• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

X 4 Tidak punya

(84.60%)

Dibayarkan bendahara baik ada giro ataupun tidak

(75.80%)

X3 Angsuran tepat (47.00%) Angsuran tepat (51.40%)

X4 Tidak punya (72.00%) Tidak punya (58.20%) X5 Usia<45 tahun (67.00%) Usia<45 tahun (80.80%) X6 Rumah milik sendiri (57.2%) Rumah milik sendiri (67.80%) X7 LM(63.60%)≥5 tahun LM(78.80%)≥5 tahun X8 LB(71.40%)≥10 tahun LB(66.40%)≥10 tahun X9 Sudah menikah (87.60%) Sudah menikah (88.00%) X10 ≤SMA (70.40%) ≤SMA (67.60%) X11 Staf (51.60%) Staf (54.40%) X12 JW≥3 (61.80%) JW≥3 (63.20%)

X13 Tidak punya (78.00%) Tidak punya (73.80%)

X14 Baru(66.00%) Baru(64.00%) X15 JT≥3 (53.60%) JT≥3 (56.20%) X16 Instansi pemerintah daerah/BUMD (34.60%) Instansi pemerintah daerah/BUMD (27.40%)

Meskipun kategori default dan non default cenderung memiliki karakteristik yang sama, namun terjadi perbedaan pada peubah perbandingan THP terhadap angsuran. Debitur default memiliki nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua sedangkan debitur non default memiliki nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga. Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan pendapatan dan kemampuan dalam membayar pinjaman kredit. Untuk lebih lengkap mengenai deskripsi distribusi debitur terdapat pada Lampiran 2. Hasil statistika deskriptif ini masih harus dilakukan pengujian secara statistika inferensia untuk mengetahui faktor-

Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi 15.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Karakteristik Debitur

Banyaknya debitur kredit konsumtif yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 1000 orang. Jumlah debitur yang termasuk kategori default sebanyak 500 orang (50%) dan termasuk kategori non default sebanyak 500 orang (50%). Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing kategori memiliki jumlah debitur yang sama (Gambar 1).

default 50% non default

50%

Gambar 1. Diagram pie status kredit debitur Gambar 2 menunjukkan klasifikasi debitur berdasarkan jenis kelamin. Debitur kredit yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 785 orang (78%) dan debitur yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 215 orang (22%). Dengan demikian, sebagian besar debitur kredit konsumtif berjenis kelamin laki-laki.

perempuan 22%

laki-laki 78%

Gambar 2. Diagram pie klasifikasi debitur berdasarkan jenis kelamin

Mayoritas debitur yang dianalisis sudah menikah, berpendidikan kurang dari atau sama dengan SMA, usia kurang dari 45 tahun, memiliki rumah milik pribadi, dengan lama menetap lebih dari 5 tahun, jumlah

tanggungan lebih dari atau sama dengan 3 orang, jabatan staf, dengan lama bekerja lebih dari 10 tahun. Tabel 1 berikut ini menjelaskan karakteristik debitur berdasarkan status kredit. Tabel 1. Karakteristik debitur

Modus Peubah

Default Non default

X1 THP<2 (60.20%) 2≤THP<3 (46.00%) X2 Dibayarkan bendahara baik ada giro ataupun tidak

(84.60%)

Dibayarkan bendahara baik ada giro ataupun tidak

(75.80%)

X3 Angsuran tepat (47.00%) Angsuran tepat (51.40%)

X4 Tidak punya (72.00%) Tidak punya (58.20%) X5 Usia<45 tahun (67.00%) Usia<45 tahun (80.80%) X6 Rumah milik sendiri (57.2%) Rumah milik sendiri (67.80%) X7 LM(63.60%)≥5 tahun LM(78.80%)≥5 tahun X8 LB(71.40%)≥10 tahun LB(66.40%)≥10 tahun X9 Sudah menikah (87.60%) Sudah menikah (88.00%) X10 ≤SMA (70.40%) ≤SMA (67.60%) X11 Staf (51.60%) Staf (54.40%) X12 JW≥3 (61.80%) JW≥3 (63.20%)

