• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Peer Assement Rating Index (PAR Index) dikembangkan oleh Richmond dkk. (1992), digunakan untuk membandingkan maloklusi sebelum dan sesudah perawatan dalam menentukan evaluasi standar kualitas hasil perawatan. Indeks PAR dikembangkan khusus untuk model studi.14 Penelitiannya yaitu tentang “Evaluasi Validitas dan Reabilitas Indeks PAR”. 74 penguji memilih secara acak 272 model gigi sebelum perawatan dan sesudah perawatan. Dalam rangka untuk

mengevaluasi reabilitas, 4 penguji memberikan skor untuk 38 model gigi lagi dengan jarak waktu delapan minggu. Penentuan validitas data digunakan metode uji korelasi Pearson. Dengan uji ini, hubungan skor indeks PAR dalam setiap kasus dengan rata-rata skor penilaian dibandingkan dan dianalisis. Hasil akhir menunjukan bahwa indeks PAR menunjukan tingkat reliabilitas (R> 0,91) dan tingkat validitas (r = 0,85) yang tinggi.8

Cara pengukuran dilakukan dengan dua cara, yaitu menghitung pengurangan bobot indeks PAR sebelum dan sesudah perawatan dan menghitung persentase pengurangan bobot indeks PAR sebelum dan sesudah perawatan. Penilaian antara kasus sebelum dan sesudah perawatan menggunakan Indeks PAR memiliki 11 komponen, masing-masing komponen memiliki beberapa skor yang dinilai dengan kriteria tertentu berdasarkan keparahannya.3

Dari 11 komponen tabel 1, beberapa komponen individual tidak dimasukkan dalam bobot indeks PAR karena tidak memiliki nilai yang bermakna dalam memprediksi keberhasilan perawatan ortodonti. Segmen bukal (berjarak, berjejal dan impaksi) merupakan salah satu komponen yang dikeluarkan dari bobot indeks PAR. Salah satu alasan yang mungkin dijelaskan adalah titik kontak antara gigi bukal sangat bervariasi. Jika perubahan letak (displacement) gigi parah, akan menghasilkan oklusi crossbite dan skornya dicatat pada oklusi bukal kanan atau kiri (tidak lagi pada penilaian titik kontak). Adanya premolar impaksi juga tidak dimasukkan dalam bobot indeks PAR. Selain karena prevalensinya sangat sedikit, pencabutan premolar juga sering dilakukan pada kasus yang membutuhkan ruang sehingga tidak memberikan pengaruh dalam menilai keberhasilan perawatan.7

Tabel 1. KOMPONEN-KOMPONEN INDEKS PAR.2,3,7 No. Komponen 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Segmen bukal rahang atas kanan. Segmen anterior rahang atas. Segmen bukal rahang atas kiri. Segmen bukal rahang bawah kanan. Segmen anterior rahang bawah. Segmen bukal rahang bawah kiri. Oklusi bukal kanan.

Overjet. Overbite. Garis median. Oklusi bukal kiri.

Dari 11 komponen pada tabel di atas, terdapat 5 komponen utama dalam pemeriksaannya, masing-masing komponen tersebut dinilai dan diberi bobot bedasarkan besaran yang telah ditentukan. Setiap skor komponen diakumulasikan dan dikalikan bobotnya masing-masing, sehingga menghasilkan jumlah skor akhir dari 5 komponen utama yang digunakan.

Lima komponen utama yang diperiksa beserta bobotnya adalah1 1.Penilaian skor segmen anterior, bobotnya 1(Tabel 2).

3.Penilaian skor overjet, bobotnya 6 (Tabel 4). 4.Penilaian skor overbite, bobotnya 2 (Tabel 5). 5.Penilaian skor garis median, bobotnya 4 ( Tabel 6).

1 .P enilaian skor segmen anterior. Pengukuran pergeseran titik kontak dimulai dari mesial gigi kaninus kiri ke titik kontak mesial gigi kaninus kanan (Gambar 1). Penilaian skor pada kasus ini yaitu mengukur gigi berjejal (crowded), berjarak (spacing), dan impaksi gigi (impacted teeth). Gigi kaninus yang impaksi dicatat pada segmen anterior rahang atas dan rahang bawah (Tabel 2).7

Gambar 1. Penilaian skor segmen anterior. penilaian titik kontak antar gigi pada bagian proksimal gigi anterior rahang atas dan juga rahang bawah8

2. Penilaian skor oklusi bukal. Penilaian skor ini dicatat dalam keadaan oklusi gigi posterior di sisi kiri dan kanan mulai dari gigi kaninus ke molar terakhir (Gambar 2), dengan cara melihat dalam tiga arah yaitu, anteroposterior, vertikal dan transversal (Tabel 3).7

Tabel 2. PENILAIAN SKOR PERGESERAN TITIK KONTAK3,7 Skor Kelainan 0 1 2 3 4 5 0 – 1 mm 1,1 – 2 mm 2,1 – 4 mm 4,1 – 8 mm

Lebih besar dari 8 mm Gigi impaksi

Tabel 3. PENILAIAN SKOR OKLUSI BUKAL.3,7

No. Skor Komponen

1.

0 1 2

Antero-posterior

Interdigitasi baik kelas I, II, III Kelainan kurang dari setengah unit

Kelainan pada setengah unit (cusp to susp) 2.

