• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam hal kementerian/lembaga tidak menyebutkan kisi-kisi baik secara garis besar maupun rinci maka pertama-tama yang mesti dilakukan untuk memprediksi lingkup materi TKB adalah:

2. Tes Psikotes

12) Kefarmasian

13) Kesehatan Masyarakat

14) Standar Pelayanan Kesehatan

15) Pertemuan Nasional dan Komferensi Nasional Kesehatan 16) Wadah Organisasi Dunia tentang Kesehatan

17) Hari-hari peringatan dunia/nasional tentang kesehatan misalnya hari paru-paru, hari jantung,

TBC, Aids, Mers, Ebola dll.

Kisi-Kisi Materi TKB Pemda

Jika formasi yang dituju adalah Pemda, maka selain pengetahuan dasar tentang bidang kekhususan profesi/jabatan maka pelajari juga tentang

1. Visi dan Misi Pemda

2. Makna semboyan dan lambang pemda

3. Hal-hal berkenaan dengan sosiogeografis dan ekonomi pemda,(batas wilayah, suku, mata penjaharian, obyek wisata dan potensi alam)

4. Rencana strategis/berkenaan dengan program pemda

5. Struktur Organisasi pemda (UPT-UPT dan lebaga di bawah pemda)

6. Sejarah tentang pemda (sebelumnya pecahan dari mana, kapan hari jadinya dll.) 7. Pejabat-pejabat Pemda(Gubernur/Bupatisekarang dan tahun sebelumnya)

8. Isu-isu daerah yang sedang diangkat oleh pemda misalnya tentang kamtibmas, kebersihan, pariwisata, dll.

9. Pertemuan Daerah dll,

(Sumber: pengalaman pribadi Gani Asa Dudin dan mensarikan dari berbagai referensi)

2. Tes Psikotes

Psikotes terdiri dari beberapa tahap. Secara umum, dalam tes ini Anda akan diuji kemapuannya dalam menggambar, menghitung dan berpikir dengan logika. Dengan waktu yang terbatas (3-4 jam), anda harus mengerjakan ratusan soal dalam format pilihan ganda dan isian singkat. Adapun beberapa tahap dalam psikotes adalah:

a. Tes Kemampuan Menggambar (orang, pohon dan rumah) b. Wartegg Test

c. Tes Kemampuan Berhitung Cepat (Kraeplien/Pauli)

d. Edward Personal Preference Schedule (EPPS) atau PAPI test e. Tes Army Alpha

f. Tes Ketelitian g. Tes Kode Ingatan

i. Tes Logika Penalaran j. Tes Logika Aritmatika k. Tes Angka l. Logika Number m. Tes Aritmatika n. Tes Spasial o. Deret Gambar p. Pencerminan Gambar q. Pasangan Gambar

a) Psikotes tahap pertama: Kemampuan Menggambar (orang, pohon, dan rumah) Peralatan : 3 lembar kertas HVS polos, pensil HB, stop watch

Tenggat waktu : 3 x 10 menit

1) Menggambar Orang Lengkap (Draw A Person Test)

Petunjuk: Gambarlah orang lengkap. Kemudian dibalik kertas beri keterangan berupa umur, jenis kelamin, pekerjaan, aktivitas yang sedang berlangsung, ciri fisik, kelemahan, kelebihan

Pembahasan:

Tes ini dipergunakan untuk mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan, dan ketahanan kerja dari peserta psikotes yang akan menjadi calon karyawan atau calon mahaiswa. Adapun poin yang dinilai dalam menggambar orang ini adalah:

a) Proporsi anggota tubuh. Semakin proporsional (seimbang perbandingan ukuran satu anggota tubuh dengan anggota tubuh yang lain) maka semakin tinggi skor yang anda peroleh.

b) Kelengkapan anggota tubuh. Semakin lengkap semakin tinggi nilainya. Diantaranya kepala, leher, badan, tangan, kaki, dan seterusnya. c) Detail gambar. Semakin detail gambar yang

anda buat semakin tinggi pula nilai yang anda peroleh.

Tips dan Trik:

Saat wawancara dengan psikolog, adakalanya gambar ini dibawa oleh dia dan ditanyakan kepada anda. Mengapa anda menggambar orang seperti diatas dan Anda akan disuruh

mendeskripsikannya secara detil. Untuk itu, gambarlah orang yang benar-benar nyata, bukan tokoh kartun (anime) yang menyerupai orang.

