• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

P- tersedia tanah

Pemberian pupuk P berpengaruh sangat nyata terhadap P tersedia tanah (Lampiran 6) namun pemberian pupuk Zn dan interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap P- tersedia tanah. Pemberian pupuk P dan Zn serta interaksinya disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk P meningkatkan P tersedia tanah dari 46,17 ppm pada 0 ppm P menjadi 67,28 ppm pada 120 ppm P. Semakin tinggi dosis P yang diberikan semakin tinggi pula P-tersedia tanah. Menurut Balai

Penelitian Tanah (2005) keadaan status hara P-tersedia tanah termasuk kategori tinggi sampai sangat tinggi.

Tabel 2. P-tersedia tanah (ppm) akibat pemberian pupuk P dan Zn dalam berbagai dosis Pupuk P (ppm P) Pupuk Zn (ppm Zn) Rataan 0 5 10 15 --ppm-- 0 40,64 46,04 46,53 51,47 46,17 d 40 50,64 57,01 66,68 58,69 58,25 c 80 60,22 63,38 60,87 72,38 64,21 b 120 64,08 60,96 71,28 72,81 67,28 a Rataan 53,90 56,85 61,34 63,84

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang tidak berbeda menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Jumlah Anakan

Dari hasil perhitungan jumlah anakan pada 9 MST (Lampiran 7.1) dan sidik ragam (Lampiran 7.2) menunjukkan bahwa pemberian pupuk P dan pupuk Zn, serta interaksi kedua faktor tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan. Pemberian pupuk P dan pupuk Zn serta interaksinya terhadap jumlah anakan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah anakan (batang) akibat pemberian pupuk P dan Zn dalam berbagai dosis Pupuk P (ppm P) Pupuk Zn (ppm Zn) Rataan 0 5 10 15 --batang-- 0 21,00 21,67 21,67 23,00 21,83 40 21,00 23,67 21,67 20,67 21,75 80 22,33 24,00 19,33 22,67 22,08 120 23,00 22,67 24,67 26,00 24,08 Rataan 21,83 23,00 21,83 23,08

Pemberian pupuk P dan Zn tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah anakan, namun seiring dengan pemberian jumlah P yang

meningkat ada kecenderungan peningkatan jumlah anakan. Jumlah anakan tertinggi akibat pemberian Zn yaitu pada dosis 120 ppm Zn.

Tinggi Tanaman

Hasil pengamatan tinggi tanaman pada 9 MST (Lampiran 8.1) dan sidik ragam (Lampiran 8.2) menunjukkan bahwa pemberian pupuk P dan pupuk Zn, serta interaksi kedua faktor tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pemberian pupuk P dan pupuk Zn serta interaksinya tehadap tinggi tanaman disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Tinggi tanaman (cm) akibat pemberian pupuk P dan Zn dalam berbagai dosis Pupuk P (ppm P) Pupuk Zn (ppm Zn) Rataan 0 5 10 15 --cm-- 0 84,83 80,17 86,67 85,33 84,25 40 82,83 81,33 85,00 87,00 84,04 80 85,67 86,33 80,33 85,33 84,42 120 88,83 83,33 84,33 89,67 86,54 Rataan 85,54 82,79 84,08 86,83

Bobot Kering Tajuk

Pengukuran bobot kering tajuk (Lampiran 9.1) dan sidik ragam (Lampiran 9.2) menunjukkan bahwa pemberian pupuk P berpengaruh sangat

nyata terhadap bobot kering tajuk tetapi interaksinya kedua faktor tidak berpengaruh nyata. Pemberian pupuk P dan pupuk Zn serta interaksi terhadap bobot kering tajuk disaikan pada Tabel 5.

Tabel 5 menunjukkan bahwa pemberian pupuk P cenderung meningkatkan bobot kering tajuk dari tanpa pemberian P sebesar 47,36 g menjadi 56,54 g pada pemberian 80 ppm P. Pemberian 80 ppm P merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan bobot kering tajuk.