X13 Tidak punya (78.00%) Tidak punya (73.80%)

X14 Baru(66.00%) Baru(64.00%) X15 JT≥3 (53.60%) JT≥3 (56.20%) X16 Instansi pemerintah daerah/BUMD (34.60%) Instansi pemerintah daerah/BUMD (27.40%)

Meskipun kategori default dan non default cenderung memiliki karakteristik yang sama, namun terjadi perbedaan pada peubah perbandingan THP terhadap angsuran. Debitur default memiliki nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua sedangkan debitur non default memiliki nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga. Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan pendapatan dan kemampuan dalam membayar pinjaman kredit. Untuk lebih lengkap mengenai deskripsi distribusi debitur terdapat pada Lampiran 2. Hasil statistika deskriptif ini masih harus dilakukan pengujian secara statistika inferensia untuk mengetahui faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap status kredit debitur.

Analisis Regresi Logistik Biner

Sebelum melakukan analisis regresi logistik biner sebaiknya perhatikan ukuran contoh yang diambil dengan mempertimbang- kan banyaknya kategori dari setiap peubah penjelas yang akan dianalisis secara simultan. Banyaknya kategori dari setiap peubah penjelas mengakibatkan pemodelan yang kurang baik dilihat dari kemampuan mengklasifikasikan peubah penjelas terhadap peubah respon dan pendugaan parameter yang didapatkan menjadi tidak logis. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan penggabungan kategori-kategori dari peubah penjelas. Penggabungan kategori ini dapat mengurangi banyaknya sel yang harus terisi dan hasil analisis regresi logistik yang didapat akan lebih baik.

Pendugaan model yang dibentuk dari 16 peubah penjelas menghasilkan nilai statistik-G sebesar 248.782. Model tersebut menghasilkan nilai-p = 0.000 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sedikitnya ada satu βi tidak sama dengan nol diantara peubah

penjelas tersebut pada taraf nyata 5%. Uji Wald pada model menunjukkan bahwa ada peubah-peubah penjelas yang kurang atau tidak bisa menerangkan model dengan baik pada taraf nyata 5%, yaitu riwayat rekening pinjaman, lama bekerja, status perkawinan, pendidikan terakhir, pangkat terakhir, telepon rumah, status debitur dan jumlah tanggungan.

Analisis regresi logistik menghasilkan beberapa peubah penjelas yang secara statistik bermakna dalam menentukan karakteristik debitur, yaitu perbandingan THP terhadap angsuran, penguasaan cash flow, kepemilikan rekening simpanan, usia, kepemilikan tempat tinggal, lama menetap, jangka waktu dan jenis/bidang usaha (Lampiran 3).

Model logit yang dihasilkan adalah sebagai berikut: g(x) = -3.342 + 1.387 X1(1) + 2.067 X1(2)+ 0.486 X2(1)+ 1.126 X2(2)+ 0.549 X4(1)– 1.104 X5(1)+ 0.580 X6(1)+ 0.903 X7(1)+ 0.617 X12(1)+ 0.353 X16(1)+ 0.762 X16(2) + 0.777 X16(3) + 0.851 X16(4) + 1.252 X16(5)

Tabel 2. Ketepatan prediksi model

Prediksi Aktual

default non default

% benar

default 356 144 71.2

non default 156 344 68.8

% keseluruhan 70.0

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 500 debitur yang berkategori default sebanyak 356 orang atau 71.2% di antaranya diklasifikasikan dengan benar, sedangkan dari 500 debitur yang berkategori non default sebanyak 344 orang atau 68.8% diklasifikasikan dengan benar. Total klasifikasi yang benar dari 1000 debitur adalah 70.0%. Hasil ini menandakan model sudah cukup baik untuk memprediksi kategori respon.

Interpretasi Koefisien

Interpretasi peubah-peubah pada model regresi logistik menggunakan nilai rasio oddsnya. Apabila suatu peubah memiliki nilai koefisien yang bertanda positif maka nilai rasio oddnya di atas satu sedangkan suatu peubah dengan nilai koefisien yang bertanda negatif maka nilai rasio oddsnya di bawah satu.

