• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anggota

Berdasarkan kerangka berpikir seperti yang dikemukakan diatas, dimana bila gaya kepemimpinan mendukung untuk dapat meningkatkan motivasi anggota, maka kinerja anggota juga akan sesuai dengan yang diinginkan organisasi. Maka dapat dikemukakan disini bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama akan lebih meningkatkan kepuasan kerja anggota.

Bagan 2.4

Proses Penelitian Kuantitatif

TIDAK VALID

Dalam melakukan penelitian kuantitatif dimulai dari masalah dan pada penelitian kuantitatif masalah yang dibawa harus sudah jelas. Berikutnya menentukan teori yang berhubungan dengan variabel penelitian. Sementara itu pada anggota Detasemen C Sat III Pelopor untuk mencapai kepuasan kerja tentunya terdapat suatu permasalahan yang perlu diketahui penyebabnya melalui penelitian dengan menyebarkan kuesioner yang didalamnya terdapat 2 variabel independen yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja serta 1 variabel dependen kepuasan kerja.

Pengumpulan data : - pembuatan kuisioner - penentuan sampel

- penyebaran kuisioner uji coba validitas dan reliabilitas (30 sampel)

Analisis korelasi, analisis regresi berganda dan analisis data, uji t Penyebaran kuisioner lanjutan : profil responden, deskripsi variabel, uji normalitas data Perumusan hipotesis Landasan teori Rumusan masalah

Kesimpulan dan saran

Analisis data hasil uji coba validitas dan reliabilitas

Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap 30 orang sampel untuk mengetahui apakah pernyataan pada kuesioner telah dipahami oleh responden. Apabila hasilnya valid maka penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 195 responden yang kemudian dianalisis hasilnya. Langkah selanjutnya dengan menggolongkan profil responden berdasarkan pangkat, usia, lama bekerja, tingkat pendidikan, unit, dan pendidikan kejuruan dan latihan. Selanjutnya mendeskripsikan variabel untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel penelitian yang terdiri dari variabel gaya kepemimpinan, variabel motivasi kerja dan variabel kepuasan kerja dilakukan statistik deskriptif. Sebelum melakukan analisis korelasi dan analisis regresi terlebih dahulu dilakukan uji coba normalitas data, apabila hasilnya normal atau secara umum dikatakan normal maka dilanjutkan dengan melakukan analisis korelasi dan analisis regresi.

Pengujian hipotesis t dalam penelitian ini setelah melakukan analisis korelasi dan regresi terhadap variabel variabel penelitian dilakukan pengujian t dengan tujuan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual yang pada akhirnya dapat dibuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

2.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan berkaitan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja ditemukan 4 (empat) tesis dari Universitas Indonesia yang merupakan data sekunder. Peneliti mengambil hasil penelitian yang obyeknya organisasi di luar Polri dan organisasi Polri dengan alasan bahwa hal-hal yang positif yang berada pada organisasi di luar Polri dapat diterapkan pula pada organisasi Polri. Keempat hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Nuraida Hidayati

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menguji hubungan variabel independen kecerdasa emosional, iklim organisasi dan pemberdayaan karyawan terhadap variabel dependen kepuasan kerja. Penelitian ini juga mengujiada tidaknya perbedaan kepuasan kerja di unit kerja penunjang/ pendukung dengan

jumlah 146 responden dan unit kerja pokok dengan 157 orang responden di BPK Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hubungan asosiatif yang bertujuan untuk menguji hubungan dua variabel atau lebih. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling.

Hasil yang diperoleh adalah bahwa masing-masing variabel kecerdasan emosional, iklim organisasi dan pemberdayaan karyawan berhubungan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dengan besaran koefisian korelasi yang bervariatif antara unit kerja penunjang/ pendukung dan unit kerja pokok. Sedangkan untuk masing-masing indikatornya tidak semuanya berhubungan secara positif terhadap kepuasan kerja. Kesimpulannya adalah bahwa terdapat perbedaan kepuasan kerja antara unit kerja penunjang/ pendukung dengan unit kerja pokok.

