhadap teman-teman korban setiap ada kesempatan. Sekali pelaku melakukan perbuatan cabul terhadap anak, besar kemungkinan si pelaku akan mengalami penyimpangan seksual yang berkepanjangan dan akan sulit baginya untuk merubah

67 

Ibid. 

68 Wawancara dengan Bripka Betti Suriati (Penyidik Pembantu pada Unit Perlindungan 

prilaku seks yang menyimpang ini.69 Peneliti menyimpulkan bahwa prilaku seks yang seperti ini hampir sama dengan pengguna narkoba, yakni akan menjadi candu pada pelaku yang membutuhkan waktu lama dan pengobatan khusus untuk merubahnya karena sudah mempengaruhi psikologis pelaku.

Tragisnya lagi, ada juga kejadian dimana ayah melakukan percabulan terhadap anak kandungnya, yang sering disebut dengan hubungan sumbang atau

incest (dalam Bahasa Inggris). Wikipedia Indonesia mengartikan hubungan sumbang

atau incest sebagai hubungan saling mencintai yang bersifat seksual yang dilakukan oleh pasangan yang memiliki ikatan keluarga (kekerabatan) yang dekat, biasanya antara ayah dan anak perempuannya, ibu dengan anak laki-lakinya, atau antar sesama saudara kandung atau saudara tiri.70 Incest yang pernah terjadi di wilayah Polresta Medan adalah antara ayah dengan anak perempuannya, dimana kejadiannya berawal dari percabulan yang dilakukan sang ayah sejak anak masih balita, pada masa dimana si anak percaya kepada orang-orang dewasa yang setiap hari bertemu dengannya, yaitu orang yang sesungguhnya memilki kewajiban untuk melindunginya dari berbagai bahaya yang dapat mengganggu pertumbuhan psikis dan fisiknya. Ironisnya, justru perlakuan yang merusak dirinya diterima dari orang yang dianggapnya paling melindunginya. Perbuatan incest ini biasanya diakukan berulang-ulang sejak anak masih balita sampai menginjak usia remaja. Incest ini terjadi tidak memandang

69 

Wawancara dengan Brigadir S.P.W. Tarigan, anggota Kepolisian Sektor Medan Baru yang  pernah bertugas di Polresta Medan dalam menangani kasus tindak pidana percabulan terhadap anak.  Pada tanggal 29 Juni 2011 

70 

tempat, biasanya sang ayah akan memanfaatkan berbagai situasi untuk melakukan aksinya terhadap sang anak. Contohnya jika kondisi rumah sedang ramai, sang ayah membawa anak tersebut ke luar rumah dan mencari sunyi untuk melakukan perbuatannya atau mencabuli anaknya ketika rumah sedang sepi dimana anggota keluarga yang lain sedang tidak ada di rumah dimana sang ayah hanya berdua dengan anaknya. Setelah melakukan perbuatannya, biasanya anak diiming-imingi hadiah agar tidak melapor kepada siapapun, terutama ibunya atas perbuatan yang dilakukannya. Ketika si anak menginjak usia remaja dimana si anak sudah semakin memahami penyimpangan perbuatan yang dilakukannya bersama sang ayah, iming-iming tersebut dapat berubah menjadi ancaman keras seperti ancaman si anak akan dibunuh atau si ayah akan menceraikan ibunya, dan rasa takut di anak terhadap ayahnya membuat si anak tidak melaporkan perbuatan yang dialaminya kepada siapapun. Perbuatan tersebut terbongkar disaat sang anak sudah remaja dan mulai bercerita kepada teman-temannya tentang hubungan gelapnya dengan ayahnya atau lebih fatalnya, perbuatan sang ayah terbongkar ketika anak mengalami kehamilan. 71

Faktor spesifik terjadinya tindak pidana percabulan yang terjadi di Kota Medan lebih banyak di daerah pemukiman padat penduduk dengan keadaan ekonomi menengah ke bawah, dimana anak-anak tidak memilki penjaga, dan bebas berkeliaran dan bermain bersama teman-temannya di lingkungan tempat tinggalnya. Pelaku

71 Wawancara dengan Bripka Betti Suriati (Penyidik Pembantu pada Unit Perlindungan 

biasanya adalah orang yang kenal dan dekat dengan kehidupan sehari-hari korban.72 Sehingga pelaku dapat dengan mudah membujuk korban untuk melakukan perbuatan cabul terhadapnya. Berbeda halnya dengan ekonomi atas yang sulit untuk dijangkau untuk melakukan perbuatan cabul karena biasaya untuk menembus pagar rumahnya saja pelaku kesulitan, apalagi sampai mencabuli anaknya, maka dapat dipastikan bahwa korban perbuatan cabul ini berasal dari keluarga menengah ke bawah. Beberapa kasus perbuatan cabul terhadap anak, anak seringkali diancam agar tidak memberitahukan perbuatan yang telah dilakukan terhadapnya kepada siapa saja, dan si anak pun pasti akan menurut saja karena rasa takut akan ancaman yang dihadapkan padanya sehingga si anak tidak melaporkan kepada ayah atau ibunya atau kepada siapa saja yang ada di dekatnya.

a. Pelaku Anak

Faktor-faktor penyebab perbuatan cabul terhadap anak Pelaku anak dalam perbuatan cabul tersebut, dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini:

Dokumen terkait