Tabel 5. Bobot kering tajuk (g) akibat pemberian pupuk P dan Zn dalam berbagai dosis Pupuk P (ppm P) Pupuk Zn (ppm Zn) Rataan 0 5 10 15 --g-- 0 45,99 46,66 48,55 48,24 47,36 b 40 49,30 53,45 52,52 54,82 52,52 ab 80 55,97 58,56 61,86 49,75 56,54 a 120 54,65 46,61 49,05 49,26 49,89 ab Rataan 51,48 51,32 53,00 50,52

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang tidak berbeda menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Bobot Kering Akar

Pengukuran bobot kering akar (Lampiran 10.1) dan sidik ragam (Lampiran 10.2) menunjukkan bahwa pemberian pupuk P dan pupuk Zn, serta interaksi kedua faktor tidak berpengaruh nyata. Pemberian pupuk P dan pupuk Zn serta interaksinya terhadap bobot kering akar disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Bobot kering akar (g) akibat pemberian pupuk P dan Zn dalam berbagai dosis Pupuk P (ppm P) Pupuk Zn (ppm Zn) Rataan 0 5 10 15 --g-- 0 86,22 98,97 92,62 77,22 88,76 40 94,90 101,15 65,19 90,73 87,99 80 48,59 50,05 58,98 54,37 53,00 120 88,42 64,98 66,88 68,04 72,08 Rataan 79,53 78,79 70,92 72,59 Kadar P Daun

Pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap kadar P daun (Lampiran 11.1) namun pemberian pupuk Zn serta interaksi kedua faktor tidak berpengaruh nyata. Pemberian pupuk P dan pupuk Zn serta interaksinya terhadap kadar P daun disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Kadar P daun (%) akibat pemberian pupuk P dan Zn dalam berbagai dosis Pupuk P (ppm P) Pupuk Zn (ppm Zn) Rataan 0 5 10 15 --%-- 0 0,21 0,22 0,25 0,26 0,23 b 40 0,26 0,28 0,29 0,26 0,27 ab 80 0,32 0,28 0,28 0,30 0,30 ab 120 0,28 0,35 0,35 0,31 0,32 a Rataan 0,27 0,28 0,29 0,28

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang tidak berbeda menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Kadar P daun tidak meningkat dari tanpa pemberian 0 ppm P hingga 80 ppm P.

Serapan P Daun

Namun pada perlakuan 120 ppm P kadar P daun meningkat.

Pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap serapan P daun (Lampiran 12) namun pemberian pupuk Zn serta interaksi kedua faktor tidak

berpengaruh nyata. Pemberian pupuk P dan pupuk Zn serta interaksi terhadap serapan P daun disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 menunjukkan bahwa serapan P daun meningkat dari 0 ppm P menjadi 120 ppm P. Diantara keempat perlakuan yang diuji, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan namun perlakuan 80 ppm P

Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa pemberian pupuk P sampai taraf 80 ppm P

memiliki serapan P tertinggi

meningkatkan serapan P, namun dengan penambahan pupuk P menjadi 120 ppm P serapan P menurun. Dari persamaan grafik diatas serapan maksimum yaitu 165,69 mg P/tanaman pada dosis 95,81 ppm P.

Tabel 8. Serapan P daun (mg P/tanaman) akibat pemberian pupuk P dan Zn dalam berbagai dosis Pupuk P (ppm P) Pupuk Zn (ppm Zn) Rataan 0 5 10 15 --mg P/tanaman-- 0 95,30 99,59 119,75 124,10 109,68 b 40 128,23 148,14 154,06 144,30 143,68 a 80 178,75 163,12 175,41 149,57 166,71 a 120 149,70 162,82 174,61 156,52 160,91 a Rataan 138,00 143,42 155,96 143,62

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang tidak berbeda menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Gambar 1. Hubungan pemupukan P dengan serapan P pada berbagai dosis y = -0,0062x2 + 1,1881x + 108,7870 R² = 0,9919 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 0 20 40 60 80 100 120 140 S er apa n P ( m g P /t ana m an) Dosisi Pupuk P (ppm P)

