• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Tes Hasil Belajar

materi tertentu.

2. Validitas tes adalah kesahihan suatu alat ukur untuk melakukan fungsinya.

3. Reliabilitas tes adalah tingkat ketepatan, keajekan, atau kemantapan .

4. Tingkat kesukaran tes adalah proporsi peserta tes menjawab dengan benar terhadap suatu butir soal.

5. Daya beda tes adalah indeks yang menunjukan tingkat kemampuan butir soal membedakan antara peserta tes yang pandai dengan peserta tes yang kurang pandai di antara peserta tes.

6. Pengecoh tes adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban.

G. Spesifikasi Produk

1. Instrumen tes hasil belajar berupa soal Matematika kelas III semester I Kompetensi Dasar 1.3 “Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka” dan 1.4 “Melakukan operasi hitung campuran”.

2. Instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban, disertai data tentang ranah kognitif, dan tingkat kesukaran soal.

3. Instrumen pilihan ganda sudah divalidasi oleh ahli dan dinyatakan layak untuk digunakan atau diujicobakan dengan perbaikan sesuai saran.

4. Instrumen pilihan ganda sudah valid dengan kriteria r hitung soal melebihi rtabeldengan taraf signifikan 5%.

5. Instrumen pilihan ganda sudah reliabel dengan masuk pada kategori “tinggi” yaitu pada rentang 0,61-0,80.

6. Instrumen pilihan ganda sudah diuji daya pembedanya. Daya pembeda yang digunakan adalah kategori “ sangat membedakan” yaitu pada rentang 0,80-1,00, “lebih membedakan” yaitu pada rentang 0,60-0,79 dan “cukup membedakan” yaitu pada rentang 0,40-0,59.

7. Instrumen pilihan ganda sudah diuji tingkat kesukaran. Proporsi tingkat kesukaran adalah 25% soal kategori “mudah” yaitu pada rentang 0,71-1,00, 50% “sedang” yaitu pada rentang 0,31-0,70, dan 25% “sukar” yaitu pada rentang 0,00-0,30.

8. Instrumen pilihan ganda sudah diuji analisis pengecoh. Pengecoh-pengecoh dalam instrumen tes ini berfungsi dengan baik.

9. Penyusunan instrumen pilihan ganda memperhatikan EYD yang meliputi penggunaan huruf kapital, tanda baca, kata depan, dan imbuhan.

10. Perangkat tes hasil belajar memuat beberapa komponen yaitu: (a) identitas soal berupa standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang dikembangkan, (b) indikator, (c) soal tes hasil belajar matematika, (d) kunci jawaban, (e) ranah kognitif yang diukur, dan (f) tingkat kesukaran.

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II akan membahas empat pokok bahasan yaitu kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka akan membahas mengenai tes hasil belajar, konstruksi tes hasil belajar dan Taksonomi Bloom yang direvisi.

1. Tes Hasil Belajar

a. Definisi tes hasil belajar

Tes hasil belajar merupakan penggabungan dari kata tes dan hasil belajar. Secara umum, tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat materi tertentu Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 192). Menurut Mansyur,dkk (dalam Wiyodoko, 2014: 2) tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang harus diberi tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Sedangkan menurut Sudijono (dalam Ratnawulan dan Rudiana, 2015: 192) tes adalah alat atau prosedur-prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Pengertian tes lainnya yaitu tes sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau

atribut pendidikan dimana setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar Suryanto,dkk (dalam Wiyodoko, 2014: 2). Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat ukur untuk mengumpulkan informasi dari kemampuan atau pengetahuan karakteristik suatu objek. Diantara objek tes adalah peserta didik.

Menurut Hamalik (dalam Jihad dan Abdul, 2012: 15) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas. Sedangkan menurut Juliah (dalam Jihad dan Abdul, 2012: 15) hasil belajar merupakan segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya. Purwanto (2009: 66) memaparkan tes hasil belajar merupakan tes penguasaan karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan guru atau dipelajari siswa. Tes diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tes hasil belajar adalah salah satu alat untuk mengukur sejauh mana perubahan perilaku siswa setelah melalui proses belajar mengajar.

b. Jenis tes dan kegunaannya

Menurut Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 193) ada beberapa jenis tes yang sering digunakan dalam proses pendidikan, yaitu sebagai berikut.

1) Tes Penempatan

Tes yang dilaksanakan untuk keperluan penempatan bertujuan agar setiap siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas atau pada jenjang pendidikan tertentu dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara efektif. Contohnya : tes bakat, tes kecerdasan, dan tes minat. 2) Tes Diagnostik

Tes diagnostik dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami siswa, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi belajar. Dengan demikian, jelas ada kaitan yang erat antara tes penempatan dan diagnostik. Dapat dikatakan keduanya saling melengkapi dalam memberikan konstribusi terhadap peningkatan efektivitas kegiatan pendidikan pada suatu jenis atau jenjang pendidikan tertentu.

3) Tes Formatif

Tes formatif pada dasarnya adalah tes yang bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi usaha perbaikan kualitas pembelajaran dalam konteks kelas. Kualitas pembelajaran di eklas ditentukan oleh intensitas proses belajar (proses intern) dalam diri setiap siswa sebagai subjek belajar sekaligus peserta didik.

4) Tes Sumatif

Hasil tes sumatif berguna untuk menentukan kedudukan atau rangking masing-masing siswa dalam kelompoknya, menentukan

dapat atau tidaknya siswa melanjutkan program pembelajaran berikutnya, dan menginformasikan kemajuan siswa untuk disampaikan kepada pihak lain seperti orang tua, sekolah, masyarakat, dan lapangan kerja. Jika tes sumatif dilaksanakan tes akhir atau biasa disebut evaluasi belajar tahap akhir (Ratnawulan dan Rusdiana, 2015: 193).