Tabel 3. Nilai rasio odds dari peubah penjelas

Peubah B Rasio odds

Konstanta -3.342 0.035 X1 X1(1) 1.387 4.003 X1(2) 2.067 7.902 X2 X2(1) 0.486 1.625 X2(2) 1.126 3.084 X4(1) 0.549 1.731 X5(1) -1.104 0.331 X6(1) 0.580 1.787 X7(1) 0.903 2.468 X12(1) 0.617 1.853 X16 X16(1) 0.353 1.424 X16(2) 0.762 2.143 X16(3) 0.777 2.174 X16(4) 0.851 2.342 X16(5) 1.252 3.497 Koefisien peubah perbandingan THP terhadap angsuran (X1) bernilai positif dengan

dengan perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga cenderung menjadi debitur non default 4.003 kali dibandingkan debitur dengan perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua. Sedangkan debitur dengan perbandingan THP terhadap angsuran lebih dari atau sama dengan tiga cenderung akan menjadi debitur non default 7.902 kali dibandingkan debitur dengan perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua. Peubah perbandingan THP terhadap angsuran diperoleh dari besarnya pendapatan dibandingkan dengan kemampuan untuk membayar. Hal ini mengindikasikan semakin besar nilai perbandingan THP terhadap angsuran maka semakin besar pula peluang debitur tersebut membayar kredit dengan lancar.

Debitur dengan penguasaan cash flow (X2) kategori dibayarkan dengan bendahara

baik ada giro ataupun tidak cenderung akan menjadi debitur non default 1.625 kali dibandingkan dengan debitur pada kategori dilakukan sendiri. Sedangkan debitur dengan penguasaan cash flow kategori didebet melalui rekening BRI cenderung menjadi debitur non default 3.084 kali dibandingkan pada kategori dilakukan sendiri. Peubah penguasaan cash flow dapat diartikan sebagai cara debitur dalam mengembalikan pinjaman kredit. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembayaran kredit yang dilakukan oleh bendahara baik ada giro ataupun tidak dan didebet melalui rekening BRI akan menjamin debitur untuk membayar kredit sesuai dengan aturan dan tidak akan mengalami keterlambatan.

Nilai rasio odds untuk peubah kepemilikan rekening simpanan (X4) sebesar

1.731, artinya debitur yang memiliki rekening simpanan cenderung menjadi debitur non default 1.731 kali dibandingkan debitur yang tidak memiliki rekening simpanan. Dengan adanya rekening simpanan, debitur akan lebih mudah melakukan pembayaran kredit dan pihak bank pun akan lebih mudah dalam mengontrol debitur.

Koefisien peubah usia (X5) bernilai

negatif dengan nilai rasio odds kurang dari satu. Debitur yang berusia lebih dari atau sama dengan 45 tahun cenderung menjadi debitur non default 0.331 kali dibandingkan dengan debitur yang berusia kurang dari 45 tahun. Pengertian yang setara bahwa debitur yang berusia kurang dari 45 tahun 3.021 kali akan menjadi debitur non default. Seseorang yang berusia lebih tua ternyata tidak menjamin akan melakukan pembayaran kredit

dengan lancar, hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, misalnya saja dari segi kondisi ekonomi yang semakin menurun dan pengalaman bekerja yang masih kurang.

Peubah kepemilikan tempat tinggal (X6)

memiliki nilai rasio odds sebesar 1.787, artinya debitur yang memiliki rumah sendiri cenderung menjadi debitur non default 1.787 kali dibandingkan debitur dengan kepemilikan tempat tinggal bukan milik sendiri. Keberadaan rumah milik pribadi akan memudahkan debitur dalam melakukan pembayaran kredit dengan lancar karena debitur tidak harus mengalokasikan pendapatannya untuk keperluan pembelian rumah.