2. A.Y Retno Dwiarsih (2001)

Seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Judul penelitian adalah Hubungan antara kepemimpinan, iklim organisasi dan karakteristik individu dengan kepuasan kerja. Populasi penelitian adalah para instruktur BLK se-Jawa Barat dibagi 2 tipe yaitu BLK tipe A dengan populasi 40 diambil sampel 36, sedangkan BLK tipe B dengan populasi 70 dan sampel 59. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kepemimpinan dan iklim organisasi di BLK dengan kepuasan kerja instruktur. Serta adanya perbedaan yang signifikan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja instruktur di BLK tipe A dengan BLK tipe B. 3. Aziza Aziz (1991)

Seorang mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Judul penelitian adalah Hubungan Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan, dan Kepuasan Kerja Perawat dengan penampilan kerja perawat di RSU Abdul Moeloek Lampung. Populasi penelitian adalah paramedis perawatan di unit rawat inap yang meliputi unit penyakit dalam, unit bedah, unit paru, unit syaraf dan jiwa, unit kebidanan dan neunatus, unit mata, unit THT, unit anak, paviliun Cut Meutia, serta paviliun Sudha Nirmala. Sampel diambil dari seluruh perawat yang telah bekerja lebih dari 1 (satu) tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat mempunyai penampilan kerja tinggi dan rendah yang hampir berimbang. Perawat lebih banyak yang memiliki motivasi kerja yang tinggi daripada yang memiliki motivasi kerja rendah karena sebagian besar menerima gaya kepemimpinan partisipatif namun tingkat kepuasan kerja perawat memiliki hasil yang berimbang antara tinggi dan rendahnya. Bahwa berdasarkan uji analisis dengan Chi Square, motivasi kerja yang tingggi tidak memberikan perbedaan yang bermakna pada penampilan kerja. 4. Wawan Kurniawan (2010)

Seorang mahasiswa Program Studi Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia dengan judul tesis Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Anggota Direktorat Lalu Lintas Polri. Populasi penelitian adalah anggota Ditlantas Polri yang berjumlah 459 orang. Penentuan sampel menggunakan tabel Kreijk Morgan yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi tertentu denagn taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan taraf kesalahan 5% maka diperoleh sampel sebanyak 198 anggota Ditlantas Polri. Populasi subyek dikelompokkan menurut strata anggota yaitu Pamen 39 orang, Pama 57 orang, dan Bintara 363 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kepemimpinan dan komunikasi secara bersama-sama memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap kepuasan kerja anggota Ditlantas Polri. Kontribusi kepemimpinan terhadap kepuasan kerja lebih besar daripada komunikasi karena kepemimpinan sebagai pengelola sumber daya dan sumber dana dalam organisasi dengan menggunakan komunikasi sebagai sarana dalam mencapai tujuannya.

2.5 Kerangka Konseptual

Sesuai dengan latar belakang masalah, tujuan permasalahan, rumusan permasalahan, dan landasan teori yang dipilih, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagan 2.5

Pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)

Desain Korelasi antara 2 variabel independen dan 1 variabel dependen (Wirawan, 2009 : 188).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen. Untuk mencari pengaruh gaya kepemimpinan (X1) terhadap kepuasan kerja (Y) dan motivasi kerja (X2) terhadap kepuasan kerja (Y) peneliti akan menggunakan teknik regresi sederhana sedangkan untuk mencari pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y menggunakan analisis regresi berganda. Pada variabel kepemimpinan dianalisis dengan menggunakan teori kepemimpinan jalur-sasaran (Path-Goal theory) dari Robert House dengan empat indikator yaitu direktif, suportif, partisipatif, dan pemimpin berorientasi prestasi. Dengan mempergunakan salah satu dari empat gaya diatas, dan dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti yang diuraikan tersebut, maka pemimpin berusaha mempengaruhi persepsi bawahannya dan memotivasikannya dengan cara mengarahkan mereka pada kejelasan tugas-tugasnya, pencapain tujuan, kepuasan kerja, dan pelaksanaan kerja yang efektif. Sementara itu motivasi kerja menggunakan teori dua faktor oleh Frederick Herzberg yang menjelaskan bahwa kemauan kerja ditunjukkan oleh semangat dan gairah kerja yang didapat dari semangat dan gairah kerja dari dalam diri orang yang bersangkutan (motivasi intrinsik) dan didorong oleh motivasi secara ekstrinsik. Jadi motivasi kerja dibentuk oleh motivasi yang bersifat intrinsik dan motivasi yang bersifat ekstrinsik. Gaya Kepemimpinan

X1

Motivasi kerja

X2

Kepuasan kerja

Y

BAB 3

Dalam dokumen PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI (1) (Halaman 88-93)

Dokumen terkait