Jadi dapat disimpulkan terdapat empat jenis tes yang sering digunakan dalam proses pendidikan yaitu 1). Tes Penempatan 2). Tes Diagnostik 3). Tes Formatif dan 4). Tes Sumatif.

c. Bentuk Tes

Menurut Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 194) untuk melaksanakan evaluasi hasil mengajar dan belajar, seseorang guru dapat menggunakan dua macam tes, yakni tes yang telah distandarkan dan tes buatan guru .

Archievement test yang biasa dilakukan oleh guru dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis dapat dibagi atas tes esai dan tes objektif.

1) Tes lisan

Tes lisan merupakan sekumpulan item pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara terencana, diberikan oleh seorang guru kepada para siswa tanpa melalui media tulis. Pada kondisi tertentu, seperti jumlah siswa kecil atau sebagian siswa yang memerlukan tes remedial, tes lisan dapat digunakan secara efektif.

Tes lisan ini sebaiknya berfungsi sebagai tes pelengkap, setelah tes utama dalam bentuk tertulis dilakukan Sukardi (dalam Ratnawulan dan Rusdiana, 2015: 194).

2) Tes Tertulis a) Test Esai

Secara ontologis, test esai adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa Sukardi (dalam Ratnawulan dan Rusdiana, 2015: 194).

b) Tes Objektif

Tes objektif merupakan tes yang cara pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif yang dilakukan dengan cara mencocokan kunci jawaban dengan hasil jawaban tes. Hal yang memungkinkan tes untuk menjawab banyak pertanyaan dalam waktu yang relatif singkat.

Menurut Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 195) ada beberapa jenis tes objektif, yaitu sebagai berikut.

(1) Tes Objektif Pilihan Ganda

Item tes pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling banyak digunakan oleh para guru. Tes ini dapat mengukur

pengetahuan yang luas dengan tingkat domain yang bervariasi. Item tes pilihan ganda memiliki semua persyaratan sebagai tes yang baik, yakni dilihat dari segi objektivitas, reliabilitas, dan daya pembeda antara siswa yang berhasil dengan siswa yang gagal.

Menurut BALITBANG-DEPDIKNAS soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah – kaidah sebagai berikut:

Aspek Materi

a) Soal harus sesuai dengan indikator.

b) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

c) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.

Aspek Konstruksi

d) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

e) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

f) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.

g) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

i) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".

j) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya.

k) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.

l) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Aspek Bahasa

m) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

n) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.

o) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif. p) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang

bukan merupakan satu kesatuan pengertian. (2) Tes Objektif Benar-Salah

Item tes benar-salah dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu item tes bentuk regular atau tidak dimodifikasi atau regular banyak digunakan oleh para guru. Salah satu alasannya adalah item tes benar-salah jenis regular dapat digunakan dalam

proses belajar mengajar sebagai teknik untuk mengawali diskusi dengan hangat, menarik, dan bermakna. Item tes benar-salah apabila dicermati secara intensif akan membawa peserta didik dalam diskusi isu-isu pembelajaran yang bergeser sedikit menjadi problem solving.

(3) Tes Objektif Menjodohkan

Item tes menjodohkan sering juga disebut matching test item. Item tes menjodohkan juga termasuk dalam kelompok tes objektif. Secara fisik, bentuk item tes menjodohkan terdiri atas dua kolom yang sejajar. Pada kolom pertama berisi pernyataan yang disebut daftar stimulus dan kolom kedua berisi kata atau fakta yang disebut daftar respon atau jawaban.

Jadi terdapat tiga jenis tes objektif yaitu 1). Tes Objektif Pilihan Ganda 2). Tes Objektif Benar-Salah 3). Tes Objektif Menjodohkan.

d. Komponen tes

Menurut Purwanto (2009: 73-75) tes hasil belajar mempunyai beberapa komponen. Masing-masing komponen dibahas sebagai berikut.

1) Perangkat soal

Perangkat soal adalah keseluruhan butir pertanyaan atau pernyataan berikut segala kelengkapannya.

2) Petunjuk pengerjaan

Petunjuk pengerjaan mendeskripsikan detail petunjuk yang harus dilakukan dalam mengerjakan soal. Misalnya : memberi tanda silang, melingkari, memberikan jawaban singkat, dan sebagainya.

3) Butir soal

Soal merupakan pertanyaan atau pernyataan yang menimbulkan situasi masalah yang harus dipecahkan oleh siswa. Penguasaan siswa diketahui dari kemampuannya membuat pemecahan masalah. Satuan untuk soal adalah butir sehingga tiap item pertanyaan atau pernyataan dikenal sebagai butir soal.

4) Pilihan jawaban

Soal objektif adalah soal yang segala kemungkinan jawaban telah disediakan dan tugas peserta tes adalah memilih satu pilihan yang merupakan jawaban atas pertanyaan. Sejumlah alternatif yang ditawarkan dinamakan pilihan (options).

5) Kunci jawaban

Kunci jawaban (key) adalah pilihan yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukam dalam soal.

6) Pengecoh

Pengecoh adalah pilihan yang bukan merupakan kunci jawaban. Misalnya : pada soal objektif jenis benar-salah, bila kunci jawabannya adalah salah maka benar merupakan pengecoh. Pada soal

objektif pilihan ganda dengan empat pilihan a,b,c,d dan kunci jawabannya adalah c maka a,b,c merupakan pengecoh.

Jadi terdapat enam komponen tes yaitu 1). Perangkat soal 2). Petunjuk pengerjaan 3). Butir soal 4). Pilihan jawaban 5). Kunci Jawaban 6). Pengecoh.

Dokumen terkait