Debitur dengan lama menetap (X7) lebih

dari atau sama dengan 5 tahun cenderung akan menjadi debitur non default 2.468 kali dibandingkan debitur dengan lama menetap kurang dari 5 tahun. Uraian di atas dapat mudah dimengerti karena debitur yang telah menetap pada kurun waktu yang relatif lama akan mengalami kehidupan yang lebih mapan.

Nilai rasio odds untuk peubah jangka waktu (X12) sebesar 1.853, artinya debitur

dengan jangka waktu pembayaran kredit lebih dari atau sama dengan 3 tahun cenderung akan menjadi debitur non default 1.853 kali dibandingkan debitur dengan jangka waktu pembayaran kurang dari 3 tahun. Semakin lama jangka waktu pembayaran kredit maka semakin besar peluang debitur untuk membayar kredit dengan lancar.

Debitur dengan jenis/bidang usaha (X16)

pada instansi pemerintah daerah/BUMD, TNI, BUMN, POLRI/Jaksa/PN dan instansi pemerintah pusat cenderung menjadi debitur non default 1-4 kali dibandingkan debitur dengan jenis/bidang usaha pada swasta/lainnya. Hal tersebut dapat dimengerti karena debitur dengan jenis/bidang usaha pada instansi pemerintah daerah/BUMD, TNI, BUMN, POLRI/Jaksa/PN dan instansi pemerintah pusat akan lebih terjamin dalam hal pendapatan sehingga pembayaran kredit dapat dilakukan dengan lancar.

Dendrogram Hasil Pemisahan Analisis CHAID

Analisis CHAID menghasilkan suatu dendrogram yang menggambarkan pengelompokan berdasarkan hubungan terstruktur peubah respon dengan peubah penjelas yang signifikan pada taraf nyata 5%. Dari 16 peubah penjelas yang dianalisis terdapat 8 peubah penjelas yang berpengaruh

terhadap karakteristik debitur. Peubah penjelas tersebut adalah perbandingan THP terhadap angsuran, riwayat rekening pinjaman, usia, lama menetap, lama bekerja, kepemilikan tempat tinggal, kepemilikan rekening simpanan dan jangka waktu.

Hasil analisis CHAID pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa peubah penjelas yang sangat nyata dalam menentukan karakteristik debitur adalah perbandingan THP terhadap angsuran. Berdasarkan dendrogram CHAID dihasilkan 14 karakteristik debitur kredit konsumtif pada Tabel 4. Suatu karakteristik debitur dikatakan baik (OK) untuk menyatakan bahwa seorang debitur digolongkan ke dalam kategori non default yaitu apabila persentase default yang dihasilkan pada suatu terminal node kurang dari 50% sedangkan apabila persentase default lebih dari 50% maka karakteristik debitur tersebut dapat dikatakan tidak baik (not OK). Suatu segmen dari karakteristik debitur akan diberikan beberapa catatan (with notes) apabila memiliki persentase default lebih dari 20% sampai dengan 80%.

Karakteristik debitur ke-1 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran lebih dari atau sama dengan tiga, jangka waktu pembayaran kredit lebih dari atau sama dengan 3 tahun dan lama bekerja lebih dari atau sama dengan 10 tahun. Persentase debitur non default sebesar 100.00% dan debitur default sebesar 0.00%. Artinya debitur dengan karakteristik ke-1 akan diprediksi menjadi debitur non default. Karakteristik debitur ke-1 dapat dikatakan baik (OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena memiliki persentase default kurang dari 50%.

Karakteristik debitur ke-2 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga, lama menetap lebih dari atau sama dengan 5 tahun, jangka waktu pembayaran kredit lebih dari atau sama dengan 3 tahun dan riwayat rekening pinjaman kategori angsuran tepat. Persentase debitur non default sebesar 94.44% dan debitur default sebesar 5.56%. Debitur dengan karakteristik ke-2 akan diprediksi menjadi debitur non default karena persentase debitur non default lebih besar daripada debitur default. Karakteristik debitur ke-2 dapat dikatakan baik (OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena memiliki persentase default kurang dari 50%.