0 1

Vertikal

Tidak ada kelainan

Gigitan terbuka sedikitnya pada dua gigi, dengan jarak lebih dari 2 mm 3. 0 1 2 3 4 Transversal

Tidak ada crossbite Kecenderungan crossbite Crossbite pada salah satu gigi Crossbite lebih dari satu gigi Lebih dari satu gigi scissor bite

Gambar 2. Penilaian skor oklusi bukal. Oklusi bukal dicatat dengan melihat dari tiga arah yaitu anteroposterior, vertikal dan transversal8

3. Penilaian skor overjet. Penilaian skor ini untuk semua gigi insisivus. Penilaian dilakukan dengan menempatkan penggaris indeks PAR sejajar dataran oklusal dan radial dengan lengkung gigi (Gambar 3). Jika terdapat dua insisivus yang crossbite dan memiliki overjet 4 mm, skornya adalah 3 (untuk crossbite) ditambah 1 (untuk overjet 4 mm), sehingga total skornya adalah 4. Tabel penilaian skor overjet dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4. PENILAIAN SKOR OVERJET3,7

No. Skor Komponen

1. 0 1 2 3 4 Overjet 0 – 3 mm 3,1 – 5 mm 5,1 – 7 mm 7,1 – 9 mm

Lebih besar dari 9 mm 2. 0 1 2 3 4 Crossbite anterior Tidak ada kelainan

Satu atau lebih gigi edge to edge Crossbite pada satu gigi

Crossbite pada dua gigi Crossbite lebih dari dua gigi

4. Penilaian skor overbite. Penilaian skor ini untuk semua gigi insisivus yang dinilai dari jarak tumpang tindih dalam arah vertikal gigi insisivus atas terhadap panjang mahkota klinis gigi insisivus bawah (Gambar 4), dan dinilai berdasarkan besarnya gigitan terbuka (Tabel 5). Skor yang dicatat adalah nilai overbite yang terbesar diantara gigi insisivus.7

Tabel 5. PENILAIAN SKOR OVERBITE3,7

No. Skor Komponen

1. 0 1 2 3 4 Gigitan terbuka

Tidak ada gigitan terbuka

Gigitan terbuka kurang dari atau sama dengan 1mm Gigitan terbuka 1,1 – 2 mm

Gigitan terbuka 2,1 – 3 mm

Gigitan terbuka sama dengan atau lebih dari 4 mm 2. 0 1 2 3 Overbite

Besarnya penutupan kurang dari atau sama dengan 1/3 tinggi mahkota gigi insisivus bawah

Besarnya penutupan lebih dari 1/3, tetapi kurang dari 2/3 tinggi mahkota gigi insisivus bawah

Besarnya penutupan lebih dari 2/3 tinggi mahkota gigi insisivus bawah

Besarnya penutupan sama dengan / lebih dari tinggi mahkota gigi insisivus bawah

5. Penilaian skor garis median. Penilaian skor ini dinilai dari hubungan garis tengah lengkung gigi atas terhadap lengkung gigi bawah (Gambar 5). Garis tengah lengkung gigi diwakili oleh garis pertemuan kedua gigi insisivus pertama atas terhadap garis pertemuan kedua gigi insisivus bawah (Tabel 6). Jika gigi insisivus bawah sudah dicabut penilaian skor garis median tidak dicatat.7

Tabel 6. PENILAIAN SKOR GARIS MEDIAN.3,7

Skor Komponen

0 1 2

Tidak ada pergeseran garis median - ¼ lebar gigi insisivus bawah Lebih dari ¼ - ½ lebar gigi insisivus bawah

Lebih dari ½ lebar gigi insisivus bawah

Gambar 5. Penilaian skor garis median8

Pengukuran pada model sebelum dan sesudah perawatan dilakukan dengan penggaris khusus indeks PAR.

Gambar 6. Penggaris plastik indeks PAR8

2.3.1 Penilaian Keparahan Maloklusi

Selain mengukur keberhasilan perawatan ortodonti, indeks PAR juga dapat digunakan untuk mengukur keparahan maloklusi. Keparahan maloklusi diukur

berdasarkan jumlah skor akhir yang ditentukan menurut kriteria dibawah ini:1 1. Skor 0 kriteria oklusi ideal

2. Skor 1-16 kriteria maloklusi ringan 3. Skor 17-32 kriteria maloklusi sedang 4. Skor 33-48 kriteria maloklusi parah 5. Skor > 48 kriteria maloklusi sangat parah.

2.3.2 Penilaian keberhasilan Perawatan

Keberhasilan perawatan diukur berdasarkan selisih jumlah skor akhir antara sebelum perawatan dan sesudah perawatan yang ditentukan menurut kriteria dibawah ini:1,7

1. Pengurangan persentase skor <30% menunjukkan perawatan tidak mengalami perbaikan/ lebih buruk.

2. Pengurangan skor <22 dan persentase skor 30% – 70% menunjukkan perawatan mengalami perubahan.

3. Pengurangan skor >22 dan persentase skor >70% menunjukkan perawatan mengalami perubahan sangat banyak.

Suatu kasus yang termasuk sangat parah dianggap bertambah baik apabila terdapat perubahan sebanyak 22 angka dari sebelum dan sesudah perawatan pada penilaian dengan indeks PAR dan sangat baik apabila skor pengurangannya lebih dari 22 skor pengurangan dan lebih dari 70%. Sedikitnya dibutuhkan 30% pengurangan skor pada suatu kasus untuk dapat dinyatakan cukup baik. Untuk suatu standar perawatan yang tinggi dibutuhkan 70% pengurangan skor rerata.7

BAB 3

Dokumen terkait