Pembahasan Efek Pemberian pupuk P

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk P tidak memberikan efek yang nyata terhadap pH tanah. Nilai pH tanah hampir sama pada setiap perlakuan, namun pemberian pupuk P cenderung meningkat dari 6,37 pada P0 (0 ppm P) menjadi 6,69 pada P3 (120 ppm P). Hasil penelitian Huang et al

(2013) menyatakan bahwa pH tanah dengan perlakuan P yaitu NaH2PO4·2H2

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk P nyata meningkatkan P tersedia di larutan tanah dari 46,17 ppm P0 (0 ppm P) menjadi 67,28 ppm P3 (120 ppm P). Hal ini dikarenakan dosis pupuk yang diberikan semakin tinggi. Pada analisis awal tanah diketahui P tersedia tanah yang diekstrak dengan Bray II memiliki kadar P tanah yang tinggi, selain itu kadar P dari pupuk yang diberikan sebesar 36 % P sehingga meningkatkan konsentrasi P dilarutan tanah yang menyebabkan ketersediaan P semakin meningkat pula dan ketersediaaan P juga dipengaruhi oleh pH tanah. Setyorini dan Abdulrachman (2009) mengatakan bahwa ketersediaan P meningkat setelah penggenangan, terutama karena terjadi reduksi ferifosfat (Fe

O

tidak memberikan efek perbedaan yang nyata. Umaternate dkk (2014)

menambahkan reaksi reduksi mengkonsumsi proton, sehingga pada umumnya pH tanah yang digenangi akan meningkat mendekati netral. Penggenangan pada tanah menyebabkan terjadinya reduksi besi ferri menjadi besi ferro. Kondisi reduktif ini dapat berpengaruh positif dalam peningkatan pH tanah sehingga pada penggenangan tanah banyak dilaporkan adanya kenaikan P tersedia.

3+

melepaskan P. Peningkatan pH tanah akibat penggenangan akan meningkatkan ketersediaan P.

Pemberian pupuk P tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman baik tinggi tanaman maupun jumlah anakan. Tinggi tanaman hampir sama pada masing – masing perlakuan begitu juga dengan jumlah anakan dan bobot kering akar, tetapi secara umum terdapat kecenderungan

peningkatan pertumbuhan tanaman seiring dengan adanya peningkatan pemberian P. Sutoto (2008) menyatkan unsur P mempunyai peranan penting

dalam proses pemanjangan dan pembelahan sel sehingga dengan tersedianya P yang cukup maka pembentukan RNA dan DNA pada inti sel tidak terhambat sehingga proses pembelahan sel untuk pembentukan anakan juga berjalan lebih baik dan pembentukan anakan maksimal terhenti saat pembentukan anakan produktif.

Pemberian pupuk P berpengaruh nyata dalam meningkatkan bobot kering tajuk, kadar P daun dan serapan P. Serapan P meningkat dari 10,97 mg P/tanaman menjadi 16,67 mg P/tanaman. Semakin tinggi pemberian P, maka semakin tinggi pula serapan P tanaman. Peningkatan bobot kering tajuk akibat pemberian P sejalan dengan peningkatan kadar P daun dan serapan P. Hal ini disebabkan karena sumber utama P yang diserap akar sebagian besar berasal dari pupuk anorganik yang diberikan ke tanah. Sudaryono (2009) menjelaskan tanaman mengambil fosfor dari dalam larutan tanah dalam bentuk orthophosfat primer (H2PO4) yang berasal dari pupuk, mekanismenya melalui proses difusi. Kecepatan penyediaannya dari tanah ke akar dipengaruhi oleh koefisien difusi, kosentrasi hara fosfor dalam larutan tanah, dan kapasitas penyangga tanah. Hasil

penelitian Rehim et al., (2014) menyatakan bahwa aplikasi P dan Zn dalam percobaan lapangan memberikan efek yang nyata terhadap kadar P dimana peningkatan kadar P tertinggi yaitu aplikasi P sebesar 120 kg TSP/ha dan Zn 16 kg ZnSO4

Efek Pemberian Pupuk Zn

/ha atau setara dengan 106,4 ppm P dan 16 ppm Zn di rumah kasa.