Ada baiknya anda menggambar orang yang sudah dikenal dan dekat dengan Anda, sehingga Anda tidak kesulitan dalam mendeskripsikannya.

2) Menggambar Pohon (Tree Test)

Petunjuk : Gambarlah pohon berkayu atau berkambium. Tidak diperbolehkan menggambar pohon kelapa, pohon pisang, bambu, semak belukar, dan jenis tanaman monokotil. Setelah Anda selesai menggambar, tuliskan mama pohon tersebut di halaman kertas sebaliknya!

Pembahasan:

Bagus tidaknya gambar bukanlah kriteria lolos tes karena Tree Test bukanlah tes kemampuan menggambar.

Sebagai salah satu alat menggali kepribadian, setiap tarikan garis dan tebal-tipis garis pun akan dievaluasi dengan cermat oleh psikolog.

Jadi yang bisa kita persiapkan hanyalah berlatih menggambar semirip mungkin dengan pohon yang dimaksud dan menyelesaikan gambar tepat waktu.

Tips dan Trik:

Pada awalnya mengikuti tes psikotes, saya suka menggambar pohon seperti diatas. Kemudian saya beri keterangan bahwa gambar itu adalah pohon jati, pohon yang dikenal sebagai pohon yang kokoh dan kuat. Dengan harapan psikolog akan melihat saya sebagai pribadi yang tangguh hehehe. Namun saat mengikuti tes-tes untuk seleksi kerja, belakangan saya lebih suka menggambar pohon mangga lengkap dengan buahnya. Penampilan pohonnya pun, sangat berbeda dengan gambar pohon jati di atas. Ranting (besar dan kecil) serta daun (sampai urat daun) saya gambar dengan teliti satu per satu. Dengan begitu mungkin psikolog akan berpikir saya adalah orang yang teliti (menggambar detil dari ujung akar sampai ujung daun) dan orang yang suka dengan hasil kerjanya (dilihat dari gambar buah mangga yang menggantung di batang pohon).

3) Menggambar Rumah-Pohon-Orang (House-Tree-Person)

Pembahasan:

Garis dan dinding mewakili ego seseorang. Garis dan dinding yang terlalu samar menunjukkan ego yang lemah. Sedangkan bila terlalu tebal menunjukkan kecemasan yang berlebihan. Atap mewakili fantasi. Jika anda terlalu memperhatikan atap, maka artinya anda terlalu memperhatikan fantasi dalam kehidupannya.

Pintu dan jendela mewakili keterbukaan untuk berinteraksi dengan orang lain dan berinteraksi dengan lingkungan. Jika anda menggambar gordin atau penutup jendela lain maka diartikan dia kurang terbuka dan kurang suka berinteraksi dengan orang lain.

Pintu dan jendela yang terbuka menandakan orang tersebut sangat terbuka dan sangat suka berinteraksi dengan orang lain.

Tips dan Trik:

Dalam beberapa versi ada yang memaknai rumah sebagai seorang ayah, pohon adalah ibu, dan orang adalah diri kita sendiri. Semakin besar ukurannya, maka semkin besar pengaruh kepada kehidupan kita. Saya juga sering menambahkan pagar disekeliling rumah. Dengan begitu, psikolog akan berpikir bahwa saya adalah pribadi yang memperhatikan keamanan dan cukup waspada.

Sumber: Pengalaman pribadi Argo Satrio Wicaksono http://asatrio.blogspot.com)

b) Psikotes tahap kedua: Wartegg Test

Peralatan: 1 lembar kertas HVS, pensil HB, stop watch Tenggat waktu : 1 x 15 menit

Petunjuk :

Berikut merupakan bentuk-bentuk gambar dengan pola tertentu yang belum bisa diartikan. Tuangkanlan imajinasi anda untuk membuat bentuk-bentuk tersebut (melanjutkan gambar) menjadi gambar yang berarti. Gambarkan terlebih dahulu bentuk gambar yang paling mudah anda kembangkan (tidak perlu berurutan).Kemudian berilah judul sesuai dengan makna gambar yang Anda buat, dan cantumkan urutan ketika Anda mengerjakan. Sebutkan nomor gambar yang paling anda sukai, yang tidak disukai, yang paling sulit, dan yang paling mudah menurut Anda.