Karakteristik debitur ke-3 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran lebih dari atau sama dengan tiga,

jangka waktu pembayaran kredit kurang dari 3 tahun dan memiliki rekening simpanan. Persentase debitur non default sebesar 82.93% dan debitur default sebesar 17.07%. Debitur dengan karakteristik ke-3 akan diprediksi menjadi debitur non default karena persentase debitur non default lebih besar daripada debitur default. Karakteristik debitur ke-3 dapat dikatakan baik (OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena memiliki persentase default kurang dari 50%.

Karakteristik debitur ke-4 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran lebih dari atau sama dengan tiga, jangka waktu pembayaran kredit lebih dari atau sama dengan 3 tahun dan lama bekerja kurang dari 10 tahun. Persentase debitur non default sebesar 81.82% dan debitur default sebesar 18.18%. Debitur dengan karakteristik ke-4 akan diprediksi menjadi debitur non default karena persentase debitur non default lebih besar daripada debitur default. Karakteristik debitur ke-4 dapat dikatakan baik (OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena memiliki persentase default kurang dari 50%.

Karakteristik debitur ke-5 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga, lama menetap lebih dari atau sama dengan 5 tahun, jangka waktu pembayaran kredit lebih dari atau sama dengan 3 tahun dan riwayat rekening pinjaman kategori angsuran tidak tepat;debitur baru. Persentase debitur non default sebesar 68.57% dan debitur default sebesar 31.43%. Debitur dengan karakteristik ke-5 akan diprediksi menjadi debitur non default karena persentase debitur non default lebih besar daripada debitur default. Karakteristik debitur ke-5 dapat dikatakan baik (OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default akan tetapi dengan catatan (with notes) harus diadakan tinjauan ulang terhadap debitur karena besarnya persentase default lebih dari 20%.

Karakteristik debitur ke-6 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga, lama menetap lebih dari atau sama dengan 5 tahun, jangka waktu pembayaran kredit kurang dari 3 tahun dan berusia kurang dari 45 tahun. Persentase debitur non default sebesar 63.64% dan debitur default sebesar 36.36%. Debitur dengan karakteristik ke-6 akan diprediksi menjadi debitur non default karena persentase debitur non default lebih besar daripada debitur default. Karakteristik debitur ke-6

Tabel 4. Karakteristik debitur kredit konsumtif hasil analisis CHAID pada taraf nyata 5%

No Node Karakteristik Debitur Non Default Default Hasil klasifikasi

untuk non default

38 0

1 19

Perbandingan THP terhadap angsuran ≥3, jangka waktu pembayaran ≥3 tahun, lama bekerja ≥10

tahun 100.00% 0.00%

OK

68 4

2 25

Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, lama menetap ≥5 tahun, jangka waktu pembayaran

≥3 tahun, angsuran tepat 94.44% 5.56%

OK

34 7

3 17

Perbandingan THP terhadap angsuran ≥3, jangka waktu pembayaran <3 tahun, memiliki rekening

simpanan 82.93% 17.07%

OK

27 6

4 18

Perbandingan THP terhadap angsuran ≥3, jangka waktu pembayaran ≥3 tahun, lama bekerja <10

tahun 81.82% 18.18%

OK

48 22 OK

5 24

Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, lama menetap ≥5 tahun, jangka waktu pembayaran

≥3 tahun, angsuran tidak tepat;debitur baru 68.57% 31.43% (with notes)

56 32 OK

6 22

Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, lama menetap ≥5 tahun, jangka waktu pembayaran

<3 tahun, usia <45 tahun 63.64% 36.36% (with notes)

86 103 not OK

7 11 Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia <45

tahun, lama menetap ≥5 tahun 45.50% 54.50% (with notes)

16 21 not OK

8 21

Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia <45 tahun, lama menetap <5 tahun, kepemilikan tempat

tinggal rumah milik sendiri 43.24% 56.76% (with notes)

43 66 not OK

9 6 Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3,

lama menetap <5 tahun 39.45% 60.55% (with notes)

21 33 not OK

10 13 Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia ≥45 tahun, memiliki rekening simpanan

38.89% 61.11% (with notes)