Pemberian pupuk Zn tidak memberikan efek yang nyata terhadap pH tanah, P tersedia tanah kadar P daun dan serapan P tanaman. Hal ini diduga karena pemberian P akan menyebabkan berkurangnya ketersediaan Zn di larutan tanah. Selain itu pemberian Zn yang kurang dari dosis perlakuan. Hasil penelitian Rehim et al., (2014) aplikasi Zn pada tanaman padi memberikan efek yang nyata pada taraf 0-16 kg Zn/ha atau setara dengan 16 ppm Zn, sehingga dosis yang dipakai pada percobaan kurang maksimal untuk mencapai kesimbangan Zn di larutan tanah, selain itu sifat tanah awal dengan kadar P yang tinggi menyebabkan Zn kurang terlihat pengaruhnya pada tanaman. Unsur Zn akan berinteraksi dengan unsur makro terutama P yang menyebabkan kekahatan Zn dan biasanya terjadi pada tanah – tanah dengan kadar P tinggi atau pemakaian pupuk yang banyak seperti pada contoh tanah dalam percobaan ini.

Pemberian pupuk Zn tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah anakan, tinggi tanaman, bobot kering tajuk dan bobot kering akar. Tinggi tanaman dan jumlah anakan hampir sama pada tiap perlakuan. Hal ini disebabkan karena pemberian hara mikro seperti Zn tidak selalu memberikan efek yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman, meskipun pada analisis awal tanah (lampiran 3) memiliki kadar Zn rendah namun belum memberikan pengaruh yang nyata. Setiobudi dan Sembiring (2008) menguatkan bahwa penambahan unsur mikro Zn

dan Cu tidak mempengaruhi karakteristik jumlah anakan per rumpun dan tinggi tanaman untuk seluruh pengamatan. Unsur hara mikro Zn dan Cu tidak tampak perannya dalam pembentukan anakan. Unsur Zn lebih banyak peranannya sebagai proses enzimatik. Subadiyasa (1988) menambahkan seng berperan dalam tanaman padi, dapat sebagai komponen metaloprotein, pengatur kerja enzim dan berfungsi dalam membran sel sebagai kofaktor berbagai enzim termasuk enzim – enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat dan sintesis protein.

Efek Interaksi Antara Pupuk P dan Zn

Interaksi antara pemberian pupuk P dan Zn tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan jumlah anakan, tinggi tanaman, bobot kering tajuk, bobot kering akar, kadar P daun, serapan P tanaman, pH tanah dan P tersedia tanah. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan serapan P dan Zn dari pupuk, sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman. Anurachalam et al (2013) menambahkan bahwa P tanah yang tinggi merupakan salah satu keadaan yang menyebabkan defesiensi Zn pada tanaman karena penambahan kation kation dengan garam P dapat menghambat absorbsi Zn dari larutan tanah. Subadiyasa (1988) menyatakan bahwa gugus hidroksil berpengaruh terhadap pengikatan P. Dengan adanya P yang berlebihan dalam tanah mengakibatkan adanya kompetisi antara P dengan zn untuk menempati tapak jerapan hidroksil, akan tetapi hal ini juga memungkinkan zn terikat dengan kompleks fosfat melalui rantai oksigen,dapat dilihat pada reaksi dibawah ini.

Dalam tanah yang banyak mengandung ion – ion Zn2+ , NH4+, dan PO43-, apabila terbentuk seng amonium P berlebihan akan terjadi pengendapan dan menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Senyawa ini mungkin terbentuk pada tanah – tanah dengan pH lebih dari 6,5 (Subadiyasa, 1988).

Dokumen terkait