Pembahasan :

Wartegg test menjadi cara bagi seorang penguji/psikolog untuk mengetahui kepribadian calon karyawan dilihat dari cara menggambar dan apa yang digambar. Tes Wartegg mengharuskan peserta untuk melengkapi 8 (delapan) gambar menjadi gambar-gambar yang memiliki makna.

Tips dan Trik:

1) Urutan menggambar sebaiknya dikombinasikan antara sesuai nomor/urut dan acak, misalnya 1, 2, 3, 4 kemudian 8, 7, 6, 5. Banyak pendapat awam menyebutkan jika Anda menggambar berdasarkan urutan 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8 akan dipandang sebagai orang yang kaku/konservatif. Sebaliknya, apabila Anda menggambar seluruh gambar secara acak misalnya 5, 7, 6, 8, 3, 2, 4, 1 Anda akan dipandang HRD sebagai orang yang terlalu kreatif, inovatif, dan cenderung tidak peduli pada aturan. Urutan menggambar bisa jadi menggambarkan skala prioritas seseorang dalam kehidupan atau pekerjaan dan kecen-derungan sikap dalam menghadapi situasi tertentu.

2) Jika diperhatikan, bentuk-bentuk pola gambar dasar tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar. Empat di antaranya berupa garis lurus (Gambar III, IV, V, dan VI) dan 4 (empat) lainnya berupa garis lengkung (Gambar I, II, VII, VIII). Tips dalam menggambar adalah untuk awalan berupa garis lengkung, sebaiknya Anda menggambar benda hidup. Untuk garis lurus, sebaiknya Anda menggambar benda mati. Seperti kita tahu, benda buatan alam lebih menunjukkan bentuk bentuk yang tidak kaku seperti pada buatan manusia.

3) Hindari menempatkan Gambar V untuk digambar dan diberi judul terlebih dahulu. Saat berdiskusi dengan teman sesama peserta tes dahulu, banyak yang berpendapat bahwa orang yang mengutamakan untuk manggambar bentuk Gambar V terlebih dahulu, memiliki orientasi seks yang besar. Saya sendiri sebenarnya juga tidak tahu alasan mengenai hal itu. Jika Anda psikolog mungkin bisa paham maksud dari gambar itu. Dalam setiap tes saya selalu menempatkan Gambar V untuk digambar terakhir.

Berikut contoh gambar dari wartegg test yang biasa saya gambarkan:

Keterangan gambar: Gambar I : Target Panahan Gambar II : Bebek/Itik Gambar III : Tiang Listrik Gambar IV : Jendela Gambar V : Mobil Balap Gambar VI : TV

Gambar VIII: Wanita Berkerudung

c) Psikotes tahap Ketiga: Kraepelin dan Pauli test (Hitungan Koran)

Kraepelin dan Pauli test atau yang sering disebut "hitungan koran" adalah tes kemampuan dasar menghitung cepat. Tes ini terdiri atas gugusan angka-angka dari 1-9 yang tersusun secara membujur (atas-bawah) dalam bentuk lajur. Pada saat tes anda harus menjumlahkan dua angka yang berdekatan di setiap lajur dalam waktu tertentu. Adapun cara mengerjakannya adalah dengan menjumlahkan dua buah bilangan, kemudian hasilnya dituliskan disela-sela kedua bilangan yang dijumlahkan. Jika hasil dari penjumlahan berupa bilangan puluhan atau terdiri dari dua digit angka, maka cukup dengan menuliskan digit terakhir atau angka satuannya saja. Sebagai contoh lihatlah gambar 1 berikut:

Elemen yang akan diukur dalam hasil tes ini adalah konsistensi, produktivitas kerja, sikap terhadap tekanan, daya tahan kerja, pengendalian emosi, kemampuan daya penyesuaian diri, keuletan kerja, sikap kerja, serta ketelitian sekaligus kecepatan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

Lalu apa perbedaan antara Kraepelin dan Pauli test?

Secara umum,kraepelin dan pauli test dikerjakan dengan cara dan teknik yang hampir sama. Adapun perbedaannya adalah dari segi penulisan hasil penjumlahan (dari atas-bawah atau daribawah-atas), penandaan pergantian waktu, banyaknya lembar kerja, dan waktu pengerjaan.

Dokumen terkait