• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE HOLY FAMILY

Dalam dokumen jindrich zeleny logika marx (Halaman 185-190)

Jika Economic and Philosophical Manuscripts menghargai sumbangan teoritis yang positif dari Phenomenology dan baru setelah itu merumuskan sanggahan-sanggahan dan menelaah “kesalahan-kesalahan,” maka The Holy Family langsung mengajukan kritikan negatif. Hal itu jelas dikarenakan arah sasaran karyanya, yaitu kritik atas filsafat Bauer mengenai kesadaran-diri kritikal. Sebagaimana diungkapkan di dalam kata-pengantarnya, Marx dan Engels melancarkan suatu polemik terhadap Bruno Bauer, dengan keyakinan bahwa “humanisme riil” di Jerman tidak mempunyai musuh yang lebih berbahaya daripada idealisme spekulatif, yang menggantikan yang riil individual dengan “kesadaran-diri” atau “spirit.” Pada filsafat Bauer, para pengarang The Holy Family melihat suatu karikatur Jerman, teristimewa filsafat spekulatif Hegelian. Maksud polemik mereka adalah membuka kedok khayalan-khayalan filsafat spekulatif dan “ketiadagunaan spekulasi Jerman” didepan suatu khalayak yang lebih luas.1

Dalam pasase, yang di dalamnya Marx memperbincangkan Phenom- enology Hegel secara jelas,2 Marx mengeritik reduksi Fichtian terhadap

segala obyektivitas menjadi kesadaran-diri. Karena Hegel menjadikan “kesadaran-diri” sebagai gantinya “manusia,” berbagai bentuk realitas sosial manusia tampak padanya sebagai sekedar bentuk-bentuk dan manifestasi-manifestasi kesadaran-diri.

“... Di dalam Phenomenology Hegel landasan-landasan obyektif, yang dapat ditangkap dengan indera, yang material dari berbagai bentuk kesadaran-diri manusia yang terasing, telah dibiarkan tetap ada. Seluruh karya yang merusak itu menghasilkan filsafat spekulatif yang paling konservatif karena ia berpikir telah mengatasi dunia obyektif, dunia riil yang dapat ditangkap dengan indera, dengan mengubahnya menjadi suatu Sesuatu dari Pikiran, menjadi sekedar suatu ketentuan kesadaran-diri... Lebih dari itu, segala sesuatu yang menandakan keterbatasan kesadaran-diri umum –semua yang serba-inderawi, realitas, individualitas manusia dan dunia mereka– mau tidak mau dianggap olehnya [Hegel – J.Z.] sebagai suatu batas. Seluruh Phenomenology dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa kesadaran-diri adalah satu-satunya realitas dan adalah

keseluruhan realitas.”3

Teori tentang kebebasan manusia yang dilandaskan pada premis filosofis itu hanya dapat menjadi suatu teori kebebasan ilusioner.

“Hegel telah menjadikan manusia manusia kesadaran-diri dan bukan menjadikan kesadaran-diri kesadaran-diri manusia, dari manusia riil, yaitu, dari manusia yang juga hidup dalam suatu dunia obyektif yang riil dan yang ditentukan oleh dunia itu. Hegel membuat dunia berdiri di atas kepalanya dan karenanya dapat –dalam kepalanya– juga membuyarkan semua pembatasan, yang bagaimanapun juga tetap ada demi keinderaan buruk, bagi manusia riil.”4

Teori kebebasan harus dibebaskan dari ilusi-ilusi spekulatif dan harus mengerti bahwa:

“... terdapat suatu dunia di mana kesadaran dan keberadaan jelas-jelas lain; suatu dunia yang tetap ada jika aku cuma melenyapkannya di dalam pikiran.... yaitu, ketika aku mengubah kesadaran subyektifku sendiri tanpa mengubah realitas obyektif dengan suatu cara yang benar-benar obyektif, yaitu, tanpa mengubah realitas obyektifku sendiri dan dari orang-orang lain. Maka itu, identitas mistis keberadaan dan pikiran spekulatif diulangi di dalam Critisisme sebagai identitas praktek dan teori yang sama mistisnya.”5

“Kandungan positif” Phenomenology diakui di sini hanya dalam suatu bentuk dipersingkat sedemikian rupa hingga nilai keilmiahan filsafat spekulatif Hegel dibedakan dari karikatur Hegelian muda:

“Akhirnya, jelas bahwa apabila Phenomenology Hegel, walaupun dengan dosa asli spekulatifnya, dalam banyak hal memberikan unsur-unsur dari suatu gambaran yang benar dari hubungan- hubungan manusia, Herr Bruno Bauer & Co., di pihak lain, hanya memberikan suatu karikatur kosong ...”6

Dalam pasase yang serupa di dalam The Holy Family Marx menekankan pada penelanjangan kritikal atas mistifikasi idealis di dalam filsafat Hegelian. . . Phenomenology Hegel memberikan suatu “teori spekulatif tentang penciptaan.”7 Pemahaman Hegelian atas sejarah:

“.... tidak lain daripada ungkapan spekulatif atas dogma Kristen Germanik tentang antithesis antara Jiwa dan Materi, antara Tuhan dan dunia .... Konsepsi Hegel mengenai sejarah menyaratkan suatu Jiwa Abstrak atau Jiwa Mutlak yang berkembang sedemikian rupa sehingga umat manusia cuma suatu massa belaka yang mengandung Jiwa dengan suatu derajat kesadaran atau ketidak-

sadaran yang berbeda-beda. Di dalam sejarah esotorik yang empiris, karenanya, Hegel membuat suatu sejarah esotorik yang spekulatif berkembang. Sejarah umat manusia menjadi sejarah dari Jiwa Abstrak umat manusia, dengan demikian suatu jiwa yang terpisah jauh dari manusia riil.”8

Tampaknya, di dalam polemiknya yang penuh antusiasme terhadap filsafat Bauer yang anti-Feuerbach, kritik Marx atas Hegel di dalam The Holy Family diidentikkan dengan kritik Feuerbach atas spekulasi Hegelian dan keterbatasan-keterbatasannya tidak ditegaskan hingga derajat yang ada di dalam manuskrip-manuskrip Paris.9 Di sini

Feuerbach adalah pemikir

“yang menuntaskan dan mengeritik Hegel dari sudut pandangan Hegel dengan memecahkan Spirit Mutlak metafisis menjadi manusia riil berdasarkan alam ... Feuerbach adalah yang pertama yang menuntaskan kritik atas religi dengan menggambarkan dengan suatu cara yang hebat dan akhli ciri-ciri dasar dari kritik atas spekulasi Hegel dan dengan begitu atas seluruh metafisika.”1 0

Juga pengungkapan Marx mengenai rahasia filsafat spekulatif Hegelian, dalam contoh buah apel, per, badam dan “buah-buahan,”1 1 tetap berada

dalam batas-batas yang sudah dikatakan Feuerbach dalam kritik atas Hegel. Aspek-aspek jurnalistik dan retoris dari polemik Marx mempermiskin analisis yang amat bagus dan mengakibatkan perumusan-perumusan yang terlalu disederhanakan, padahal analisis- analisis terdahulu yang dibuat oleh Marx pro domo suo telah mengembangkan suatu analisis yang lebih cermat dan lebih dalam. Di lain pihak, di dalam perkembangan bentrokan kritikal Marx dengan Hegel, The Holy Family mempunyai arti yang penting sekali, karena secara tegas karya itu menekankan –barangkali dengan cara yang pal- ing jelas dari karya-karya Marx terdahulu– keharusan untuk meninggalkan azas transcendental idealis mengenai identitas subjek dan obyek, pikiran dan keberadaan, baik azas itu difahami secara obyektif ataupun secara subyektif, dalam gaya Hegelian ataupun dalam gaya Fichtian.1 2

Dari periode yang sama seperti The Holy Family masih terdapat suatu fragmen Marxian mengenai Phenomenology Hegel,1 3 yang ditulis di

atas enambelas halaman dari buku catatan yang sama dari Theses on Feuerbach.1 4 Fragmen ini—bersesuaian dengan kritik atas Bauer di

dalam The Holy Family, mengajukan perbedaan antara aktivitas intelektual kritikal yang diidentifikasikan oleh Hegel, dan aksi obyektif, praxis, aktivitas riil.

Di dalam The Holy Family Marx untuk pertama kalinya merumuskan suatu penilaian historis dan filosofis atas filsafat Hegelian, yang kemudian dikembangkan di dalam The German Ideology. Ini terbukti berfaedah sekali bagi tahap-tahap berikutnya dalam perkembangan Marx, yang di dalamnya penilaian Marx mengenai Feuerbach telah diubah, dan dengan begitu juga penilaiannya atas kritik Feuerbach atas Hegel.

“Pada Hegel terdapat tiga unsur, Substansi Spinoza, Kesadaran-diri Fichte dan kesatuan Hegel yang tidak dapat tidak antagonistik dari kedua itu tadi [substansi dan kesadaran-diri], yaitu Spirit Mutlak. Unsur pertama adalah alam yang dipisahkan dari manusia secara metafisis terselubung; yang kedua adalah jiwa yang dipisahkan dari alam secara metafisis terselubung; yang ketiga adalah kesatuan yang secara metafisis terselubung dari kedua itu, yaitu manusia riil dan bangsa manusia riil.”1 5

The German Ideology juga ditujukan pada persoalan-persoalan historis dan filosofis ini.1 6 Dalam hal apakah karya manuskrip ini merupakan

suatu tahap baru di dalam kritik Marxian atas Hegel?

Catatan

1 Karl Marx dan Frederick Engels, The Holy Family, or Critique of Critical Criticism, Ed. 2, Progress, Moskow, 1975, hal. 11 (Selanjutnya disebut The Holy Family.)

2Ibid., hal. 225-6. 3Ibid. 4Ibid. 5Ibid., hal. 226. 6Ibid., hal. 227. 7 Ibid., hal. 166. 8Ibid., hal. 100.

9 Ibid., hal. 164. 10

11 Ibid ., hal. 68-9.

12 Lihat disertasi doktoral Marx, dalam Karl Marx dan Frederick Engels, Collected Works, Lawrence & Wishart, London, 1975 ff, vol.1, hal. 29-30 (Selanjutnya disebut Collected Works dan Dissertation, berturut- turut.)

13The German Ideology, hal. 668. 14 Lihat The Holy Family, hal. 72, 97-8. 15 Ibid ., hal. 164.

Dalam dokumen jindrich zeleny logika marx (Halaman 185-190)