21 34 not OK

11 16

Perbandingan THP terhadap angsuran ≥3, jangka waktu pembayaran <3 tahun, tidak memiliki

rekening simpanan 38.18% 61.82% (with notes)

15 28 not OK

12 23

Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, lama menetap ≥5 tahun, jangka waktu pembayaran

<3 tahun, usia ≥45 tahun 34.88% 65.12% (with notes)

16 63 not OK

13 20

Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia <45 tahun, lama menetap <5 tahun, kepemilikan tempat

tinggal rumah bukan milik sendiri 20.25% 79.75% (with notes)

11 81

14 12 Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia ≥45

dapat dikatakan baik (OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default akan tetapi dengan catatan (with notes) harus diadakan tinjauan ulang terhadap debitur karena besarnya persentase default lebih dari 20%.

Karakteristik debitur ke-7 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua, berusia kurang dari 45 tahun dan lama menetap lebih dari atau sama dengan 5 tahun. Persentase debitur non default sebesar 45.50% dan debitur default sebesar 54.50%. %. Karakteristik debitur ke-7 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut.

Karakteristik debitur ke-8 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua, berusia kurang dari 45 tahun, lama menetap kurang dari 5 tahun dan memiliki rumah pribadi. Persentase debitur non default sebesar 43.24% dan debitur default sebesar 56.76%. Karakteristik debitur ke-8 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut.

Karakteristik debitur ke-9 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga dan lama menetap kurang dari 5 tahun. Persentase debitur non default sebesar 39.45% dan debitur default sebesar 60.55%. Karakteristik debitur ke-9 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut.

Karakteristik debitur ke-10 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua, berusia lebih dari atau sama dengan 45 tahun dan memiliki rekening simpanan. Persentase debitur non

default sebesar 38.89% dan debitur default sebesar 61.11%. Karakteristik debitur ke-10 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut.

Karakteristik debitur ke-11 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran lebih dari atau sama dengan tiga, jangka waktu pembayaran kredit kurang dari 3 tahun dan tidak memiliki rekening simpanan. Persentase debitur non default sebesar 38.18% dan debitur default sebesar 61.82%. Karakteristik debitur ke-11 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut.

Karakteristik debitur ke-12 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga, lama menetap lebih dari atau sama dengan 5 tahun, jangka waktu pembayaran kredit kurang dari 3 tahun dan berusia lebih dari atau sama dengan 45 tahun. Persentase debitur non default sebesar 34.88% dan debitur default sebesar 65.12%. Karakteristik debitur ke-12 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut.

Karakteristik debitur ke-13 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua, berusia kurang dari 45 tahun, lama menetap kurang dari 5 tahun dan tidak memiliki rumah pribadi. Persentase debitur non default sebesar 20.25% dan debitur default sebesar 79.75%. Karakteristik debitur ke-13 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik

seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut.

Karakteristik debitur ke-14 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua, berusia lebih dari atau sama dengan 45 tahun dan tidak memiliki rekening simpanan. Persentase debitur non default sebesar 11.96% dan debitur default sebesar 88.04%. Karakteristik debitur ke-14 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debiturnon default karena memiliki persentase default lebih dari 80%.

Karakteristik debitur yang terbentuk dari analisis CHAID menghasilkan empat klasifikasi debitur. Pertama, klasifikasi debitur yang baik (OK) untuk memprediksi debitur ke dalam kategori non default, yaitu pada karakteristik debitur ke-1 sampai ke-4 dengan persentase untuk masing-masing karakteristik adalah sebesar 100%, 94.44%, 82.93% dan 81.82%. Kedua, klasifikasi debitur yang cukup baik (OK) dalam memprediksi debitur ke dalam kategori non default akan tetapi perlu adanya catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang oleh pihak bank kepada debitur tersebut. Karakteristik debitur yang termasuk klasifikasi kedua adalah karakteristik ke-5 dan ke-6. Ketiga, klasifikasi debitur yang tidak cukup baik (not OK) dalam

Dokumen terkait